Fire and flood: Soil-stored seed bank and germination ecology in the endangered Carrington Falls Grevillea (Grevillea rivularis, Proteaceae)

2003 ◽  
Vol 28 (2) ◽  
pp. 128-136 ◽  
Author(s):  
Melinda Pickup ◽  
Keith L. McDougall ◽  
Robert J. Whelan
Seeds ◽  
2014 ◽  
pp. 187-276 ◽  
Author(s):  
Carol C. Baskin ◽  
Jerry M. Baskin

Seeds ◽  
1998 ◽  
pp. 133-179 ◽  
Author(s):  
Carol C. Baskin ◽  
Jerry M. Baskin

Plants ◽  
2018 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 7 ◽  
Author(s):  
Stefano Benvenuti ◽  
Marco Mazzoncini

Trials were performed to test the germination ecology of buried weed seeds as a function of physical soil conditions such as of burial depth, texture, and compaction. Indeed, these ecological conditions, due to the adopted agronomic practices, play a crucial role in modulating the seed bank germination dynamics. Experiments were carried out in open fields in confined soils (polypropylene pipes), and in the laboratory in Petri dishes. Sowing depth strongly inhibited the seed germination of the three weed species selected. This inhibition was found to be inversely proportional to the size of the soil particles. Compaction strongly increased the depth-mediated inhibition, especially in soils that were rich in clay particles, and was inversely proportional to the seed size. The physiological nature of the dormancy imposed by burial was investigated. In addition, ungerminated seeds, re-exhumed after deep-sowing for six months, were found to be in deep dormancy, especially after burial in compacted clay soil. This dormancy induction was more pronounced in weed species characterized by small seeds. Critical issues are discussed regarding weed seed bank ecophysiology and their management in sustainable agricultural cropping systems.


2019 ◽  
Vol 54 (1-2) ◽  
pp. 151-161 ◽  
Author(s):  
Tania Company ◽  
Pilar Soriano ◽  
Elena Estrelles ◽  
Olga Mayoral

Botany ◽  
2017 ◽  
Vol 95 (7) ◽  
pp. 673-684 ◽  
Author(s):  
Adelaide S. Clemente ◽  
Jonas V. Müller ◽  
Erika Almeida ◽  
Catarina A. Costa ◽  
Sara Lobo Dias ◽  
...  

Protocols for the conservation of threatened plants are often constrained by the absence of data on germination ecology. However, seed bank managers periodically monitor the viability of stored seed collections using germination tests. Here, we argue that data from those tests can and should be used to provide information on germination requirements of threatened species. Twelve taxa endemic to Portugal were used as a test case to determine the effect of incubation temperature and pretreatments upon germination and to identify major factors eliciting germination and releasing dormancy. We achieved maximum germination percentages >95% for nine taxa. Temperature significantly affected the final germination and mean germination time in most taxa. Maximum and faster germination at cool temperatures (15 °C or alternate 20/10 °C) was the prevailing trend. Cold stratification improved germination in one species, suggesting physiological dormancy. Scarification increased the germination percentage of one species among those expected to exhibit physical dormancy. Seed bank data provided valuable information on germination ecology, which can be used in in-situ conservation and as a baseline for further germination studies. Given the increasing threats to plant diversity, accessibility to seed bank data are paramount.


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 73-83
Author(s):  
Raihan Fadhil Muhammad ◽  
Budi Waluyo

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari variabilitas genetik, heritabilitas, dan menyeleksi penampilan genotipe karakter agronomi unggul pada 57 galur sawi untuk digunakan dalam bahan baku konsumsi dan industri. Penelitian ini dilaksanakan di Seed Bank and Nursery, Agrotechno Park Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang pada bulan Desember 2018 – April 2019. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah rancangan acak kelompok diperluas (augmented design). Perlakuan yang diberikan adalah 60 genotipe sawi yang terdiri dari 57 genotipe yang diuji dan 3 varietas sebagai cek. Genotipe yang diuji akan disebar kedalam 5 blok, sedangkan tiga varietas cek akan ditanam pada setiap blok, sehingga terdapat 72 satuan percobaan. Variabel pengamatan karakter agronomi terdiri dari 15 karakter kualitatif dan 24 karakter kuantitatif. Variabilitas yang luas terdapat pada karakter biji per polong, jumlah polong per tanaman, dan berat segar. Heritabilitas tinggi terdapat pada karakter panjang kotiledon, jumlah daun konsumsi, berat segar, umur panen benih, jumlah polong per tanaman, panjang polong, lebar polong, dan jumlah biji per polong. Terdapat galur-galur sawi yang mempunyai karakter unggul untuk bahan baku konsumsi dan industri.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Sri Jayanthi, Zulfan Arico

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keanekaragaman jenis tumbuhan penyusun vegatasi kawasan ekosistem Taman Nasional Gunung Leuser yang mengalami kerusakan akibat pembukaan perkebunan kelapa sawit dengan menggunakan teknologi seed bank. Waktu penelitian berlangsung mulai bulan April sampai September 2018. Pengambilan sampel tanah menggunakan metode jalur. Pada jalur pengamatan diambil cuplikan sampel tanah sesuai dengan kondisi tutupan tajuk dan kerapatan vegetasi yang dibagi menjadi 3 titik yaitu jarang, sedang dan rapat. Kemudian masing-masing titik diambil sampel tanah secara random  sebanyak 3 kali ulangan dengan menggunakan kotak besi berukuran 25 x 25 cm sedalam: (i) 0-5 cm, (ii) 5-10 cm, (iii) 10-15 cm. Tanah kemudian dimasukkan kedalam kantong plastik dengan menggunakan cangkul kemudian diberi label.ampel tanah kemudian disimpan di dalam rumah kaca untuk selanjutnya dilakukan uji perkecambahan. Informasi tentang cadangan biji di dalam tanah penting dalam studi ekologi komunitas karena dapat menggambarkan vegetasi yang ada di atasnya dan mengetahui potensi jenis tanaman lain yang akan tumbuh di habitat tersebut. Dari hasil penelitian ditemukan 13 famili dengan 18 jenis yang tumbuh pada bak-bak penelitian yang terdiri dari 7 jenis pohon dan 11 jenis golongan tumbuhan bawah dengan jumlah seluruhnya adalah 366 spesies. Dari hasil kekayaan jenis kecambah yang tumbuh pada bak pengamatan didapatkan nilai KR, FR dan INP tertinggi terdapat pada jenis Melastoma malabathricum dengan nilai KR (63,115 %), nilai FR (32,692 %) dan INP (95,807 %). Sedangkan untuk nilai terendah terdapat pada jenis Cocculus hirsutus dengan nilai KR (0,273 %), FR (0,962 %) dan INP (1,235 %). Jenis dan jumlah kecambah sangat dipengaruhi oleh ketinggian tempat dan tidak dipengaruhi oleh kedalaman tanah. Jumlah biji terbanyak yang ditemukan di lantai hutan adalah jenis Macaranga gigantea yaitu 28 biji dan jumlah biji terendah yang ditemukan adalah jenis Villebrunea rubescens, yaitu sebanyak 7 biji.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document