scholarly journals Angiotensin-converting Enzyme Inhibitor/Angiotensin Receptor Blocker Use and COVID-19: Time to Change Practice or Keep Gathering Data?

2020 ◽  
Vol 71 (9) ◽  
pp. 2457-2458 ◽  
Author(s):  
Alejandro de Feria ◽  
Juan M Ortega-Legaspi
2018 ◽  
pp. 1
Author(s):  
A.H Jaya ◽  
M.A Sarasmita ◽  
A.A.R Karsana

Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Salah satu komplikasi yang diderita pada pasien diabetes melitus tipe 2 adalah nefropati diabetik yang ditandai dengan terdapatnya protein pada urin pasien. Protein urin merupakan suatu prediktor yang sangat kuat dalam risiko kerusakan ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola dan jumlah penggunaan obat antihipertensi ACEI (Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor) dan dan ARB (Angiotensin Receptor Blocker) dan mengetahui perbaikan derajat protein urin setelah pemberian terapi antihipertensi ACEI dan ARB pada pasien nefropati diabetik di RSUP Sanglah Denpasar. Penelitian ini menggunakan rancangan retrospektif dengan menelusuri data rekam medik dari tahun 2014 sampai 2015. Metode deskriptif dilakukan dengan pencatatan obat antihipertensi ACEI dan ARB yang diperoleh pasien dengan melihat data pada rekam medik. Metode prevalensi deskriptif dilakukan dengan mengamati data rekam medik mengenai pemberian terapi selama tiga bulan dengan mencatat beberapa parameter yaitu kadar protein urin. Dibandingkan juga efektivitas antara ACEI dan ARB dalam menurunkan kadar protein pada urin. Diperoleh subjek penelitian sebanyak tiga puluh dua pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat antihipertensi ACEI dan ARB yang paling banyak digunakan adalah captopril dan valsartan. Terdapat dua pasien yang dapat mencapai target terapi antihipertensi ACEI dan ARB. Antihipertensi ACEI lebih efektif untuk menurunkan kadar protein urin pasien dibandingkan dengan ARB.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document