scholarly journals World Health Organization Health in 2015: From MDGs, Millennium Development Goals, to SDGs, Sustainable Development Goals Geneva: WHO Press, 2016. 212 p. $60.00 (pbk.).

2016 ◽  
Vol 42 (3) ◽  
pp. 575-575 ◽  
Author(s):  
John Bongaarts
Sari Pediatri ◽  
2018 ◽  
Vol 20 (3) ◽  
pp. 178
Author(s):  
Wara Fitria Tristiyanti ◽  
Didik Gunawan Tamtomo ◽  
Yulia Lanti Retno Dewi

Latar belakang. Obesitas pada balita menjadi perhatian World Health Organization (WHO) dengan menetapkan masalah obesitas sebagai salah satu indikator untuk mengatasi masalah melalui Sustainable Development Goals (SDGs). Pada tahun 2015, prevalensi obesitas balita secara global mencapai 6,2% atau 42 juta balita. Faktor penyebab obesitas di antaranya adalah durasi tidur, asupan makanan, dan aktivitas fisik.Tujuan. Untuk menganalisis hubungan durasi tidur, asupan makanan, dan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada balita usia 3-5 tahun beserta tingkat risiko di wilayah Kota Yogyakarta. Metode. Jenis penelitian ini adalah kasus-kontrol dengan jumlah total subjek adalah 144 balita di wilayah Kota Yogyakarta. Jumlah subjek pada masing-masing kelompok adalah 72 balita. Data durasi tidur diperoleh melalui kuesioner Children’s Sleep Habit Questionnaire (CSHQ) tervalidasi, data asupan makanan dikumpulkan dengan kuesioner recall makan 2x24 jam, dan data aktivitas fisik diperoleh dari kuesioner recall aktivitas fisik 24 jam. Data dianalisis menggunakan uji Chi- square dan regresi logistik. Hasil. Terdapat hubungan yang signifikan antara durasi tidur, asupan makanan, dan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada balita usia 3-5 tahun (p<0,005). Balita dengan durasi tidur kurang (lama tidur <10 jam) berisiko menjadi obesitas 2,5 (OR=2,49; IK95%: 1,04-5,93) kali lebih besar dibandingkan dengan balita dengan durasi tidur yang cukup (lama tidur ≥10jam). Balita dengan asupan makanan lebih (asupan energi >110 % AKG) berisiko menjadi obesitas 4,4 (OR=4,42; IK95%: 2,02-9,69) kali lebih besar dibandingkan dengan balita dengan asupan makanan cukup (asupan energi 80-110% AKG). Balita dengan aktivitas fisik sangat ringan (PAL<1,5) berisiko menjadi obesitas 6,1 (OR=6,15; IK95%: 2,73-13,85) dibandingkan dengan balita dengan aktivitas fisik ringan atau sedang. Kesimpulan. Durasi tidur, asupan makanan, dan aktivitas fisik, secara signifikan berhubungan dengan kejadian obesitas pada balita usia 3-5 tahun.


2020 ◽  
Vol 2019 (1) ◽  
pp. 545-556
Author(s):  
Aditya Yogatama ◽  
Winih Budiarti

Tujuan nomor 3 Sustainable Development Goals (SDGS) adalah memastikan kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan untuk semua usia. Beberapa target dari tujuan tersebut adalah menurunkan angka kematian ibu pada tahun 2030 menjadi tidak lebih dari 70 per 100.000 kelahiran hidup dan mencapai cakupan kesehatan universal. Salah satu cara menurunkan risiko kematian pada ibu yang punya komplikasi kehamilan adalah secara normal adalah operasi sesar meskipun bukan berarti operasi sesar tidak memiliki efek samping. World Health Organization berpendapat bahwa angka persalinan sesar suatu negara diatas 10 persen tidak ada hubungannya dengan angka kematian ibu, kondisi ini belum terpenuhi di Indonesia pada tahun 2017 dimana angka persalinan sesar menyentuh angka 17 persen. Persalinan sesar juga lebih sering terjadi pada wanita perkotaan dimana sebesar 66,5 persen persalinan sesar dilakukan di perkotaan. Tidak hanya itu, hanya sebesar 25 persen wanita miskin yang memanfaatkan fasilitas ini. Meskipun angka persalinan sesar sudah terlalu tinggi, persalinan sesar lebih sering dimanfaatkan oleh golongan tertentu. Penelitian ini berjenis cross section menggunakan regresi logistik multilevel dengan tujuan menemukan gambaran umum dan karakteristik persalinan wanita tanpa komplikasi kehamilan dan variabel individual serta kontekstual yang mempengaruhinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 13,8 persen persalinan wanita tanpa komplikasi kehamilan dilakukan secara sesar. Dari hasil analisis ditemukan bahwa 7,52 persen keragaman disebabkan oleh variabel kontekstual. Variabel-variabel yang berpengaruh secara signifikan adalah usia, pendidikan formal yang ditamatkan, riwayat keguguran, anak yang pernah dilahirkan dan karakteristik wilayah pdrb per kapita dan persentase rumah sakit swasta.


2021 ◽  
Author(s):  
Miftahul Jannah

Indonesia sehat adalah suatu gambaran kondisi Indonesia di masa depan, yakni masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Visi Depkes 2010-2014 yaitu masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan (Depkes, 2010). Setiap negara memiliki tolak ukur dalam pencapaian derajat kesehatan, diIndonesia salah satu indikator dalam pencapaian derajat kesehatan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan sesuai dengan visi Depkes 2010 –2014 adalah dengan target menurunkan kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) yang masih tinggi (Ronald, 2011).World Health Organization (WHO) memperkirakan angka kematian maternal di Indonesia diperkirakan mencapai 100 sampai 1.000 lebih per 100.000 dari kelahiran hidup. Hasil laporan kemajuan pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup, tertinggi di Asia Tenggara (Sukowati, 2008). Dan berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 jumlah AKI di Indonesia yaitu 359 per 100 ribu kelahiran hidup (Depkes, 2012). Berdasarkan laporan diperkirakan 50.000.000 ibu setiap tahunnya mengalami masalah kesehatan yang berhubungan dengan komplikasi –komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas.komplikasi yang adakaitannya dengan kehamilan berjumlah sekitar 18 % dari jumlah global penyakit yang di derita wanita pada usia reproduksi. Dan diperkirakan 40 % wanita hamil akan mengalami komplikasi sepanjang kehamilannya (Ronald, 2011). Menurut Ronald (2010) diperkirakan dari setiap ibu yang meninggal dalam kehamilan, karena menderita komplikasi, diakibatkan karena adanya penyebab langsung dan tidak langsung dari kematian ibu tersebut. Penyebab utama kematian ibu yaitu adanya perdarahan (25 %), sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8 %), komplikasi aborsi tidak aman (13%), dan penyebab lain (8%) maka penyebab tidak langsung dari kematian ibu seperti anemia. Sebab kematian ibu , mulai dari kehamilan itu sendiri terdapat banyak masalah yang salah satunya kehamilan dengan mitos –mitos yang baik sadar atau tidak disadari selalu hidup secara turun temurun dalam masyarakat. Mitos-mitos kehamilan ini dapat memberikan pengaruh bagi perilaku ibu hamil baik itu positif maupun negative. Dari penyebab kematian ibu tersebut masalah kematian maupun kesakitan dan kunjungan pemeriksaan kehamilan pada ibu tidak terlepas dari faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat. Disadari atau tidak faktor kebudayaan, kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti berbagai pantangan, hubungan sebab akibat, antara makanan dan kondisi sehat sakit, kebiasaan, dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu. Pengetahuan, sosial dan budaya ibu yang sedang hamil akan memengaruhi kesehatan ibu saat hamil.


2021 ◽  
Author(s):  
Miftahul Jannah

Indonesia sehat adalah suatu gambaran kondisi Indonesia di masa depan, yakni masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Visi Depkes 2010-2014 yaitu masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan (Depkes, 2010). Setiap negara memiliki tolak ukur dalam pencapaian derajat kesehatan, diIndonesia salah satu indikator dalam pencapaian derajat kesehatan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan sesuai dengan visi Depkes 2010 –2014 adalah dengan target menurunkan kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) yang masih tinggi (Ronald, 2011).World Health Organization (WHO) memperkirakan angka kematian maternal di Indonesia diperkirakan mencapai 100 sampai 1.000 lebih per 100.000 dari kelahiran hidup. Hasil laporan kemajuan pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup, tertinggi di Asia Tenggara (Sukowati, 2008). Dan berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 jumlah AKI di Indonesia yaitu 359 per 100 ribu kelahiran hidup (Depkes, 2012). Berdasarkan laporan diperkirakan 50.000.000 ibu setiap tahunnya mengalami masalah kesehatan yang berhubungan dengan komplikasi –komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas.komplikasi yang adakaitannya dengan kehamilan berjumlah sekitar 18 % dari jumlah global penyakit yang di derita wanita pada usia reproduksi. Dan diperkirakan 40 % wanita hamil akan mengalami komplikasi sepanjang kehamilannya (Ronald, 2011). Menurut Ronald (2010) diperkirakan dari setiap ibu yang meninggal dalam kehamilan, karena menderita komplikasi, diakibatkan karena adanya penyebab langsung dan tidak langsung dari kematian ibu tersebut. Penyebab utama kematian ibu yaitu adanya perdarahan (25 %), sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8 %), komplikasi aborsi tidak aman (13%), dan penyebab lain (8%) maka penyebab tidak langsung dari kematian ibu seperti anemia. Sebab kematian ibu , mulai dari kehamilan itu sendiri terdapat banyak masalah yang salah satunya kehamilan dengan mitos –mitos yang baik sadar atau tidak disadari selalu hidup secara turun temurun dalam masyarakat. Mitos-mitos kehamilan ini dapat memberikan pengaruh bagi perilaku ibu hamil baik itu positif maupun negative. Dari penyebab kematian ibu tersebut masalah kematian maupun kesakitan dan kunjungan pemeriksaan kehamilan pada ibu tidak terlepas dari faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat. Disadari atau tidak faktor kebudayaan, kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti berbagai pantangan, hubungan sebab akibat, antara makanan dan kondisi sehat sakit, kebiasaan, dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu. Pengetahuan, sosial dan budaya ibu yang sedang hamil akan memengaruhi kesehatan ibu saat hamil.


2021 ◽  
Author(s):  
Miftahul Jannah

Indonesia sehat adalah suatu gambaran kondisi Indonesia di masa depan, yakni masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Visi Depkes 2010-2014 yaitu masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan (Depkes, 2010). Setiap negara memiliki tolak ukur dalam pencapaian derajat kesehatan, diIndonesia salah satu indikator dalam pencapaian derajat kesehatan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan sesuai dengan visi Depkes 2010 –2014 adalah dengan target menurunkan kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) yang masih tinggi (Ronald, 2011).World Health Organization (WHO) memperkirakan angka kematian maternal di Indonesia diperkirakan mencapai 100 sampai 1.000 lebih per 100.000 dari kelahiran hidup. Hasil laporan kemajuan pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup, tertinggi di Asia Tenggara (Sukowati, 2008). Dan berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 jumlah AKI di Indonesia yaitu 359 per 100 ribu kelahiran hidup (Depkes, 2012). Berdasarkan laporan diperkirakan 50.000.000 ibu setiap tahunnya mengalami masalah kesehatan yang berhubungan dengan komplikasi –komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas.komplikasi yang adakaitannya dengan kehamilan berjumlah sekitar 18 % dari jumlah global penyakit yang di derita wanita pada usia reproduksi. Dan diperkirakan 40 % wanita hamil akan mengalami komplikasi sepanjang kehamilannya (Ronald, 2011). Menurut Ronald (2010) diperkirakan dari setiap ibu yang meninggal dalam kehamilan, karena menderita komplikasi, diakibatkan karena adanya penyebab langsung dan tidak langsung dari kematian ibu tersebut. Penyebab utama kematian ibu yaitu adanya perdarahan (25 %), sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8 %), komplikasi aborsi tidak aman (13%), dan penyebab lain (8%) maka penyebab tidak langsung dari kematian ibu seperti anemia. Sebab kematian ibu , mulai dari kehamilan itu sendiri terdapat banyak masalah yang salah satunya kehamilan dengan mitos –mitos yang baik sadar atau tidak disadari selalu hidup secara turun temurun dalam masyarakat. Mitos-mitos kehamilan ini dapat memberikan pengaruh bagi perilaku ibu hamil baik itu positif maupun negative. Dari penyebab kematian ibu tersebut masalah kematian maupun kesakitan dan kunjungan pemeriksaan kehamilan pada ibu tidak terlepas dari faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat. Disadari atau tidak faktor kebudayaan, kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti berbagai pantangan, hubungan sebab akibat, antara makanan dan kondisi sehat sakit, kebiasaan, dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu. Pengetahuan, sosial dan budaya ibu yang sedang hamil akan memengaruhi kesehatan ibu saat hamil.


2019 ◽  
Vol 3 ◽  
pp. 1656 ◽  
Author(s):  

Dengue circulates endemically in many tropical and subtropical regions. In 2012, the World Health Organization (WHO) set out goals to reduce dengue mortality and morbidity by 50% and 25%, respectively, between 2010 and 2020. These goals will not be met. This is, in part, due to existing interventions being insufficiently effective to prevent spread. Further, complex and variable patterns of disease presentation coupled with imperfect surveillance systems mean that even tracking changes in burden is rarely possible. As part of the Sustainable Development Goals, WHO will propose new dengue-specific goals for 2030. The 2030 goals provide an opportunity for focused action on tackling dengue burden but should be carefully developed to be ambitious but also technically feasible. Here we discuss the potential for clearly defined case fatality rates and the rollout of new and effective intervention technologies to form the foundation of these future goals. Further, we highlight how the complexity of dengue epidemiology limits the feasibility of goals that instead target dengue outbreaks.


2021 ◽  
Author(s):  
Miftahul Jannah

Indonesia sehat adalah suatu gambaran kondisi Indonesia di masa depan, yakni masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Visi Depkes 2010-2014 yaitu masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan (Depkes, 2010). Setiap negara memiliki tolak ukur dalam pencapaian derajat kesehatan, diIndonesia salah satu indikator dalam pencapaian derajat kesehatan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan sesuai dengan visi Depkes 2010 –2014 adalah dengan target menurunkan kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) yang masih tinggi (Ronald, 2011).World Health Organization (WHO) memperkirakan angka kematian maternal di Indonesia diperkirakan mencapai 100 sampai 1.000 lebih per 100.000 dari kelahiran hidup. Hasil laporan kemajuan pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup, tertinggi di Asia Tenggara (Sukowati, 2008). Dan berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 jumlah AKI di Indonesia yaitu 359 per 100 ribu kelahiran hidup (Depkes, 2012). Berdasarkan laporan diperkirakan 50.000.000 ibu setiap tahunnya mengalami masalah kesehatan yang berhubungan dengan komplikasi –komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas.komplikasi yang adakaitannya dengan kehamilan berjumlah sekitar 18 % dari jumlah global penyakit yang di derita wanita pada usia reproduksi. Dan diperkirakan 40 % wanita hamil akan mengalami komplikasi sepanjang kehamilannya (Ronald, 2011). Menurut Ronald (2010) diperkirakan dari setiap ibu yang meninggal dalam kehamilan, karena menderita komplikasi, diakibatkan karena adanya penyebab langsung dan tidak langsung dari kematian ibu tersebut. Penyebab utama kematian ibu yaitu adanya perdarahan (25 %), sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8 %), komplikasi aborsi tidak aman (13%), dan penyebab lain (8%) maka penyebab tidak langsung dari kematian ibu seperti anemia. Sebab kematian ibu , mulai dari kehamilan itu sendiri terdapat banyak masalah yang salah satunya kehamilan dengan mitos –mitos yang baik sadar atau tidak disadari selalu hidup secara turun temurun dalam masyarakat. Mitos-mitos kehamilan ini dapat memberikan pengaruh bagi perilaku ibu hamil baik itu positif maupun negative. Dari penyebab kematian ibu tersebut masalah kematian maupun kesakitan dan kunjungan pemeriksaan kehamilan pada ibu tidak terlepas dari faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat. Disadari atau tidak faktor kebudayaan, kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti berbagai pantangan, hubungan sebab akibat, antara makanan dan kondisi sehat sakit, kebiasaan, dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu. Pengetahuan, sosial dan budaya ibu yang sedang hamil akan memengaruhi kesehatan ibu saat hamil.


2021 ◽  
Author(s):  
Miftahul Jannah

Indonesia sehat adalah suatu gambaran kondisi Indonesia di masa depan, yakni masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Visi Depkes 2010-2014 yaitu masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan (Depkes, 2010). Setiap negara memiliki tolak ukur dalam pencapaian derajat kesehatan, diIndonesia salah satu indikator dalam pencapaian derajat kesehatan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan sesuai dengan visi Depkes 2010 –2014 adalah dengan target menurunkan kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) yang masih tinggi (Ronald, 2011).World Health Organization (WHO) memperkirakan angka kematian maternal di Indonesia diperkirakan mencapai 100 sampai 1.000 lebih per 100.000 dari kelahiran hidup. Hasil laporan kemajuan pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup, tertinggi di Asia Tenggara (Sukowati, 2008). Dan berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 jumlah AKI di Indonesia yaitu 359 per 100 ribu kelahiran hidup (Depkes, 2012). Berdasarkan laporan diperkirakan 50.000.000 ibu setiap tahunnya mengalami masalah kesehatan yang berhubungan dengan komplikasi –komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas.komplikasi yang adakaitannya dengan kehamilan berjumlah sekitar 18 % dari jumlah global penyakit yang di derita wanita pada usia reproduksi. Dan diperkirakan 40 % wanita hamil akan mengalami komplikasi sepanjang kehamilannya (Ronald, 2011). Menurut Ronald (2010) diperkirakan dari setiap ibu yang meninggal dalam kehamilan, karena menderita komplikasi, diakibatkan karena adanya penyebab langsung dan tidak langsung dari kematian ibu tersebut. Penyebab utama kematian ibu yaitu adanya perdarahan (25 %), sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8 %), komplikasi aborsi tidak aman (13%), dan penyebab lain (8%) maka penyebab tidak langsung dari kematian ibu seperti anemia. Sebab kematian ibu , mulai dari kehamilan itu sendiri terdapat banyak masalah yang salah satunya kehamilan dengan mitos –mitos yang baik sadar atau tidak disadari selalu hidup secara turun temurun dalam masyarakat. Mitos-mitos kehamilan ini dapat memberikan pengaruh bagi perilaku ibu hamil baik itu positif maupun negative. Dari penyebab kematian ibu tersebut masalah kematian maupun kesakitan dan kunjungan pemeriksaan kehamilan pada ibu tidak terlepas dari faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat. Disadari atau tidak faktor kebudayaan, kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti berbagai pantangan, hubungan sebab akibat, antara makanan dan kondisi sehat sakit, kebiasaan, dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu. Pengetahuan, sosial dan budaya ibu yang sedang hamil akan memengaruhi kesehatan ibu saat hamil.


2021 ◽  
Author(s):  
Miftahul Jannah

Indonesia sehat adalah suatu gambaran kondisi Indonesia di masa depan, yakni masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Visi Depkes 2010-2014 yaitu masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan (Depkes, 2010). Setiap negara memiliki tolak ukur dalam pencapaian derajat kesehatan, diIndonesia salah satu indikator dalam pencapaian derajat kesehatan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan sesuai dengan visi Depkes 2010 –2014 adalah dengan target menurunkan kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) yang masih tinggi (Ronald, 2011).World Health Organization (WHO) memperkirakan angka kematian maternal di Indonesia diperkirakan mencapai 100 sampai 1.000 lebih per 100.000 dari kelahiran hidup. Hasil laporan kemajuan pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup, tertinggi di Asia Tenggara (Sukowati, 2008). Dan berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 jumlah AKI di Indonesia yaitu 359 per 100 ribu kelahiran hidup (Depkes, 2012). Berdasarkan laporan diperkirakan 50.000.000 ibu setiap tahunnya mengalami masalah kesehatan yang berhubungan dengan komplikasi –komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas.komplikasi yang adakaitannya dengan kehamilan berjumlah sekitar 18 % dari jumlah global penyakit yang di derita wanita pada usia reproduksi. Dan diperkirakan 40 % wanita hamil akan mengalami komplikasi sepanjang kehamilannya (Ronald, 2011). Menurut Ronald (2010) diperkirakan dari setiap ibu yang meninggal dalam kehamilan, karena menderita komplikasi, diakibatkan karena adanya penyebab langsung dan tidak langsung dari kematian ibu tersebut. Penyebab utama kematian ibu yaitu adanya perdarahan (25 %), sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8 %), komplikasi aborsi tidak aman (13%), dan penyebab lain (8%) maka penyebab tidak langsung dari kematian ibu seperti anemia. Sebab kematian ibu , mulai dari kehamilan itu sendiri terdapat banyak masalah yang salah satunya kehamilan dengan mitos –mitos yang baik sadar atau tidak disadari selalu hidup secara turun temurun dalam masyarakat. Mitos-mitos kehamilan ini dapat memberikan pengaruh bagi perilaku ibu hamil baik itu positif maupun negative. Dari penyebab kematian ibu tersebut masalah kematian maupun kesakitan dan kunjungan pemeriksaan kehamilan pada ibu tidak terlepas dari faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat. Disadari atau tidak faktor kebudayaan, kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti berbagai pantangan, hubungan sebab akibat, antara makanan dan kondisi sehat sakit, kebiasaan, dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu. Pengetahuan, sosial dan budaya ibu yang sedang hamil akan memengaruhi kesehatan ibu saat hamil.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document