scholarly journals Pemodelan Erosi dan Sedimentasi di DAS Bajulmati : Aplikasi Soil dan Water Assesment Tool (SWAT)

2020 ◽  
Vol 18 (2) ◽  
pp. 220-230
Author(s):  
Mohamad Wawan Sujarwo ◽  
Indarto Indarto ◽  
Marga Mandala

DAS bajulmati merupakan DAS kecil (± 173.4 km2) yang berada di wilayah timur pulau Jawa. DAS bajulmati memiliki iklim yang spesifik yaitu relatif kering dengan musim kemarau yang panjang (8-9 bulan selama setahun). Meskipun kondisi iklim yang kurang mendukung, sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani landang. Adanya perluasan lahan pertanian non irigasi/ladang mengakibatkan tutupan vegetasi semakin berkurang. Oleh karena itu, evaluasi DAS bajulmati diperlukan untuk mengetahui dampak perluasan lahan pertanian terhadap laju aliran dan sedimentasi dengan kondisi iklim yang cukup spesifik (kering). Salah satu model evaluasi pengelolaan DAS terhadap perubahan lahan adalah model SWAT (Soil and Water Assessment Tool). SWAT dapat menggambarkan proses hidrologi (erosi dan sedimentasi) unit lahan. data DEM resolusi (10x10 m) sebagai masukan utama untuk proses delinasi DAS. Data tanah, tutupan lahan, dan kontur digunakan untuk menentukan unit lahan/hydrolocal response unit (HRU) DAS. Data curah hujan dan iklim (suhu, kelembaban rata-rata, intensitas matahari, kecepatan angin) diperoleh dari stasiun yang tersebar di wilayah DAS. Semua data diintegrasikan ke dalam SWAT untuk menghitung proses hidrologi, erosi dan sedimentasi. Debit yang diamati digunakan untuk mengkalibrasi keluaran debit hasil SWAT di outlet DAS. Hasil kalibrasi debit menunjukkan nilai Nash-Sutcliffe Efficiency sebesar 0,53 dan validasi sebesar 0,5 serta koefisien determinasi sebesar 0,58 dan 0,78 (memuaskan) dan model dapat digunakan untuk ilustrasi proses hidrologi dalam DAS bajulmati. Analisis tingkat erosi SWAT menunjukkan bahwa 34,46; 39,19; dan 17,83 menunjukkan tingkat erosi sangat ringan sampai kategori sedang. Oleh karena itu, DAS Bajulmati masih dalam kategori aman karena rata-rata erosi berat dan sangat berat dibawah 10%. Nilai sedimentasi tertinggi pada HRU 512 dan SubDAS 23. Wilayah tersebut merupakan wilayah perkebunan dengan tingkat kemiringan diatas 40%.

2021 ◽  
Vol 31 (4) ◽  
pp. 696-710
Author(s):  
Liupeng Jiang ◽  
Jinghai Zhu ◽  
Wei Chen ◽  
Yuanman Hu ◽  
Jing Yao ◽  
...  

2018 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 83
Author(s):  
Santosa Sandy Putra ◽  
Soewarno Soewarno ◽  
Dwi Kristianto

Pengelolaan sedimentasi pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung hulu adalah salah satu kunci keberhasilan rencana pembangunan Waduk Ciawi. Sedimen yang dibawa oleh aliran sungai dapat ditampung menggunakan konstruksi mini sabodam. Kapasitas tampung yang kecil dari mini sabodam membuat struktur tersebut ramah lingkungan dan mudah dibangun. Namun demikian, letak dari mini sabodam perlu direncanakan agar dapat berfungsi secara maksimal (menampung sedimen yang akan masuk ke calon Waduk Ciawi). Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi volume sedimen yang akan tertahan serta lokasi usulan pembangunan mini sabodam di DAS Ciliwung Hulu. Analisis potensi sedimen dilakukan dengan pemodelan numeris SWAT (Soil and Water Assessment Tool) dan didasarkan pada karakteristik tanah, kelerengan,  dan tutupan lahan yang ada. Kawasan DAS Ciliwung hulu diklasifikasikan ke dalam beberapa HRU (Hydrological Response Unit). Masing-masing HRU merepresentasikan respon kawasan tersebut terhadap kejadian hujan. Model yang telah divalidasi kemudian digunakan untuk mengukur laju sedimentasi pada lokasi usulan mini sabodam. Penelitian ini menghasilkan tata letak, kapasitas tampung minimum, dan pola pemeliharaan (pengerukan sedimen) yang harus dilakukan agar mini sabodam dapat terus berfungsi dengan baik. Hasil akhir penelitian ini merupakan rekomendasi penting bagi penyusunan rencana induk pengendalian sedimentasi Calon Waduk Ciawi.


2020 ◽  
Vol 18 (2) ◽  
pp. 218-227
Author(s):  
Mohamad Wawan Sujarwo ◽  
Indarto Indarto ◽  
Marga Mandala

DAS bajulmati merupakan DAS kecil (± 173.4 km2) yang berada di wilayah timur pulau Jawa. DAS bajulmati memiliki iklim yang spesifik yaitu relatif kering dengan musim kemarau yang panjang (8-9 bulan selama setahun). Meskipun kondisi iklim yang kurang mendukung, sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani landang. Adanya perluasan lahan pertanian non irigasi/ladang mengakibatkan tutupan vegetasi semakin berkurang. Oleh karena itu, evaluasi DAS bajulmati diperlukan untuk mengetahui dampak perluasan lahan pertanian terhadap laju aliran dan sedimentasi dengan kondisi iklim yang cukup spesifik (kering). Salah satu model evaluasi pengelolaan DAS terhadap perubahan lahan adalah model SWAT (Soil and Water Assessment Tool). SWAT dapat menggambarkan proses hidrologi (erosi dan sedimentasi) unit lahan. data DEM resolusi (10x10 m) sebagai masukan utama untuk proses delinasi DAS. Data tanah, tutupan lahan, dan kontur digunakan untuk menentukan unit lahan/hydrolocal response unit (HRU) DAS. Data curah hujan dan iklim (suhu, kelembaban rata-rata, intensitas matahari, kecepatan angin) diperoleh dari stasiun yang tersebar di wilayah DAS. Semua data diintegrasikan ke dalam SWAT untuk menghitung proses hidrologi, erosi dan sedimentasi. Debit yang diamati digunakan untuk mengkalibrasi keluaran debit hasil SWAT di outlet DAS. Hasil kalibrasi debit menunjukkan nilai Nash-Sutcliffe Efficiency sebesar 0,53 dan validasi sebesar 0,5 serta koefisien determinasi sebesar 0,58 dan 0,78 (memuaskan) dan model dapat digunakan untuk ilustrasi proses hidrologi dalam DAS bajulmati. Analisis tingkat erosi SWAT menunjukkan bahwa 34,46; 39,19; dan 17,83 menunjukkan tingkat erosi sangat ringan sampai kategori sedang. Oleh karena itu, DAS Bajulmati masih dalam kategori aman karena rata-rata erosi berat dan sangat berat dibawah 10%. Nilai sedimentasi tertinggi pada HRU 512 dan SubDAS 23. Wilayah tersebut merupakan wilayah perkebunan dengan tingkat kemiringan diatas 40%.


2016 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 175-188 ◽  
Author(s):  
Mohsen Salarpour ◽  
Milad Jajarmizadeh ◽  
Sobri Harun ◽  
Rozi Abdullah

2010 ◽  
Vol 44 (18) ◽  
pp. 7138-7144 ◽  
Author(s):  
Tze Ling Ng ◽  
J. Wayland Eheart ◽  
Ximing Cai ◽  
Fernando Miguez

Author(s):  
Narayan K. Shrestha ◽  
Taimoor Akhtar ◽  
Uttam Ghimire ◽  
Ramesh P. Rudra ◽  
Pradeep K. Goel ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document