The British Road Research Laboratory:

2009 ◽  
pp. 37-62
Author(s):  
H. Perring

Frequence of accidents due to mechanical defects is examined, and in addition the ways in which designers can learn details of failures. Relatively few accidents are fully investigated for mechanical failures, therefore designers must rely mainly on manufacturer's warranty claims for their information about failures which occur in service. These defects have usually not caused the accidents which might have resulted from them. Certain accidents are investigated by police teams, the Road Research Laboratory, accident hospitals, and Ministry of Transport vehicle examiners; and from these bodies information on mechanical defects is supplied to the manufacturers. Designers should apply lessons learnt from vehicles in service to designs on the board.


Author(s):  
W. A. Lewis

The installation and test procedure employed at the Road Research Laboratory for studying the performance of compaction plant is described. The results of tests on a wide range of equipment are summarized and an outline is given of some investigations of more fundamental factors likely to affect the performance of compaction plant. The author would like to acknowledge the help given by his colleagues and particularly Mr A. W. Parsons of the Laboratory who assisted in much of the work described in the paper. The work described in this paper was carried out as part of the programme of research of the Road Research Laboratory and is contributed by permission of the Director of Road Research. Reproduced by permission of the Controller of H.M. Stationery Office, Crown copyright.


Teras Jurnal ◽  
2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Mulizar Mulizar

<p>Optimasi simpang bersinyal dimaksudkan untuk mengoptimalkan kinerja suatu jaringan jalan khususnya pada persimpangan bersinyal. Salah satu bentuk optimasi adalah melakukan sinkronisasi simpang bersinyal sehingga diperoleh suatu sistem koordinasi antar simpang bersinyal. Sistem ini bertujuan untuk mengurangi waktu tunda dan waktu berhenti kendaraan. Setelah melakukan antrian waktu merah pada salah satu persimpangan, kendaraan diharapkan akan memperoleh waktu hijau pada persimpangan berikutnya. Sistem demikian belum diterapkan di Jalan Merdeka Kota Lhokseumawe. Sebagai jalan utama pada pada lintasan tersebut ada tiga persimpangan bersinyal yaitu, Simpang BI (simpang I), Simpang Empat (simpang II) dan Simpang BPD (simpang III). Akibat belum adanya koordinasi antar ketiga persimpangan tersebut, sering kendaraan yang baru lolos dari simpang I harus berhenti dan menunggu fase hijau lagi pada simpang II dan sebaliknya. Hal yang sama juga terjadi antara simpang II dan simpang III sehingga antrian, waktu tundaan dan waktu berhenti yang panjang terutama pada jam puncak tidak dapat dihindari. Berdasarkan kondisi tersebut maka dilakukan studi untuk memperbaiki kinerja simpang tersebut dengan cara melakukan optimasi lampu lalulintas persimpangan. Ada dua metode yang digunakan pada optimasi ini, yaitu Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997) untuk pengolahan data lalulintas, sementara untuk optimasi menggunakan bantuan perangkat lunak Transyt 14 berpedoman pada metode yang dikembangkan oleh TRRL (Transport and Road Research Laboratory) Inggris. Transyt 14 digunakan untuk mengevaluasi kinerja persimpangan pada kondisi eksisting dan sebagai alat bantu proses optimasi untuk koordinasi persimpangan dengan panjang antrian, waktu tunda, jumlah henti sebagai parameter utama. Hasil optimasi dibandingkan kondisi eksisting diperoleh waktu siklus 81 detik, antrian berkurang 14,15%, waktu tunda berkurang 44,60%, jumlah henti turun 36,23% dan tingkat pelayanan dapat ditingkatkan dari D menjadi C.</p><p>Kata kunci: Optimasi, Simpang Bersinyal, Transyt 14</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document