scholarly journals ATENUASI WATER BOTTOM MULTIPLE DENGAN KOMBINASI METODE SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION DAN TRANSFORMASI RADON DI LAUT SERAM, PAPUA BARAT

2021 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 127-139
Author(s):  
Hanita Nur Fitria ◽  
Henry Manik

Metode seismik refleksi digunakan dalam eksplorasi minyak dan gas di laut dengan memanfaatkan gelombang suara yang menjalar ke dalam batuan dasar bumi. Penelitian ini menggunakan data seismik 2D laut berupa data lapangan hasil akuisisi di Perairan Seram, Papua Barat. Data lapangan hasil akuisisi masih bercampur dengan multiple yang disebabkan oleh perbedaan impedansi akustik dari lapisan-lapisan bawah permukaan bumi. Keberadaan multiple dapat menyebabkan kerumitan pada saat interpretasi karena menimbulkan efek reflektor semu. Oleh karena itu perlu diterapkan metode atenuasi multiple yang tepat, untuk mengurangi derau multiple. Penelitian ini menerapkan kombinasi antara Surface Related Multiple Elimination (SRME) dan Transformasi Radon untuk menghasilkan penampang seismik yang bebas dari multiple. Hasil dari pengolahan data menunjukkan bahwa kombinasi metode Surface Related Multiple Elimination dan Transformasi Radon efektif untuk menghilangkan multiple periode panjang pada zona near offset, middle offset dan far offset. Penerapan kombinasi metode ini juga menghapus beberapa bagian yang tidak signifikan pada reflektor utama oleh karena bercampurnya sinyal dan multiple dalam domain moveout yang sama.

2017 ◽  
Vol 32 (1) ◽  
Author(s):  
Tumpal Bernhard Nainggolan ◽  
Deny Setiady

Some deepwater multiple attenuation processing methods have been developed in the past with partial success. The success of surface multiple attenuation relies on good water bottom reflections for most deepwater marine situations. It brings the bigger ability to build an accurate water bottom multiple prediction model. Major challenges on 2D deepwater seismic data processing especially such a geologically complex structure of Seram Sea, West Papua – Indonesia are to attenuate surface related multiple and to preserve the primary data. Many multiple attenuation methods have been developed to remove surface multiple on these seismic data including most common least-squares, prediction-error filtering and more advanced Radon transform.Predictive Deconvolution and Surface Related Multiple Elimination (SRME) method appears to be a proper solution, especially in complex structure where the above methods fail to distinguish interval velocity difference between primaries and multiples. It does not require any subsurface info as long as source signature and surface reflectivity are provided. SRME method consists of 3 major steps: SRME regularization, multiple modeling and least-square adaptive subtraction. Near offset regularization is needed to fill the gaps on near offset due to unrecorded near traces during the acquisition process. Then, isolating primaries from multiples using forward modeling. Inversion method by subtraction of input data with multiple models to a more attenuated multiple seismic section.Results on real 2D deepwater seismic data show that SRME method as the proper solution should be considered as one of the practical implementation steps in geologically complex structure and to give more accurate seismic imaging for the interpretation.Keywords : multiple attenuation, 2D deepwater seismic, Radon transform, Surface Related Multiple Elimination (SRME). Banyak metode atenuasi pengulangan ganda dikembangkan pada pengolahan data seismik dengan tingkat keberhasilan yang rendah pada masa lalu. Keberhasilan dalam atenuasi pengulangan ganda permukaan salah satunya bergantung pada hasil gelombang pantul pada batas dasar laut dan permukaan pada hampir seluruh survei seismik laut. Hal tersebut menentukan keakuratan dalam membuat model prediksi pengulangan ganda dasar laut dan permukaan air. Tantangan utama dalam pemrosesan data seismik 2D laut dalam khususnya struktur geologi kompleks seperti Laut Seram, Papua Barat – Indonesia adalah pada kegiatan menekan pengulangan ganda permukaan sekaligus mempertahankan data primer. Beberapa metode yang dikembangkan untuk menghilangkan pengulangan ganda permukaan pada data seismik seperti least-square, filter prediksi kesalahan dan transformasi Radon.Dekonvolusi Prediktif dan Metode Surface Related Multiple Elimination (SRME) digunakan sebagai solusi yang baik pada struktur kompleks dimana metode-metode lain gagal untuk memisahkan perbedaan kecepatan interval data primer dan pengulangan ganda. Metode tersebut tidak membutuhkan informasi bawah permukaan selain parameter sumber dan reflektivitas permukaan. Metode SRME terdiri dari 3 tahapan utama : regularisasi SRME, pemodelan pengulangan ganda dan pengurangan adaktif least-square. Regularisasi near offset diperlukan untuk mengisi kekosongan pada near offset yang disebabkan oleh adanya sejumlah tras terdekat yang tidak terekam selama akuisisi. Pemodelan maju digunakan untuk memisahkan data primer dan pengulangan ganda kemudian inversi dengan pengurangan input data dengan model multiple.Hasil pada data seismik 2D laut dalam menunjukkan bahwa metode SRME layak diterapkan sebagai salah satu pengembangan metode atenuasi multiple permukaan serta untuk meningkatkan akurasi data seismik terutama untuk struktur geologi kompleks.Kata kunci : peredaman pengulangan ganda (multiple), seismik 2D laut dalam, transformasi Radon, Surface Related Multiple Attenuation (SRME).


1997 ◽  
Vol 37 (1) ◽  
pp. 777
Author(s):  
M.G. Lamont ◽  
N.F. Uren

There are two principle reasons why water bottom multiples off the coast of Western Australia can be very difficult to attenuate:A strongly reflective sea floor (often caused by shallow carbonates) gives multiples large amplitudes compared with the primary events they overlay.A widely occurring velocity inversion, beneath the carbonates, causes multiples and primaries to have similar moveouts.A range of processes are commercially available to attenuate multiples, including FK Demultiple, Radon Demultiple, and Predictive Deconvolution. These methods can be very successful under the right conditions. Two dimensional autoconvolution methods, although very promising, still have drawbacks and are extremely computationally expensive.Two new wavefield transformations, Multiple MoveOut (MMO) and IsoStretch Radial Trace (ISR), have been developed to precondition data prior to the removal of surface related multiples by existing techniques. These form the basis of a new multiple attenuating procedure.MMO shifts the data so that the simple water bottom multiples become periodic with the primary event. Water bottom pegleg multiples become approximately periodic.ISR interpolates oblique traces of constant stretch which also approximately map constant angles of incidence on the sea floor. The water bottom primary and multiple events form stationary time series after ISR. They are then amenable to removal by Event Prediction (one dimensional autoconvolution) or Predictive Deconvolution.The results of the new procedure are demonstrated on field data from off-shore Western Australia. It is shown to be more effective at removing both simple and pegleg water bottom multiples than traditional techniques. Finally, it is not computer intensive and does not require velocity analysis prior to its application (besides estimate of water velocity).


Geophysics ◽  
2007 ◽  
Vol 72 (5) ◽  
pp. V97-V109 ◽  
Author(s):  
Gabriel Alvarez ◽  
Biondo Biondi ◽  
Antoine Guitton

In complex areas, the attenuation of specular and diffracted multiples in image space is an attractive alternative to surface-related multiple elimination (SRME) and to data space Radon filtering. We present the equations that map, via wave-equation migration, 2D diffracted and specular water-bottom multiples from data space to image space. We show the equations for both subsurface-offset-domain common-image-gathers (SODCIGs) and angle-domain common-image-gathers (ADCIGs). We demonstrate that when migrated with sediment velocities, the over-migrated multiples map to predictable regions in both SODCIGs and ADCIGs. Specular multiples focus similarly to primaries, whereas diffracted multiples do not. In particular, the apex of the residual moveout curve of diffracted multiples in ADCIGs is not located at the zero aperture angle. We use our equation of the residual moveout of the multiples in ADCIGs to design an apex-shifted Radon transform that maps the 2D ADCIGs into a 3D model space cube whose dimensions are depth, curvature, and apex-shift distance. Well-corrected primaries map to or near the zero-curvature plane and specularly reflected multiples map to or near the zero apex-shift plane. Diffracted multiples map elsewhere in the cube according to their curvature and apex-shift distance. Thus, specularly reflected as well as diffracted multiples can be attenuated simultaneously. We show the application of our apex-shifted Radon transform to a 2D seismic line from the Gulf of Mexico. Diffracted multiples originate at the edges of the salt body and we show that we can successfully attenuate them, along with the specular multiples, in the image Radon domain.


2016 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 261-267
Author(s):  
Selly Remiandayu ◽  
Elistia Liza Namigo

Multiple adalah salah satu bentuk noise yang sering muncul pada data seismik laut akibat kontras impedansi antar lapisan batuan. Keberadaan multiple pada data seismik mengakibatkan berkurangnya kualitas gambaran bawah permukaan yang dapat menyebabkan kesalahan pada saat interpretasi data, terutama untuk data seismik laut dalam dengan struktur geologi bawah permukaan yang kompleks. Salah satu metode yang digunakan dalam menghilangkan multiple adalah metode Surface Related Multiple Elimination (SRME). Metode SRME menggunakan pendekatan prediksi multiple dimana prediksi multiple ini kemudian dikurangi dengan data input sehingga didapatkan hasil data seismik yang bebas dari multiple. Metode SRME tidak memerlukan informasi bawah permukaan dan model kecepatan dalam memprediksi multiple. Pada penelitian ini metode SRME diterapkan pada 4 line dari data seismik 2D Bryant Canyon Lepas Pantai Louisiana Texas.  Penelitian dilakukan dengan mengunakan software Geomage. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode SRME cukup efektif digunakan untuk menekan keberadaan multiple, terutama untuk jenis water-bottom multiple namun, metode ini masih belum optimal dalam mengatenuasi multiple di daerah far-offset. Oleh karena itu, pada penelitian ini juga dilakukan kombinasi metode SRME dengan metode radon parabolik untuk dapat menghilangkan multiple secara lebih optimal.Kata kunci: multiple, metode seismik, Geomage, Surface Related Multiple Elimination (SRME), radon parabolik.


2017 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 10-18
Author(s):  
Markus Dwiyanto Tobi ◽  
VINA N VAN HARLING
Keyword(s):  

Efisiensi suatu transformator antara lain ditentukan oleh besarnya beban yang meningkat baik dari bulan ke bulan maupun dari tahun ke tahun. Beban tersebut memberikan masukan kepada gardu induk sehubungan dengan kapasitasnya, sehingga akan dapat ditentukan apakah gardu induk tersebut masih mampu menanggung beban yang meningkat tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu penelitian mengenai optimalisasi efisiensi transformator yang ada di gardu induk Sorong, sehingga hasil dari penelitian ini dapat menentukan efisiensi transformator yang optimal sesuai dengan perkembangan beban yang akan datang. Dengan cara mengestimasi beban yang akan datang yang berupa arus (Ampere) di sisi sekunder, maka arus (Ampere) di sisi primer dapat diketahui, sehingga daya masukan (Watt) di sisi primer dan daya keluaran (Watt) di sisi sekunder dapat ditentukan.Jadi rugi-rugi transformator dapat diketahui. Dengan diketahui daya masukan, daya keluaran, rugi-rugi transformator, maka efisiensi transformator dapat ditentukan. Dari hasil estimasi beban diperoleh juga beberapa efisiensi, sehingga dapat ditentukan kapan optimal efisiensi tersebut akan terjadi terhadap perkembangan beban yang akan datang.


2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 14
Author(s):  
Imam Trianggoro Saputro ◽  
Mohammad Aris

Sorong merupakan salah satu kota yang terletak di Provinsi Papua Barat. Daerah ini memiliki tingkat kerentanan yang tinggi terhadap ancaman bahaya gempa bumi karena lokasinya terletak di antara pertemuan lempengan tektonik dan beberapa sesar aktif. Tingkat kerawanan terhadap gempa pada daerah ini cukup tinggi. Pada September 2016, BMKG mencatat bahwa terjadi gempa bumi dengan skala magnitudo sebesar 6,8 SR (Skala Ritcher) dengan kedalaman 10 meter dari permukaan laut dan berjarak 31 km arah timur laut kota Sorong. Gempa ini bersifat merusak. Akibat gempa ini, sebanyak 62 orang terluka dan 257 rumah rusak. Untuk itu diperlukan suatu analisis terhadap percepatan tanah puncak (Peak Ground Acceleration) terbaru sebagai langkah mitigasi yang nantinya dapat digunakan untuk perencanaan gedung tahan gempa.Pengumpulan data gempa pada peneltian ini yaitu data gempa yang terjadi sekitar kota Sorong pada rentang waktu 1900-2017. Data gempa yang diambil adalah yang berpotensi merusak struktur yaitu dengan magnitudo (Mw) ≥ 5 dengan radius gempa 500 km dari kota Sorong dan memiliki kedalaman antara 0 - 300 km. Setelah diperoleh data gempa maka dibuat peta sebaran gempa di wilayah kota Sorong. Percepatan tanah puncak dihitung berdasarkan fungsi atenuasi matuscha (1980) dan menggunakan pendekatan metode Gumbel.Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai percepatan tanah puncak (PGA) di wilayah kota Sorong pada periode ulang 2500 tahun atau menggunakan probabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun umur rencana bangunan diperoleh sebesar 708.9520 cm/dt2 atau 0.7227 g. Apabila melihat peta gempa SNI 1726-2012 yang menggunakan probabilitas yang sama maka nilai percepatan tanah puncak (PGA) ketika gempa bumi berkisar antara 0.4 g - 0.6 g. Nilai ini mengalami peningkatan yang berarti tingkat resiko terhadap gempa bumi pada wilayah kota Sorong meningkat.


2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 27
Author(s):  
Slamet Widodo ◽  
Faried Desembardi ◽  
Hendrik Pristianto
Keyword(s):  

Dengan dilaksanakannya Otonomi Khusus sejak tahun 2001, Percepatan Pembangunan Propinsi Papua Barat, Pasar Tunggal ASEAN 2015 serta belum meratanya kualitas SDM Konstruksi pada kontraktor lokal Papua, dan saat ini ditambah lagi dengan pembaharuan teknologi dalam penerapan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) yang dimulai sejak tahun 2008 dan akan diupdate sepenuhnya dari versi 3 ke versi 4 pada tahun 2018, maka dipandang perlu mengevaluasi kapasitas daya saing kontraktor lokal Papua. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi  profil daya saing kontraktor lokal Papua dalam mengikuti pelelangan pekerjaan melalui aplikasi SPSE. Penelitian dilaksanakan dengan  mereview data paket pekerjaan yang pelelangnya dimenangkan kontraktor lokal Papua di wilayah Propinsi Papua Barat.  Hasil penelitian didapatkan adalah profil daya saing kontraktor lokal Papua dalam memenangkan pelelangan melalui Layanan Pelelangan Secara Online (LPSE) pada kurun waktu 2015-2018 adalah berada dalam kisaran rata-rata 25,96% dari total pekerjaan yang dilelangkan di Provinsi Papua Barat. Mengingat kualifikasi perusahaan adalah bagian utama yang dinilai dalam sistem pelelangan secara online ini, dan dengan rata-rata baru 25,96% yang bisa dimenangkan oleh kontraktor lokal Papua maka mekanisme perusahaan dalam pengelolaan sumberdaya masih sangat perlu ditingkatkan kapasitasnya.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document