Analisis Percepatan Tanah Puncak Akibat Gempa Pada Kota Sorong Sebagai Upaya Mitigasi Bencana

2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 14
Author(s):  
Imam Trianggoro Saputro ◽  
Mohammad Aris

Sorong merupakan salah satu kota yang terletak di Provinsi Papua Barat. Daerah ini memiliki tingkat kerentanan yang tinggi terhadap ancaman bahaya gempa bumi karena lokasinya terletak di antara pertemuan lempengan tektonik dan beberapa sesar aktif. Tingkat kerawanan terhadap gempa pada daerah ini cukup tinggi. Pada September 2016, BMKG mencatat bahwa terjadi gempa bumi dengan skala magnitudo sebesar 6,8 SR (Skala Ritcher) dengan kedalaman 10 meter dari permukaan laut dan berjarak 31 km arah timur laut kota Sorong. Gempa ini bersifat merusak. Akibat gempa ini, sebanyak 62 orang terluka dan 257 rumah rusak. Untuk itu diperlukan suatu analisis terhadap percepatan tanah puncak (Peak Ground Acceleration) terbaru sebagai langkah mitigasi yang nantinya dapat digunakan untuk perencanaan gedung tahan gempa.Pengumpulan data gempa pada peneltian ini yaitu data gempa yang terjadi sekitar kota Sorong pada rentang waktu 1900-2017. Data gempa yang diambil adalah yang berpotensi merusak struktur yaitu dengan magnitudo (Mw) ≥ 5 dengan radius gempa 500 km dari kota Sorong dan memiliki kedalaman antara 0 - 300 km. Setelah diperoleh data gempa maka dibuat peta sebaran gempa di wilayah kota Sorong. Percepatan tanah puncak dihitung berdasarkan fungsi atenuasi matuscha (1980) dan menggunakan pendekatan metode Gumbel.Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai percepatan tanah puncak (PGA) di wilayah kota Sorong pada periode ulang 2500 tahun atau menggunakan probabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun umur rencana bangunan diperoleh sebesar 708.9520 cm/dt2 atau 0.7227 g. Apabila melihat peta gempa SNI 1726-2012 yang menggunakan probabilitas yang sama maka nilai percepatan tanah puncak (PGA) ketika gempa bumi berkisar antara 0.4 g - 0.6 g. Nilai ini mengalami peningkatan yang berarti tingkat resiko terhadap gempa bumi pada wilayah kota Sorong meningkat.

2020 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 14-24
Author(s):  
Arif Faisol

Earthquakes are one of the main hazards in West Papua. Based on information from the National Disaster Management Authority (BNPB), the frequency of the destroyed earthquakes in West Papua is more than 9 times from 2002 until 2015. Peak Ground Acceleration (PGA) is one factor that caused destroy on earthquakes. This parameter has been used in this research to estimate the level of earthquakes hazard in West Papua at any period that combined with Point Source analysis and Gumbel distributions method. Seismic data recording of 1970 – 2017 that obtained from Meteorological, Climatological, and Geophysical Agency (BMKG) and United States Geological Survey (USGS) used in this research. The research shows that the level of earthquakes in West Papua is lower to the middle because the PGA value is < 0,70 g at any period. Generally, the level of earthquakes hazards in the north area more higher than in other areas because of some of the fault in the north area.


2015 ◽  
Vol 31 (3) ◽  
pp. 1813-1837 ◽  
Author(s):  
Jing Zhu ◽  
Davene Daley ◽  
Laurie G. Baise ◽  
Eric M. Thompson ◽  
David J. Wald ◽  
...  

We describe an approach to model liquefaction extent that focuses on identifying broadly available geospatial variables (e.g., derived from digital elevation models) and earthquake-specific parameters (e.g., peak ground acceleration, PGA). A key step is database development: We focus on the 1995 Kobe and 2010–2011 Christchurch earthquakes because the presence/absence of liquefaction has been mapped so that the database is unbiased with respect to the areal extent of liquefaction. We derive two liquefaction models with explanatory variables that include PGA, shear-wave velocity, compound topographic index, and a newly defined normalized distance parameter (distance to coast divided by the sum of distance to coast and distance to the basin inland edge). To check the portability/reliability of these models, we apply them to the 2010 Haiti earthquake. We conclude that these models provide first-order approximations of the extent of liquefaction, appropriate for use in rapid response, loss estimation, and simulations.


2021 ◽  
pp. 171
Author(s):  
Aditya Saifuddin ◽  
Enni Intan Pertiwi

Maluku Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang tercatat sebagai wilayah yang sering terjadi gempa karena terletak di pertemuan Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, Lempeng Mikro Halmahera, dan Lempeng Oceanic Laut Maluku. Selain itu Maluku Utara juga tercatat sebagai penyumbang besar Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di sektor pertambangan. Pemetaan zona resiko bencana gempabumi berdasarkan intensitas keaktifan gempa dapat digunakan sebagai inovasi teknologi guna mengetahui spesifikasi daerah yang memiliki resiko tinggi karena dalam penganalisisan ini memperhitungkan percepatan getaran tanah maksimum akibat gempa bumi yang diperoleh berdasarkan data gempabumi yang terjadi pada kurun waktu 2000-2020 dengan memperhatikan besarnya Magnitudo dan jarak Hiposenternya. Hasil penganalisisan Peak Ground Acceleration (PGA) ditampilkan dalam bentuk peta dan juga ditumpang susunkan dengan peta wilayah izin usaha tambang yang dikeluarkan oleh Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) sehingga hasil akhir diperoleh zona wilayah izin tamabang berdasarkan tingkat resiko bahaya gempabumi.


1999 ◽  
Vol 42 (6) ◽  
Author(s):  
B. Tavakoli ◽  
M. Ghafory-Ashtiany

The development of the new seismic hazard map of Iran is based on probabilistic seismic hazard computation using the historical earthquakes data, geology, tectonics, fault activity and seismic source models in Iran. These maps have been prepared to indicate the earthquake hazard of Iran in the form of iso-acceleration contour lines, and seismic hazard zoning, by using current probabilistic procedures. They display the probabilistic estimates of Peak Ground Acceleration (PGA) for the return periods of 75 and 475 years. The maps have been divided into intervals of 0.25 degrees in both latitudinal and longitudinal directions to calculate the peak ground acceleration values at each grid point and draw the seismic hazard curves. The results presented in this study will provide the basis for the preparation of seismic risk maps, the estimation of earthquake insurance premiums, and the preliminary site evaluation of critical facilities.


2021 ◽  
Vol 2021 ◽  
pp. 1-7
Author(s):  
Hongxian Chu ◽  
Yongcai Feng ◽  
Huijie Shi ◽  
Liancheng Hao ◽  
Yiqi Gao ◽  
...  

The Newmark seismic time-history analysis method can take into account the effects of natural seismic peak ground acceleration (PGA), duration, and seismic frequency; seismic wave can be input into the method for simulation. This study calculates the dynamic response of the typical seabed slope of Caofeidian in the event of a similar Tangshan earthquake, and the displacement value can be used to quantitatively reflect the influence of the earthquake on the slope of the site. The allowable displacement value of the top of buildings or submarine slope can be used as a marker of security and stability analysis, which can further provide important reference for similar slope stability evaluation and offshore engineering construction.


2020 ◽  
Vol 24 (2) ◽  
pp. 66
Author(s):  
Ayu Syahputri ◽  
Sismanto Sismanto

Tanah longsor adalah bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Banyak faktor yang menyebab tanah longsor terjadi antara lain curah hujan yang tinggi, topografi yang curam, lapisan sedimen yang tebal dan pergerakan tanah. Salah satu daerah yang sering mengalami tanah longsor adalah Kecamatan Samigaluh. Oleh karena itu, pengambilan data mikrotremor dilakukan di Dusun Tegalsaari Desa Ngargosari Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mengetahui nilai frekuensi dominan dan amplifikasi di daerah tersebut yang diperoleh dari metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR). Selanjutnya, nilai frekuensi dominan dan amplifikasi diolah untuk mengetahui indeks kerentanan seismik, ketebalan lapisan sedimen, peak ground acceleration dan ground shear strain yang digunakan untuk mengetahui daerah yang berpotensi mengalami tanah longsor. Berdasarkan hasil analisis data mikrotremor diperoleh nilai frekuensi dominan antara 2,1 Hz – 18,7 Hz, nilai amplifikasi berkisar antara 1,4 sampai 8,1, indeks kerentanan seismik antara 0,27 – 26,04 s2/cm, nilai PGA berkisar antara 81,36  – 245,42 gal, ground shear strain antara 2,39 x 10-5 – 2,30 x 10-3 dan ketebalan sedimen berkisar antara 9,06 – 89, 55 meter. Daerah dengan potensi tanah longsor yang tinggi ditentukan dengan menganalisis persebaran nilai amplifikasi, indeks kerentanan seismik, ketebalan lapisan sedimen, peak ground acceleration, dan ground shear strain sehingga diperoleh daerah yang memiliki potensi tanah longsor tinggi berada di area 16, 46, 92, 100, 101, 103, 104, 105, 113, dan 114.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document