scholarly journals Model Pembelajaran Blended Learning Dan Google Classroom Dalam Mengefektifkan Proses Belajar Mengajar Di Era Revolusi Industri 4.0

2020 ◽  
Author(s):  
Rikardo Butar Butar

Model pembelajaran blended learning dan google classroom dalam mengefektifkan proses belajar mengajar di era revolusi Industri 4.0, adalah hal yang baru bagi sebagian pelaku pendidikan. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model pembelajaran blended learning dan google classroom dalam mengefektifkan proses belajar mengajar di era revolusi industri 4.0. Kombinasi antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran e-learning (online) memudahkan terjadinya interaksi belajar antara guru dan siswa atau antar siswa. Akses informasi dan materi pelajaran dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun. Google classroom adalah Learning Management System (LMS) yaitu sistem pengelolaan kelas secara virtual yang integratif dan lebih praktis dibandingkan sistem pembelajaran konvensional, sehingga sangat membantu meringankan pekerjaan guru dalam melakukan pengelolaan kelas, seperti memberikan pengumuman, tugas, berkomunikasi, dan mengevaluasi, sehingga dapat menghemat waktu dan kertas karena semuanya dibuat pada aplikasi satu tempat. Model Pembelajaran blended learning dan google classroom sangat memungkinkan dalam mengefektifkan proses belajar mengajar di era revolusi industri 4.0.

2021 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 23-34
Author(s):  
Anak Agung Gde Ekayana

Penelitian ini bertujuan mengevaluasi User Experience (UX) dalam menggunakan Google Classroom (GC) dan Quizizz dalam proses belajaran Blended Learning. Pembelajaran dengan sistem daring saat ini lebih banyak menggunakan Learning Management System (LMS) GC sebagai tempat interaksi antara pengajar dengan peserta didik dan menggunakan Quizizz sebagai tools untuk melakukan tes secara online. Penggunaan LMS dan aplikasi online saat ini masiv digunakan, untuk itu perlu adanya evaluasi untuk mengukur tingkat UX penggunaan LMS dalam proses pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode A Technique for User eXperience Evaluation in e-Learning (TUXEL) Versi 2.0. Metode TUXEL merupakan teknik yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kegunaan dan pengalaman pengguna. Hasil penelitian terbagi menjadi 3 aspek yaitu general usability, pedagogical usability dan UX, pada aspek general usability ditemukan 10 permasalahan pada kategori user login. 16 permasalahan didapatkan pada aspek pedagogical usability. Aspek UX menghasilkan 3 kategori yaitu kreatif, inovasi dan belum sesuai ekspektasi. Penggunaan Quizz dari hasil kuesioner menghasilkan Baik/Setuju digunakan dalam proses belajaran, karena lebih interaktif dan menarik. Simpulan yang dapat dirumuskan adalah LMS GC walaupun masih ada kekurangan pada aspek general usability dan pedagogical usability, namun memiliki nilai kreatif dan inovatif kepada pengguna dalam proses pembelajaran.


Author(s):  
Munir Tubagus ◽  
Suyitno Muslim ◽  
Suriani Suriani

<p class="0abstract">Learning Management System (LMS) is a learning process that utilizes computer information technology equipped with internet and multimedia telecommunications facilities (graphics, audio, video) in delivering material and interaction between instructors and learners. The purpose of this study is to develop blended learning Using Claroline as a learning tool that facilitates students in learning. To achieve the objective of the study the research uses a quantitative approach to collect data using pre and post tests and questionnaires. The sample in the study were students of economic Islamic consisting of two classes, with a total of 50 students enrolled in this study. The results show that the difference in the average pre-test and post-test score was -29.43720. While the t-test that tests Ho: pre-test = post-test gives a value of t = -37.43720 with a degree of freedom of 49. While the p-value for the two-sided test of 0,000 is smaller than α = 0.05. This data approves that the statistical hypothesis Ho: pre-test = post-test is rejected, meaning that the average pre-test and post-test scores are significantly different. The findings of this study can be used to recommend effective ways of learning and teaching using e-learning that can improve student learning outcomes in higher education. The implications of this research is to encourage teachers to use e-learning technology and facilitate students with the technology in improving academic learning outcomes.</p>


2021 ◽  
Vol 2 (9) ◽  
pp. 1643-1652
Author(s):  
Augie Winanda Favourite ◽  
Wahyu Andhyka Kusuma

Revolusi Industri 4.0 menuntut setiap manusia untuk mengikuti arus perkembangan zaman terlebih lagi penggunaan teknologi yang kian canggih di berbagi macam sektor, salah satu sektor yang terdampak dari arus globalisasi ini adalah sektor pendidikan.  Dimana metode pembelajaran yang sebelumnya digunakan yakni metode tatap muka dilakukan modernisasi dengan metode Blended Learning, dimana metode ini menggabungkan metode tradisional tatap muka dan metode online atau yang sering disebut E-Learning. Hal tersebut didukung dengan adanya situasi pandemi covid-19 yang mengharuskan para tenaga pengajar dan yang diajar melakukan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Para stakeholder terkait memiliki beberapa opsi dalam pemanfaatan teknologi Industri 4.0 diantaranya menggunakan Learning Management System (LMS) maupun Video Conference. Dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi tersebut, tentunya mendorong para pendidik untuk terus memperbaharui media pembelajaran yang digunakan dalam mentransfer ilmu kepada peserta didik. Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan pengambilan sampel literatur dengan tujuan penelitian untuk memberikan tinjauan umum terkait metode pembelajaran online yang ada di Indonesia. Hal ini penting dilakukan guna mengetahui implementasi dan dampat apa saja yang ditimbulkan pada pembelajaran online sehingga dapat memberikan informasi perbaikan kebijakan yang dilakukan.


Author(s):  
Tiong-Thye Goh ◽  
Bing Yang

AbstractE-learning systems are widely deployed in higher education institutions but sustaining students’ continued use of e-learning systems remains challenging. This study investigated the relationship between e-learning engagement, flow experience and learning management system continuance via a mediated moderation interaction model. The context of the study is a Moodle LMS supporting a blended learning environment. After controlling age and gender, a PLS analysis of 92 students’ samples with a reflective flow construct explained 49% of the variance in the research model. The analysis shows that flow mediates e-engagement and perceived ease of use with a direct positive impact on e-learning system continuance. Flow has an indirect impact through perceived usefulness on e-learning system continuance. However, the direct impact of flow on system continuance weakens as e-learning engagement increases. This finding may help to explain the mixed and inconsistent impact of flow in the e-learning system continuance literature. The dual effect of flow suggests that instructors must carefully balance pedagogical decisions intended to heighten flow experience to generate positive learning outcomes through e-engagement and its consequence of reduced impact on continued system use.


2020 ◽  
Vol 25 (3) ◽  
pp. 249-260
Author(s):  
Hafidzah

E- learning ialah sesuatu metode pendidikan baru yang menggunakan teknologi internet memakai aplikasi yang biasa disebut Learning Management System (LMS). Tata cara pendidikan Fisika dengan tata cara konvensional dirasa kurang efisien untuk meningkatkan nilai akademik mahasiswa, sehingga butuh diujikan metode lain untuk menaikkan nilai akademik mahasiswa. Salah satunya merupakan tata cara blended learning dengan cara memadukan tata cara konvensional dengan menggunakan aplikasi Moodle. Tujuan dari riset ini merupakan menguji seberapa efisien pemakaian LMS terutama Moodle dalam pendidikan dan pengajaran Fisika memakai tata cara blended learning, supaya didapat tata cara yang lebih baik serta lebih efisien sehingga nilai mahasiswa bisa naik atau meningkat. Tata cara yang digunakan dalam riset ini merupakan tata cara kuasi eksperimen dengan desain pretest serta posttest. Desain riset ini memakai One- Group Pretest- Posttest Design dengan bantuan SPSS 21. 0, didapat kenaikan nilai akademik dalam mata kuliah Fisika cukup signifikan jika melihat hasil uji independent sample t- test. Tidak hanya itu, didapat hasil dimana pemakaian tata cara blended learning sangat efisien dengan nilai N- Gain sangat besar mendekati 1 (0,96) sedangkan nilai N- Gain tata cara konvensional memiliki keefektifan yang sedang (0,63) dalam meningkatkan nilai akademik mahasiswa.


This study aims to explore the research trends in the field of e-learning by analyzing the relevant publications using network analysis and scientific mapping. The data were extracted from the Web of Science database from 1995 to 2018, revealing a growing number of articles published in e-learning. The keywords “e-learning” and “Internet” ranked first and second as the most frequently used terminology. “Internet”, “Blended Learning” and “E-Learning” are recognized as three main categories in the field. The findings also reveal that the research related to Internet, distance learning, learning management system, MOOC and mobile learning has had the greatest impact in the field of e-learning. Further, some topics (e-learning, education, MOOC, learning, online learning, blended learning, learning management system) serve as bridge to connect different topics. The other highly used terms, such as “information technology”, “healthcare”, “management” and “blended learning” represent the emerging topics in this field. In particular, e-learning in health or medical care has been an actively promoted topic in this field.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 80-84
Author(s):  
Leny Dhianti

Perkembangan teknologi mempunyai pengaruh besar dalam bidang pendidikan. Hal itu dapat dilihat dari berbagai inovasi-inovasi dalam bidang pendidikan yang menerapkan teknologi dalam pelaksanaannya, salah satunya dalam proses pembelajaran. Salah satu contoh penerapan ICT dalam pembelajaran yaitu penggunaan e-learning pada proses pembelajaran. Salah satu penerapan e-learning dalam pembelajaran yaitu penggunaan Learning Management System (LMS), di antaranya Schoology, Edmodo, dan Google Classroom. Salah satu model pembelajaran yang menerapkan ICT adalah model blended learning. Penelitian ini merupakan penelitian studi pustaka. Temuan utama dalam penelitian ini adalah penerapan model blended learning menunjukkan efektifitas yang baik dalam pembelajaran matematika. Hal itu dikarenakan penggunaan LMS mempermudah siswa dan guru dalam proses pembelajaran karena dapat diakses kapan saja dan dimana saja tanpa terbatas ruang dan waktu.


2021 ◽  
Author(s):  
Candra Gunawan Marisi

Model pembelajaran blended learning dan google classroom dalam mengefektifkan proses belajar mengajar di era revolusi Industri 4.0, adalah hal yang baru bagi sebagian pelaku pendidikan. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model pembelajaran blended learning dan google classroom dalam mengefektifkan proses belajar mengajar di era revolusi industri 4.0. Kombinasi antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran e-learning (online) memudahkan terjadinya interaksi belajar antara guru dan siswa atau antar siswa. Akses informasi dan materi pelajaran dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun. Google classroom adalah Learning Management System (LMS) yaitu sistem pengelolaan kelas secara virtual yang integratif dan lebih praktis dibandingkan sistem pembelajaran konvensional, sehingga sangat membantu meringankan pekerjaan guru dalam melakukan pengelolaan kelas, seperti memberikan pengumuman, tugas, berkomunikasi, dan mengevaluasi, sehingga dapat menghemat waktu dan kertas karena semuanya dibuat pada aplikasi satu tempat. Model Pembelajaran blended learning dan google classroom sangat memungkinkan dalam mengefektifkan proses belajar mengajar di era revolusi industri 4.0


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document