scholarly journals Analisis Kadar Formalin Pada Tahu Yang Beredar Di Pasar Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba

2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 119-128
Author(s):  
Arfiani Nur ◽  
Rahmatia Syam ◽  
Asdinar ◽  
Aisyah ◽  
Rahmiani Gani ◽  
...  

Food and Agriculture Organization (FAO) dan World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa bahan tambahan makanan adalah bahan-bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah sidikit  untuk memperbaiki warna, bentuk, citarasa, tekstur, atau sebagai pengawet. Menurut PerKBPOM No. 2 tahun 3013 tentang Bahan Berbahaya yang disalahgunakan dalam pangan salah satunya adalah formalin.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan formalin dalam tahu yang kemungkinan beredar di pasar tradisional kabupaten Bulukumba. Teknik sampling yang digunakan adalah Total Sampling. Metode analisis kualitatif formalin dilakukan dengan metode fenilhidrazin dan analisis kuantitatifnya dengan metode spektrofotometri. Sampel tahu diambil di Pasar Kecematan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba. Hasil penelitian menunjukkan dari 10 sampel tahu yang dibeli dari 10 penjual terdapat 3 sampel tahu yang mengandung formalin  (30%). Kadar formalin dalam sampel tahu pada ketiga penjual tersebut adalah 10 ppm, 9,8 ppm, 9,5 ppm. Disarankan kepada pedagang agar tidak menggunakan formalin sebagai bahan tambahan pangan dan masyarakat agar berhati-hati dalam membeli bahan makanan.

DEPIK ◽  
2014 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Ardan Samman ◽  
Djamar T.F. Lumban Batu ◽  
Isdradjad Setyobudiandi

Abstract. The objective of thepresent study was to evaluate the mercury concentration at Kao Bay, North Halmahera and its relationship to density index of snail T. telescopium. Samplings were conducted at three locations in estuarine Balaitin, Cibok, and Kobok Rivers The samples were processed and analyzed for Standard procedure of Atomic Absorption Spectrophotometry(AAS). The results showed that the mercury concentration in the water were ranged between 0.000239 to 0.000560 ppm, and mercury concentrations in sediment were ranged from 0.003 to 0.08 ppm and 0.06 to 0.15 ppm in the snail mussel. In general the concentration of mercury in the waters, sediment and snail mussel are stil below of quality standardsbythe U.S. EnvironmentalProtection Agencyandquality standard ofthe World Health Organization/Food andAgriculture Organization(WHO/FAO). There is a strong relationship between mercury concentration and density of snail, where the concentration of mercury was lower when the density index of snail higherKeywords: Mercury concentration; Marine water; sediment and density index of mud wakls (T. telescopium).Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi merkuri pada air laut, sedimen dan keong popaco (T. telescopium), serta hubungannya dengan indeks kepadatan. Sampling dilakukan pada tiga stasiun yaitu di muara Sungai Balaotin, Cibok dan Kobok. Analisis konsentrasi merkuri menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi merkuri pada air laut pada ketiga stasiun di Perairan Kao Teluk berkisar antara 0,000239-0,000560 ppm. Konsentrasi merkuri pada sedimen berkisar antara 0,003-0,08 ppm. Konsentrasi merkuri pada keong berkisar antara 0,06-0,15 ppm. Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang baku mutu air laut, dan US Environmental Protection Agencytentang baku mutu sedimen, serta World Health Organization/Food and Agriculture Organization (WHO/FAO) tentang keamanan pangan maka kandungan merkuri pada air, sedimen dan keong popaco masih berada dibawah baku mutu yang ditetapkan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara konsentrasi merkuri pada air dan sedimen dengan indek kepadatan keong popaco, dimana pada kepadatan tinggi maka kandungan merkuri cenderung rendah. Kata kunci : Konsentrasi merkuri; Air laut; Sedimen; Indeks kepadatan


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document