scholarly journals INFLUÊNCIA DE ALGUMAS VARIÁVEIS GEOLÓGICO-AMBIENTAIS NA ESTIMATIVA DA CAPACIDADE DE CARGA DOS SOLOS DE PORTO ALEGRE E PASSO FUNDO POR SPT E CPT

2002 ◽  
Vol 51 ◽  
Author(s):  
ROBERTO HARB NAIME

Este trabalho realizou estudos comparativos para testar a influência de algumas variáveis geológico-ambientais na determinação da estimativa da capacidade de carga dos solos, por meio da aplicação de Standard Penetration Test (SPT) e Cone Penetration Test (CPT) na investigação geotécnica. Os estudos foram realizados em cálculos geotécnicos de capacidade de carga dos terrenos. As comparações utilizaram métodos de cálculo recomendados por autores, e de uso intensivo e disseminado, de forma que se tornaram padrões na avaliação da capacidade de carga dos terrenos, e as clássicas comparações entre K (resistência de ponta do cone (q c )/ número de golpes das sondagens à percussão (N) x profundidade e q c x N. Parâmetros de solos residuais e aluvionares de Porto Alegre e de Passo Fundo, no Rio Grande do Sul, foram utilizados. As metodologias utilizadas e os resultados obtidos indicaram que as razões entre as resistências explicitadas pelas capacidades de carga calculadas por SPT e CPT são afetadas por variáveis geológico-ambientais, além dos critérios granulométricos considerados nas interpretações. A natureza geológica dos terrenos apresentou maiores variações nas razões K para os granitos tipo Morrinhos e menores variações para os granitos tipo Cerro Grande. Nas co-variáveis maturidade, condições geomorfológicas e influência de uma zona de falha, testadas em solos derivados dos granitos tipo Cerro Grande, nos solos residuais de Porto Alegre, as variações de estimativa de capacidade de carga e dos diagramas K x profundidade e q c x N mostraram-se significativas, com variações estatisticamente relevantes em todos os cálculos e indicadores testados. Mesmo nos solos aluvionares em Porto Alegre, em terrenos para os quais o CPT foi originalmente projetado, as variações na aferição da resistência dos solos por SPT e CPT foram relevantes em diferentes tipos de aluvião, e ocorreram diferenças no dimensionamento das capacidades de carga; nos diagramas K x profundidade e nas razões entre resistência de ponta do cone e número de golpes das sondagens à percussão. Nos solos de Passo Fundo, os estudos demonstraram que o estágio de maturidade dos solos e as condições geomorfológicas foram fatores relevantes, para o mesmo tipo de solo, derivado da decomposição das rochas basálticas. As conclusões do trabalho indicaram que, para os terrenos considerados, as variáveis geológico- ambientais estudadas e, possivelmente, outras causas, precisam ser consideradas e monitoradas nos trabalhos para determinação mais adequada dos coeficientes de correlação e correção, responsáveis pelas interpretações geotécnicas.

Wahana Fisika ◽  
2017 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 8 ◽  
Author(s):  
Tini Tini ◽  
Adrin Tohari ◽  
Mimin Iryanti

Gempa bumi yang terjadi di daerah Bantul, Yogyakarta pada 27 Mei 2006 dengan magnitudo gempa bumi sebesar 6.3 SR dapat menyebabkan terjadinya bahaya likuifaksi yang dapat merusak bangunan khususnya di wilayah Bantul Yogyakarta. Investigasi geoteknik yang telah dilakukan di Bantul, Yogyakarta dapat memberikan gambaran lapisan tanah yang berpotensi terjadinya likuifaksi. Analisis potensi likuifaksi dilakukan berdasarkan data SPT (Standard Penetration Test) dan CPT (Cone Penetration Test) dengan percepatan maksimum tanah menurut Gutenberg Richter di daerah penelitian rata-rata bernilai sebesar 2.93 m/s2 dan menurut Donovan sebesar 2.88 m/s2. Hasil analisis penelitian menunjukan bahwa lapisan tanah yang berpotensi likuifaksi didominasi oleh jenis tanah pasir lanauan da lanau pasiran yang berada pada kedalaman 0.2 – 3 m, 0.4 m, 2.4 m, 3.6 m, 7.6 – 7.8 m dan 8.2 m. Pengaruh percepatan maksimum tanah menurut Gutenberg Richter lebih besar terhadap terjadinya likuifaksi daripada menurut Donovan. Perbandingan hasil analisis potensi likuifaksi antara data SPT (Standard Penetration Test ) dan CPT (Cone Penetration Test) pada daerah penelitian menunjukan adanya kesamaan potensi likuifaksi pada lapisan tanah dengan kedalaman yang sama diantaranya pada kedalaman 0.2 m-4 m, dengan nilai Cyclic Strees Ratio (CSR) rata-rata sebesar 0.2, sedangkan berdasarkan nilai Cyclic Resistance Ratio (CRR) terdapat perbedaan nlai. Analisis berdasarkan data CPT lebih baik daripada data SPT karena data CPT lebih rapat daripada data SPT.The earthquake that occurred in Bantul, Yogyakarta on May 27, 2006 with the magnitudo of the earthquake of 6.3 SR can caused liquefaction hazard which could damage to teh building in the municipals of Bantul, Yogyakarta. Geotechnical investigation was carried in Bantul Yogyakarta, can give information about liquefaction hazard in soil layer. The liquefaction potential lanalysis was conducted using SPT and CPT methods, with Gutenberg-Richter’s maximum ground acceleration is 2.93 m/s2  and Donovan’s maximum ground acceleration is 2.88 m/s2. Result of liquefaction analysis indicate that the soil layer domination of silty sand dan sandy silt at the depth of 0.2 – 3 m, 3.6 m, 4 m 7.6 – 7.8 m and 8.2 m. Gutenberg-Richter’s maximum ground acceleration having influential for liquefaction potential better than Donovan’s maximum ground acceleration. Ratio result of liquefaction was conducted using SPT same as soil layer with CPT in resech location at the depth 0.2 m-4 m, with value Cyclic Strees Ratio (CSR) is 0.2. Even value Cyclic Resistances Ratio (CSR) have different value. The liquefaction potential lanalysis was conducted using CPT method better than SPT methods.


Author(s):  
Viero Widyanto ◽  
M Ichwanul Yusup ◽  
Ahmad Saiful Huda

Dalam pembangunan tangki timbun kapasitas 10.000 KL di PT Dover Chemical, perlu diperhatikan pada perencanaan pondasinya. Karena setiap konstruksi memiliki beban yang harus diteruskan ke lapisan tanah, baik itu beban yang dipikul oleh struktur tangkinya saja maupun isi dari volume bahan kimianya tersebut. Dengan kondisi tanah di lapangan yaitu tanah granuler (pasir) jenis pondasi yang digunakan yaitu tiang pancang (spun pile) dengan ikatan pile cap diatasnya. Pemakaian tiang pancang sebagai pondasi pada suatu bangunan dilakukan apabila tanah dasar di bawah bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung yang cukup kuat untuk memikul beban bangunan atau apabila lapisan tanah keras yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul beban bangunan letaknya sangat dalam. Tujuan dari penelitian disini, yaitu untuk mengetahui apakah pondasi mampu mendukung beban pada konstruksi tangki timbun dengan cara menganalisis mengenai nilai daya dukung pondasi kelompok tiang pancang diantaranya, menggunakan data hasil uji CPT (Cone Penetration Test) dan SPT (Standard Penetration Test). Adapun hasil yang di dapatkan yaitu nilai dari perhitungan efesiensi pondasi kelompok tiang dengan beberapa metode, perhitungan penurunan pondasi kelompok tiang, dan perhitungan pondasi pada gaya gesek dinding negatif. Untuk mendapatkan data penelitian penulis melakukan wawancara dan observasi ke lokasi proyek. Metode penelitian menggunakan data kuantitatif dengan cara memperoleh data primer dan data sekunder. Setelah itu penulis melakukan studi pustaka dari berbagai literatur, perbandingan penelitian dan mulai menganalisis nilai daya dukung pondasi kelompok tiang. Dari hasil analisis penulis, dapat disimpulkan bahwa dari hasil perhitungan nilai daya dukung pondasi kelompok tiang, berdasarkan efesiensi dari metode converse labarre : 0,022, metode los angeles : 0,835, metode feld : 0,918 (yang artinya sudah memenuhi syarat <1). Lalu, ketiga metode ini disimpulkan dengan nilai Qg : 494,86 ton. Selanjutnya berdasarkan penurunan elastis nilai Sg : 14,837 mm dan nilai I : 0,909 (yang artinya sudah memenuhi syarat <40mm). Selanjutnya berdasarkan gesek dinding negatif nilai Qneg : 243,43 kN/tiang. Dengan faktor aman : 4,276 (yang artinya sudah memenuhi syarat >2,5).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document