scholarly journals CASE STUDY OF LEECH APPLICATION IN DIABETIC FOOT ULCER

2012 ◽  
Vol 3 (5) ◽  
pp. 748-751 ◽  
Author(s):  
Amarprakash P. Dwivedi
2021 ◽  
Vol 0 (0) ◽  
pp. 0
Author(s):  
SaleenaUmmer Velladath ◽  
AnnMariya Jose ◽  
Shripathi Adiga ◽  
AM Ciraj ◽  
KavithaS Shettigar ◽  
...  

2017 ◽  
Vol 22 (Sup3) ◽  
pp. S46-S52 ◽  
Author(s):  
Clara Schaarup ◽  
Louise Pape-Haugaard ◽  
Merete Hartun Jensen ◽  
Anders Christian Laursen ◽  
Susan Bermark ◽  
...  

Author(s):  
Chiranth Kumar R. ◽  
Syeda Ather Fathima

Diabetes is considered as ‘ice burg’ of diseases as only 1/3rd of its manifestations can be made out clinically, though the exact cause is not known following are the theories put forth to explain diabetes mellitus - Genetic factor, Life style disorder, Autoimmune cause. Slight injury to glucose laden tissue will cause infection which is precipitated by an ulcer and it tends to a state of non - healing. Main stay of treatment includes antibiotics, debridement, local wound care. Inspite of these treatments there is less reduction in the statistics of diabetic foot complications and amputations. In Sushrutha Samhitha we get the most scientific approach for the management of Vrana, where Sushrutha has mentioned 60 Upakrama’s (modalities of treatment) of which Avachoornana (dusting) is one modality, seen to be effective in the management of diabetic non healing ulcers (Madhu Mehaja Dusta Vrana).


2021 ◽  
Vol 5 (4) ◽  
pp. 259-261
Author(s):  
Dr. AT Senthil Kumar ◽  
Dr. Niruban Raj ◽  
Dr. Jayamohan P

2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 27
Author(s):  
Nur Azizah ◽  
Irfani Intan ◽  
Dwiyana Tulak ◽  
Muhammad Adhan Kurniawan ◽  
Titi Iswanti Afelya

Latar Belakang : Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis serius yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur glukosa darah), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya. Menurut International Diabetes Federation, terdapat 425 juta orang yang menderita diabetes di dunia dan akan meningkat sebesar 629 juta orang pada tahun 2045. Terdapat lebih dari 10.276.100 kasus diabetes di Indonesia pada tahun 2017 dari total populasi dewasa sebesar 166.531.000 yang berarti terdapat prevalensi penderita diabetes sebesar 6,7% dan menduduki peringkat 6 dari 10 negara teratas untuk jumlah penderita diabetes. Penderita diabetes memiliki peningkatan risiko sejumlah masalah kesehatan yang serius. Banyak yang mengeluhkan terjadinya ulkus diabetik yaitu luka terbuka pada penderita DM sehingga diabetes melitus menjadi penyebab terjadinya amputasi kaki pada penderita DM. Amputasi terjadi 15 kali lebih sering pada penderita diabetes daripada non diabetes. Pada tahun 2032, seiring dengan peningkatan jumlah penyandang diabetes di dunia, terjadi peningkatan kaki diabetik. Perawatan kaki yang dilakukan secara efektif dapat mencegah resiko ulkus menjadi amputasi. Dengan dilakukan manajemen yang komprehensif, sebagian besar amputasi yang berkaitan dengan diabetes dapat dicegah. Bahkan ketika amputasi berlangsung, kaki yang tersisa dan kehidupan orang tersebut dapat diselamatkan dengan perawatan tindak lanjut yang baik.Tujuan : Untuk memberikan gambaran perawatan luka serta menilai proses perawatan dan perkembangan luka kaki diabetes pada pasien diabetes melitus selama 5 minggu perawatan.Metode : penelitian ini merupakan jenis penelitian yang dilakukan secara prospektif yang dimulai dari tanggal 10 September – 9 Oktober 2018 di Klinik Perawatan Luka Griya Afiat, Makassar. Status Demografi dan pengkajian luka didapatkan melalui wawancara langsung kepada pasien dan keluarga serta menilai luka menggunakan format Asuhan Keperawatan Luka dari Klinik Griya Afiat.Hasil : Pada minggu pertama perawatan, Keadaan luka memiliki banyak undermining. Berdasarkan struktur lapisan kulit, luka berada pada full thickness. Penampilan klinis lain ditemukan adanya slough/infeksi, disertai odor, kulit sekitar luka mengalami maserasi, serta edema. Teknik debridemen yang digunakan yaitu Conservatif Sharp Wound Debridement (CSWD) dan autolysis. Dressing yang digunakan pada perawatan luka yaitu hidrofobik dan salep zink sebagai dressing primer, kasa steril dan diaper sebagai balutan sekunder, serta kasa gulung sebagai balutan tersier. Untuk perawatan periwound digunkan salep zink. Terjadi perubahan ukuran yang berbeda-beda pada tiap luka dan meningkatnya proses granulasi dan epitelisasi tiap minggu perawatan hingga minggu kelima perawatan, keadaan luka mulai mengalami peningkatan epitelisasi dan mengalami perubahan ukuran luka terutama pada undermining, presentasi slough menurun, tanda infeksi lokal mulai berkurang.Kesimpulan : Selama proses perawatan luka selama 5 minggu, Proses penyembuhan luka mengalami progress yang baik. Pada minggu pertama dan kedua mengalami fase inflamasi, pada minggu ketiga hingga kelima mengalami proses poliferasi. waktu proses penyembuhan luka berjalan lambat, terjadi perubahan ukuran dan kedalaman yang berbeda-beda pada beberapa luka di setiap minggu perawatan, luka tidak berpotensi amputasi dengan tidak terdapatnya luka nekrotik selama 5 minggu perawatan, tanda-tanda infeksi lokal pada luka semakin berkurang di setiap minggu perawatan, terdapat edema pada kaki kiri yang mengalami luka diabetik serta kaki kanan sehingga diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengatasi faktor lain yang menghambat proses penyembuhan.Keywords : Diabetes Milletus, Luka Kaki Diabetes, Post Autoamputasi.


Author(s):  
Dr.Shruthi P ◽  
Dr.Shailaja SV

In present scenario due to the sedentary lifestyle, diabetes mellitus has become common disease. Diabetic foot ulcer is a complication of diabetes mellitus which is the leading cause of lower limb amputations. It occurs in 15% of all patient with diabetes mellitus and precedes 84% of patients with diabetic foot ulcer which needs lower leg amputation. The management of diabetic foot ulcer requires blood sugar control, debridement, advanced dressing and offloading modalities. In Ayurvedic literature, Acharya Sushruta has described sixty treatment modalities, He has given more importance to Vranashodhana and Ropana. Acharya Vagbhatta has explained that Vranas which are caused by Madhumeha can be treated with Aragwadhadigana Dravyas, hence in the present study for Vrana Shodhanartha Prakshalana with Aragwadhadi Qwatha and Vrana Dhoopana by Guggulu, Nimba Choorna, Haridra, Jatyadi Ghrita were selected and for Vrana Ropanartha Jatyadi Taila was selected.


2019 ◽  
Vol 28 (Sup12) ◽  
pp. S4-S8 ◽  
Author(s):  
Adam Astrada ◽  
Gojiro Nakagami ◽  
Suriadi Jais ◽  
Hiromi Sanada

Many studies have shown that honey might improve wound healing. However, its efficacy for large wounds which may be followed by a systemic effect remains unclear. The effectiveness of honey-based dressings in treating large diabetic foot ulcers (DFU) is still unknown. This study presents the case of a 38-year-old female patient presenting with an extensive infected DFU with exposed bone. The DFU was treated with propolis-enriched Trigona honey, used as a single treatment, in a home visit setting. After two months' follow-up, the wound exhibited complete re-epithelialisation despite the patient's initial poor condition.


2017 ◽  
Vol 26 (11) ◽  
pp. 692-695 ◽  
Author(s):  
P. Aguiar ◽  
C. Amaral ◽  
A. Rodrigues ◽  
A.H. de Souza

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document