green house gas emissions
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

55
(FIVE YEARS 8)

H-INDEX

11
(FIVE YEARS 2)

2020 ◽  
pp. 631-644
Author(s):  
Barney L. Capehart ◽  
Wayne C. Turner ◽  
William J. Kennedy

2020 ◽  
pp. 633-646
Author(s):  
Barney L. Capehart ◽  
William J. Kennedy ◽  
Wayne C. Turner

2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 14-24
Author(s):  
Serli Liling Allo ◽  
Herry Widjasena

TPA mengemisikan Landfill Gas (LFG) yang mengandung paling banyak metana dan karbondioksida. Metana memiliki efek pemanasan beberapa kali lebih kuat dalam menyebabkan pemanasan bumi dibandingkan dengan CO2. Oleh karena itu pemanfaatan metana TPA sebagai bahan bakar pembangkit listrik telah menjadi target negara-negara berkembang untuk mengurangi green house gas emissions (GHGs). Sebelum membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di sebuah TPA dibutuhkan serangkaian studi untuk menentukan apakah PLTSa layak dibangun di TPA tersebut, salah satunya adalah mengetahui jumlah LFG dari TPA untuk menghitung potensi energi listrik yang dapat dihasilkan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jumlah LFG yang dihasilkan oleh TPA Makbon Kota Sorong dan selanjutnya menghitung  potensi PLTSa berdasarkan kandungan metana dalam LFG. Tahapan penelitian dimulai dari pengumpulan data kuantitatif berupa jumlah ton sampah yang masuk ke TPA setiap tahun, ukuran TPA, dan jumlah penduduk. Untuk estimasi LFG digunakan LandGEM-v302 yang diunduh dari website US EPA. Sedangkan untuk estimasi potensi energi listrik digunakan rumus. Dari hasil penelitian, TPA Makbon Kota Sorong model sanitary landfill menghasilkan emisi maksimal metana sebesar 7,321 x 105 m3 pada tahun 2035 jika  diasumsikan tahun 2020  mulai menerima sampah. Berdasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan rumus diperoleh potensi energi listrik maksimal yang dihasilkan 1,685 x 106 kWh.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document