american nurses association
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

219
(FIVE YEARS 12)

H-INDEX

7
(FIVE YEARS 1)

2021 ◽  
Author(s):  
Janaina Maria Rodrigues Mombelli ◽  
Beatriz Pontes Visentini ◽  
Bruna Pereira Santos Silva ◽  
Clarita Terra Rodrigues Serafim

Introdução: A Sistematização da Assistência de Enfermagem (SAE) é uma metodologia científica implementada na prática assistencial, que o enfermeiro dispõe para aplicar seus conhecimentos técnicos-científicos e humanos, aperfeiçoando a qualidade da assistência, conferindo maior autonomia aos profissionais e garantindo segurança aos pacientes. O Conselho Federal de Enfermagem (COFEN) preconiza que a assistência deve ser sistematizada através do Processo de Enfermagem (PE). Objetivo: O presente relato de experiência consiste na aplicação do PE e desenvolvimento de um estudo de caso, pelas alunas do 2º ano da Graduação em Enfermagem da Faculdade de Medicina de Botucatu - Universidade Estadual Paulista "Júlio de Mesquita Filho" (FMB/UNESP). Material e Métodos: desenvolvido na disciplina de Enfermagem em Saúde do Adulto e do Idoso Clínico e Cirúrgico, com aplicação do Termo de consentimento Livre e Esclarecido (TCLE). Resultados: Trata-se da implementação da assistência de enfermagem a uma paciente que apresentou dois quadros de abdome agudo, sendo submetida a duas laparotomias exploratórias, apendicectomia, hemicolectomia e uma evisceração, necessitando de reestruturação da parede abdominal. Segundo Wanda Horta, as etapas do PE incluem os diagnósticos de enfermagem, elaborados a partir do American Nurses Association: taxonomia II dos Diagnósticos de Enfermagem da NANDA Internacional (NANDA-I), intervenções e resultados esperados para cada diagnóstico, baseados na Classificação dos Resultados de Enfermagem (NOC) e Classificação das Intervenções de Enfermagem (NIC). A aplicação do PE auxiliou na coleta de dados e entrevista, prestação de cuidados, anotação no prontuário eletrônico e evolução de enfermagem diária; possibilitando correlacionar diferentes disfunções e procedimentos realizados, aplicando na prática o que vemos na teoria e buscando na literatura novos conhecimentos, moldando o cuidado conforme as necessidades da paciente. Também permitiu grande crescimento profissional, visto que se trata do primeiro estágio onde se realiza efetivamente a SAE, aprendendo a adaptar o conhecimento prático de acordo com as limitações de cada paciente, assim como compreender suas necessidades e reconhecer sua linguagem verbal e não-verbal. Conclusão: É essencial que o tema apresentado seja mais discutido, visto a importância no aprendizado do aluno do curso de enfermagem, sendo assim recomenda-se a aplicação desta metodologia ao longo da graduação pela grande oportunidade de adquirir conhecimento tanto teórico quanto prático.


2020 ◽  
Vol 120 (11) ◽  
pp. 11-11
Author(s):  
Pamela Cipriano ◽  
Karen Daley ◽  
Rebecca Patton ◽  
Barbara Blakeney ◽  
Mary Foley ◽  
...  

2020 ◽  
Author(s):  
Pebi Septrian Sari

LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan sarana pelayanan yang bergerak dibidang pelayanan jasa kesehatan bagi masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan, RS diharapkan dapat memberikan pelayanan yang berkualitas. Selain itu, sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan dapat menjadi tempat yang berbahaya dan berisiko tinggi untuk keselamatan kerja. Dengan itu, RS berkewajiban menerapkan pembinaan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS). Upaya ini diterapkan agar terhindar dari adanya risiko kecelakaan kerja. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya perlindungan kepada tenaga kerja dan orang lain untuk menjauhkan segala risiko yang dapat terjadi pada diri sendiri maupun risiko yang dapat membahayakan pasien. Saat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien banyak risiko yang membahayakan seorang perawat dan pasien di rumah sakit. Jadi, Tujuan diterapkannya K3RS adalah terciptanya cara kerja, lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman, dan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan tenaga medis . Pengetahuan K3RS yang baik diharapkan mampu menekan angka kecelakaan kerja karena individu tersebut dapat menerapkan tindakan yang sesuai dengan pengetahuan K3 yang dimilikinya. Sesuai Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan disemua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan dan mudah terjangkit penyakit dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang penerpan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di rumah sakit. Segala hal yang menyangkut penyelenggaraan K3 di rumah sakit diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 432 tentang pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit. Perawat adalah salah satu tenaga pelayanan kesehatan yang berinteraksi dengan pasien secara berkesinambungan memberikan pelayanan keperawatan di rumah sakit secara terus menerus selama 24 jam yang berisiko mengalami penyakit dan kecelakaan kerja. Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan memiliki hak untuk bekerja dengan aman sehingga dapat memberikan pelayananyang berkualitas kepada pasien (American Nurses Association,2007). Tingkat pengetahuan K3 perawat sangat penting dalam menjaga keselamatan pasien dan diri perawat itu sendiri sesuai dengan penelitian terdahulu bahwa ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan perawat dengan tindakan keselamatan terhadap pasien. Mutu pelayanan tidak hanya dilihat dari peningkatan keselamatan kerja, namun dilihat juga dari perilaku dan pengetahuan perawat dalam menjaga dirinya untuk terhindar dari segala bahaya dan kecelakaan saat bekerja. Untuk meningkatkan pengetahuan mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja, maka rumah sakit memberikan pelatihan mengenai K3 agar seluruh tenaga kesehatan dapat mencegah dan menanggulangi bahaya yang terjadi. Langkah awal yang dapat dilakukan perawat untuk mencegah terjadinya infeksi yaitu menggunakan sarung tangan dan masker. Dengan perawat menerapkan K3 di rumah sakit dapat meningkatkan kualitas pelayanan.


2020 ◽  
Vol 27 (8) ◽  
pp. 1694-1702
Author(s):  
Mary Linton ◽  
Jamie Koonmen

As members of the largest and most trusted healthcare profession, nurses are role models and critical partners in the ongoing quest for the health of their patients. Findings from the American Nurses Association Health Risk Appraisal suggested that nurses give the best patient care when they are operating at the peak of their own wellness. They also revealed that 68% of the surveyed nurses place their patients’ health, safety, and wellness before their own. Globally, several nursing codes of ethics include the requirement of self-care. Often, these codes embed the responsibility to protect and promote one’s own health within the clearly described obligation to provide safe patient care. The American Nurses Association Code of Ethics for Nurses is unique in that it states explicitly that nurses must adopt self-care as a duty to self in addition to their duty to provide care to patients. One of the basic assumptions of Watson’s Philosophy and Science of Caring is that caring science is the essence of nursing and the foundational disciplinary core of the profession. Watson’s theory of human caring provides support for the engagement in self-care. Two important value assumptions of Watson’s Caritas are that “we have to learn how to offer caring, love, forgiveness, compassion, and mercy to ourselves before we can offer authentic caring and love to others” and we also must “treat ourselves with loving-kindness and equanimity, gentleness, and dignity before we can accept, respect, and care for others within a professional caring-healing model.” Embedded within several caritas processes is an outline for a holistic approach to caring for self and others that can guide nurses to improve their mental, physical, emotional, and spiritual health.


2019 ◽  
Author(s):  
Angel Ester Simanjuntak

Latar belakang : Diagnosis dan pengobatan yang merupakan respons manusia terhadap masalah kesehatan baik aktual atau potensial. (American Nurses Association, 1980) . Diagnosis keperawatan merupakan komunikasi di antara penyedia layanan kesehatan dan penerima perawatan dan merupakan awal dalam pilihan perawatan dan evaluasi selanjutnya dari hasil perawatan. (American Nurses Association, 1995). Tujuan : mengetahui bagaimana mengidentifikasi diagnosa keperawatan dalam menentukan proses keperawatan. Metode : Analisis data sekunder, yaitu dengan kajian pustaka dari beberapa jurnal dan buku. Hasil : Dari hasil kajian tentang ANALISIS KESESUAIAN PENGGUNAAN DIAGNOSA KEPERAWATAN , TUJUAN DAN INTERVENSI MENURUT NANDA, NOC, DAN NIC PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK mengatakan bahwa analisis kesesuaian penggunaan diagnosa keperawatan NANDA, NIC, dan NOC kurang baik. Pembahasan : suatu diagnosa keperawatan yang menggambarkan penilaian klinis yang harus di validasi oleh perawat karena adanya batasan karakteristik mayor Penutup: Diagnosa keperawatan adalah bagian dari proses keperawatan dimana yang dijadikan sebagai intervensi untuk menjadi tanggung jawab gugat keperawatan.


2019 ◽  
Author(s):  
Nadila Maha

Gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik maupun dengan mental (Baihaqi dkk, 2005 : 4). Salah satu faktor yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan jiwa adalah adanya stresor psikososial.Stressor psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang (anak, remaja atau dewasa): sehingga orang itu terpaksa menadakan penyesuaian diri untuk menanggulangi tekanan yang timbul (Hawari, 2001 : x ). Stressor psikososial ini muncul sebagai akibat dari perubahan-perubahan sosial yang serba cepat yang merupakan dampak proses modernisasi dan industrialisasi.Keperawatan jiwa sebagai bagian dari kesehatan jiwa merupakan suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya (American Nurses Association dalam Hamid 2000).


2019 ◽  
Author(s):  
Minda Ihsaniah Nasution

Praktik kolaborasi menekankan tanggung jawab bersama dalam menajemen perawatan pasien, dengan proses pembuatan keputusan bilateral didasarkan pada masing-masing pendidikan dan kemampuan praktisi (American Nurses Association, 1992). Meskipun banyak definisi yang disampaikan, namun inti dari upaya kolaborasi ini untuk memberikan pelayanan yang bermutu dan terbaik bagi pasien.


2019 ◽  
Author(s):  
Doharmauli Sitohang

Berpikir kritis (Critical Thinking) merupakan suatu cara berpikir secara logis, tidak mendahulukan emosi dalam pengambilan keputusan. Terutama dirumah sakit kita akan menemukan berbagai macam kasus yang dialami pasien ataupun klien yang mengharuskan kita sebagai perawat untuk beroikir secara kritis dalam pem,berian asuhan keperawatan yang nermutu bagi pasien. Berpikir kritis juga terjadi dalam proses keperawatan dalam melakukan berbagai aktivitas dirumah sakit yang berhubungan dengan proses keperawatan. Proses keperawatan merupakan merupakan suatu kerangka byang memungkinkan keperawatan untuk mengidentifikasi keunikannya terhadap masyarakat. Proses keperawatan memudahkan identifikasi manusia bterhadap respon manusia masalah manusia dan disertai dengan berpikir kritis supaya masalah kesehatan yang dialami pasien terpecahkan dengan baik. Proses keperawatan adalah (a) didasarkan pada pendekatan penyelesaian masalah, (b) dasar standar untuk kinerja asuhan keperawatan, (c) Standar Praktikum American Nurses Association.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document