transfer of stimulus control
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

40
(FIVE YEARS 4)

H-INDEX

13
(FIVE YEARS 0)

2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 37-57
Author(s):  
Wenny Aidina ◽  
Luh Surini Yulia Savitri

Salah satu keterampilan sosial yang harus dimiliki oleh anak usia dini adalah berkomunikasi dengan sopan pada orang lain. Apabila anak tidak menampilkan perilaku tersebut maka anak akan mengalami penolakan dari lingkungan sosialnya. Berkomunikasi dengan sopan dapat ditampilkan dengan meminta izin sebelum menggunakan mainan orang lain. Perilaku ini dapat dipelajari oleh anak melalui teknik prompting dan transfer of stimulus control. Tujuan penelitian ini adalah menguji efektivitas teknik prompting dan transfer of stimulus control untuk meningkatkan perilaku meminta izin sebelum menggunakan mainan orang lain tanpa bimbingan pada anak usia dini. Metode penelitian menggunakan single case AB with follow-up design dengan partisipan penelitiannya adalah anak laki-laki berusia 4 tahun 7 bulan yang tidak pernah meminta izin sebelum menggunakan mainan orang lain. Penelitian dilakukan selama 8 sesi yang masing-masing sesi terdiri dari 4 percobaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa teknik prompting dan transfer of stimulus control dapat meningkatkan frekuensi perilaku meminta izin sebelum menggunakan mainan orang lain dari 0% menjadi 100% dan efek pemberian intervensi bertahan di berbagai setting. Efek dari penelitian ini membuat partisipan dapat menampilkan perilaku meminta izin sebelum menggunakan mainan orang lain secara spontan setelah melihat mainan di mana pun berada. Kata kunci: keterampilan sosial, meminta izin, prompting, transfer of stimulus control, anak usia dini


2018 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 101
Author(s):  
Linda Mutiara Larassati ◽  
Fenny Hartiani

The cultivation of responsibility values in children is not often the main focus for parents. Whereas, the responsibility plays an important role for the development of self esteem, self-identity, and children well-being. The purpose of this study was to evaluate the effectiveness of prompting and fading techniques to develop responsibility in school-aged children starting from the simple behavior that is, putting objects that have been used in appropiate places. This study was conducted on a 7 years old child in second grade elementary school, using single case A-B design and implemented in 8 sessions. The results show that the application of behavior modification program with prompting and fading techniques can develop responsibility in a 7-years old child primarily in the case of putting an object in its place after using it.Key words : Prompting, fading, responsibilityAbstrak : Penanaman nilai-nilai tanggung jawab pada anak seringkali tidak menjadi fokus utama bagi orang tua. Padahal, rasa tanggung jawab berperan penting bagi perkembangan self esteem, pembentukan identitas diri, serta kesejahteraan mental anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas teknik prompting dan fading dalam mengembangkan rasa tanggung jawab pada anak usia sekolah dimulai dari perilaku yang sederhana yaitu, meletakkan barang yang telah digunakan di tempatnya. Perilaku tersebut merupakan manifestasi dari tanggung jawab terhadap barang pribadinya. Partisipan dalam intervensi ini adalah satu anak perempuan berinisial K, berusia 7 tahun, dan duduk di bangku kelas 2 SD. Penelitian ini menggunakan single case experimental A-B design. Intervensi dilakukan sebanyak 8 sesi menggunakan teknik modifikasi perilaku yaitu, prompting, transfer of stimulus control (fading), dan positive reinforcement. Analisis dilakukan dengan melihat perbandingan kemunculan perilaku meletakkan barang sebelum dan sesudah intervensi dilakukan. Hasil menunjukkan bahwa teknik prompting dan fading berhasil meningkatkan tanggung jawab berupa perilaku meletakkan barang di tempatnya secara konsisten pada anak usia 7 tahun.


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 34-52
Author(s):  
Dewa Ayu Diah Tri Paramita Putri Nida ◽  
Fenny Hartiani

Anak-anak dengan autisme mengalami defisit dalam kemampuan berkomunikasi dan interaksi sosial. Salah satu defisit yang terlihat dalam kontak sosial adalah kurangnya kontak mata, padahal kontak mata sangat penting bagi anak untuk mengembangkan keterampilan yang lebih kompleks, seperti kemampuan bahasa, keterampilan sosial serta memberikan pengaruh terhadap pendidikan dan pemahaman anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD). Berdasarkan kondisi tersebut, perlu dilakukan pemberian intervensi yang dapat meningkatkan kemampuan kontak mata pada anak-anak ASD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektifitas teknik modifikasi perilaku untuk memperbaiki perilaku kontak mata pada anak dengan gangguan spektrum autisme (ASD). Penelitian ini menggunakan single case experimental A-B design. Partisipanadalah satu anak dengan diagnosis ASD berinisial S. Intervensi dilakukan sebanyak 16 sesi menggunakan teknik modifikasi perilaku seperti Prompting, transfer of stimulus control atau fading dan positive reinforcement. Analisis dilakukan dengan melihat perbandingan kemunculan perilaku kontak mata sebelum dan sesudah intervensi dilakukan.Hasil menunjukkan bahwa program modifikasi perilaku pada subjek telah mampu meningkatkan perilaku kontak mata pada anak dengan ASD. Untuk penelitian selanjutnya, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, instruksi yang diberikan harus konsisten, penerapan intervensi lebih disukai untuk tidak menimbulkan ketidaknyamanan bagi anak-anak dan penguatan yang harus melibatkan subjek untuk membuat kontak mata berlangsung lebih lama. 


2015 ◽  
Vol 32 (2) ◽  
pp. 93-101 ◽  
Author(s):  
Matthew G. Swerdan ◽  
Rocío Rosales

An adapted alternating treatments design was used to compare the efficacy of echoic and textual prompts to teach three students with autism (ages 8–15) to ask questions related to two pre-selected topics of conversation. Participants were first required to answer questions related to the topics to determine whether accurate responses were within their repertoire. This was followed by a transfer of stimulus control procedure to teach participants to ask relevant questions to the experimenter on the same topics. Probes with a novel conversation topic were conducted in the natural environment with a peer, and follow-up probes were conducted after training. Results indicate questions taught using an echoic prompt were acquired in fewer trials to criterion than questions taught using a textual prompt for two of the three participants. Limitations and implications for future research will be discussed.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document