myopic loss aversion
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

68
(FIVE YEARS 12)

H-INDEX

13
(FIVE YEARS 1)

2021 ◽  
pp. 110137
Author(s):  
Rene Schwaiger ◽  
Laura Hueber

2021 ◽  
pp. 104225872110384
Author(s):  
Weiwen Li ◽  
Garry D. Bruton ◽  
Xinchun Li ◽  
Shuang Wang

A transgenerational leadership transition is one of the most critical events in the life cycle of family firms. Drawing upon the myopic loss aversion (MLA) perspective, we argue that outgoing leaders and other company stakeholders tend to closely watch the later-generation successors immediately after a transgenerational succession, and thus the successors will focus on short-term developments and invest less in R&D activities. Employing the difference-in-differences approach, we find empirical support for our argument that transgenerational succession decreases R&D intensity. The negative effect of transgenerational succession is more pronounced when the later-generation successors suffer from a higher level of MLA.


2021 ◽  
Author(s):  
Kazi Iqbal ◽  
Asadul Islam ◽  
John List ◽  
Vy Nguyen

2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 70-78
Author(s):  
Rizki Septiani ◽  
Satia Nur Maharani ◽  
Ria Zulkha Ermayda

An experienced investor's mindset tends to be different from that of a novice investor who has certain considerations heavily influenced by feelings and emotions. This mindset has unwittingly led to behavioral bias. One behavioral bias that often arises without being realized by investors, especially novice investors, is Myopic Loss Aversion (MLA). This study aimed to confirm the existence of Myopic Loss Aversion (MLA) behavioral bias and to analyze Myopic Loss Aversion (MLA) behavior bias inactive investors in Malang as well as the factors causing the emergence of Myopic Loss Aversion (MLA) behavior bias. This research was qualitative case study research. Primary data was obtained through in-depth interviews with selected informants. The results found that Myopic Loss Aversion arises in investors who conduct portfolio evaluations more frequently by monitoring fluctuating stock chart movements that seem to fear that their portfolio would suffer losses. Furthermore, another discovery was about how investors who had experienced Myopic Loss Aversion bias could overcome past mistakes in the investment decision-making process.Keywords:  Financial Behavior, Investors, Investment Decision Making AbstrakPola pikir investor yang sudah berpengalaman bisa berbeda dengan investor pemula yang cenderung masih memiliki pertimbangan tertentu yang banyak dipengaruhi oleh perasaan dan emosi. Pola pikir ini tanpa disadari telah memunculkan bias keperilakuan. Salah satu bias keperilakuan yang sering muncul tanpa disadari oleh investor terutama investor pemula yaitu Myopic Loss Aversian (MLA). Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi eksistensi dari bias keperilakuan Myopic Loss Aversian (MLA) dan menganalisis bias perilaku Myopic Loss Aversian (MLA) pada investor aktif di Malang serta faktor penyebab munculnya bias perilaku Myopic Loss Aversian (MLA). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif studi kasus. Data primer dilakukan melalui wawancara mendalam terhadap informan terpilih. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa Myopic Loss Aversian muncul pada investor yang melakukan evaluasi portofolio secara lebih frekuen melaui pemantauan pergerakan grafik harga saham fluktuatif yang seakan-akan takut portofolionya mengalami kerugian. Lebih lanjut, juga ditemukan tentang bagaimana para investor yang pernah mengalami bias Myopic Loss Aversian mengatasi kesalahan-kesalahan dimasa lalu dalam proses pengambilan keputusan investasi.Kata Kunci:  Perilaku Keuangan, Investor, Pengambilan Keputusan Investasi  


2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 1-7
Author(s):  
Andi Fauziah ◽  
Budi Purwanto ◽  
Wita Juwita Ermawati

Hambatan seseorang bergabung dalam pasar modal adalah hambatan psikologis, yaitu perilaku risk averse. Perilaku risk averse akan membatasi pelaku pasar modal untuk mengambil keputusan, sehingga perlu diantisipasi melalui peningkatan literasi keuangan. Literasi keuangan yang rendah akan meningkatkan frekuensi evaluasi, sehingga akan meningkatkan perilaku risk averse dan menurunkan return. Permasalahan ini dapat dicegah dengan meningkatkan literasi keuangan sehingga pelaku pasar modal akan berperilaku risk seeker dan meningkatkan return. Maka penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap return investor. Analisis regresi linear berganda menggunakan SPSS 20 untuk melihat pengaruh literasi keuangan, frekuensi evaluasi, maxhold, durasi investasi, penggunaan analisis teknikal, dan penggunaan analisis fundamental terhadap peningkatan return. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa literasi keuangan dan durasi investasi berpengaruh signifikan positif terhadap return investor, penggunaan analisis teknikal berpengaruh signifikan negatif terhadap return investor, sedangkan belum cukup bukti untuk menunjukkan bahwa frekuensi evaluasi, maxhold, dan penggunaan analisis fundamental berpengaruh terhadap return investor pada tingkat kepercayaan 90 persen.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document