brown band disease
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

16
(FIVE YEARS 5)

H-INDEX

7
(FIVE YEARS 0)

Author(s):  
Rosa Amalia ◽  
Diah Ayuningrum ◽  
Agus Sabdono ◽  
Ocky Karna Radjasa

The coral reefs’ condition in most regions in Indonesia has been declining due to coral diseases, such as Brown Band Disease (BrBD). A treatment for BrBD involves the use of biological control agents that have antagonistic properties against disease-causing agents. This study aimed to isolate bacteria from healthy hard coral, those associated with BrBD, and those that had bioactivities against BrBD. Sampling and identification of corals and BrBD were carried out in March 2015 at the Marine National Park of Karimunjawa. Bacteria from healthy and infected corals were isolated and purified. The isolates were subjected to antipathogenic assay using overlay and agar diffusion methods. Finally, molecular identification of active bacteria was carried out using the 16S rRNA gene amplification. As many as 57 bacterial isolates were obtained from healthy coral, as well as four bacterial isolates from coral with BrBD symptoms. A total of 15 bacterial isolates (26%) showed antipathogenic activity against BrBD-associated bacteria. Three isolates with the strongest antipathogenic activities, i.e., GAMSH 3, KASH 6, and TAPSH 1 were identified by 16S rRNA gene sequences. The results showed that they were aligned to Virgibacillus marismortui (97%), Oceanobacillus iheyensis (97%), and Bacillus cereus (96%), respectively.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Ayu Safitri ◽  
Ratna Diyah Palupi ◽  
. Rahmadani

Penyakit karang sekarang ini sudah menjadi perhatian utama para peneliti karang. Banyak kasus dilaporkan penyakit karang menjadi penyumbang terbesar kematian karang di sebuah perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan kelimpahan penyakit karang di Perairan Desa Buton, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Metode pengambilan data prevalensi dan kelimpahan penyakit karang menggunkan belt transect (transek sabuk) dengan luas 180m2 yang ditarik sejajar garis pantai pada 3 (tiga) titik stasiun. Hasil penelitian menunjukan ditemukan sebanyak 5 (lima) jenis penyakit karang (White Band Disease, Brown Band Disease, Ulcerative White Spot, Bleaching, dan Black Band Disease dan 3 (tiga) jenis gangguan kesehatan karang (Fish bites, Crown-of-Thorn-Starfish (COTS), dan Tube formers). Secara umum total prevalensi penyakit karang di lokasi penelitian sebesar 78,7% (52,3% penyakit karang dan 26,4% berupa gangguan kesehatan karang) dengan kasus tertinggi terdapat di stasiun 1 (satu). lebih lanjut kelimpahan rata-rata penyakit karang sebesar 0,65 koloni/m2. Kelimpahan penyakit karang tertinggi ditemukan pada stasiun I yaitu sebesar 0,32 koloni/m2.Kata Kunci: Penyakit Karang, Prevalensi, Kelimpahan, Perairan Desa Buton


Author(s):  
M. Selva Bharath ◽  
K. Diraviya Raj ◽  
Greta S. Aeby ◽  
J. K. Patterson Edward

2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 63
Author(s):  
Riska Riska ◽  
Lalang Lalang ◽  
Sudarwin Kamur ◽  
Iswandi Wahab ◽  
Maharani Maharani

Ekosistem terumbu karang merupakan salah satu organisme laut yang rentan terhadap perubahan lingkungan perairan. Salah satu dampak akibat perubahan lingkungan tersebut adalah munculnya berbagai penyakit dan gangguankesehatan karang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi terumbu karang dan mengindetifikasi jenis-jenis penyakit dan gangguan kesehatan yang mengancam ekosistem terumbu karang di perairan Desa Langgapulu. Metodetransek garis (line intercept transect) sepanjang 50 m digunakan untuk menggambarkan kondisi terumbu karang dengan melihat persentase penutupan karang hidup, karang mati, alga, dan keberadaan biota lainnya. Metode belt transek dengan ukuran 5 m x 50 m digunakan untuk mengidentifikasi penyakit dan gangguan kesehatan karang, pada 4 stasiun pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi terumbu karang di perairan tersebut dalam kategorisedang hingga buruk/rusak. Jenis penyakit karang yang ditemukan pada perairan ini yaitu Black Band Disease (BBD), Brown Band Disease (BRBD), Dark Spots Disease (DSD), Pink Boctch (PB), Skeletal Eroding Band (SEB), dan White Syndromes (WS). Gangguan kesehatan karang umumnya disebabkan karenapemutihan karang (Bleaching), Crown of Thorns Starfish, Growth Anomalies, Pigmentation Response, Sediment Damage, dan Tube Former. Penurunan kualitas lingkungan perairan sangat berperan terhadap munculnya berbagai penyakit dan gangguan terhadap kesehatan karang, yang berdampak pada gangguan secara fisiologis bagi biota karang. 


2016 ◽  
Vol 11 (3) ◽  
pp. 175
Author(s):  
Dedi ◽  
Taslim Arifin

Tingkat pencemaran perairan Teluk Jakarta yang terjadi diakibatkan aktivtas dari daratan memberikan dampak pada perairan di sekitarnya.Terumbu karang sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi kesehatan karang melalui persen tutupan karang hidup, sebaran dan kelimpahan penyakit dan hubungan antara persen tutupan karang dengan kelimpahan penyakit karang.Pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode transek sabuk 1 x 1 m dengan transek garis dengan panjang transek 50 m pada kedalaman 3 m, dilakukan pada 5 lokasi, 3 stasiun di Gugusan Pulau Pari dan 2 stasiun pada pulau yang berdekatan dengan Teluk Jakarta. Untuk mengetahui kondisi terumbu karang dilakukan analisis dengan menghitung persen tutupan karang hidup, prevalensi penyakit karang, kelimpahan koloni yang terserang penyakit karang. Hubungan antara tutupan karang hidup, prevalensi penyakit karang, dan kelimpahan penyakit karang dianalisis dengan metode regresi linier. Secara umum kondisi terumbu karang pada lokasi yang berdekatan dengan teluk Jakarta dikategorikan sangat buruk (0,56% - 5,05%) sedangkan pada gugusan Pulau Pari dikategorikan sedang (17,88% - 41,27%). Kelimpahan penyakit karang yang ditemukan 17 koloni White Syndrom, 65 koloni putih, 2 koloni Brown Band Disease, 1 koloni Skeletal Eroding Band sedangkan kategori gangguan kesehatan karang seperti Fish bite (4 koloni), Drupellla (2 koloni), Crown-Of-Thorns Starfish (COTS) (1 koloni), Pigmentation Respon (31 koloni), Invertebrate Galls (13 koloni), Spons Over (30 koloni), dan Sedimentation Demage (64 koloni). Prevalensi penyakit yang ditemukan seperti Skeletal Eroding Band 0,46%, Brown Band Disease 0,93%, White Syndrom 6,48%. Prevalensi gangguan kesehatan karang seperti kerusakan akibat sedimentasi (37,96%) dan Respon Pigmentasi (20,83%). Korelasi antaran tutupan karang hidup, prevalensi dan kelimpahan penyakit karang memiliki korelasi yang erat dengan nilai masing-masing 0,7794 (korelasi persen tutupan dan prevalensi), 0,9139 (kelimpahan dan tutupan karang) dan 0,8658 (prevalensi dan kelimpahan penyakit). Semakin tinggi persen karang hidup maka semakin tinggi penyakit dan gangguan kesehatan karang yang ditemukan.


2016 ◽  
Vol 25 (9) ◽  
pp. 1625-1636 ◽  
Author(s):  
Simone Montano ◽  
Aurora Giorgi ◽  
Matteo Monti ◽  
Davide Seveso ◽  
Paolo Galli

2015 ◽  
Vol 115 (1) ◽  
pp. 15-23 ◽  
Author(s):  
D Seveso ◽  
S Montano ◽  
MAL Reggente ◽  
I Orlandi ◽  
P Galli ◽  
...  

Coral Reefs ◽  
2014 ◽  
Vol 33 (3) ◽  
pp. 705-716 ◽  
Author(s):  
Sefano M. Katz ◽  
F. Joseph Pollock ◽  
David G. Bourne ◽  
Bette L. Willis

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document