Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

44
(FIVE YEARS 44)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Institut Seni Indonesia Surakarta

2714-6367, 1412-2065

Author(s):  
Nanang Bayu Aji

Tulisan ini mengungkap kasus frasa balungan céngkok mati di dalam karawitan gaya Surakarta. Permasalahan yang akan dipaparkan terkait interpretasi vokalis terhadap frasa balungan céngkok mati. Pengumpulan data diperoleh dengan cara studi pustaka, wawancara, dan juga laboratoris. Analisis dilakukan dengan cara menafsirkan kembali pemikiran serta pengalaman pêngrawit vokalis yang diperoleh melalui realitas pragmatik. Penafsiran menggunakan metode interpretasi dan analisis garap. Vokal dalam ensambel gamelan mempunyai cara untuk menginterpretasi frasa balungan céngkok mati. Interpretasi tersebut digunakan dalam rangka mengeksekusi frasa balungan céngkok mati dengan garap balungan céngkok mati. Hal tersebut dikarenakan tidak semua frasa balungan céngkok mati dieksekusi dengan garap balungan céngkok mati. Kehadiran vokal mempunyai peranan penting dalam karawitan, khususnya peranan terhadap gending dan garap gending. Peranan penting vokal dalam sajian karawitan tertentu memposisikan vokal menjadi lebih berwenang dalam menginterpretasi frasa balungan céngkok mati. Kata kunci : vokalis, balungan céngkok mati,  interpretasi, peran, eksekusi


Author(s):  
Yusnelli Yusnelli ◽  
Ferry Herdianto
Keyword(s):  

Malay art generally displays songs that have song ranges or tempo such as langgam and zapin. Likewise with the Malay art of Sayang Senandung always plays these two tempos in every show. However, there is something unique about Sayang Senandung where the two tempo forms are packaged using different instruments from other Malay forms. Tempo Langgam uses violin instruments (melodic instruments), bebano pasu, kompang, and tetawak as tempo control instruments, and in every show always plays the songs Dondang Sayang, Inang Cina and Serampang Laut. Tempo Zapin uses the string instrument, the violin as the carrier of the melody and filler and the Marwas and the tetawak as the instrument for cntrolling the tempo. The songs he often performed were zapin major and zapin minor.


2021 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. 111-131
Author(s):  
Purwa Askanta ◽  
Danis Sugiyanto

This journal is entitled "Cengkok Genderan Dualolo as a Source of Ideas for the Creation of Fantasia From Dualolo Music Composition" by Purwa Askanta. The focus of the problems studied in this paper includes the analysis of musical composition works that use the source of artistic ideas from a dualolo genderan twist in Javanese Karawitan. How the idea is used as a theme and developed to form a sound building in the form of Fantasia in three parts. In this composition, there are several creation systems that need to be expressed in order to understand the reader in order to understand the concept of creating this musical work. The method used in this journal is descriptive analysis with a form of music analysis approach. The findings of this research will show creativity in composing a new musical composition by Purwa Askanta. Meanwhile, the purpose of this research is to contribute in the form of techniques and methods of creating musical works that raise a simple idea from elements of the Javanese musical tradition in the form of the dualolo gendered twisted. It is hoped that the writings in this journal can broaden the readers' insight and become a reference for those who explore the creation of musical works.


Author(s):  
Sigit Setiawan

Hal yang ingin diungkap pada penelitian ini adalah, bentuk gending, jalan sajian, dan studi pathet dalam gending Krawitan. Krawitan merupakan gending yang lebih dikenal oleh masyarakat karawitan sebagai gending pakeliran. Maka, naskah ini fokus pada jalan sajian guna keperluan pakeliran. Adapun konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah, teori garap Rahayu Supanggah, pendekatan kontekstual dan tekstual dalam antropologi pandangan Ahimsa Putra, yang mana pada kajian tekstual mendapat perhatian yang lebih besar. Kajian tekstual yang dihadirkan adalah kajian bentuk gending, jalan sajian, dan studi pathet. Jalan sajian dianalisis dengan menggunakan tiga contoh kasus yakni, versi Media Ajar, versi RRI dan versi Nartosabda. Sedangkan studi pathet menggunakan pendekatann pathet melalui biang pathet karya Sri Hastanto. Dari hasil analisis yang dilakukan, investigasi bentuk gending berhasil memetakan posisi ketawang gending kethuk 4 kerep yang merupakan pemekaran dari ketawang gending kethuk 2 kerep dan diawali dari bentuk ketawang. Jalan sajian, termasuk di dalam dinamika irama pada garap pakeliran ada dua versi yakni versi dari ayak-ayak dan versi buka rebab. Hal tersebut berdampak pada perjalanan Gending Krawitan. Terakhir, investigasi terkait pathet, membuktikan bahwa meski Gending Krawitan ini merupakan gending dengan pathet induk nem, tetapi pada faktanya gending ini terdiri dari frasa-frasa melodi yang tidak hanya pathet nem. 


Author(s):  
Suraji Suraji

Tulisan ini dilatarbelakangi oleh informasi bahwa gending-gending JawaGaya Surakarta banyak yang dibentuk dari ‘sekar’ (tembang). Pembahasan dalamtulisan ini difokuskan pada hubungan yang terdapat pada sekar macapat Durmadan gendhing kemanak Anglirmendhung dengan cara membandingkan alur melodilagu vokal pada lagu sekar macapat Durma dengan gendhing kemanakAnglirmendhung. Studi ini berupaya untuk mendeskripsikan dan mencari korelasi antaragending kemanak Anglirmendhung dengan sekar macapat Durma. Adapun untukmembedah permasalahan tersebut, konsep garap digunakan pada studi ini karenaapa yang terjadi dalam persoalan tersebut sesungguhnya adalah hasil darikreativitas, imajinasi dan interpretasi para pengrawit. Di samping itu, landasanpemikiran Mas Ngabehi Warsapradangga digunakan dalam kerja analisisnya.Dasar pemikirannya adalah bahwa, dasar penciptaan gending pada awalnyabersumber dari lagu vokal (tembang). Ditemukannya jawaban atas permasalahantersebut tentu sangat bermanfaat bagi dunia karawitan, baik dari sudut pandangpraktik maupun keilmuan. Hasil analisis menunjukkan bahwa, dengan membandingkan baris-barisdalam sekar macapat Durma terhadap kalimat lagu gendhing kemanakAnglirmendhung, serta memperhatikan alur melodi dan seleh-selehnya, adalahsalah satu bukti yang membenarkan pemikiran Mas Ngabehi Warsapradangga.


Author(s):  
Wahyu Thoyyib Pambayun

 This article contains the author’s experience in composing gamelan composition, “Aruhara”. In the composing process of “Aruhara”, the author was inspired by the Genderan of Ada-ada Ngobong Dupa presented by Sumiyati. In order to create the gamelan composition “Aruhara”, the author uses reinterpretation approaches. The steps of composing the piece are: observation, exploration, elaboration, rehearsal, and finalization. The process that has been passed has resulted new offers in addressing the gender instrument, such as  the use of patterns, techniques, musical scales and the connection between the instruments. The author hopes this article can be useful as an alternative source to learn gamelan compositions for gamelan composition learners, and it can provides an overview about the discourse, also the performance of Indonesian composers.Keywords::Composition, Gamelan, Gender, Aruhara, Karawitan


2021 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. 94-110
Author(s):  
Nandhang Wisnu Pamenang

Fungsi tembang sebenarnya adalah memaknai berbagai macam tembang yang terdapat dalam macapat. Macapat terdiri dari sebelas jenis dan memiliki arti sendiri-sendiri. Tembang macapat awalnya adalah berdiri sendiri atau vocal tunggal tetapi dalam perkembanganya disesuaikan dengan gamelan akhirnya menemukan bentuk pengembangan tembag macapat yang lebih menarik. Salah satu perkembangannya adalah dengan digunakannya salah satu jenis tembang macapat sebagai salah satu urutan gending tari yang memunculkan tema dan dinamika musik. Sebagai contoh tembang Sinom Logondhang yang digunakan dalam karya tari Pawestri sebagai awalan dan syairnya berisikan tema tarian. Peranan tembang Sinom Logondhang dalam karya tari Pawestri sangat penting karena sebagai penyampai isi. Kata Kunci : Fungsi, Tembang, Sinom


2021 ◽  
Vol 20 (2) ◽  
pp. 131-146
Author(s):  
Wiliyan Bagus Dwi Krismiatin ◽  
Suyoto Suyoto

Penelitian pada Maduwaras, Gendhing Kethuk 2 Kerep Minggah 4: Kajian Garap Kendang, Gaya Surakarta dan Yogyakarta Dalam Rangkaian Mrabot” adalah menganalisis garap kendang gendhing Maduwaras.  Gagasan dalam penelitian ini adalah kolaborasi garap dua gaya Karawitan yaitu gaya Surakarta dan Yogyakarta dengan rangkaian; Maduwaras, gendhing gendhing kethuk 2 kerep minggah 4 kalajengaken ladrang Mara Lagu, suwuk, trus lagon Sanga Wetah, ada-ada kasambet Playon kaseling rambangan Kinanthi, Sinom, Durma laras sléndro pathet sanga.  Dalam rangkaian tersebut terdapat dua gaya karawitan yang berbeda dengan berbagai macam garap kendhangan.  Permasalahan tersebut dikaji sesuai dengan kaidah-kaidah karawitan pada kedua gaya tersebut.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.  Penelitian dimulai dari proses rancangan penelitian karya, pemilihan sumber dan jenis data. Teknik pengumpulan data dimulai dari studi pustaka, observasi, dan wawancara.  Dalam analisa penelitiannya menggunakan tiga pendekatan konsep yaitu konsep garap (materi garap dan prabot garap), konsep mungguh, konsep matut dan konsep padhang ulihan.Hasil yang diperoleh adalah kedua gaya yang memiliki latar belakang berbeda dapat dikolaborasi dengan baik dengan memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku dari kedua gaya tersebut khususnya garap kendhangan.  Perbedaan garap kendhangan pada masing-masing bentuk gending dapat menghasilkan berbagai karakter, warna dan dramatik musikal dengan didukung oleh beberapa aspek kendhangan antara lain; penerapan sekaran, laya, wiledan, serta dinamika dengan tetap memperhatikan konsep mungguh. Kata kunci : gending, kendhangan, garap, gaya


2021 ◽  
Vol 20 (2) ◽  
pp. 106-119
Author(s):  
Ema Mega Mustika ◽  
Djoko Purwanto

Penelitian ini mengungkap tentang garap gembyang kempyung dalam gendèran gendhing gaya Surakarta.  Permasalahan yang dibahas terkait dengan pengertian gembyang kempyung, ricikan yang memiliki gembyang kempyung, hal-hal yang menjadi pertimbangan garap gembyang kempyung  dalam gendèran, dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perbedaan tafsir oleh penggendèr  akademis maupun alam. Data diperoleh melalui pengamatan pertunjukan, wawancara, dan studi pustaka.  Metode yang digunakan adalah metode kualitatif yang menekankan pada deskriptif analitik.  Permasalahan garap gembyang kempyung  dalam gendèran gending gaya Surakarta dikupas dengan menggunakan pendekatan pemikiran Supanggah mengenai unsur garap dan hal-hal yang berpengaruh dalam pembentukanan seorang pengrawit, dan teori lingkaran kempyung oleh Martopangrawit mengenai pathet.  Hasil dari studi ini menunjukkan, bahwa dalam garap gembyang dan kempyung diperlukan beberapa pertimbangan antara lain; alur balungan gending, cengkok mati, pathet, dan arah nada.  Pada praktiknya terdapat perbedaan hasil tafsir gembyang kempyung oleh para penggendèr alam maupun akademik.  Terjadinya perbedaan tafsir tersebut dikarenakan beberapa hal yakni, modal penggendèr, pertimbangan garap, kontinuitas garap, kemantapan rasa masing-masing penggendèr, dan adanya kebebasan tafsir dalam karawitan.


2021 ◽  
Vol 20 (2) ◽  
pp. 157-167
Author(s):  
Danis Sugiyanto ◽  
Sigit Setiawan

This work is entitled "Ismuning Cahya", is a work of contemporary Javanese gamelan music composition with the theme "the form of the Oneness of God” represented by the wayang character, Semar. The purpose of the creation of this works is to prove the existence of contemporary music (gamelan), as a reference for gamelan students who are interested in creating works of art (music). The output of this artistic research work is in the form of works (both live and/ or audio documentation) and scientific works which contain the process of developing the works "Ismuning Cahya". From there, it is hoped that this work will be able to become a model for the creation of works of art, especially the creation of contemporary gamelan.  


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document