EnviroUS
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

50
(FIVE YEARS 49)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By University Of Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

2777-1032, 2777-1040

EnviroUS ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 48-55
Author(s):  
Mohammad Mirwan ◽  
Nadia Agustina Irianto

Biogas merupakan gas mudah terbakar yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri anaerob. Senyawa tersebut didalam digester akan dikonversi menjadi senyawa metan yang dapat dibakar sebagai sumber energi. Bahan tersebut adalah kotoran sapi, tanaman hydrilla verticillata, tanaman eceng gondok, dan tanaman rumput gajah. Pada penelitian kali ini mencoba untuk memanfaatkan bahan-bahan kombinasi antara Kotoran sapi dengan variasi ketiga tanaman dengan perbandingan 2 : 1 dan kombinasi variasi tanaman dengan perbandingan 1 : 1. Untuk membandingkan 3 tanaman tersebut manakah yang optimal menghasilkan biogas. Parameter yang dianalisa terdiri dari kadar air, C/N rasio, suhu, tekanan, lama nyala api dan kadar gas metan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biogas terbaik diperoleh pada waktu fermentasi selama 30 hari pada variasi campuran bahan kotoran sapi dengan hydrilla verticillata pada perbandingan 2 : 1 dengan kadar air sebesar 41,3%, rasio C/N sebesar 21,5%, 50,4% kadar gas metan. Dan ditandai dengan kenaikan suhu mencapai 35oC juga dengan nyala api paling lama yaitu selama 72 detik dengan menggunakan kompor portable


EnviroUS ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 114-122
Author(s):  
Yayok Suryo Purnomo ◽  
Fitria Dwi Wijayanti

Limbah cair bengkel memiliki kandungan minyak lemak, COD dan BOD. Maka dari itu perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut agar limbah ini tidak berbahaya bagi lingkungan jika akan dibuang ke badan air. Salah satu pengolahan untuk mengolah minyak lemak adalah dengan menggunakan alat grease trap. Sedangkan untuk mengolah COD dan BOD dapat menggunakan fitoremediasi. Beberapa tanaman yang dinilai mampu untuk menurunkan kadar COD dan BOD adalah eceng gondok dan kayu apu. Pada penelitian kali ini digunakan pengolahan dengan grease trap dan dilanjutkan dengan fitoremediasi menggunakan tanaman eceng gondok dan kayu apu. Dari penelitian ini didapatkan bahwa pada variasi waktu sampling 9 jam di grease trap dapat menurunkan minyak lemak sebesar 84,62%. Untuk pengolahan dengan fitoremediasi didapatkan bahwa tanaman eceng gondok lebih mampu menurunkan COD dan BOD daripada kayu apu. Pada penelitian ini didapatkan yang paling efektif adalah variasi waktu sampling 25 hari, pada reactor dengan eceng gondok 10 batang mampu menurunkan COD sebesar 77,82% dan BOD sebesar 83,68% sedangkan pada reactor dengan kayu apu 10 batang mampu menurunkan COD sebesar 74,48% dan BOD sebesar 67,22%.


EnviroUS ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 101-105
Author(s):  
Firra Rosariawari ◽  
Muhammad Almadhany

Jalan Kedung Cowek merupakan jalan arteri primer yang melayani skala nasional, sehingga mempunyai volume lalu lintas tinggi  yang menyebabkan kebisingan lalu lintas. Maka perlu adanya model kebisingan lalu lintas yang dapat memprediksi kebisingan lalu lintas untuk memudahkan dalam upaya pengontrolan kebisingan lalu lintas. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh model kebisingan lalu lintas berdasarkan volume lalu lintas setiap jenis kendaraan. Metode yang dilakukan dalam penelitian adalah dengan survei langsung di Jalan Kedung Cowek  untuk memperoleh data  tingkat kebisingan dan volume lalu lintas. Analisis data untuk memperoleh pemodelan kebisingan lalu lintas menggunakan Multiple Linear Regression dengan bantuan software Minitab versi 19. Model kebisingan lalu lintas pada Jalan Kedung Cowek yang diperoleh yaitu  LEQ = 71,292 + 0,001811 MC + 0,00487 LV – 0,0078 HV dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,5940.  Model tersebut masih belum terlalu baik, karena banyaknya kendaraan yang memakai knalpot tidak standar yang menyebabkan tingkat kebisingan menjadi lebih tinggi.


EnviroUS ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 88-95
Author(s):  
Okik Hendriyanto C ◽  
Sulthan Nafis Nabila

Cadangan bahan bakar yang berasal dari fosil terus berkurang sedangkan jumlah konsumsinya meningkat sehingga memerlukan bahan bakar pengganti. Biogas merupakan bahan bakar alternatif yang dapat menunjang kegiatan sehari-hari dan sebagai pengganti bahan bakar yang berasal dari fosil. Penumpukan limbah ikan pada pembuangan di pasar ikan mencemari lingkungan dan mengurangi estetika lingkungan. Pengolahan limbah ikan secara anaerob merupakan cara yang efisien karena mengandung protein, lemak dan konsentrasi bahan organik tinggi. Dengan nilai rasio C/N yang rendah limbah ikan harus dicampur dengan kotoran ternak atau tumbuhan hijau untuk menghasilkan gas metan yang lebih optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kandungan kadar gas metan dan rasio C/N yang dihasilkan dari campuran kototan kambing (KK) dan limbah ikan (LI). Pada penelitian ini menggunakan variasi substrat kotoran kambing (KK) dan limbah ikan (LI) 80:20; 60:40; 50:50; 40:60; 20:80, dengan variasi waktu fermentasi selama 5 hari, 10 hari, 15 hari, 20 hari, dan 25 hari dan menggukan volume digester 19 liter. Parameter yang di analisa antara lain rasio C/N, persentase kadar gas metan dan nyala api. Hasil menunjukkan biogas terbaik diperoleh pada variasi substrat KK:LI 80:20 dengan rasio C/N sebesar 20,52% dan menghasilkan kadar gas metan 54,81% dan dapat menyalakan api dengan waktu 24.7 detik.


EnviroUS ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 106-114
Author(s):  
Yayok Suryo Purnomo ◽  
Dwi Iswatul Rozika

Lindi (leachate) merupakan salah satu limbah yang berbahaya apabila dibuang langsung ke badan air dan tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan biologis, seperti Moving  Bed Biofilm Reactor (MBBR). MBBR merupakan pengolahan yang menggunakan media sebagai tempat melekatnya mikroorganisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan reaktor MBBR dengan menggunakan proses oxic-anoxic dalam menurunkan parameter COD, BOD, NH3-N. Variasi yang digunakan pada penelitian ini ada tiga yaitu, variasi media, volume media, dan waktu tinggal. Media yang digunakan pada penelitian ini adalah kaldnes K5 dan spons (biocube) dengan volume 25%, 35%, dan 45%. Waktu tinggal yang digunakan pada penelitian ini yaitu 6 jam (oxic 4 jam – anoxic 2 jam), 8 jam (oxic 5 jam – anoxic 3 jam), 11 jam (oxic 7 jam – anoxic 4 jam), 17 jam (oxic 10 jam – anoxic 7 jam), dan 33 jam (oxic 20 jam – anoxic 13 jam). Hasil yang paling optimum pada waktu tinggal 33 jam (oxic 20 jam – anoxic 13 jam) menggunakan media spons (biocube) dengan volume 45% dengan hasil yang didapat untuk COD sebesar 85%, BOD sebesar 90%, dan NH3-N sebesar 84%.


EnviroUS ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 129-135
Author(s):  
Tuhu Agung Rachmanto ◽  
Elcyber Alqadri Andili

Pada jasa pencucian kendaraan tidak memiliki sistem pengolahan limbah untuk menangani limbah cair yang dihasilkan dari proses pencucian. Ada beberapametode pengolahan limbah yang cukup efisien. Salah satunya dengan proses elektrokoagulasi yang merupakan teknologi pengolahan air dengan menggunakan proses elektrokimia dimana anoda akan melepaskan koagulan aktif berupa ion ke dalam larutan air limbah sehingga meembentuk flok yang mampu mengikat kontaminan dan partikel dalam limbah.Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan konsentrasi TSS dalam air limbah pencucian kendaraan bermotor dan mengetahui perubahan pH secara alami dengan variable bebas yaitu perubahan waktu, perubahan tegangan dan jenis elektroda dengan metode elektrokoagulasi. Penelitian dilakukan secara batch dengan menggunakan plat Aluminium (AI)dan Besi (Fe) sebagai Elektroda dengan variasi waktu 30, 60, 90, 120 menit dan variasi tegangan 3, 6, 9, 12 Volt. Parameter yang diukur adalah TSS dan ph. hasil dari penelitian didapatkan hasil yang optimal untuk efisiensi penyisihan TSS dengan elektroda Almunium (AI) sebesar93.15 % dari 253 mg/l menjadi 57,25 mg/l dengan tegangan 12 volt dengan waktu sampling 120 menit.Kata Kunci : Limbah Pencucian Kendaraan, Elektrokoagulasi, TSS


EnviroUS ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 67-73
Author(s):  
Mohammad Mirwan ◽  
Abdul Ghefurulloh

Beberapa kota di Indonesia masih banyak mengalami permasalahan mengenai persampahan, khusunya Kota Bangkalan yang merupakan salah satu kabupaten di Pulau Madura. Dalam pengelolaan persampahannya, Kota Bangkalan memiliki 1 TPA dan 12 armada pengangkut sampah dengan timbulan sampah sebesar 270,58 m3/hari pada tahun 2019. Dinas terkait Kota Bangkalan berencana melakukan pembangunan TPA baru guna mengatasi permasalahan sampah yang terus meningkat tiap tahun. Mengingat pengangkutan sampah merupakan salah satu sub-sistem terpenting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan sampah, maka diperlukan adanya manajemen rute pengangkutan sampah menuju TPA baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji timbulan sampah dan memproyeksi kebutuhan prasarana pengangkutan sampah 10 tahun mendatang serta mengoptimalkan rute pengangkutan sampah ke TPA baru. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model dinamik dengan memanfaatkan software stella. Hasil penelitian menunjukkan bawah timbulan sampah di Kota Bangkalan semakin meningkat setiap tahunnya, yang menyebabkan kebutuhan armada pengangkut sampah semakin meningkat pula. Pada tahun 2029 jumlah armada yang dibutuhkan sebanyak 40 unit, dengan kebutuhan ritasi 18 untuk mengangkut sampah sebanyak 302,76 m3 setiap harinya. Dan untuk rute alternatif yang dihasilkan, pada rute alternatif 2 mampu menghemat jarak tempuh 42,4 km/hari dari rute alternatif 2. Sedangkan untuk penghematan biaya bahan bakar yang didapat dengan menggunakan rute alternatif 2 adalah sebesar Rp. 76.320,-/hari atau Rp. 2.289.600,-/bulan dan Rp. 27.475.200,-/tahun.


EnviroUS ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 61-66
Author(s):  
Mohammad Mirwan ◽  
Indria Puspita

ABSTRAK Limbah laundry  adalah salah satu jenis limbah yang pada umumnya dibuang secara langsung ke lingkungan (badan air) tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Limbah laundry memiliki kandungan pencemar diantaranya Surfaktan, Fosfat, BOD dan TSS. Fitoremediasi adalah metode yang digunakan dalam mengolah limbah laundry dan diujikan dalam penelitian ini. Tanaman yang digunakan dalam metode ini adalah Mensiang dan Lembang. Selain itu, penelitian ini menggunakan sistem batch dengan volume limbah 10 liter dan variasi kerapatan tanaman 3 dan 5 tanaman per reaktor. Waktu tinggal air limbah pada reaktor adalah 3, 6 dan 9 hari. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu persen penyisihan Surfaktan dan BOD sebesar 97,26% dan 84,94%  pada reaktor Lembang. Persen penyisihan Fosfat dan TSS sebesar 98,38% dan 93,81% pada reaktor Mensiang. Waktu tinggal optimal adalah 9 hari.


EnviroUS ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 81-87
Author(s):  
Tuhu Agung Rachmanto ◽  
Muhammad chumaidy maimun abdillah Ainani jundah

Saat ini, TPA Gedangkaret di Jombang memiliki salah satu fasilitas penunjang yang belum dikelola dengan baik, diantaranya saluran parit dan kolam lindi yang banyak tertimbun sampah, tersumbat, dan sudah tidak terawat lagi. Kolam lindi yang berada dibelakang TPA hanya berfungsi untuk menampung air lindi saja tanpa ada proses pengelolaan lebih lanjut. Sedangkan perencanaan TPA yang baik adalah dengan menggunakan sistem controlled landfill atau sanitary landfill. Kedua sistem tersebut menggunakan lapisan penahan air lindi, saluran lindi, dan tanah sebagai penutup dari tumpukan sampah, dan pada setiap akhir pengoperasiannya sampah ditutup dengan tanah untuk meminimalkan pengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Pada perencanaan rehabilitasi TPA Gedangkaret Jombang kali ini, diadakan evaluasi kelayakan TPA dengan metode Integrated Risk Based Approach (IRBA) yang mengacu pada peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia nomor 3 Tahun 2013 lampiran V. Dengan luas lahan sebesar 8,7 Ha, TPA Gedangkaret saat ini masih dioperasikan dengan metode contolled landfill dimana dilakukan pengurugan pada saat sel telah penuh ataupun tanah yang digunakan untuk mengurug telah tersedia. Beberapa bagian timbunan sampah juga telah diurug menggunakan tanah penutup. Pengelolaan gas yang dilakukan adalah dengan melakukan flaring gas metana TPA. Pengelolaan lindi TPA dilakukan dengan menggunakan kolam-kolam stabilisasi. Hasil analisis secara kuantitatif menggunakan metode penilaian indeks risiko menunjukan bahwa nilai indeks risiko TPA Gedangkaret secara keseluruhan aspek adalah 538,48. Secara garis besar, kegiatan rehabilitasi yang dilakukan dari hasil penilaian indeks risiko berupa pencemaran air tanah (perencanaan system lapisan dasar dan penutup zona penimbunan untuk meminimalisasi potensi air lindi untuk terinfiltrasi ke dalam tanah), penggunakaan masa mendatang (perencanaan zona penimbunan baru dan zona penimbunan sementara), timbunan sampah eksisting (stabilisasi lereng zona penimbunan dan perencanaan tanggul zona buang), pencemaran udara (perencanaan pengelolaan gas dan zona penyangga TPA), produksi air lindi (perencanaan kontruksi perpipaan air lindi dan pengelolaan menggunakan IPL).


EnviroUS ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 18-26
Author(s):  
Euis Nurul Hidayah ◽  
Lila Kurnia Damayanti

ABSTRAK  Peningkatan aktivitas laundry di perkotaan Surabaya menimbulkan peningkatan penggunaan deterjen ,dimana  kandungan dalam deterjen memiliki pengaruh buruk terhadap lingkungan .Penelitian ini menggunakan metode adsorpsi dengan karbon aktif komersial  aliran upflow dengan Variasi debit 5 ml/menit, 10 ml/menit,dan 15 ml/menit  dengan variasi tinggi 10 cm,15 cm, dan 20 cm serta waktu sampling 2 jam,4 jam, 6 jam, 8  jam, 10 jam dan 12 jam  . Hasil yang diperoleh efisiensi tertinggi dari penyisihan fosfat sebesar 99,07 % dan surfaktan anionic (detergen) 95,35 % . Debit optimum adalah 5 ml/menit dengan ketinggian 15 cm fosfat dan 20 cm surfaktan anionic (detergen).Model yang sesuai adalah freunlidch, dimana nilai R2 0,9418.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document