International Journal of Animal Science
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

67
(FIVE YEARS 67)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Islam Lamongan

2746-5268, 2722-9300

2022 ◽  
Vol 4 (04) ◽  
pp. 110-114
Author(s):  
Ridho Bagus Sugiarto ◽  
Edy Susanto ◽  
Wardoyo Wardoyo

Itik pedaging yakni jenis itik yang dapat tumbuh dengan cepat dan mengubah makanan menjadi daging bergizi tinggi. Selama proses persalinan, DOD rentan mengalami stres akibat dehidrasi, kelaparan, dan akan menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu pemberian air gula merah pada DOD yang baru diterima oleh peternak dimaksudkan untuk mengembalikan kondisi tubuh itik yang sedang mengalami stress. Penelitian bertujuan guna mengetahui seberapa besar pengaruh penambahan kadar gula merah pada air minum terhadap mortalitas itik pedaging fase starter. Metode pada penelitian yakni metode analisis deskriptif RAL ANOVA.. Variabel yang diamati yakni angka kematian pada pakan itik broiler. Analisis data yang digunakan yakni uji Anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan gula pada air minum itik pedaging dengan kadar 15% tidak berpengaruh nyata terhadap mortalitas, mortalitas tertinggi pada perlakuan penambahan kadar gula merah 15%, sedangkan pada P0 laju mortalitas 5%, pada P1 0%, P2 0% dan P3 15% berpengaruh. Kesimpulan dari penelitian diatas bahwa penambahan gula pada air minum itik pedaging tidak berpengaruh nyata terhadap mortalitas P<0,05.


2021 ◽  
Vol 4 (04) ◽  
pp. 115-118
Author(s):  
Andi Saputro ◽  
Nuril Badriyah ◽  
Qabilah Cita Kurnia Nastiti Sumarsono
Keyword(s):  

Tanaman obat yang dimanfaatkan sebagai bahan campuran pada ransum unggas belum banyak dilakukan meskipun telah banyak digunakan oleh manusia, perlu dilakukan pengujian mengingat permintaan serta preferensi konsumen yang semakin kritis pada bahan makanan yang dikonsumsi. Pengumpulan data penelitian dilakukan mulai 1 maret sampai 30 maret 2021 di kandang bapak Mukarap Desa Ngayung kecamatan Maduran Kabupatan Lamongan. Riset bertujuan guna mengetahui pengaruh pemberian tepung daun mengkudu pada ransum terhadap bobot badan ayam kampung. Hasil penelitian diharapkan mampu digunakan sebagai informasi mengenai penggunaan tepung daun mengkudu pada level berapa sehingga menambah nafsu makan yang memiliki guna meningkatkan bobot badan ayam kampung. Materi riset yakni ayam kampung yang berada di kandang bapak Mukarap Desa Ngayung Kecamatan Maduran Kabupatan Lamongan sebanyak 36 ekor ayam kampung yang berumur 3 bulan. Riset menggunakan metode percobaan dengan Rancangan acak lengkap yang terdiri dari 4 perlakuan serta 3 ulangan, adapun perlakuan tersebut yakni dengan pemberian tepung daun mengkudu 5%, 10%, 15% dari ransum. Selama penelitian variabel yang diamati yakni penambahan bobot badan ayam kampung dengan varian kemudian dilanjut dengan uji beda nyata terkecil. Hasil riset menunjukkan bahwa bobot badan ayam kampung berbeda sangat nyata pada taraf signifikan 5% (P<0,05 ) dan 1% (P<0,01). Sedangkan pada konsumsi pakan tidak berbeda nyata pada taraf signifikan 5% dimana F hitung 0,271 lebih kecil dari F tabel 1% (4,07) terhadap konsumsi pakan. Percobaan ini merekomendasikan bahwa tepung daun mengkudu dapat diberikan sebanyak 10% terhadap ransum ayam kampung agar mendapat performan dan produktifitas yang optimal.


2021 ◽  
Vol 4 (04) ◽  
pp. 134-141
Author(s):  
Sarvian Taat ◽  
Edy Susanto ◽  
Muridi Qomaruddin
Keyword(s):  

Tujuan dari penelitian ini iyalah untuk memahami alur dsitribusi tataniaga telur puyuh milik bapak budi, unsur-unsur pemasaran yang terlibat, share keuntungan yang di dapat pedagang dan efisiensi pemasaran yang di peroleh peternak telur puyuh. Metode yang digunakan yakni metode sampling (purposive random sampling dan proposional random sampling. Data di dapat dengan melaksanakan observasi dan interview langsung kepada peternak beserta unsur yang terlibat dalam pemasaran. kemudian dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alur distribusi yang terbentuk terdapat satu pola yaitu pola I. untuk pola I didominasi pedagang besar (pengepul), pasar (penjual dan pengecer), peagang pengecer (toko) kemudian konsumen. Unsur-unsur pemasaran yang terlibat diantaranya  adalah Peternak telur puyuh  ( produsen) - Pedagang Besar (prngepul)-Pasar (penjual dan pengecer)-pedagang pengecer (toko) dan konsumen. Share keuntungan yang diperoleh pedagang tertinggi adalah pedagang pasar (penjual dan pengecer) yakni sebesar (7,0%) dikarenakan pedagang ini membeli telur puyuh dari pedagang besar (pengepul) dengan harga Rp. 21,000/Kg. Kemudian dijual kembali kepada konsumen akhir/konsumen di pasar maupun kepada pedagang pengecer (toko) dengan harga Rp.22.000/Kg (menyesuaikan harga pasar), Sedangkan  Share keuntungan terendah di peroleh pedagang pengecer (toko) dikarenakan unsur ini membeli telur puyuh dengan harga Rp. 22.000 – 23.000/Kg dari pedagang pasar (penjual dan pengecer) dan dijual kembali kepada konsumen dengan harga Rp.22.000-2300/Kg + kerugian yang didapat karna kebusukan telur maupun pecah saat perjalanan, jadi semakin besar populasi ternak maka semakin efisien pemasaran yang diterima oleh peternak.


2021 ◽  
Vol 4 (04) ◽  
pp. 119-126
Author(s):  
Muhammad Syaifudin ◽  
Nuril Badriyah ◽  
Anik Fadlillah

Penelitian bertujuan guna mengetahui pengaruh penambahan tepung tepung kunyit (Curcuma domestica val) pada pakan komersil terhadap kualitas fisik telur puyuh (Cortunix cortunix japonica) dilihat dari tebal kerabang, warna kuning telur, indeks kuning telur, indeks telur serta Haugh Unit telur puyuh. Materi pada riset yakni telur puyuh yang dihasilkan dari burung puyuh ras hitam yang diberikan ransum pakan komersial dan pakan tambahan tepung kunyit. Penelitian memakai metode Analisa laboratorium dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) diantaranya empat macam perlakuan serta ulangan lima kali dengan penambahan 100%+0%, 97%+3, 96%+4%, dan 95%+5%. Variabel yang di amati pada penelitian yakni Mengamati kualitas fisik telur diantaranya tebal kerabang, warna kuning telur, Indeks kuning telur,  Indeks telur, serta Haugh unit telur puyuh. Perolehan data kemudian ditabulasi serta dianalisa dengan analysis of variance (ANOVA). Apabila ada perbedaan, dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) guna mengetahui perlakuan yang paling baik. Hasil penelitiaan menunjukkan bahwa tepung kunyit dengan pemberian taraf (3%,4%, dan 5%) pada pakan komersial tidak memberi pengaruh terhadap kualitas fisik (tebal kerabang, indeks kuning telur, indeks telur, haugh unit telur) tetapi memberikan pengaruh yang nyata pada warna kuning burung puyuh (Coturnix coturnix japonica). Tepung kunyit yang ditambahkan pada pakan komersial mengasilkan nilai rataan tebal kerabang telur puyuh yakni 0,392 – 0,444 mm. Nilai rataan skor warna kuning telur puyuh adalah 4,627 – 5,640. Nilai rataan indeks kuning telur puyuh adalah 0,434 – 0,441. Rataan nilai indeks telur puyuh adalah 77,784 – 78,794%. Nilai rataan haugh unit telur puyuh adalah 86,583 – 91,227.


2021 ◽  
Vol 4 (04) ◽  
pp. 127-133
Author(s):  
Alfin Arya Rangga Fadhilah ◽  
Mufid Dahlan ◽  
Alfian Adi Atma
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaiamana persepsi masyarakat terhadap polusi pengembangan ternak itik di Desa Tawang Rejo di kecamatan Turi. Menggunakan metode purposive sampling di tentukan menggunakan rumus slovin dikarenakan peternak dilokasi Tawangrejo memiliki populasi 240 orang Hasil penilitian menujukkan bahwa jumlah skor sebanyak 924 untuk persepsi masyarakat secara keseluruhan skor (904,7-1117,5) termasuk kategori terganggu. Dari hasil tersebut bahwa responden merasa terganggu dengan keberadaan peternakan Itik yang berada ditengah pemukiman penduduk serta kurang memperhatikan kebersihan kandang.


2021 ◽  
Vol 4 (04) ◽  
pp. 142-150
Author(s):  
Sonny Isnanda Adi Pratama ◽  
Mufid Dahlan ◽  
Alfian Adi Atma

Tata niaga Pemasaran pada sektor peternakan sebagai salah satu kegiatan lanjutan dari proses produksi, kegiatan pemasaran berperan penting pada sektor peternakan, pemasaran dibutuhkan dalam menyampaikan produk langsung pada konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran tata niaga, margin keuntungan/pemsaran, dan tingat efisiensi saluran tata niaga oleh peternak dan jagal sapi potong di Koperasi ternak Gunungrejo Makmur Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan. Metode penelitian menggunakan survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Saluran pemasaran sapi potong di Koperasi Gunungrejo Makmur Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan terdapat 3 pola saluran pemasaran. Dari seluruh pola pemasaran I, II, dan III total margin paling tinggi diperoleh pada saluran pemasaran III yaitu sebesar Rp.18.300/kg, sedangkan total margin pemasaran paling rendah diperoleh pada saluran I sebesar Rp.13.900/kg.


2021 ◽  
Vol 4 (03) ◽  
pp. 75-84
Author(s):  
Taufiq Ridwan Musaffak ◽  
Sumartono Sumartono ◽  
Nurul Humaidah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas semen segar, cair dan beku Kambing PE dan Kambing Saanen. Materi yang digunakan adalah semen segar, cair dan beku kambing PE dan Saanen. Semen berasal dari BBIB Singosari. Metode penelitian eksperimental menggunakan data primer. Data perbedaan kualitas semen antara Kambing PE dan Saanen dianalisis menggunakan uji T tidak berpasangan. Variabel respon yang diamati adalah motilitas, viabilitas, dan abnormalitas. Hasil penelitian adalah kualitas semen segar, cair dan beku antara kambing PE dan Saanen tidak berbeda nyata (p>0,05) kecuali viabilitas semen segar berbeda nyata (p<0,05). Rata-rata (%) perbandingan antara Kambing PE dan Kambing Saanen untuk abnormalitas PE 3,71±1,8 dan 4,98±1,4 ; motilitas semen segar 61,89±4,6 dan 69,16±8,9 ; Viabilitas semen segar 75,15±2,0 dan 80,40±2,4 ; abnormalitas semen cair 4,99±1,6 dan 6,04±1,6 ; motilitas semen cair 51,43±6,1 dan 59,70±4,5 ; viabilitas semen cair 65,73±3,6 dan 71,02±1,0 ; abnormalitas semen beku 8,42±2,2 dan 8,23±3,6 ; motilitas semen beku 32,65±4,8 dan 42,28±9,5 ; viabilitas semen beku 51,18±3,4 dan 57,04±5,5. Kesimpulan adalah motilitas dan abnormalitas spermatozoa semen segar tidak berbeda antara Kambing PE dan Saanen tetapi persentase viabilitas spermatozoa segar Kambing Saanen lebih tinggi dibandingkan dengan Kambing PE. Disarankan dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui angka kebuntingan dari semen Kambing PE dan Saanen.


2021 ◽  
Vol 4 (03) ◽  
pp. 104-109
Author(s):  
Khilmi Wawandi ◽  
Nuril Badriyah ◽  
Qabilah Cita
Keyword(s):  

Cacing tanah merupakan salah satu komoditas bisnis ternak sebagai penghasil obat-obatan, bahan campuran kosmetik dan sebagai bahan pakan ternak yang memiliki potensi besar di Indonesia. Riset memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian sawi fermentasi dan eceng gondok terhadap kenaikan berat badan cacing malam crawler Afrika (Eudrilus Eugeniae). Riset memakai metode rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan, 3 ulangan serta tiap tes menggunakan 100 gram. Perawatan P0 = Pakan tanpa fermentasi mustard dan eceng gondok P1 = Pakan yang terbuat dari 100% mustard yang difermentasi + 0% fermentasi eceng gondok P2 = Pakan yang terbuat dari 50% mustard yang difermentasi + 50% fermentasi eceng gondok P3 = Pakan yang dibuat dari 0% mustard yang difermentasi + 100 % eceng gondok difermentasi. Parameter yang diamati pada riset yakni pertambahan berat cacing tanah African Night Crawler (Eudrilus Euegeniae). Hasil riset menunjukkan bahwa rata-rata pertambahan berat badan cacing selama penelitian pada perlakuan P0 (0,12), P1 (0,17) P2 (0,11), P3 (0,08). Kesimpulan dari penelitian ini adalah penyediaan kubis limbah nabati yang difermentasi dan eceng gondok untuk penambahan berat cacing tanah African Night Crawler (Eudrilus Eugeniae), secara statistik tidak memiliki pengaruh yang signifikan (P> 0,05).


2021 ◽  
Vol 4 (03) ◽  
pp. 91-97
Author(s):  
Salman Firdaus Romadhon ◽  
Edy Susanto ◽  
Muridi Qomarudin

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui manfaat penggunaan tepung daun pepaya terhadap ayam layer. Terutama pada konsumsi pakan berat badan dan konversi pakan ayam layer fase starter. Materi penelitian adalah ayam layer fase starter strain Isa brow sejumlah 90 ekor dengan berat rata " 76-82 gram / ekor. Menggunakan pakan starter umur 1-21 hari jenis pakan PAR DOC (bentuk pellet). metode riset ialah rancangan acak lengkap yang terdiri atas 3 perlakuan dan 3 ulangan. adapun perlakuan tersebut dengan pemberian tepung daun pepaya sebesar 0%, 4%, dan 6%. Hasil riset memperlihatkan, pengaruh masing -masing perlakuan terhadap tingkat konsumsi pakan dan Pertamabahan Bobot Badan ayam layer umur 8-36 hari adalah F hitung > F Tabel 5% .H0 diterima dan H1 Ditolak (tidak ada pengaruh/perbedaan). Sedangkan pengaruh konversi pakan ayam layer umur 8 – 36 hari yakni F hitung > F tabel 5% H0 ditolak dan H1 diterima (ada perbedaan signifikan).


2021 ◽  
Vol 4 (03) ◽  
pp. 85-90
Author(s):  
Syaiful Arifin ◽  
Muhammad Farid Wajdi ◽  
Inggit Kentjonowaty

The influence of different feeding times forage and concentrate based on day in milk on the production and density of PFH (Friess Holland's) cow's milk. The materials used were PFH cattle aged 3 years, 2nd lactation period, elephant grass (Penicetum purpureum CV. Hamill), odot grass (Penicetum purpureum CV. Mott), Dairy cow concentrate A20. The experimental method was randomized block design (RBD). Then proceed with the Least Significant Difference Test (LSD) if the results have a real or very real effect. Feeding time was divided into P1 = Giving concentrate then giving forage after 1 hour, P2 = giving forage then giving concentrate after 1 hour, P3 = giving forage and concentrate simultaneously. The group division in this study was divided into 3 groups based on the month of lactation where K1 = 3-4 months, K2 = 5-6 months, and K3 = 7 months. The results of treatment based on data analysis based on analysis of variety showed a significant effect (P <0,05) between forage-concentrate feeding time based on day in milk on milk production. Meanwhile, the difference in forage-concentrate feeding time based on day in milk had no significant effect on specific gravity (P> 0,05). The average value of milk production from each treatment for 10 days P1 = 759.17a liter, P2 = 724a liter, P3 = 833.50b liter. The average value of milk production from each group for 10 days K1 = 1,012 liters, K2 = 820 liters, K3 = 506 liters from 21 PFH cows. The average density value of milk from each treatment for 10 days P1 = 1,0237 gr / ml, P2 = 1,0237 gr / ml, P3 = 1,0243 gr / ml. The average density value of milk from each group for 10 days from 21 PFH K1, K2 and K3 cows showed the same value, namely 1.024 g / ml. It was concluded that there was a significant difference in feeding time forage and concentrate on milk production. With the best treatment P3 which is the provision of forage and concentrate simultaneously.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document