scholarly journals Pengaruh Penambahan Tepung Kunyit (Curcuma Domestica val) terhadap Kualitas Fisik Telur Burung Puyuh (Coturnix-coturnix Japonica)

2021 ◽  
Vol 4 (04) ◽  
pp. 119-126
Author(s):  
Muhammad Syaifudin ◽  
Nuril Badriyah ◽  
Anik Fadlillah

Penelitian bertujuan guna mengetahui pengaruh penambahan tepung tepung kunyit (Curcuma domestica val) pada pakan komersil terhadap kualitas fisik telur puyuh (Cortunix cortunix japonica) dilihat dari tebal kerabang, warna kuning telur, indeks kuning telur, indeks telur serta Haugh Unit telur puyuh. Materi pada riset yakni telur puyuh yang dihasilkan dari burung puyuh ras hitam yang diberikan ransum pakan komersial dan pakan tambahan tepung kunyit. Penelitian memakai metode Analisa laboratorium dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) diantaranya empat macam perlakuan serta ulangan lima kali dengan penambahan 100%+0%, 97%+3, 96%+4%, dan 95%+5%. Variabel yang di amati pada penelitian yakni Mengamati kualitas fisik telur diantaranya tebal kerabang, warna kuning telur, Indeks kuning telur,  Indeks telur, serta Haugh unit telur puyuh. Perolehan data kemudian ditabulasi serta dianalisa dengan analysis of variance (ANOVA). Apabila ada perbedaan, dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) guna mengetahui perlakuan yang paling baik. Hasil penelitiaan menunjukkan bahwa tepung kunyit dengan pemberian taraf (3%,4%, dan 5%) pada pakan komersial tidak memberi pengaruh terhadap kualitas fisik (tebal kerabang, indeks kuning telur, indeks telur, haugh unit telur) tetapi memberikan pengaruh yang nyata pada warna kuning burung puyuh (Coturnix coturnix japonica). Tepung kunyit yang ditambahkan pada pakan komersial mengasilkan nilai rataan tebal kerabang telur puyuh yakni 0,392 – 0,444 mm. Nilai rataan skor warna kuning telur puyuh adalah 4,627 – 5,640. Nilai rataan indeks kuning telur puyuh adalah 0,434 – 0,441. Rataan nilai indeks telur puyuh adalah 77,784 – 78,794%. Nilai rataan haugh unit telur puyuh adalah 86,583 – 91,227.

2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 35
Author(s):  
Syailendra Syahputra Siahaan ◽  
Hanafi Nur ◽  
Anggraeni Anggraeni

Kualitas telur dapat diketahui dengan cara mengukur kualitas eksterior yaitu warna, bentuk telur, bobot telur sedangkan interior meliputi haugh unit (HU), yolk, dan albumen telur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas telur burung puyuh yang diberi ekstrak buah pare (Momordica Charantia L.). Penelitian ini dilaksanakan di kandang peternakan Universitas Djuanda Bogor, Jl. Tol Ciawi No. 1, Kotak Pos 35 Ciawi, Bogor 16720 dari bulan Februari-Maret 2019. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini burung puyuh (coturnix-coturnix japonica) umur 30 hari sebanyak 100 ekor. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini RO= 0% ekstrak buah pare (Kontrol), R1= air minum dengan 2,5% ekstrak buah pare, R3= air minum dengan 7.5% ekstrak buah pare, dan R4= air minum dengan 10% ekstrak buah pare. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis of variance (ANOVA), bila data menunjukkan hasil berbeda nyata (P<0.05) dilanjutkan dengan uji Duncan. Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah indeks telur, bobot kerabang, tebal kerabang, warna yolk, dan haugh unit. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak buah pare pada burung puyuh tidak berpengaruh terhadap semua peubah.


ZOOTEC ◽  
2016 ◽  
Vol 37 (1) ◽  
pp. 62 ◽  
Author(s):  
Fransela The ◽  
Ch. L. K. Sarajar ◽  
M. E. R. Montong ◽  
M. Najoan

PERFORMANS OF QUAIL (Coturnix – coturnix japonica) PROVIDED CONCH PADDY (Pila ampullacea) FLOUR  AS A SUBSTITUTE FOR FISH FLOUR IN THE RATION. This research aims to determine the extent to which the use of conch paddy (Pila ampullacea) flour as a substitute for fish flour in the ration on the performances of Quail (Coturnix- Coturnix japonica). This research used 60 quail 5-week-old female and for data collection was performed 8 weeks. The design used was a completely randomized design (CRD), which consists of 4 treatments and 5 replications. Such treatment is the conch paddy flour with some level of giving in the ration, which is : R0 = 0% conch paddy flour + 15% fish flour, R1 = 5% conch paddy flour + 10% fish flour, R2 = 10% conch paddy flour + 5% fish flour, and R3 = 15% conch paddy flour + 0% fish flour. Variables measured in order to see the response of quail to the conch paddy flour is feed consumption, egg production and feed conversion. Results of analysis of variance showed that the treatment was not significantly different on feed consumption, egg production and feed conversion. Based on the results of this research indicate conch paddy flour up to the level of 15% can be used as a substitute for fish flour in the ration of quail. Keywords : quail, conch paddy, performances, and fish flour


2021 ◽  
Vol 2021 ◽  
pp. 1-7
Author(s):  
Sunaryo Hadi Warsito ◽  
Tatang Santanu Adikara ◽  
Septiana Megasari ◽  
Ilham Radifan Pratama ◽  
Mirni Lamid ◽  
...  

This study aims to determine the effect of laser puncture shooting on the reproductive acupuncture points of Japanese quail (Coturnix coturnix japonica) egg quantity (egg production) and internal egg quality (Haugh unit, yolk index, and yolk colour). This research was conducted for 30 days using a sample of Japanese quail aged 4 weeks because for the first 2 weeks, the quail did not produce and it was in production in the last 2 weeks. There were 4 treatments and 25 replications each. So, there were a total of 100 quails. Laser puncture shooting was carried out at 3-day intervals at the Ova point and 6-day intervals at Hu Men, Bei Ji, and Wei Gen points. So, on the first day, laser puncture shooting was carried out at 4 points, on the 4th day, only at 1 point, and then, on the 7th day, it returned to 4 points. And so, it was carried out for 4 weeks. T0 (−) was considered as a negative control because quails are not given laser puncture shooting; T0 (+) was considered as a positive control because quails are treated with laser puncture shooting which is deactivated or a dose of 0 Joule; T1 was a group treated with laser puncture shooting at a dose of 0.2 Joule, and T2 was a group treated with laser puncture shooting at a dose of 0.5 Joule. Then, the research results were analyzed using Analysis of Variance and followed by Duncan’s Multiple Range Test. Laser puncture shooting at the reproductive acupuncture point of Japanese quail (Coturnix coturnix japonica) can increase the quantity of eggs ( p < 0.05 ). While the results of the egg internal quality in the form of the Haugh unit value and the yolk index increased ( p < 0.05 ), the value of the yolk colour did not change compared to the control ( p > 0.05 ). Laser puncture shooting at the reproductive acupuncture point of Japanese quail (Coturnix coturnix japonica) can increase egg quantity (egg production) and internal egg quality (Haugh unit and yolk index) with the best dose of 0.5 Joule.


2017 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 67
Author(s):  
Muhammad Hisyam Zulhaidar ◽  
Tyas Rini Saraswati ◽  
Silvana Tana

Telur puyuh memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi dibandingkan dengan jenis telur yang lain, namun kadar High Density Lipoprotein (HDL) di dalamnya tergolong rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kadar HDL telur puyuh Jepang (Coturnix coturnix japonica L.) yang diproduksi setelah pemberian suplemen serbuk kunyit dalam pakan sebelum masak kelamin. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 15 ekor puyuh betina yang dibagi ke dalam 3 kelompok perlakuan dengan 5 kali ulangan. P0: kontrol. P1: kelompok perlakuan yang diberi suplemen serbuk kunyit dengan dosis 54 mg/ekor/hari. P2: kelompok perlakuan yang diberi suplemen serbuk kunyit dengan dosis 108 mg/ekor/hari. Perlakuan dimulai saat puyuh berusia 14 hari dan berlangsung selama 30 hari. Parameter yang diamati adalah kadar HDL telur puyuh, bobot kuning telur, dan konsumsi pakan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian suplemen serbuk kunyit dengan dosis 108 mg/ekor/hari terhadap kadar HDL telur puyuh kontrol (P0) dan P1 menunjukan hasil yang berbeda nyata, namun berbeda tidak nyata terhadap konsumsi pakan, dan bobot kuning telur. Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian suplemen serbuk kunyit dengan dosis 108 mg/ekor/hari dapat meningkatkan kadar HDL yang terkandung di dalam telur puyuh jepang. Kata kunci : HDL, kuning telur, puyuh jepang (Coturnix coturnix japonica L.), serbuk kunyit (Curcuma longa L.)


Author(s):  
I Made Hermadi Putra ◽  
Wayan Bebas ◽  
I Made Kota Budiasa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi penampungan terhadap konsentrasi dan abnormalitas spermatozoa burung puyuh. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 kelompok perlakuan, yaitu penampungan semen dengan interval pengambilan (hari) 2, 3 dan 4. Masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 9 kali. Pengamatan dilakukan terhadap konsentrasi spermatozoa (107sel/ml) dan abnormalitas spermatozoa (%). Data yang diperoleh dianalisis dengan analysis of variance (ANOVA), apabila terdapat perberbedaan yang nyata (P<0,05) dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi spermatozoa pada masing-masing perlakuan adalah 39,00±5,148 x 107 sel/ml; 59,49±1,878 x 107 sel/ml; 59,11±2,028 x 107 sel/ml. Abnormalitas pada masing masing perlakuan adalah 14,22±1,394%; 7,22±1,202%; 7,49±1,130%. Secara statistik frekuensi ejakulasi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsentrasi dan abnormalitas spermatozoa puyuh. Kata kunci : frekuensi ejakulasi; konsentrasi; puyuh.


2017 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 94
Author(s):  
Marco Sentosa ◽  
Tyas Rini Saraswati ◽  
Silvana Tana

Puyuh merupakan komoditas peternakan dengan berbagai keunggulan, salah satunya adalah produksi telur untuk konsumsi. Telur puyuh memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, namun juga memiliki kadar Low Density Lipoprotein (LDL) yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar LDL kuning telur pada puyuh Jepang (Coturnix coturnix japonica L.) setelah pemberian suplemen serbuk kunyit pada pakan sebelum masak kelamin. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). menggunakan 15 ekor puyuh betina yang dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan dengan 5 kali ulangan. P0: kelompok kontrol yang tidak diberi serbuk kunyit pada pakan. P1: kelompok perlakuan yang diberi suplemen serbuk kunyit dengan dosis 54 mg/ekor/hari. P2: kelompok perlakuan yang diberi suplemen serbuk kunyit dengan dosis 108 mg/ekor/hari. Perlakuan ini dimulai saat puyuh berusia 14 hari dan berlangsung selama 30 hari. Parameter yang diamati adalah LDL kuning telur, bobot kuning telur, bobot telur, dan konsumsi pakan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian suplemen serbuk kunyit berbeda nyata terhadap kadar LDL kuning telur, namun berbeda tidak nyata terhadap konsumsi pakan, bobot telur, dan bobot kuning telur. Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian suplemen serbuk kunyit dapat menurunkan kadar LDL kuning telur. Kata kunci : LDL, kuning telur, puyuh jepang (Coturnix coturnix japonica L.), serbuk kunyit (Curcuma longa L.)


Author(s):  
Astrid Annisya Adhy Putri ◽  
Agus Widodo ◽  
Ratna Damayanti ◽  
Tri Wahyu Suprayogi

Background: Supplementation of good feed on quail can improve its egg quality. One of the excellent supplement comes from herbs. Turmeric is one of the herbs which good for livestock because of its content, curcuminoid, and essential oil. Curcuminoid can increase quail egg yolk color, increase the appetite so that it can increase the weight of poultry. Purpose: To know the potential of giving turmeric flour to the quality of quail’s egg. Methods: The methods used 40 quails, divide into two groups. Groups P0: quail fed without turmeric flour, and group P1: quails fed with 1,07% turmeric fluor. Variables observed were egg weight, haugh unit, egg yolk index, white egg index, and yolk color. Result: The Egg weight, haugh unit, yolk index, and yolk color of P1 was higher than quails fed without turmeric. However, there was no difference between the egg whites index of both groups. Conclusion: The addition of turmeric on feed has the potential to increase the egg weight, haugh unit, yolk index, and yolk color. However, turmeric was not directly affected the formation of egg whites. 


2010 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 46-49
Author(s):  
A.L. Marinho ◽  
S.R.V. Lana ◽  
G.R.Q. Lana ◽  
R.C. Lira ◽  
L.C.L. Camelo ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document