Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode pengeringan yang optimal terhadap kandungan nutrisi tepung limbah biji kakao yang difermentasi menggunakan bakteri selulolitik. Bahan difermentasi selama 8 hari kemudian dikeringkan dengan metode pengeringan berbeda. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan 5 ulangan; P0 (tepung limbah biji kakao 50% + bekatul 25% + onggok 20% + arang sekam 5%) tanpa pengeringan, P1 (tepung limbah biji kakao 50% + bekatul 25% + onggok 20% + arang sekam 5%) kering diangin-anginkan, P2 (tepung limbah biji kakao 50% + bekatul 25% + onggok 20% + arang sekam 5%) kering matahari, P3 (tepung limbah biji kakao 50% + bekatul 25% + onggok 20% + arang sekam 5%) kering oven. Data dianalisis dengan ANOVA, dilanjutkan uji Duncan taraf 5%. Hasil penelitian kadar air (%) P0: 46,82±1,84, P1: 15,98±0,73, P2: 6,78±0,34, P3: 32,18±1,22; kadar abu (%) P0: 13,59±1,61, P1: 12,65±0,24, P2: 12,69±0,65, P3: 9,78±2,59; lemak kasar (%) P0: 3,95±0,85, P1: 3,84±0,99, P2: 6,93±1,34, P3: 4,14±0,51; serat kasar (%) P0: 17,82±2,02, P1: 21,53±0,72, P2: 22,99±0,46, P3: 23,54±0,81 dan protein kasar (%) P0: 10,94±2,63, P1: 12,64±0,11, P2: 11,70±0,09, P3: 12,80±0,57. Tepung limbah biji kakao yang difermentasi menggunakan bakteri selulolitik dengan metode pengeringan yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata terhadap kadar air, kadar abu, lemak kasar dan serat kasar, tetapi tidak berbeda nyata terhadap protein kasar. Kesimpulannya bahwa metode pengeringan dengan diangin-anginkan mampu memperbaiki kandungan nutrisi tepung limbah biji kakao fermentasi.Kata Kunci: Bakteri selulolitik, fermentasi, limbah biji kakao, nutrisi, pengeringan.