Eksergi
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

29
(FIVE YEARS 28)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By Politeknik Negeri Semarang

2528-6889, 0216-8685

Eksergi ◽  
2020 ◽  
Vol 15 (3) ◽  
pp. 115
Author(s):  
Elsa Khunaifi ◽  
Rendi Pangestuningtyas ◽  
Tanti Heriawati
Keyword(s):  

<p>Angin merupakan salah satu potensi energi dimana sumber energinya tersedia dimanapun dan sangat murah. Kecepatan angin di Indonesia sangat bervariasi dan banyak yang menggunakan turbin angin tipe airfoil dengan tiga sudu. Turbin angin tipe airfoil hanya dapat beroperasi pada kecepatan angin tinggi sehingga perlu mendesain turbin yang mampu beroperasi pada kecepatan angin tinggi maupun rendah. Salah satunya dengan menciptakan Turbin Angin Cerdas. Smart Wind Turbine dapat diwujudkan dengan membuat plan area sudu yang berubah-ubah secara otomatis. Perubahan pada plan area sudu turbin dilakukan dengan mengatur sudut pitch blade dimana saat plan area bertambah sudut pitch blade rendah sedangkan saat plan area berkurang sudut pitch blade tinggi. Oleh karena itu diciptakan Smart Wind Turbine dimana turbin tersebut dapat mengatur besar plan area sesuai kondisi kecepatan angin menggunakan system control dengan memanfaatkan teknologi arduino yang merupakan teknologi mutakhir yang dapat menyesuaikan variasi dari kecepatan angin.</p>


Eksergi ◽  
2020 ◽  
Vol 15 (3) ◽  
pp. 122
Author(s):  
Charisma Rahma Firdaus ◽  
Sendy Agil Prasetyo

<p>Penelitian ini bertujuan merancang dan merakit suatu alat kontrol untuk sistem penerangan dengan sumber energi matahari menggunakan panel surya. Metode yang digunakan yaitu pembuatan alat dan pengujian. Proses pengujian berupa pembangkitan panel surya sebanyak 4 kali dan penggunaan sistem penerangan dengan 4 variasi dimmer atau intensitas cahaya lampu. Variasi dimmer yang digunakan adalah 25%, 50%, 75% dan 100%. Pada pengujian pembangkitan didapatkan intensitas radiasi matahari 1000,557 W/m2; 998,82 W/m2; 971,71 W/m2 dan 975,666 W/m2 dengan waktu pengisian selama 8,583 jam; 8,75 jam 9,416 jam, dan 9,166 jam. Sedangkan dari pengujian sistem penerangan diperoleh waktu nyala lampu selama 19,95 jam, 12,95 jam, 9,95 jam dan 6,32 jam dengan pengaturan dimmer 25%; 50%;75% dan 100%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika intensitas radiasi matahari semakin tinggi maka waktu yang dibutuhkan untuk pengisian baterai semakin cepat. Semakin kecil pengaturan dimmer maka nyala lampu semakin lama.</p>


Eksergi ◽  
2020 ◽  
Vol 15 (3) ◽  
pp. 126
Author(s):  
Anang Setya Darmawan ◽  
Dila Pratiwi
Keyword(s):  

<p>Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengembangkan desain turbin angin sudu flat dengan penambahan penyempitan celah (air exit split) di sepanjang keluaran sudu turbin angin dengan memberikan variasi perbandingan luas celah antara luas celah udara masuk dan luas celah udara keluar pada air exit berfungsi untuk memberikan tambahan gaya dorong saat sudu turbin angin berputar sehingga meningkatkan efisiensi turbin. Hal yang melatar belakangi pembuatan turbin ini yaitu untuk membuat turbin dengan efisiensi yang lebih besar dengan skala pembuatan turbin sesuai dengan parameter yang digunakan di laboratorium sehingga kedepannya dapat dikembangkan menjadi turbin angiin yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan nyata. Turbin angin yang digunakan dalam rancang bangun ini menggunakan bahan dasar plat galvanis dengan tebal plat 1 mm yang dibentuk sedemikian rupa yang memiliki lebar sudu 8 cm dan 10 cm serta variasi lebar celah masuk air exit sebesar 40 mm, 34 mm, 32 mm dan 30 mm.. Pengujian turbin angin ini menggunakan variabel berupa kecepatan angin 6 m/s ,7 m/s, 8 m/s, 9 m/s dan 10 m/s. metode pengujian alat dilakukan di laboratorium dengan bantuan blower sebagai penghembus angin. sedangkan parameter uji berupa putaran poros turbin, putaran poros generator, torsi generator, tegangan, dan arus. Data-data hasil pengujian berupa tegangan generator,arus yang dihasilkan generator, torsi pada generator dan putaran pada generator selanjutnya diolah untuk mengetahui efisiensi sistem dan daya output. Data tersebut diolah dan didapatkan efisiensi terbaik pada sudu flat lebar sudu 80 mm yaitu sebesar 6.01% untuk putaran 184.2 rpm pada kecepatan angina 6 m/s dengan penambahan air exit variasi lebar celah masuk 40 mm. Efisiensi terbaik pada sudu flat lebar sudu 100 mm yaitu sebesar 3.29% untuk putaran 176.3 rpm pada kecepatan angina 6 m/s dengan penambahan air exit variasi lebar celah masuk 40 mm.</p>


Eksergi ◽  
2020 ◽  
Vol 15 (3) ◽  
pp. 132
Author(s):  
Adityo Barik A ◽  
Nurul Faridah

<p>Tujuan dari penelitian Turbin Angin Poros Horizontal Double Multiflat Blade adalah membandingkan kinerja turbin angin poros horizonal single multiflat blade dengan turbin angin poros horizontal double multiflat blade perlakuan sisi masuk dan perlakuan sisi keluar. Pengujian turbin angin single multiflat blade dilakukan pada kecepatan angin 5 m/s, 7 m/s, dan 9 m/s dengan sudut blade 35°, 38°,40°, 43° dan 45°. Berdasarkan pengujian, turbin angin single multiflat blade pada kecepatan angin 9 m/s dan sudut blade 40° menghasilkan efisiensi sistem tertinggi yaitu 8,397%. Kecepatan dan sudut tersebut digunakan untuk pengujian turbin angin double multiflat blade. Pengujian turbin angin double multiflat blade dengan perlakuan sisi keluar, efisiensi sistem tertinggi yaitu 11,74%, sedangkan pengujian turbin angin double multiflat blade dengan perlakuan sisi masuk, efisiensi sistem tertinggi yaitu 5,16%. Kesimpulan dari pengujian adalah efisiensi sistem tertinggi dihasilkan pada pengujian turbin angin poros horizontal double multiflat blade perlakuan pada sisi keluar dengan kecepatan angin 9 m/s dan sudut blade 40° sebesar11,74%.</p>


Eksergi ◽  
2020 ◽  
Vol 15 (3) ◽  
pp. 102
Author(s):  
Anis Fadila ◽  
Ilham Zakaria

<p>Turbin angin Darrieus merupakan turbin angin sumbu vertical yang memilki poros rotor utama disusun tegak lurus dengan kelebihan utama dapat mengkonversi energi angin dari segala arah.Tujuan penelitian ini yaitu Membuat, melakukan uji kinerja dan analisis kinerja model turbin angin Darrieus tiga sudu rangkap tiga profil NACA 0006dan tiga sudu tunggal profil NACA 0018. Metode peneitian meliputi perancangan desain turbin angin Darrieus tiga sudu rangkap tiga, pembuatan, perakitan turbin angin, proses pengujian, dan metode analisis data. Pengujian dilakukan pada kecepatan angin 7-12 m/detik.Analisis uji kinerja turbin angin didasarkan pada perhitungan efisiensi sistem (ƞ sistem). Hasil uji menunjukkan efisiensi sistem tertinggi tiga sudu rangkap tiga NACA 0006 memiliki efisiensi terbesar pada kecepatan angin 7 sampai 11 m/detik yaitu 0,0977 dibandingkan dengan tiga sudu tunggal NACA 0018 yang memiliki efisiensi terbesar hanya pada kecepatan angin 12 m/detik yaitu sebesar 0,154.</p>


Eksergi ◽  
2020 ◽  
Vol 15 (3) ◽  
pp. 93
Author(s):  
Diana Hidayanti ◽  
Galih Dewangga

<p>PLTH adalah pembangkit listrik yang menggunakan sumber tenaga angin dan surya yang saling melengkapi menyesuaikan cuaca. Tujuan penelitian adalah membuat alat untuk mengetahui efisiensi apabila PLTB dan PLTS digabungkan atau yang biasa disebut Pembangkit Hybrid. Mengkaji secara eksperimental kinerja Pembangkit hybrid dengan pemasangan mikrokontroller untuk penggerak panel surya. Hasil dari pengujian yaitu penggunaan PLTH menghasilkan efisiensi yang lebih baik dibanding penggunaan PLTB maupun PLTS yang digunakan secara terpisah. Berdasarkan hasil pengujian pembangkit hybrid dengan pemberian kecepatan angin yang semakin besar nilainya maka efisiensi yang didapatkan semakin kecil dan dengan dipasangnya mikrokontroller pada panel surya, panel surya dapat menangkap energi matahari secara optimal. Semakin besar beban yang diberikan maka semakin besar efisiensi yang didapatkan.</p>


Eksergi ◽  
2019 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 81
Author(s):  
Bono Bono ◽  
Suwarti Suwarti

<p>Pembangkit listrik tenaga air khususnya mikrohidro saat ini menjadi salah satu pilihan dalam mencari energi alternatif untuk menggantikan sumber energi konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti Tubin Turgo pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dengan variasi jumlah sudu berbentuk mangkuk berjumlah 20 buah, 19 buah, 18 buah, dan 17 buah, serta memodifikasi bentuk nosel keluaran air dengan bentuk lingkaran dan persegi. Bentuk nosel lingkaran dan persegi mempunyai luas penampang yang sama yaitu 78,5 mm2, dengan diameter pada bentuk lingkaran yaitu 10 mm dan pada bentuk persegi dengan panjang sisi 10,84 mm dan 7,25 mm. Pengujian dilakukan di Laboratorium Teknik Konversi Energi, dengan parameter yang diukur yaitu debit aliran air, tekanan air pada nosel, putaran poros generator, torsi, tegangan dan arus listrik output dari generator, serta suhu air. Data dari pengujian dibuat grafik karakteristik dengan bentuk hiperbolik. Hasil terbaik didapatkan pada bentuk nosel lingkaran daripada bentuk persegi. Daya Mekanik maksimum didapat pada jumlah sudu 18 nosel lingkaran sebesar 261,722 W pada putaran 851,754 rpm. Lalu pada Daya Generator maksimum didapat pada jumlah sudu 20 nosel lingkaran sebesar 145,537 W pada putaran 1076,043 rpm. Efisiensi Generator maksimum didapat pada jumlah sudu 18 nosel persegi didapatkan sebesar 59,78% pada putaran 1037,76 rpm. Dan Efisiensi Sistem maksimum didapat pada jumlah sudu 20 nosel lingkaran sebesar 22,664 % pada putaran 880,148 rpm. Semua kinerja didapat pada debit 0,00217 m3/s.</p>


Eksergi ◽  
2019 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 70
Author(s):  
Yusuf Dewantoro Herlambang ◽  
Wahyono Wahyono

<p>Penggunaan energi listrik di Indonesia saat ini sangatlah tinggi, namun energi yang digunakan masih didominasi oleh energi fosil, padahal potensi energi alternatif di Indonesia sangat banyak dan belum bisa dimanfaatkan dengan baik, salah satunya adalah energi angin. Oleh sebab itu, penulis mengambil judul tugas akhir dengan tema turbin angin. Tujuan tugas akhir dari Rancang Bangun Turbin Angin Poros Horizontal 9 Sudu Flat dengan Variasi Rasio Lebar Sudu Top dan Bottom Untuk Meningkatkan Kinerja PLTB tersebut adalah untuk membuat turbin angin sumbu horizontal 9 sudu flat dengan variasi sudut sudu, menguji secara eksperimental kinerja turbin angin sudu 9 flat dengan berbagai macam variasi sudut sudu dan kecepatan angin, mengkaji karaketristik kerja turbin sumbu horizontal sudu 9 flat dengan sudut sudu dan lebar sudu top dan bottom.Pengujian dilakukan dengan menvariasikan rasio lebar sudu 1:1; 4:5; 3:5; 2:5; 1:5 yang semuanya di variasikan sudut sudunya dari 15 – 45 dan kecepatan angin bebas sebesar 5 m/s, 7 m/s, 9 m/s yang pengujiannya diawali pada beban kosong, dihasilkan putaran paling tinggi untuk semua turbin angin dengan variasi rasio lebar sudu top dan bottom. Langkah berikutnya menambah beban dengan cara menyalakan beban lampu DC yang mengakibatkan putaran turun dan daya generator meningkat hingga mencapai kapasitas maksimum turbin angin. Berdasarkan uji kinerja turbin angin, pada sudu turbin dengan rasio lebar sudu 4:5 dan sudut sudu 30° dengan kecepatan angin bebas 5 m/s memiliki nilai ηs yang lebih tinggi yaitu 9,665631% dibandingkan dengan sudu turbin dengan rasio lebar sudu lainnya, kemudian pada sudu turbin dengan rasio lebar sudu 3:5 dan sudut sudu 23° dengan kecepatan angin bebas 7 m/s memiliki nilai ηs yang lebih tinggi yaitu 7,421294% dibandingkan dengan sudu turbin dengan rasio lebar sudu lainnya, sedangkan pada sudu turbin dengan rasio lebar sudu 2:5 dan sudut sudu 18° dengan kecepatan angin bebas 9 m/s memiliki nilai ηs yang lebih tinggi yaitu 5,8035% dibandingkan dengan sudu turbin dengan rasio lebar sudu lainnya.</p>


Eksergi ◽  
2019 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 42
Author(s):  
Mulyono Mulyono ◽  
Anis Roihatin

<p>PLTU Jateng 2 Adipala menggunakan pemanas awal udara (air preheater) tipe Ljungstrom rotary regenerative. Pada bulan September 2017 telah dilakukan penggantian elemen pemanas pada air preheater A dan B yang semula tipe Double Undulated (DU) menjadi tipe Howden Closed (HC). Penggantian elemen dilakukan karena adanya endapan abu atau blocking elemen yang melebihi batas toleransi dan tidak dapat lagi dibersihkan menggunakan sootblower. Pengamatan dilakukan pada air preheater A dan B untuk kondisi sebelum dan sesudah penggantian elemen pemanas dengan parameter kinerja berupa kebocoran udara (AL), efisiensi sisi gas (GSE), dan X-ratio (Xr). Analisis kinerja dilakukan dengan menggunakan ASME PTC 4.3 sebagai landasan teori. Hasil perhitungan yang dilakukan AL terbaik pada elemen lama yaitu pada APH B sebesar 4,01% pada beban 100% dan AL terbaik pada elemen baru yaitu pada APH B sebesar 5,1443% pada beban 100%. Nilai GSE terbaik pada elemen lama yaitu pada APH B sebesar 69,3504% pada beban 100% dan nilai GSE terbaik pada elemen baru yaitu pada APH B sebesar 65,7484% pada beban 100%. Nilai Xr terbaik pada elemen lama yaitu pada APH B sebesar 0,7514% pada beban 100% dan nilai Xr terbaik pada elemen baru yaitu pada APH B sebesar 0,7229% pada beban 100%.</p>


Eksergi ◽  
2019 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 77
Author(s):  
Margana Margana

<p>Solar Tracking Dual-Axis Berbasis Mikrokontroler dengan Menggunakan Lensa Fresnel Guna Meningkatkan Efisiensi Pemfokusan Cahaya Matahari ini merupakan sebuah alat yang dirancang untuk mengarahkan Solar cell ke cahaya matahari. Alat ini bekerja dengan menggunakan 4 buah sensor LDR (Light Dependent Resistor) dan dua Motor Servo MG996 sebagai aktuator/penggeraknya. Sistem ini dikendalikan oleh Arduino Nano yang menjalankan program yang ditanamkan oleh software Arduino IDE (Integrated Development Environment). Hasil pengujian menunjukkan perbandingan tegangan dan arus yang dihasilkan Solar cell, sehingga dapat dihitungan nilai daya yang dihasilkan. Daya maksimum pada Solar Tracking (Pmax) dengan menggunakan lensa Fresnel sebesar 6,865 Watt dan tanpa lensa Fresnel sebesar 5,987 Watt. Pada Solar Tracking dengan menggunakan lensa Fresnel nilai efisiensinya sebesar 68,65 % dan tanpa lensa Fresnel nilai efisiensinya sebesar 59,9 %. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa efisiensi yang dihasilkan Solar cell dengan lensa Fresnel lebih baik dibanding tanpa menggunakan lensa Fresnel.</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document