Review on Different Microcontroller Boards Used in IoT

Today’s technology has been evolved into stand-alone systems which can do all necessary processes by themselves without any additional hardware. Advance microcontrollers have become microcomputers that are also known as single board computers. These systems take their power from powerful microcontrollers. These microcontrollers have many integrated circuits on board so they can achieve many different processes by themselves. They are being used in many applications from powerful industrial devices to simple home appliances. In today’s market, there are many different microcontrollers with different structure and capabilities. Therefore, understanding the concepts related to the microcontrollers is really important for choosing the best hardware. This paper presents the main concepts of microcontrollers and reveals the basis of their structure. Their components and abilities have been discussed and a comparison of well-known single board computers has been given. Keywords: Microcontrollers, Integrated Circuits, Arduino UNO, Raspberry PI, BeagleBone Black, ESP8266.

A Review on Monitoring Solar System Parameters Using IoT

The most significant system for monitoring solar systems is the solar parameters monitoring system. Solar energy is a renewable energy source produced by solar panels. Solar energy is a renewable energy source produced by solar panels. Voltage, light intensity, and temperature are the parameters that the system measures. An Arduino Uno microcontroller board is used in the suggested monitoring system. Solar panel, LDR Sensor, LM 35, Arduino microcontroller, and resistors are used in the system. Light. LDR sensor is used to detect light intensity, L35 is used to measure temperature, and a voltage divider circuit is used to monitor voltage in this system. Keywords: Solar Panel, Monitoring, Renewable Energy, Solar Panel, Arduino Uno.

Sistem Monitoring Ketinggian Air Sungai Secara Real Time Berbasis Mikrokontroler

Mengingat pentingnya memonitoring ketinggian air mulai dari tempat yang kecil seperti sungai, maka dibuat sebuah sistem monitoring ketinggian air sungai secara real-time, sehingga kita dapat memantau dari jarak jauh dengan data yang real-time. Menggunakan gelombang ultrasonic dan NodeMcu esp8266 yang mampu bekerja secara otomatis tanpa harus dikendalikan oleh manusia. Sistem ini menggunakan sensor ultrasonik untuk mengukur jarak antara permukaan air dengan batas ketinggian sungai. Dengan begitu hasil ukur dari sistem ini menjadi lebih akurat dari pada alat ukur manual seperti skala ketinggian air, dan juga akan menjadi indikator peringatan dini terhadap musibah banjir, sehingga dapat meminimalisasi dampak kerugian musibah banjir tersebut baik materi dan juga korban jiwa. Pengontrolan sistem menggunakan Arduino Uno, sebagai mikrokontroler yang mengatur kerja sistem. NodeMcu es8266 sebagai penerima data dari Arduino Uno sekaligus penghubung ke jaringan internet untuk memonitoring ketinggian air menggunakan LCD dengan modul I2C dan Android Studio. Sebagai tanda peringatan bahaya maka akan digunakan buzzer

TUTUP TEMPAT SAMPAH OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO UNO

<p class="Default"><em>Dalam meningkatkan kesadaran akan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan, memerlukan cara yang unik agar tiap-tiap individu tertarik, sehingga tak segan untuk membuang sampah pada tempatnya. Tempat sampah pada umumnya membuka dan menutupnya secara manual. Hal ini menyulitkan seseorang untuk membuang sampah ataupun membersihkan sampah yang sudah penuh. Memberikan solusi dengan membuat tempat sampah otomatis berbasis Arduino Uno, menggunakan sensor HC-SR04, motor servo, rangkaian adaptor, dan LED. Tempat sampah ini menggunakan sensor HC-SR04 berbasis Arduino board sebagai pendeteksi jarak, sedangkan motor servo digunakan sebagai penggerak buka dan tutup tempat sampah, dan LED sebagai notifikasi bahwa tempat sampah dalam kondisi aktif. </em></p>

Crescimento inicial da alface hidropônica sob diferentes níveis de salinidade em sistema automatizado com Arduino Uno em função da temperatura e umidade do ar no semiárido

O semiárido tem como principais características, baixa precipitação, secas recorrentes, altas temperaturas e baixas umidades do ar. Outro ponto, é que grande parte dos solos possui embasamento cristalino, conferindo qualidade inferior às águas subterrâneas. Nesse sentido, a irrigação, nem sempre é viável, por consequência dos recursos hídricos escassos. A hidroponia, no entanto, independe do solo e requer pouca água, às culturas cultivadas em hidroponia são mais tolerantes à salinidade, permitindo o uso de águas mais salinas. Diante do exposto, o objetivo desta pesquisa foi verificar o crescimento inicial da alface Crespa cv. Moana sob cultivo hidropônico no semiárido sob diferentes níveis de salinidade em um sistema automatizado com Arduino Uno, onde o intervalo de aplicação da solução opera em função da temperatura e umidade do ar. Para tanto, foram utilizados os níveis de salinidade 1,5, 2,0, 2,5, 3,0 e 3,5 dS m-1, em delineamento de blocos ao acaso com esquema fatorial de 5 x 5 no sistema do tipo Net Film Technique. Verificou-se que a automação em detrimento da temperatura e umidade promoveu uma maior economia de energia, a alface tem melhor desenvolvimento ao nível de 1,5 dS m-1. Portanto, o sistema de automação com Arduino é operacional além de permitir a associação de sensores, e que a alface cv. Moana para as condições do experimento não apresenta desenvolvimentismo inicial satisfatório acima de 2,0 dS m-1 devido aos efeitos deletérios da salinidade.

Sistem Pengendali Suhu dan Kelembapan Tanah Bilik Tanaman Selada Berbasis IoT Menggunakan Aplikasi Whatsapp

Selada merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang mudah untuk dibudidaya dan dapat tumbuh subur dengan optimal pada suhu 25°C - 28°C dan kelembapan tanah 65% - 78%. Kendala keterbatasan lahan yang dimiliki menyebabkan sulitnya melakukan budidaya tanaman selada. Bilik tanaman adalah alternatif solusi untuk permasalahan tersebut. Bilik tanaman dibuat seperti ruangan bertingkat yang berisi susunan rak yang diisi tanah untuk menanam selada. Sistem ini menggunakan arduino uno, sensor suhu DHT22, sensor kelembapan tanah YL69, LCD, kipas DC, solenoid valve, dan raspberry pi. Hasil pengujian sistem, saat nilai suhu yang terdeteksi oleh sensor DHT22 lebih besar sama dengan 28°C maka sistem secara otomatis mengaktifkan kipas untuk mendinginkan bilik, dan saat suhu mencapai kurang atau sama dengan 25°C kipas secara otomatis mati. Untuk nilai kelembapan tanah, saat sensor YL69 kurang atau sama dengan 65% maka sistem secara otomatis menyiram tanaman dan saat kelembapan tanah lebih besar atau sama dengan 78% maka sistem berhenti menyiram tanaman. Semua kondisi sensor tersebut ditampilkan pada LCD I2C 16×2. Untuk hasil pengujian aplikasi whatsapp, saat pemilik mengirimkan perintah “cek tanaman”, maka sistem berhasil mengirimkan notifikasi keadaan bilik seperti suhu, kelembapan tanah, kipas dan apakah sistem sedang menyiram tanaman atau tidak.

MAXIMIZING OUTPUT VOLTAGE OF A PIEZOELECTRIC ENERGY HARVESTER VIA BEAM DEFLECTION METHOD FOR LOW-FREQUENCY INPUTS

In micro-scale energy harvesting, piezoelectric (PZT) energy harvesters can adequately convert kinetic energy from ambient vibration to electrical energy. However, due to the random motion and frequency of human motion, the piezoelectric beam cannot efficiently harvest energy from ambient sources. This research highlights the ability of piezoelectric energy harvester constructed using a PZT-5H cantilever beam to generate voltage at any input frequency from human motion. An eccentric mass is used to convert the linear motion of human movement to angular motion. Then, using a magnetic plucking technique, the piezoelectric beam is deflected to its maximum possible deflection each time the eccentric mass oscillates past the beam, ensuring the highest stress is induced and hence the highest current is generated. For testing works, the frequency of oscillation of the eccentric mass is controlled using an Arduino Uno microcontroller. In this work, it is found that when given any input frequencies, the energy harvester produced a consistent AC voltage peak around 5.8 Vac. On the other hand, the DC voltage produced varies with respect to the input frequency due to the number of times the peak AC signal is generated. The highest DC voltage produced in this work is 3.7 Vdc, at 5 Hz, which is within the frequency range of human motion. This research demonstrated that energy can still be effectively harvested at any given low-frequency input, in the condition that the piezoelectric beam is being deflected at its maximum. ABSTRAK: Piezoelektrik dapat mengubah tenaga kinetik daripada getaran persekitaran kepada tenaga elektrik melalui penjanaan tenaga berskala mikro. Namun, PZT tidak dapat menjana tenaga dengan berkesan dari sumber persekitaran kerana pergerakan dan kekerapan pergerakan manusia adalah rawak. Kajian ini adalah mengenai keupayaan penuai tenaga piezoelektrik menggunakan bilah kantilever PZT-5H bagi menjana voltan pada sebarang frekuensi menerusi gerakan manusia. Jisim eksentrik digunakan bagi menukar gerakan linear manusia kepada gerakan putaran. Kemudian, teknik penjanaan piezoelektrik secara magnetik digunakan bagi memesongkan bilah piezoelektrik ke tahap maksimum. Bagi memastikan tenaga tertinggi dihasilkan, jisim eksentrik perlu berayun melepasi bilah PZT. Ayunan frekuensi jisim eksentrik ini dikawal melalui kawalan mikro Arduino Uno. Dapatan kajian menunjukkan bagi setiap frekuensi input, PZT ini dapat menghasilkan voltan AC yang konsisten, iaitu sekitar 5.8 Vac. Namun, voltan DC maksimum yang terhasil adalah berbeza-beza bagi setiap frekuensi input, iaitu berdasarkan bilangan kekerapan maksimum isyarat AC yang terhasil. Voltan DC tertinggi ialah 3.7 Vdc, pada 5 Hz, iaitu pada kadar frekuensi gerakan manusia. Ini menunjukkan bahawa tenaga masih dapat dihasilkan secara berkesan pada frekuensi rendah, dengan syarat bilah piezoelektrik terpesong pada tahap maksimum.

Pengembangan Smoke Exhaust Menggunakan Arduino Uno dan Sensor MQ-2 Untuk Meminimalisir Asap Buang Di Ruang Praktik Otomotif SMK Muhammadiyah Tasikmalaya

Project Smoke Exhaust ini mempunyai peran yang cukup besar dalam menunjang proses praktikum otomotif, namun belum banyak guru menggunakan dalam praktik otomotif yang melibatkan mesin kendaraan dalam praktiknya. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development). Pengembangan sendiri dilakukan dengan cara melalui beberapa tahapan yaitu: 1) pengumpulan informasi, 2) perencanaan, 3) pengembangan produk, dan 4) validasi serta ujicoba. Project Smoke Exhaust kemudian divalidasi oleh ahli media. Setelah melalui tahap validasi, kemudian dilakukan revisi sesuai saran dari validator dan dilakukan ujicoba project, sehingga diperoleh Pengembangan Smoke Exhaust Menggunakan Arduino Uno dan Sensor MQ-2 Untuk Meminimalisir Asap Buang Di Ruang Praktik Otomotif SMK Muhammadiyah Tasikmalaya.

Development and testing of a light dimming control using arduino uno

Increasing population and human needs have an impact on increasing the need for electrical energy. One of them is for lighting needs. Therefore, it is necessary to save the lighting system so that energy consumption is minimum and the need for lighting is optimal, by controlling light dimming. This paper presents an implementation and testing of a dimming light control using an Arduino Uno microcontroller. The circuit used a 12-volt power supply, as a voltage source, to increase to 42 volts, to meet a lamp voltage, through a dc-dc converter. After obtaining the maximum voltage, a MOSFET cut off the voltage according to the desired light or performance level. The duty cycle was directly proportional to the output voltage, using a PWM coding to get the necessary light intensity. Some testing was conducted, including the measurement point shifting to the side. The testing results show that PMW and LDR decreased as the duty cycle increased. Nevertheless, both decreasing are different, the PWM decreased linearly with a gradient of -2.55 and the LDR decreased hyperbolically. While, the illuminance, current, and power rose as the duty cycle increased. The illuminance increased, tent to be saturated, as the power increased. However, the illuminance was reduced as the PWM and LDR increased. The illuminance decreased slightly as the measurement points shifted to the side.