Jurnal Ilmiah Farmasi Attamru
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

10
(FIVE YEARS 10)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Islam Madura

2723-5629

2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 20-26
Author(s):  
Jannatul Firdausi
Keyword(s):  

Buah nanas mengandung ananasat, asam sitrat, saponin, tanin, flafonoida, polifenol dan enzim bromelin, vitamin A dan vitamin C yang mampu melembabkan kulit. Gel memiliki kemampuan melembabkan dengan bahan yang mengandung banyak air, memiliki efek sejuk yang baik digunakan pada cuaca panas dan sesuai untuk kulit berminyak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik fisik gel sari buah nanas (ananas comusus (L) Merr) sebagai pelembab kulit. Gel sari buah nanas dibuat sebanyak dua formula dengan perbedaan konsentrasi sari buah nanas yaitu F1 (10%) dan F2 (15%). Penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Prosedur kerja terdiri dari penyiapan sampel, pembuatan sediaan gel, formulasi sediaan gel, uji mutu fisik gel meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, uji daya sebar, uji iritasi, uji kelembaban. Hasil uji organoleptik F1 dan F2 memiliki hasil yang sama, kedua formula memiliki warna kuning, bau khas, dan berbentuk semi padat. Uji homogenitas F1 dan F2 memiliki hasil yang homogen. F1 dan F2 memiliki pH 5,4-5,6. Uji viskositas F1 dan F2 memiliki nilai 4995 cPs. Uji daya sebar F1 dan F2 memiliki hasik baik yaitu 5,5-5,6 cm. uji iritasi menunjukkan bahwa F1 dan F2 aman untuk digunakan sebagai pelembab kulit. Uji kelembaban pada F1 dan F2 menunjukkan bahwa gel mampu menghidrasi kulit dengan nilai 85,7%-87,6%.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 16-19
Author(s):  
La Ode Akbar Rasydy

Ikan asin merupakan produk hasil perikanan dengan bahan baku ikan segar yang mengalami pengawetan dan menjadi salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat seperti ikan asin Petek dan ikan asin Kembung. Mutu dari ikan asin dapat ditentukan dari cara penjual mengolahnya serta kondisi lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar timbal, kadmium dan formaldehid pada ikan asin petek dan kembung di daerah Pulau Cangkir Kronjo, Banten, Indonesia.  Analisis timbal dan kadmium dilakukan dengan metode spektrofotometri serapan atom sedangkan analisis formaldehid  dilakukan dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian menunjukan ikan asin petek dan kembung  tidak mengandung logam timbal dan kadmium akan tetapi mengandung formaldehid, pada ikan asin petek 2.843,24 ± 71,9510 mg/Kg dan ikan kembung 865,96 ± 4,4479 mg/Kg. Dari pengujian tersebut baik pada ikan asin petek dan kembung tidak ada cemaran timbal dan cadmium karena dibawah nilai ambang batas maksimum sedangkan  kandungan formaldehidnya cukup tinggi dan berbahaya bagi kesehatan.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 27-36
Author(s):  
Nur Farahim

Golongan penisilin adalah antibiotik yang paling dasar digunakan untuk pasien yang terkena infeksi karena berspektrum rendah atau lebih sederhana dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data profil peresepan antibiotik di Apotek Sakti Farma bangkalan januari-maret 2020. Penelitian ini di lakukan di Apotek Sakti Farma Bangkalan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan di lakukan secara retrospektif, Populasi dalam penelian ini adalah semua resep pasien  yang masuk ke Apotek Sakti Farma januari-maret 2020 seluruhnya berjumlah 372 resep dan data yang di ambil dan digunakan sebagai sampel periode januari-maret 2020 sebanyak 163 resep yang tertera obat antibiotik golongan penisilin di dalamnya  dan memenuhi kriteria inklusi. Data yang didapat dianalisa dengan cara analisa deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bawa Persentase penggunaan antibiotik periode Januari-Maret 2020 cukup tinggi yakni sebesar (43,81%). Persentase penggunaan antibiotik golongan penisilin yang paling banyak diresepkan yaitu obat amoxisillin sebanyak 84,66% dan untuk obat ampisillin hanya sebanyak(15,33%). Persentase dosis penggunaan antibiotik golongan penisilin yang paling sering di gunakan yakni amoxisilin 3x500mg sebanyak (67,48%). Persentase pengunaan antibiotik golongan penisilin berdasarkan jenis kelamin terbanyak yaitu pada perempuan sebanyak (58,9%). Persentase penggunaan antibiotik golongan penisilin berdasarkan usia terbanyak yakni pada pasien dewasa sebanyak (82,82%). Persentase penggunaan antibiotik golongan penisilin berdasarkan bentuk sediaan sediaan yang paling banyak digunakan yaitu sediaan dalam bentuk kaplet sebanyak (47,85%). Penggunaan antibiotik golongan penisilin terbanyak untuk terapi penyakit ispa yakni sebanyak 131 resep (80,36%) dan untuk masalah gigi dan mulut sebanyak 25 resep (19,63%).


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 1-5
Author(s):  
Putro Panji Asmoro Bangun

Analisis kadar flavonoid total ekstrak daun dan biji pepaya (Carica papaya L.) dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Tujuan penelitian ini dilakukan karena pemanfaatan daun dan biji pepaya pepaya (Carica papaya L.) masih kurang, serta untuk mengetahui kadar flavonoid total yang terkandung dalam ekstrak daun dan biji pepaya (Carica papaya L.). Ekstraksi kandungan kimia dari daun dan biji pepaya (Carica papaya L.) dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%. Untuk menentukan kadar senyawa flavonoid pada ekstrak sampel, maka dilakukan analisis senyawa menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Dari hasil penelitian diperoleh analisis kualitatif senyawa flavonoid masing-masing daun dan biji pepaya (Carica papaya L.) dari ekstrak etanol 96% terjadi perubahan menjadi warna merah bata yang menunjukkan positif mengandung flavonoid. Sedangkan Pengukuran  absorbansi  dilakukan  menggunakan  spektrofotometri  UV-Vis dengan panjang gelombang 510 nm. 5 ppm nilai absorbansinya (0,214), 10 ppm nilai absorbansinya (0,3799), 15 ppm nilai absorbansinya (0,5126), dan 20 ppm nilai absorbansinya (0,7033). Serta pengukuran kadar flavonoid total daun pepaya (Carica papaya L.) dari ekstrak etanol 96% sebesar 17,4633 mg QE/g atau 1,7463 % dan kadar flavonoid total biji pepaya (Carica papaya L.) dari ekstrak etanol 96% sebesar 15,8181 mg QE/g atau 1,5818 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) memiliki kadar flavonoid lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.).


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 6-13
Author(s):  
SUWAIBAH SUWAIBAH

Hiperkolesterolemia, yaitu kondisi dimana kadar kolesterol dalam darah meningkat diatas batas normal. Hal ini ditunjukan pada penelitian yang dilakukan di Semarang pada tahun 2007-2008, kadar kolesterol dalam darah >200mg/dl meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah sebesar 1,8 kali lebih besar dibandingkan dengan kolesterol darah <200 mg/dl. Pengobatan menggunakan tanaman berkhasiat sudah lebih dulu diterapkan dari obat-obat moderen. Daun pandan wangi telah digunakan untuk pengobatan bermacam penyakit. Tujuan penelitian ini untuk menguji apakah air rebusan daun pandan wangi dapat menurunkan kadar total kolesterol mencit jantan yang digunakan sebagai hewan uji. Untuk menaikkan kadar total kolesterol hewan uji diinduksi dengan PTU. Untuk kontrol positif digunakan simvastatin 10mg yaitu obat untuk menurunkan kadar kolestrol dalam darah. Mencit jantan dibagi dalam 4 kelompok yang terdiri Kelompok A sebagai kontrol normal, Kelompok B, C, dan D diberikan PTU dosis 1,04 g dengan pemberian 0,5 mg, kemudian pada kelompok D (kontrol uji) diberikan air rebusan daun pandan wangi dengan dosis 10 ml. kelompok C (kontrol positif) diberikan Simvastatin 10 mg dengan dosis 0,16 g. Hasil penelitian menunjukkan kadar kolesterol total pada mencit yang diberikan air rebusan daun pandan wangi dapat menurunkan kadar kolestrol sebesar 11.8% mg/dl. Sedangkan pemberian simvastatin menunjukkan terjadi penurunan kadar kolesterol total sebesar 11.3% mg/dl. Pengukuran kada kolesterol dilakukan dengan mengambil sampel darah dari ujung ekor dengan menggunakan spuit dan kemudian diukur menggunakan alat nesco multicheck dengan strip cek kolesterol


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 35-44
Author(s):  
Ach Faruk Alrosyidi ◽  
Fauzan Humaidi ◽  
Nur Munifah
Keyword(s):  

Kualitas pelayanan yang baik akan menimbulkan kepuasan pada pasien. Pelayanan kefarmasian di rumah sakit dituntut untuk merea lisasikan perluasan paradigma pelayanan kefarmasian dari orientasi kepada produk menjadi orientasi kepada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Depo Farmasi Rawat Jalan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Slamet Martodirdjo Kabupaten Pamekasan berdasarkan indikator waktu tunggu pelayanan, ketersediaan perbekalan farmasi, sikap tenaga kefarmasian dan kondisi ruang tunggu pelayanan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif denga n menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data. Jumlah sampel sebanyak 275 orang, dan disajikan dalam bentuk persentase dan diagram untuk menggambarkan distribusi dan frekuensi mengenai karakteristik responden yang terdiri dari jenis kelamin,umur, pendidikan terakhir dan pekerjaan dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007. Data primer yang berupa kuesioner dalam bentuk checklist kemudian diolah dan dianalisa secara deskriptif menggunakan skala Likert. Dari hasil penelitian diperoleh indeks ke puasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Depo Farmasi Rawat Jalan Instalasi Farmasi RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Kabupaten Pamekasan ratarata sebesar 82,79% dengan skor rata-rata sebesar 9107. Hal ini berarti pasien sangat puas terhadap pelayanan kefarmasian di Depo Farmasi Rawat Jalan Instalasi Farmasi RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Kabupaten Pamekasan.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 15-27
Author(s):  
Septiana Kurniasari ◽  
Fauzan Humaidi ◽  
Ida Sofiyati

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi dengan keterlibatan bakteri tersering di komunitas dan hampir 10% orang pernah terkena ISK selama hidupnya. Sekitar 150 juta penduduk di seluruh dunia tiap tahunnya terdiagnosis menderita infeksi saluran kemih.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian penggunaan antibiotik dengan formularium rumah sakit pada pasien Rumah Sakit Dr. H. Slamet Martodirdo Pamekasan tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengumpulan data secara retrospektif. Data yang diambil dari Rekam Medik di Rumah Sakit Dr. H. Slamet Martodirdo Pamekasan tahun 2018.Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis antibiotik yang digunakan di Rumah Sakit Dr. H. Slamet Martodirdo Pamekasan adalah penggunaan antibiotiktunggal Ceftriaxon (10,14%), Cefoperazon (1,44), Cefarox (5,79%), Cefixime (2,89%), Levofloxacin (1,44%), Ciprofloxacin (2,89), penggunaan antibiotik 2 ko mbinasi Ceftriaxon & Cefixime (49,27%), Ceftriaxon & Ciprofloxacin (7,24%), Cefriaxon & Levoflocaxin (1,44%), Cefixime & Cefoperazon (10,14%), Cefixime Cefotaxim (1,44%), Cefixime & Ciprofloxacin (1,44%), Cefarox & Ceftriaxon (1,44%), Ceftriaxon & Cefoperazon (1,44%), Cefarin & Cefarox (1,44%)


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 28-34
Author(s):  
Septiana Kurniasari ◽  
Ach Faruk Alrosyidi ◽  
Khofifah Khofifah

Salah satu masalah kesehatan yang masih banyak di Indonesia yaitu penyakit cacingan yang dapat ditularkan melalui tanah Peny akit cacingan ini pada umumnya sering tejadi pada anak sekolah. Anak sekolah merupakana setatau modal utama pembangunan dimasa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahua n tentang penyakit cacingan pada wali murid MI AsSyafi’iy, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Sumenep. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wali murid MI AsSyafi’iy, ecamatan Tambaksari, Kabupaten Sumenep. dengan sampel seluruh populasi. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan wali murid MI AsSyafi’iy, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Sumenep. Teknis pengambilan data dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada wali murid MI Assyafi’iy,Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Sumenep. Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif untuk menentukan skor dari kuesioner dan menentukan tingkat pengetahuan wali murid As Syafi’iy, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Sumenep. Hasil penelitian secara umum, tingkat pengetahuan wali murid terhadap penyakit cacingan di MI As Syafi’iy ,KecamatanT ambaksari, Kabupaten Sumenep adalah kur ang dengan nilai rata-rata44%.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 7-14
Author(s):  
Syaifiyatul H ◽  
Fauzan Humaidi ◽  
Dwi Ratna Anggarini

Kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat secara teratur sampai tuntas merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam pengobatan tuberkulosis paru. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kepatuhan minum obat pasien TB paru kategori I di Puskesmas Palengaan pada bulan Desember 2018. Penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional. Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling dengan total sampel 23 orang. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Palengaan pada bulan Desember 2018. pasien TB terdiri dari 12 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Kriteria umur pasien >46 tahun paling banyak 13 orang.Tingkat kepatuhan mencapai 87% sebanyak 20 orang. Adapun latar belakang pendidikan paling banyak tamat SD sebanyak 14 orang.Sedangkan jenis pekerjaan pasien TB 9 orang paling banyak sebagai petani.Pendidikan diduga dapat mempengaruhi tingkat pengetahun pasien tentang penyakit TB dan pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat ekonomi yang dapat mendorong kesadaran pasien untuk berobat prevensi penyakit TB. Data penelitian menunjukkan 87% responden patuh dan 13% responden tidak patuhdalam penggunaan obat.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-6
Author(s):  
Syaifiyatul H ◽  
Ainur Rahmah ◽  
Ach. Faruk Alrosyidi

Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA) yang disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, Pengobatan pneumonia harus diberikan antibiotik untuk menghilangkan bateri. Penelitian ini dilakukan di RSU Mohammad Noer Pamekasan periode januari sampai mei 2019. Desain penelitian adalah observasional retrospektif dengan analisis deskriptif. Ada 94 resep yang di diagnosa pneumonia Pada kelompok usia 17-25 tahun sebanyak 5 pasien (5,4%), usia 26-35 tahun sebanyak 18 pasien (19,1%), usia 36-45 tahun sebanyak 17 pasien (18,10%), usia 46-55 tahun sebanyak 35 pasien (37,20%), usia 56-65 tahun sebanyak 19 pasien (20,20%). Golongan antibiotik yang paling banyak diresepkan adalah sefalosporin dengan nama generik sefiksim. Hasil penelitian observasional ini menunjukkan bahwa usia 46-55 tahun lebih banyak menderita pneumonia. Temuan ini sejalan dengan literatur, namun pada penelitian efektivitas pemberian antibiotik untuk terapi pneumonia belum dapat dikaji sehingga penelitian lebih lanjut tentang efektivitas masing-masing antibiotik perlu dilakukan di RSU Mohammad Noer Pamekasan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document