Persaingan industri saat ini semakin ketat, setiap perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan produktfitas agar bisa bersaing dalam industri. Produktifitas dalam memanfaatkan mesin produksi menjadi salah satu target untuk mendukung terpenuinya kebutuhan dan keinginkan pelanggan. Agar produktifitas mesin tercapai maka salah satu yang perlu dipertimbangkan ialah adanya strategi penerencanaan perawatan pada setiap mesin / peralatan produksi, diantara teknik atau cara merencanakan optimasi pada mesin atau peralatan metode Reliability Centered Maintennace (RCM) bisa diaplikasikan. RCM ialah suatu teknik maintenance yang memanfaatkan informasi berkenan dengan keandalan suatu komponen, untuk mendapatkan strategi perawatan yang efektif, efisien dan mudah untuk dilakukan. PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang garmen. Selama ini untuk perawatan mesin di perusahaan tersebut dijadwalkan pada satu tahun sekali, jika melihat dari histori kerusakan kondisi tersebut belum cukup baik untuk menjaga mesin agar tetap beroprasi. Untuk kelancaran proses produksi, perusahaan bergantung pada tingkat ketersediaan meisn atau peralatan penunjang produksi, dikarenakan ketika mesin terjadi kerusakan atau kegagalan pada saat beroperasi maka proses produksi akan terhenti dan tidak tercapainya target produksi yang diinginkan. Adapun tujuan dari penelitian ini, peneliti bermaksud untuk merencanakan strategi perawatan yang optimal dengan menggunakan cara mengidentifikasi penyebab kerusakan mesin dengan metode Failure Mode and Effect Analisis (FMEA) dan dengan metode RCM untuk dapat mengetahui interval waktu penggantian suatu part atau komponen. Berdasarakan hasil pengumpulan data dilapangan maka peneliti melakukan anlisisi pengolahan data didapatkan hasil penyebab kerusakan dengan metode FMEA yaitu, Jarum patah, Benang putus, Spul putus benang , Sekoci kusut benang, Rotari macet tidak berputar, Faktor kegagalan ataupun kerusakan disebabkan karna belum adanya tindakan perawatan pada mesin yang disebabkan karna belum adanya jadwal perawatan dan pengecekan pada mesin. Kemudian usulan Interval waktu perawatan berdasarkan hasil dengan metode RCM yaitu, jarum interval 1 hari, benang 5 hari, spul interval 12 hari, sekoci interval 10 hari. Untuk kegagalan yang tidak dapat diprediksi maka dilakukan upaya tindakan Condition Monitoring yaitu seperti melakukan pemberian pelumas pada bagian tiang jarum, guna mengurangi terjadi gangguan-gangguan yang menghambat proses produksi.