Global Expert: Jurnal Bahasa dan Sastra
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

2
(FIVE YEARS 2)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Indo Global Mandiri

2477-3794

2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Retika Wista Anggraini

<p align="center"><strong>ABSTRACT</strong></p><p><em>Descriptive writing is a one of genre taught in the year VII students of Junior High School based on Curriculum 2013. In writing descriptive, it is expected to the students are able to write a simple descriptive. Therefore through descriptive writing, the writer would like to minimize the students learning problem, to know the students achievements and their difficulties in learning writing. </em><em>In </em><em>2013 English</em><em> curriculum, there are four language skills that must be taught to Junior High School students, those are reading, listening, speaking, and writing. </em><em>Oshima and Haque (1999:50) state that descriptive writing appeals to the senses, so it tells how something looks, feel, smells, tastes and sounds. Briefly, descriptive writing is used to make something clear and vivid, so that the readers can understand it. </em><em>The teaching of English based on School Based Curriculum in Indonesia is delivered through text and context. Literary works are part of the text. They have been taught for all level of schools in Indonesia. Whether the subject is listening, speaking, reading, or writing, teachers of English should deliver it through text and context. </em><em>Consequently, discovery learning </em><em>refers to various instructional design models that engage</em><em> </em><em>students in learning through discovery.</em><em> </em><em>Discovery learning is a technique of inquiry-based learning and is considered a constructivist based approach to education. It is supported by the work of learning theorists and psychologists (Jerome Bruner, 1960).</em><em> Commonly, seventh grade students of SMP Negeri 10 Palembang are afraid of making mistakes and worried about their ability in choosing and arranging words to produce sentences. Those feelings seem to make the students unconfident in a writing class. The Discovery learning technique tries to improve students’ writing  skill and make the students more active in the class because it contains some activities that encourage the students to write up in the class.</em></p><p><strong><em>Keywords</em></strong><strong><em> </em></strong><em>: Writing, Descriptive Writing,  Discovery Learning, English Curriculum,  </em><em>Literary Works</em><strong> </strong></p><p align="center"><strong>ABSTRAK</strong><strong> </strong></p><p><em>Penulisan deskriptif adalah salah satu genre yang diajarkan pada siswa kelas VII SMP berdasarkan Kurikulum 2013. Dalam menulis deskriptif, diharapkan siswa mampu menulis deskriptif sederhana. Oleh karena itu melalui penulisan deskriptif, penulis ingin meminimalkan masalah belajar siswa, untuk mengetahui prestasi siswa dan kesulitan mereka dalam belajar menulis. Dalam kurikulum Bahasa Inggris 2013, ada empat keterampilan bahasa yang harus diajarkan kepada siswa SMP, yaitu membaca, mendengarkan, berbicara, dan menulis. Oshima dan Haque (1999: 50) menyatakan bahwa penulisan deskriptif menarik bagi indera, sehingga ia menceritakan bagaimana sesuatu terlihat, dirasakan, tercium, terasa, dan terdengar. Secara singkat, penulisan deskriptif digunakan untuk membuat sesuatu menjadi jelas dan jelas, sehingga pembaca dapat memahaminya</em><em>.</em><em> Pengajaran Bahasa Inggris berdasarkan Kurikulum Berbasis Sekolah di Indonesia disampaikan melalui teks dan konteks. Karya sastra adalah bagian dari teks. Mereka telah diajarkan untuk semua tingkatan sekolah di Indonesia. Apakah subjeknya mendengarkan, berbicara, membaca, atau menulis, guru bahasa Inggris harus menyampaikannya melalui teks dan konteks. Akibatnya, belajar penemuan mengacu pada berbagai model desain pembelajaran yang melibatkan siswa dalam belajar melalui penemuan. Belajar Penemuan adalah teknik pembelajaran berbasis inkuiri dan dianggap sebagai pendekatan berbasis konstruktivis terhadap pendidikan. Ini didukung oleh karya belajar teori dan psikolog (Jerome Bruner, 1960)</em><em>. Umumnya, siswa kelas tujuh SMP Negeri 10 Palembang takut membuat kesalahan dan khawatir tentang kemampuan mereka dalam memilih dan mengatur kata-kata untuk menghasilkan kalimat. Perasaan itu membuat siswa tidak percaya diri dalam suatu kegiatan menulis. Teknik belajar penemuan memberikan keterampilan menulis bagi siswa di SMP Negeri 10 Palembang dengan meningkatkan keterampilan menulis dan membuat siswa lebih aktif di kelas karena ada beberapa kegiatan yang mendorong siswa untuk menulis di kelas.</em></p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em>: Menulis, Menulis Deskriptif, Belajar Penemuan, Kurikulum Bahasa Inggris, Karya Sastra</em>


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Desi Surayatika

<p class="SammaryHeader" align="center"><strong>ABSTRACT</strong></p><p><em>Students’ perception of teachers’ bilingual language use was based on bilingual approach in English language learning in which the students’ first language ( </em><em>L1 </em><em>) is combined with the target language ( </em><em>L2 </em><em>) being studied to be a language instruction used by the teacher to conduct an English classroom.  The purpose of this research was to find out the students’ perception toward the use of Bilingual language they are English and Indonesian by the teacher in EFL classroom. This research was a qualitative approach with the forty students as the sample. In collecting the data, questionnaire was used. The data was analyzed through Likert Scale in order to find out students’ perception of teachers’ bilingual language use in EFL classroom. Based on the result of data analysis and interpretation of the data gained from questionnaire, it indicates that students show their positive perceptions to the use of bilingual language done by the teacher as language instruction in their English classroom. Finally, the result of the research would give a contribution to the improvement of the classroom language instruction used by the teacher in an English language learning classroom particularly for teaching the students who were learning English as a foreign language ( </em><em>EFL </em><em>)</em>.</p><p><strong><em>Keyword </em></strong><strong><em>: </em></strong><em>Bilingual, Students’ Perception, language use, EFL classroom</em></p><p align="center"><strong>ABSTRAK</strong></p><p><em>Persepsi siswa tentang penggunaan dua bahasa oleh guru didasarkan pada pendekatan bilingual dalam pembelajaran bahasa Inggris di mana bahasa pertama siswa ( </em><em>L1 </em><em>) dikombinasikan dengan bahasa target (L2) yang dipelajari menjadi pengajaran bahasa yang digunakan oleh guru untuk melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris di kelas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi siswa terhadap penggunaan dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia oleh guru di kelas EFL. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan empat puluh siswa sebagai sampel. Dalam mengumpulkan data, kuesioner digunakan. Data dianalisis melalui Skala Likert untuk mengetahui persepsi siswa tentang penggunaan dua bahasa oleh guru di kelas EFL. Berdasarkan hasil analisis data dan interpretasi data yang diperoleh dari kuesioner, hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki persepsi positif  terhadap penggunaan dua bahasa yang dilakukan oleh guru sebagai bahasa pengantar di kelas bahasa Inggris.. Pada akhirnya, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi pada peningkatan pengajaran bahasa Inggris di kelas yang digunakan oleh guru di kelas pembelajaran bahasa Inggris terutama untuk mengajar siswa yang belajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing ( </em><em>EFL </em><em>).</em></p><strong><em>Kata kunci : </em></strong><em>Dua bahasa, Persepsi Siswa, penggunaan bahasa, kelas EFL</em>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document