EDUCANDUM
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

21
(FIVE YEARS 21)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Balai Penelitian Dan Pengembangan Agama Makassar

2655-7738, 2477-1619

EDUCANDUM ◽  
2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 182-200
Author(s):  
Amiruddin Amiruddin

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif, dengan menggunakan pendekatan survey untuk mengukur indeks integritas peserta didik pada jenjang pendidikan menengah (SMA/MA), pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada peserta didik.   Masalah penelitian ini adalah “Seberapa besar Indeks Integritas Peserta Didik. Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat integritas peserta didik meliputi dimensi integritas kejujuran,  tanggungjawab, toleransi,  dan  cinta  tanah  air.  Lokasi  penelitian dilakukan pada 6 Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku dengan jumlah sampel sekolah sebanyak 160 yang terdiri dari jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 12 sekolah, dan jenjang Madrasah Aliyah sebanyak 4 madrasah. Unit observasi sampel adalah peserta didik, dimana setiap sekolah terlebih dahulu dilakukan listing atau pendaftaran nama-nama peserta didik kelas 11. Dari daftar listing tersebut akan diurutkan berdasarkan banyaknya siswa kelas 11 di masing-masing sekolah, dan selanjutnya ditarik sampel 10 peserta didik secara sistematik sampling. Berdasarkan hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa secara umum tingkat integritas peserta didik terhadap 4 dimensi integritas yang menjadi tolok ukur yaitu; kejujuran, kemandirian, cinta tanah air, dan tanggungjawab  berada  pada  kategori  “sangat  tinggi”  dengan  nilai  agregat 80.23. Dimensi integritas cinta tanah air menempati posisi paling tinggi tingkat integritasnya,     yaitu  94.3  (sangat  tinggi),  selanjutnya  integritas  terhadap dimensi toleransi  menempati urutan kedua dengan skor 79.6 (sangat tinggi), sedangkan untuk  integritas pada dimensi tanggung jawab dan kejujuran masih pada kategori tinggi dengan skor 74.6 dan 72.4.  


EDUCANDUM ◽  
2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 236-248
Author(s):  
Badruzzaman Badruzzaman

Guru  non-PNS  sejatinya  mendapat  pemberdayaan  yang  sama  dengan  guru PNS,  karena  perekrutan  guru  non-PNS  dibutuhkan  untuk  menanggulangi kekurangan guru PNS. Penelitian deskriptif kualitatif ini mengungkap realitas pemberdayaan guru non-PNS dalam tiga aspek, yaitu pembentukan iklim kerja, peningkatan kompetensi, dan  jaminan kesejahteraan. Penelitian  menemukan bahwa  guru  non-PNS  mendapatkan  peluang  yang  sama  dengan  guru  PNS dalam    melaksanakan    tugas    dan    mengembangkan    diri;    meningkatkan kompetensi secara mandiri atau bersama dengan guru PNS, dan keragaman tingkat     kesejahteraan.     Penelitian     merekomendasikan,     bahwa     kajian pengembangan diperlukan untuk menyusun stratifikasi kompetensi guru non- PNS yang berimplikasi pada besaran nominal gaji, demikian halnya dengan jaminan keselamatan kerja dan kesehatan.


EDUCANDUM ◽  
2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 270-293
Author(s):  
Mujizatullah Mujizatullah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gagasan dan perspektif tokoh masyarakat tentang substansi materi , pendekatan, dan kebijakan pemberlakuan sistem pembelajaran pendidikan moderasi beragama di Kabupaten Takalar , dengan metode kualitatif, melalui wawancara dan observasi. Penelitian menemukan bahwa gagasan dan perspektif tokoh masyarakat tentang Pendidikan Moderasi Beragama pendidikan yang  mengajarkan pada peserta didik  untuk  bersikap  netral,  tidak  ekstrem  berdasarkan  nilai-nilai  agama  , budaya dan kearifan lokal, pancasila. Substansi materi agama : aqidah, akhlak,landasan pancasila dan kearifan lokal. Materi bernuansa tradisi dan budaya lokal  Appakasulapa dan  Maudhu  Lompoa.  Berdasarkan ketiga  hal tersebut pendekatan sistem pembelajaran pendidikan  moderasi  beragama,  kurikulum dilaksanakan pada pembelajaran intrakurikuler dengan  integrasi pada setiap mata  pelajaran  secara  monolitik  pada  kegiatan  ekstrakurikuler  dan  muatan lokal waktu 2 jam. Pendidikan non formal dan penerapannya mengenai nilai Appaka sulapa diaplikasikan dengan metode ceramah dan demonstrasi melalui outbond. Strategi pembelajaran mengimplementasikan materi agama, dan kearifan  lokal.  Pendidik  sukarelawan anggota Forum Pemerhati Galesong  . kebijakan penerapan Pendidikan Moderasi Beragama ; kebijakan penyediaan satuan      pendidikan      Sekolah      Adat      Karaeng      Galesong      pelopor Prof.Dr.H.Aminuddin Salle, SH, MH, beliau tokoh Guru Besar Unhas, Tokoh Adat dan   Pendidikan.   Dalam   hal   ini   masih   berusaha   untuk   mengambil kebijakan memasukkan ke Draf Peraturan Daerah Kabupaten Takalar, Tahun 2020-2025, menampilkan  even budaya Maudu Lompoa  ke kalender nasional. Sumber  belajar  ,alat  pembelajaran,  menulis  dan  menerbitkan  buku  khusus budaya yang terkait dengan budaya lokal di Kabupaten Takalar. Penerapan pendidikan moderasi beragama dapat diterapkan dengan mengajak para siswa ke acara budaya lokal.


EDUCANDUM ◽  
2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 175-181
Author(s):  
Athoilah Islamy ◽  
Dwi Puji Lestari ◽  
Saihu Saihu ◽  
Nurul Istiani

Pembentukan sikap sosial religius bagi anak usia dini di tengah perkembangan media sosial digital yang berkembang merupakan hal yang urgen. Penelitian ini bermaksud   untuk   menjelaskan   strategi  praktik   ritualitas   kolektif   dalam pembentukan  sikap  sosial  religius  anak  usia  dini  di  TK  Islam  Az  Zahra Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan  metode  studi kasus.  Terdapat  dua  kesimpulan  besar  penelitian  ini.Pertama,  terdapat  beberapa  bentuk  praktik  ritualitas kolektif sebagai  media pembentukan karakter sosial religius bagi anak usia dini, antara lain praktik Shalat jamaah, haji, zakat fitrah, infaq dan lain sebagainya. Kedua, pembiasaan praktik  ritualitas  kolektif  memiliki  urgensi  besar  dalam  pembentukan sikap sosial religius anak usia dini dalam tiga hal, antara lain perilaku pro sosial, prilaku ritual, dan  perilaku religious pro-sosial.  


EDUCANDUM ◽  
2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 211-226
Author(s):  
Asnandar Abubakar

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pemahaman kebhinekaan peserta didik secara umum dan pemahaman kebhinekaan dalam konteks suku, agama,  ras,  dan  antar  golongan.  Lokasi  penelitian  dilaksanakan  di  Kota Kendari  dengan  fokus  peserta  didik  madrasah  aliyah  yaitu  MA  Negeri  1 Kendari dan MA Ummusshabri. Metode penelitian adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara sistematis yang meliputi pengorganisasian data, kategorisasi data, dan menginterpretasi sesuai dengan pemaknaan. Hasil penelitian menunjukkan pemahaman kebhinekaan peserta didik Paham kebhinekaan peserta didik ada yang bersifat   ke dalam (internal) dan bersifat ke luar (eksternal). Pemahaman internal adalah pemahaman peserta didik akan keyakinan dan kesadaran dirinya pentingnya mengaplikasikan wujud kelakuan (behavioral manifestation) rasa hormat atau menghormati orang lain yang berbeda  dengan  kita  baik  agama,  suku,  dan  budaya,  untuk  kepentingan bersama. Pemahaman kebhinekaan peserta didik secara eksternal diperoleh dari proses pembelajaran di madrasah, di lingkungan sekolah baik melalui program sekolah, kegiatan ekstrakurikuler ataupun organisasi madrasah, melalui media sosial, dan interaksi sosial di masyarakat melalui perbauran budaya atau kebiasaan-kebiasaan adat istiadat pada kelompok entitas suku bangsa tertentu di Kota Kendari. Manifestasi dari pemahaman kebhinekaan ini adalah pentingnya saling hormat dan tolong menolong dalam konteks sosial.  


EDUCANDUM ◽  
2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 308-323
Author(s):  
Abdul Rahman Arsyad

Penelitian  ini adalah penelitian deskriptif yang sifatnya studi kasus dengan menggunakan metode kualitatif, dengan menelusuri berbagai dimensi SARA, yaitu: Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan, yang dilaksanakan pada dua Madrasah Aliyah di Provinsi Sulawesi Selatan. Pengumpulan data dilakukan dengan  cara  observasi,  wawancara,  dan  dokumentasi.  Sedangkan  tujuan penelitian secara umum adalah untuk mengetahui secara mendalam mengenai nilai-nilai kebhinekaan yang dipahami dan dipraktekkan serta harapan peserta didik di MA. Hasil   penelitian   adalah   pemahaman   peserta   didik   dalam   menyikapi kebhinekaan (keberagaman) lebih dominan didapatkan lewat lingkungan keluarga  dan  masyarakat,  media  sosialdibanding  madrasah  terutama  pada aspek  Suku  dan  Agama.  Motivasi  dan  kreativitas  guru  sangat  dibutuhkan dalam  memberikan  penguatan  pemahaman  kebhinekaan  terhadap  peserta didik, paling tidak metode harus relevansi dengan materi pembelajaran serta memberikan informasi yang terkait dengan issu-issu terkini. Oleh karena itu madrasah dalam hal ini guru dituntut secara professional dapat mengimplementasikan  kebhinekaan  (keberagaman)  dalam  berbagai kesempatan   yang   ada   dalam   setiap   mata   pelajaran.   Pada   hakikatnya memahami dan menyikapi keberagamandi lingkungan internal dan eksternal madrasah, diperlukan adanya saling menghormati dan menghargai satu sama lain, serta menjaga toleransi terhadap SARA.  


EDUCANDUM ◽  
2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 294-307
Author(s):  
Syarifah Halifah ◽  
Khaerun Nisa
Keyword(s):  

Tujuan  penelitian  ini  adalah  untuk  memotret  penyelenggaraan  belajar  dari rumah pada Raudhatul Athfal di Kabupaten Bulukumba, yang meliputi tahapan persiapan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pada tahap persiapan, guru menyediakan rancangan pembelajaran mingguan dan media-media pembelajaran sederhana seperti menyediakan media buku LKS, dan media yang tersedia di rumah sebagai perangkat output pembelajaran dari rumah. Konten tidak dituntut untuk menuntaskan kurikulum, tapi lebih disesuaikan kearah pengembangan life skill. (2) Tahap pelaksanaan, pihak RA Baburrahman melibatkan orang tua dalam menyepakati agenda pembelajaran anak yang disesuaikan dengan kondisi RPPM Ayah Bunda dengan segala keterbatasan. (3) Tahap evaluasi selama pembelajaran dari rumah yaitu guru menilai hasil karya anak selama kegiatan belajar dari rumah untuk mencapai aspek perkembangan anak. Penyelenggaraan pembelajaran belajar dari Rumah pada RA Baburrahman memiliki tantangan tersendiri dikarenakan kondisi pandemi,  sehingga  pihak  RA Baburrahman  dan  orang  tua  berusaha  secara optimal untuk memaksimalkan kondisi belajar dari rumah dengan membangun kerjasama dan kolaborasi.  


EDUCANDUM ◽  
2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 227-235
Author(s):  
M.Taufiq Hidayat Pabbajah ◽  
Mustaqim Pabbajah

Penelitian  ini menjelaskan tentang peran Pondok Pesantren Salafiyah Pareppe dalam melakukan revitalisasi pendidikan Islam dengan mempertahankan proses pembelajaran tradisional, peningkatan kualitas tenaga pendidik dan santri serta pondok pesantren dalam menghadapi peluang dan tantangan pendidikan modern. Jenis   penelitian   ini   adalah  kualitatif  dengan   metode   penelitian  etnografi partisipatif, yaitu suatu metode yang melibatkan secara aktif subjek yang diteliti. Adapun  sumber  data  penelitian  ini  adalah  Kiai,  ustad,  dan  santri  Pondok Pesantren  Salafiyah  Parappe  sebagai  sumber  data  primer,  sedangkan  data sekunder  adalah  dokumen  tentang  Pondok  Pesantren  Salafiyah  Parappe  dan stakeholder.  Selanjutnya,  metode  pengumpulan  data  yang  digunakan  adalah observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan studi dokumen. Hasil penelitian ini  adalah:  1)  Pendidikan  tradisional  yang  diterapkan  di  Pondok  Pesantren Salafiyah Pareppe dimulai dari bentuk kepemimpinan kiai yang kharismatik dan partisipatif; santri yang majemuk;  kurikulum keilmuan keislaman yang bercorak salafy. 2) Peran dan upaya Pondok Pesantren Salafiyah Parappe dalam merevitalisasi  pendidikan  Islam,     ada  dua  upaya  yang  dilakukan  Pondok Pesantren Salafiyah Parappe yaitu maksimalisasi potensi internal pondok pesantren meliputi pengembangan kompetensi pendidik; dan pembenahan kepemimpinan kiai dan sistem pendidikan pondok pesantren.  


EDUCANDUM ◽  
2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 249-269
Author(s):  
Rosdiana Rosdiana

Penelitian indeks karakter peserta didik di sekolah/madrasah ini penting untuk dilakukan  mengingat  sekolah/madrasah  merupakan  lembaga  yang  sangat berperan dalam aspek pembentukan karakter peserta didik. Sekolah/madrasah dijadikan sebagai lokus dalam penelitian  ini untuk  melihat dan mengetahui indeks  karakter  dan  faktor  yang  mempengaruhi  karakter  peserta  didik  di SMA/MA di Sulawesi Tenggara. Penelitian   survei   dengan   pendekatan   kuantitatif    ini   mengambil   sampel penelitian peserta didik di SMA/MA. Instrumen yang digunakan angket dan pedoman  wawancara.   Data   yang   terkumpul   dianalisis   dengan   deskriftif kuantitatif   untuk  mendeskripsikan  secara  mendalam  dari  tujuan  penelitian dengan tahap: tabulasi, skoring, analisis pemusatan, transformasi data ke presentasi, kategorisasi data berdasarkan tingkat kualitas pembinaan, dan penyimpulan. Hasil  penelitian   menunjukkan  indeks  karakter  peserta   didik  di  Provinsi Sulawesi Tenggara terhadap  variabel yang diukur diperoleh tingkat  kategori tinggi dengan skor 3.54, indeks karakter ini diukur melalui lima variabel diantaranya adalah religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas.  Tingkat religiusitas peserta didik terkategori tinggi (3.62), nasionalisme sebagai wujud cinta tanah air yang menjadi dasar identitas  dan kepribadian personal terkategori tinggi dengan skor (3.61), tingkat kemandirian terkategori tinggi (3.58), gotong royong terkategori tinggi (3.39) dan tingkat integritas peserta didik yang diukur melalui aspek kejujuran, amanah, hormat atau menghargai, bertanggungjawab ini berada dalam katergori tinggi (3.55). Penamankan nilai karakter kepada peserta didik sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan baik lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Pembiasaan sebagai salah satu  metode yang diharapkan mampu membentuk sikap dan prilaku peserta didik. Pembiasaan secara terus menerus dan berulang akan menimbulkan dampak yang positif dan akan melekat bagi peserta didik. Pembiasaan   ini   dapat   saja   dilakukan   secara   pribadi   maupun   secara berkelompok terutama  di lingungan sekolah dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran.    


EDUCANDUM ◽  
2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 201-210
Author(s):  
Erwan Erwan

Penelitian ini menelaah penerapan Teknik Stress Inoculation Training untuk mengatasi kecemasan berkomunikasi di depan umum pada siswa di SMP Negeri  20  Makassar.  Penelitian  bertujuan  untuk  (1)  untuk  mengetahui gambaran pelaksanaan teknik Stress Inoculation Training dalam mengatasi kecemasan  berkomunikasi  didepan  umum  siswa  (2)  untuk  mengetahui tingkat   kecemasan   siswa   dalam   berkomunikasi   sebelum   dan   setelah diberikan perlakuan  berupa teknik  Stress Inoculation  Training (3) untuk mengetahui penerapan teknik Stress Inoculation Training dalam mengatasi kecemasan berkomunikasi siswa didepan umum. Penelitian ini merupakan penelitian  deskriptif  dengan  menggunakan  pendekatan  kuantitatif  yang bersifat  eksperimen  dengan  10  subjek  penelitian  di  SMP  Negeri  20 Makassar. Pengumpulan data dengan menggunakan angket  dan pedoman observasi, sedangkan teknik analisis data adalah analisis statistik deskriptif dan uji pada penelitian ini dengan menggunakan wilcoxon signed ranks test (Z). Hasil penelitian dalam penelitian ini diperoleh yaitu : (1) Pelaksanaan teknik Stress Inoculation Training untuk mengatasi kecemasan berkomunikasi siswa di depan umum dilaksanakan dalam 3 fase  melalui tahapan pelaksanaan yaitu: (a) tahap konseptualisasi dengan menggunakan teknik restrukturisasi kognitif, (b) tahap mendapatkan keterampilan baru dan tindakannya (coping skills) dengan menggunakan teknik relaksasi guided imagery,  dan  (c)  tahap  aplikasi  dan  tindak  lanjut  dengan  menggunakan teknik modeling diri sendiri, (2) Tingkat kecemasan berkomunikasi di depan umum siswa sebelum diberikan perlakuan berupa penerapan teknik stress inoculation training berada pada kategori sangat tinggi dan menunjukkan penurunan setelah diberikan perlakuan yaitu berada pada kategori sedang, (3)   penerapan   teknik   stress   inoculation   training   dapat   mengurangi kecemasan siswa dalam berkomunikasi di depan umum.  


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document