life skill
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

498
(FIVE YEARS 237)

H-INDEX

15
(FIVE YEARS 2)

YMER Digital ◽  
2022 ◽  
Vol 21 (01) ◽  
pp. 126-135
Author(s):  
Ms. Mavra Shuaib ◽  
◽  
Dr. Sushanta Kumar Roul ◽  
Dr. Rashmi Soni ◽  
◽  
...  

Leadership is regarded as the prime factor for making improvements in educational institutions effectively and also facilitates the achievement of desired goals and objectives and making improvements in the system of education. It is one of the main factors linked with the achievement and failure of any organization. Leadership style is the way in which people are directed and motivated by a leader to attain organizational goals. Life skills are defined as “a group of psychosocial competencies and interpersonal skills that help people make informed decisions, solve problems, think critically and creatively, communicate effectively, build healthy relationships, empathize with others, and cope with and manage their lives in a healthy and productive manner. This study is based on the impact of leadership as a life skill in educational institutions. With the viewpoint of the school, the leadership of the principal is very important. His role and duties will affect all aspects of school organizational life. At the school organizational level, leadership of the principal is the main determinant which act as a link between the individual lives with the outlooks of any organization in the future. This study aims to how leadership as a life skill impacts the performance of educational institutions. This paper is a conceptual based paper which gives theoretical verification to support the idea. The results of the paper suggest that the leadership style is a strong element in enhancing the performance of any institution as it enhances the culture of the organization and the employees’ values in the organization.


2022 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Nur Rochmah Erinawati
Keyword(s):  

Pendidikan adalah salah satu faktor yang berperan dalam peningkatan kualitas hidup bangsa. Kualitas hidup bangsa dapat ditingkatkan melalui pembaharuan dalam pendidikan terutama dalam sistematika paradigm, yaitu dengan menerapkan pembelajaran life skill. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penanaman nilai-nilai Pancasila melalui pembelajaran life skill di masa pandemic Covid-19. Penelitian ini merupakan best practice. Sampel adalah siswa kelas X BDP SMK Negeri 1 Samigaluh Kulon Progo. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan observasi kegiatan life skill siswa. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dilaksanakan dengan mengakumulasikan informasi yang diperoleh dari observasi dan hasil angket, setelah siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran life skill. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran life skill dapat meningkatkan penanaman nilai-nilai Pancasila siswa kelas X BDP SMK Negeri 1 Samigaluh Kulon Progo. Ditunjukkan dengan persentase siswa yang melakukan kerjasama dan tolong menolong sebesar 97,2%, saling berbagi sebesar 97,2% dan bersikap rukun dengan teman dan orang-orang disekitarnya sebesar 86,1%. Nilai-nilai Pancasila ini tercermin dalam sikap gotong royong yang dilakukan siswa pada saat pandemic Covid-19 dengan membantu masyarakat yang sedang melakukan karantina mandiri melalui penyediaan kebutuhan pokok. Sikap gotong royong siswa dapat dilihat dari indikator adanya kesediaan siswa untuk bekerjasama dan saling tolong menolong, saling berbagi dan menjalin hubungan dengan teman serta orang-orang disekitarnya dengan rukun.


Author(s):  
Wahyu Alfi Mu'alif ◽  
Ismaniar
Keyword(s):  

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh maraknya perkembangan jumlah peminat serta keberhasilan dan prestasi komunitas game online sekarang ini, terutama sejak masa pandemi. Fenomena banyaknya ajang prestasi dan lomba game online juga semakin menambah daya tarik tersendiri bagi generasi muda, sehingga mereka banyak yang ingin meningkatkan skillnya dalam bermain game online. Tujuan penelitian mengungkapkan berbagai peluang yang dapat di tangkap oleh masyarakat terutama generasi muda dalam bentuk penawaran program lifeskill dalam meningkatkan kemampuannya. Jenis penelitian deskriptif, dengan pendekatan studi literature. Sumber data di peroleh dari berbagai literature, buku, jurnal, media massa cetak maupun online yang relevan dengan kajian penelitian yang sudah ditetapkan. Hasil penelitian ada beberapa program Pendidikan Luar Sekolah  yang cocok diselenggarakan menyikapi tingginya antusiasme dari penikmat game online tersebut. diantaranya ,Class Private, Workshop, Training, dan Komunitas game online terprogram. Yang harapannya kepada pemain game online dan penyelenggara program peningkatan life skill ini menjadi sarana dalam pemberdayaan masyarakat di era teknologi informasi dan komunikasi modern


2021 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
pp. 260
Author(s):  
Ariva Luciandika ◽  
Kusubakti Andajani ◽  
Dewi Ariani ◽  
Manavavee Mamah

<p class="StyleAuthorBold"><strong>Abstrak</strong></p><p>Tujuan penelitian adalah mengembangkan media pembelajaran penyuntingan melalui aplikasi “Sunting Pintar”. Aplikasi tersebut merupakan laman interaktif yang digunakan dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran penyuntingan. Laman terdiri atas tiga portal, yaitu admin (dosen), editor (mahasiswa), dan pengguna (masyarakat). Metode penelitian menggunakan <em>constructivist instructional design</em> yang terdiri atas 4 tahap, yaitu <em>define, design, development, </em>dan <em>dissemination</em>. Produk divalidasi oleh ahli bahasa dan praktisi untuk mengukur kelayakan dan kemudian diujicobakan pada mahasiswa. Responden uji coba sebanyak 30 mahasiswa  yang mengikuti mata kuliah Penyuntingan dan 10 mahasiswa Jurusan Bahasa Melayu, Faculty of Humanities and Social Sciences, Yala Rajabhat University, Thailand. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil validasi dan uji coba, maka disimpulkan bahwa produk berada pada kategori layak untuk diimplementasikan dengan memperhatikan saran dari validator terkait penambahan konten materi penyuntingan dan ilustrasi gambar dalam aplikasi.</p><p> </p><p class="StyleAuthorBold"><strong><em>Abstract</em></strong></p><p><em>The purpose of this research was to develop editing learning media through the "Sunting Pintar" application. The application was an interactive page that was used by lecturers and students in learning editing. The page consists of three portals, namely admin (lecturer), editor (student), and user (community). This research method used constructivist instructional design which consists of 4 stages, namely define, design, development, and dissemination. The product was validated by linguists and practitioners to measure feasibility and then piloted on students. The trial respondents were 30 students who took the Editing course and 10 students of the Malay Language Department, Faculty of Humanities and Social Sciences, Yala Rajabhat University, Thailand. The data analysis technique used descriptive qualitative. Based on the results of the validation and testing, it was concluded that the product was in a feasible category to be implemented by taking into account the suggestions from the validator regarding the addition of editing material content and image illustrations in the application.</em></p>


2021 ◽  
pp. 215-243
Author(s):  
Diana Pacheco-Montoya ◽  
Erin Murphy-Graham

AbstractThis chapter presents findings from a design-based research project between the University of California, Berkeley and a Honduran non-governmental organization, Bayan Association called Holistic Education for Youth (HEY!). We explain why critical thinking is a crucial life skill to prevent child marriage in rural areas of Honduras and illustrate how critical thinking (specifically around gender inequality and marriage) was incorporated into a secondary school curriculum. We describe the pedagogies used to develop this curriculum and offer insights about its implementation. Finally, using classrooms observation and interview data, we discuss how students developed critical thinking and decision-making skills related to the gender inequality in society that has perpetuated the practice of child marriage.


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 258-266
Author(s):  
Aris Budiman ◽  
Disman Disman

ABSTRAKRendahnya penguasaan konsep dan kecakapan ekonomi pada mahasiswa menjadi latar belakang dari penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran economics life skills berbantuan aplikasi mobile learning Android. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen berbantuan aplikasi SPSS. Sample dalam penelitian ini ditentukan dengan random sampling untuk menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Berdasarkan Hasil pengujian, diketahui bahwa ada perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas kontrol yang menerima pembelajaran berbasis proyek dan kelas eksperimen yang memperoleh pembelajaran berbasis proyek berbantuan aplikasi mobil elearning. Hal ini dibuktikan dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan dengan hasil uji beda mean dimana kelompok kontrol memiliki rata-rata sebesar 23.26 dibandingkan dengan kelompok eksperimen dengan treatment PjBL berbasis mobile learning sebesar 71.86. Hal ini didukung oleh probabilitas (Sig.) 0,000 < 0.05 yang menunjukkan bahwa ada perbedaan secara signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Para guru dan pengajar dapat mempertimbangkan Project based learning berbantuan aplikasi mobile learning sebagai salah satu alternatif pembelajaran.Kata Kunci: economic life skill learning model, mobile learningAndroid,penguasaan konsepekonomi, kecakapanekonomi ABSTRACTThe low mastery of concepts and economic skills in students is the background of this research. This study aims to determine the effect of the economics life skills learning model assisted by the Android mobile learning application. The method used in this study is a quasi-experimental application assisted by SPSS. The sample in this study was determined by random sampling to determine the control class and the experimental class. Based on the test results, it is known that there is a significant average difference between the control class receiving project-based learning and the experimental class receiving project-based learning assisted by the e-learning mobile application. This is evidenced from the results of hypothesis testing that has been carried out with the results of the mean difference test where the control group has an average of 23.26 compared to the experimental group with PjBL treatment based on mobile learning of 71.86. This is supported by the probability (Sig.) 0.000 < 0.05 which indicates that there is a significant difference between the control group and the experimental group. Teachers and lecturers can consider Project based learning assisted by mobile learning applications as an alternative learning.Keyword: economic life skill learning model, Android mobile learning, mastery of economic concepts, economic skills


2021 ◽  
Vol 7 (4) ◽  
pp. 836-841
Author(s):  
Lia Mulyanti

Background: Adolescents are part of the population aged between 10-19 years in the transition to adulthood. Teenagers have a high curiosity about everything that has never been done. Based on the results of the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) 2017 shows that 8% of male adolescents who have had premarital sexual intercourse, of which male adolescents aged 15-19 years are around 3.6% and aged 20-24 years are around 14.0%. . This figure continues to increase from year to year and must be treated immediately.Objective: To determine premarital sexual behavior in adolescentsMethods: This study uses a qualitative approach with a case study design to collect in-depth information about how adolescents experience and behave.Results: Based on the age of the main informants, it was found that they had premarital sexual relations at the age of 14, 15, 16 and 17 years. The main informant's sexual behavior during dating varied from kissing, hugging, touching to having sexual intercourse. After further questioning, the main informants revealed the reasons they wanted to have sexual relations with their last girlfriends because of consensual reasons and because of coercion from their boyfriends as proof of love or as an expression of love.Conclusion: Based on the results of the study, it can be concluded that premarital sexual behavior in adolescents is mostly carried out by adolescents aged 14-15 years. Sexual behavior is carried out starting from kissing, hugging, touching to having sexual intercourse.Suggestion Improving life skills in adolescents, especially in assertive skills (being assertive) so that adolescents can express themselves firmly to others without hurting others or humbling themselves in front of others. Keywords: premarital sexual, adolescent ABSTRAK Latar Belakang: Remaja adalah bagian dari penduduk yang berusia antara 10-19 tahun dalam masa peralihan menuju dewasa. Remaja mempunyai keingintahuan tinggi terhadap segala hal yang belum pernah dilakukannya. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menunjukkan bahwa remaja pria yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah sebesar 8%, di mana remaja pria umur 15-19 tahun sekitar 3,6% dan umur 20-24 tahun sekitar 14,0%. Angka ini terus meningkat dari tahun ke tahun dan harus segera mendapatkan penanganan.Tujuan: Untuk mengetahui perilaku seksual premarital pada remajaMetode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus untuk mengumpulkan informasi secara mendalam tentang bagaimana pengalaman dan perilaku remaja.Hasil: Berdasarkan umur dari informan utama diketahui bahwa mereka melakukan hubungan seksual premarital pada saat berusia, 14 tahun, 15 tahun, 16 tahun dan 17 tahun. Perilaku seksual informan utama saat berpacaran bermacam-macam mulai dari ciuman, pelukan, perabaan sampai melakukan hubungan seksual. Setelah ditanya lebih dalam informan utama mengungkapkan alasan mereka mau melakukan hubungan seksual dengan pacar terakhirnya dikarenakan alasan suka sama suka dan karena paksaan dari pacar sebagai pembuktian cinta atau sebagai ungkapan cinta.Simpulan: Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perilaku seksual premarital pada remaja paling banyak dilakukan oleh remaja berusia 14-15 tahun. Perilaku seksual yang dilakukan mulai dari ciuman, pelukan, perabaan sampai melakukan hubungan seksual.Saran Meningkatkan kemampuan life skill pada remaja terutama pada keterampilan asertif (bersikap tegas) sehingga remaja dapat mengekpresikan diri secara tegas kepada orang lain tanpa menyakiti pihak ataupun merendahkan diri di hadapan orang lain Kata Kunci : seksual premarital, remaja 


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 134-137
Author(s):  
Alifiulahtin Utaminingsih

Seseorang yang memiliki jiwa wirausaha  adalah seorang yang bertindak kreatif dan inovatif. Seorang wirausaha terlepas apakah karena bakat atau dari proses pengembangan keterampilan, pada umumnya memiliki ciri-ciri: gemar berusaha, tegar walaupun gagal, percaya diri, memiliki self determination atau locus of control yang baik, berani menanggung segala risiko, memandang perubahan sebagai suatu tantangan dan peluang. Pondok Pesantren Nurul Ihsan Desa Krebet, Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang berada dalam lingkungan pertanian, sehingga banyak dedaunan dari berbagai jenis tanaman yang bisa dimanfaatkan untuk motif batik gesek godhong sehingga fokus yang menarik untuk dilakukannya pengabdian masyarakat adalah pelatihan membatik gesek godhong  karena alat-alat mudah didapat dan bahannya cukup terjangkau dengan memanfaatkan corak dan getah berbagai jenis tanam-tanaman (daun-daunan maupun bunga-bungaan) yang ada dilingkungan sekitar pondok pesantren. Permasalahan yang ditemukan adalah belum optimalnya pengembangan life skill berupa peningkatan keterampilan santriwati, oleh sebab itu perlu untuk dilakukan pengembangan kapasitas diri bagi santriwati Pondok Pesantren Nurul Ihsan Desa Krebet, Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang dengan menumbuhkan jiwa wirausaha berbasis ekonomi kreatif dan inovatif yang bernilai ekonomis melalui keterampilan membatik gesek godhong, sehingga kedepannya mampu menciptakan wirausaha perempuan  guna meningkatkan pendapatan keluarga. Kata kunci---wirausaha, santriwati, kreatif ,  inovatif dan  batik gesek godhong


Author(s):  
Nidup Gyaltshen ◽  
Pema Lethro

The research study titled “School Based Action Research on the implementation of Life Skills Education in schools”, broadly aimed to observe positive behavioral change in teachers and students through the implementation of Life Skills Education in schools. This is to be achieved by converging on a sub theme: “Can Life Skills Education address and deal with disciplinary issues in Tshangkha Central School”. The research is carried out at Tshangkha Central School, Trongsa with classes IX – XII students. This paper assesses whether life skills education can curb out the disciplinary problems in the school. It begins with a review of the literature on indiscipline; its types; causes; life skill education, and utilizes that literature to identify how ten core life skills could be applied to address and deal with disciplinary issues. Research methodology implored are questionnaire, applicability and transferability test, interview and school disciplinary records register. It is primarily a mixed method. After the analysis of the data there has been evidence of Life Skills Education (LSE) being successful in addressing and dealing with disciplinary issues in Tshangkha Central School (TCS).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document