Jurnal Ilmiah Respati
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

20
(FIVE YEARS 20)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Respati Indonesia

2622-9471, 1411-7126

2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 163-176
Author(s):  
Silla Sisriana ◽  
Suryani Suryani ◽  
Siti M. Sholihah

Microgreens merupakan tanaman yang  dipanen saat berusia 7-14  hari setelah semai yang memiliki kandungan nutrisi lebih banyak dibanding tanaman yang berusia dewasa.  Microgreens memiliki kandungan senyawa seperti alkaloid, klorofil, antosianin, dan karotenoid,  yang berperan sebagai antioksidan. Salah satu  sayuran yang bisa ditanam secara microgreens yaitu selada.. Media tanam mempengaruhi ketersediaan air, serta ketersediaan unsur hara untuk pertumbuhan dan pembentukan senyawa fitokimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh  perbedaan media tanam terhadap pertumbuhan dan kadar pigmen pada microgreens selada. Penelitian ini  dilaksanakan di kebun percobaan kampus B, Universitas Respati Indonesia, pada bulan Februari hingga September 2021. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 1 faktor (media tanam), yang terdiri atas 5 perlakuan yaitu : M1 (Cocopeat), M2 (Vermikulit), M3 ( Perlite), dan M4 ( Arang sekam) yang diulang 4 kali, setiap perlakuan diberi penambahan nutrisi AB mix dengan konsentrasi 500 ppm. Parameter yang diamati meliputi persentase perkecambahan, tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah tanaman, kadar total klorofil, kadar karotenoid, serta kadar antosianin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan  media tanam berpengaruh terhadap persentase perkecambahan, tinggi tanaman, berat basah tanaman, kadar total klorofil, dan kadar karotenoid. Perlakuan  media tanam M2 (vermikulit) memberikan hasil  terbaik pada persentase perkecambahan (84,05%), tinggi tanaman (8,16 cm), Berat basah (4,61 g/100 butir), kadar total klorofil (0,81 mg/g), dan kadar karotenoid (0,12 mg/g). Kata kunci : Microgreens, Selada, Media Tanam, Pertumbuhan, Pigmen.


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 147-162
Author(s):  
Agit Ginanjar ◽  
Luluk Syahr Banu ◽  
Suryani Suryani
Keyword(s):  

Produksi sayuran dapat ditingkatkan melalui teknik budidaya hidroponik untuk memanfaatkan lahan sempit di DKI Jakarta. Nutrisi merupakan salah satu faktor penting dalam sistem wick. Penggunaan AB mix sebagai nutrisi hidroponik memiliki kekurangan yaitu bersifat sintetis dan harga cukup mahal. Oleh karena itu, diperlukan nutrisi alternatif yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai nutrisi hidroponik. Salah satunya dengan memanfaatkan kotoran urin kelinci yang diproses menjadi Pupuk Organik Cair (POC) dan POC Kulit nanas. Tujuan penelitian adalah mengetahui respon sawi samhong king terhadap urin kelinci dan POC kulit nanas dalam AB MIX pada sistem wick. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 4 perlakuan yaitu P1 (100 % AB Mix) tanpa pemberian Urin Kelinci dan POC Kulit nanas, P2 (75% AB Mix + 25% Urin kelinci + 25% POC Kulit nanas),                                     P3 (50% AB Mix + 50% Urin Kelinci + 50% POC Kulit nanas), P4 (25% AB Mix + 75% Urin kelinci + 75% POC Kulit nanas) dengan 6 ulangan sehingga berjumlah 24 satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan 100% AB Mix menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi samhong king terbaik yaitu tinggi tanaman 35,27 cm; lebar daun 15,79 cm, jumlah daun 12,00 helai, dan berat basah per tanaman 219,41 gram. Kata Kunci: Sawi Samhong King, Pupuk Organik Cair, Urin Kelinci, Kulit Nanas, Sistem Wick


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 177-187
Author(s):  
Yeny Sulistyowati ◽  
Faizah Betty Rahayuningsih ◽  
Eva Yuniritha

Latar Belakang: Hiperglikemia dapat meningkatkan senyawa oksigen reaktif, yang memicu terjadinya komplikasi penyakit mikrovaskular dan makrovaskular. Salah satu strategi yang efektif untuk manajemen pengobatan komplementer dan perencanaan diet DMT2 adalah penggunaan bahan pangan fungsional dan senyawa bioaktifnya  Bengkuang merupakan bahan pangan fungsional lokal dengan komponen bioaktif Inulin,  sebagai prebiotik dengan kemampuan menurunkan kadar glukosa darah dan memperbaiki mikrobiota usus. Antioksidan merupakan agen protektif yang ikut berperan menonaktifkan reactive oxygen species (ROS), diantaranya adalah Ciplukan karena adanya fisalin. Fisalin sudah diketahui memiliki mekanisme kerja seperti hormon estrogen yang memiliki kemampuan dalam meningkatkan reseptor insulin sehingga tersedia jumlah insulin yang cukup untuk mengendalikan kadar glukosa darah. Gabungan  prebiotik (inulin dari Bengkuang) dan probiotik (kultur starter L. Casei) disebut sinbiotik, akan diperkaya Fisalin sebagai antioksidan. Tujuan: Mendapatkan minuman fungsional sinbiotik dalam bentuk yogurt instan dengan nama Yogurt Inulin Fisalin (“YIS”). Metode Penelitian: Penelitian eksperimen laboratorium untuk mengembangkan produk minuman fungsional “YIS” dari sari Bengkuang dan Ciplukan berupa yogurt instan, melakukan uji sensoris (organoleptik),  uji mikrobiologi dan keamanan pangan, dan  analisis  komposisi kimia. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian kadar asam laktat hasil penelitian sesuai dengan SNI. Rata-rata penerimaan dari panelis terhadap rasa, warna, bau dan tekstur adalah baik.Kata Kunci: Yoghurt, Inulin, Fisalin, Diabetes Mellitus


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 133-146
Author(s):  
Albertus Siga Laki ◽  
Maria Aditia Wahyuningrum ◽  
Reni Nurjasmi

Tanaman kale merupakan tanaman suku Brassicaceae atau kubis-kubisan yang kaya vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, vitamin C. Kale juga mengandung senyawa isotiosianat yang memiliki aktivitas antikanker. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Respati Indonesia pada bulan Februari sampai dengan Agustus 2021. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok  dengan satu faktor yaitu jenis pupuk organik terdiri dari empat perlakuan yaitu pupuk NPK, kulit bawang merah, kotoran kelinci, kotoran burung. Setiap perlakuan  diulang lima ulangan, sehingga diperoleh 20 unit percobaan. Variabel penelitian meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, berat akar, panjang akar, diameter batang, dan berat basah tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk organik berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, berat akar dan dan berat tanaman kale. Pupuk organik kotoran burung menghasilkan tinggi tanaman tertinggi yaitu 25,50 cm tetapi berbeda tidak nyata dengan kotoran kelinci. Berat akar dan berat basah tanaman kale tertinggi dihasilkan perlakuan kotoran kelinci masing-masing yaitu 2,28 gram dan 30,37 gram serta berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Kata Kunci:  Pupuk Organik, Kulit Bawang Merah, Kotoran Kelinci, Kotoran Burung, Tanaman Kale, Sistem Vertikultur


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 199-209
Author(s):  
Cicilia Windiyaningsih ◽  
Yeny Sulistyowati ◽  
Yeni Ariestanti
Keyword(s):  

Peningkatan kasus TB merupakan tantangan bagi tenaga kesehatan dan sektor terkait dalam pencegahan dan penanganan TB secara terpadu dan komprehensif. Propinsi DKI di urutan kedua teratas di Indonesia. Perkembangan penanggulangan TB belum menggembirakan dan permasalahan TB masih belum dapat diselesaikan. Dalam menangani permasalahan untuk penderita TB, selain istirahat dan obat, diperlukan diet yang sehat dan tepat untuk membantu pemulihan penderita TB. Dietnya adalah Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein. Sumber protein hewani yang memiliki potensi besar adalah ikan gabus (Ophiocephalus striatus).  Selain sumber makanan tinggi protein, diet yang diharapkan bisa mempercepat proses penyembuhan TB dengan diet tinggi kalori. Dari kelompok umbi-umbian, ada ubi jalar yang berasa manis, mengandung karbohidrat kompleks disertai vitamin dan mineral yang mudah dicerna. Makanan tambahan berbasis pangan lokal yaitu biskuit dengan suplementasi tepung ikan gabus dan ubi jalar dapat menjadi pilihan sebagai PMT Pemulihan TB. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Pelaksanaan penelitian adalah formulasi biskuit ikan gabus dengan penambahan tepung ubi jalar (Formula Pangan BIG@BUS). Hasil uji organoleptik oleh panelis diketahui bahwa warna dari tepung dan rasa dari biskuit mendapatkan rata-rata tertinggi dari penilaian panelis. Sedangkan aroma tepung dan tekstur dari biskuit mendapatkan nilai rerata terendah dari panelis. Hasil pemeriksaan kandungan zat gizi pemeriksaan untuk tepung menjadi biskuit terjadi penurunan kadar zat gizi karena perubahan bentuk dan proses pengolahannya, kecuali kadar Lemak.Kata Kunci: Ikan Gabus, Ubi, TB


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 113-121
Author(s):  
Sultana Sultana ◽  
Notarianto Notarianto ◽  
Ayu Vandira Candra Kusuma

Hama dan penyakit pada tanaman merupakan salah kendala yang cukup rumit dalam usaha pertanian. Keberadaan hama dan penyakit merupakan faktor yang menghambat pertumbuhan tanaman dan pembentukan hasil. Rambutan merupakan tanaman buah tropis dari Indonesia, buah rambutan mempunyai gizi, zat tepung, sejenis gula yang terlarut dalam air, zat protein, dan asam amino. Rambutan varietas parakan merupakan tumbuhan endemis khas Tangerang. Rambutan ini memiliki buah berwarna putih, kenyal, dan manis. Limbah ampas kopi pada umumnya dibuang dan menjadi limbah rumah tangga, padahal pengalaman di lapangan limbah ampas kopi bisa dimanfaatkan sebagai pestisida untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman, karena mempunyai kandungan nitrogen, fosfor, kalium dan pH yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengendalikan hama semut hitam pada pohon rambutan varietas parakan  dengan menggunakan limbah rumah tangga yaitu ampas kopi. Penelitian ini dilaksanakan di Ciputat Tangerang Selatan pada bulan Februari sampai dengan Agustus 2021. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap dengan ampas kopi yang terdiri atas 5 perlakuan yaitu T1 (Kepekatan 15%), T2 (Kepekatan 25%), T3 (Kepekatan 50%), T4 (Kepekatan 75%), dan T5 (Kepekatan 85%) diulang 4 kali, setiap perlakuan diberi 10 ekor semut hitam. Parameter yang diamati adalah jumlah semut yang tidak naik ke ranting selama satu jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan kepekatan ampas kopi berpengaruh terhadap tingkah laku semut hitam. Ampas kopi mempengaruhi jumlah semut hitam yang naik ke ranting pohon rambutan parakan. Persentase semut yang tidak naik ke ranting perlakuan kepekatan 75% memberikan hasil terbaik yaitu 45.50% semut yang tidak naik ke ranting. Kata Kunci: Perlindungan Ampas Kopi, Rambutan Varietas Parakan, Semut Hitam


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 188-198
Author(s):  
Nawawi Nawawi ◽  
Siti M. Sholihah ◽  
Luluk Syahr Banu
Keyword(s):  

Tanaman Kailan (Brassica oleraceae var. acephala) merupakan jenis sayuran Famili kubis-kubisan (Brassicaceae) yang berasal dari negeri China. Kailan termasuk sayuran semusim dan berumur pendek sekitar 40 hari sampai 50 hari setelah bibit ditanam. Umumnya budidaya tanaman kailan menggunaan pupuk an organik namun penggunaan pupuk an organik juga memiliki kekurangan, yaitu bersifat sintetis (kimia) dan harga nutrisi AB mix yang cukup mahal dan dapat menyebabkan kepadatan pada tanah itu sendiri oleh karena perlu adanya alternatif upaya budidaya tanaman sayuran secara organik salah satunya dengan memanfaatkan tauge yang sudah tidak layak untuk dikonsumsi menjadi pupuk organik cair (POC) tauge. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian POC tauge terhadap pertumbuhan Tanaman Kailan serta konsentrasi POC Tauge yang memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman Kailan terbaik. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan sehingga berjumlah 20 satuan percobaan, perlakuan terdiri dari 5 level yaitu P0 (0 ml POC tauge/liter air) tanpa pemberian POC Tauge, P1 (20 ml POC tauge/liter air), P2 (40 ml POC tauge/liter air, P3 (60 ml POC tauge/liter air), dan P4 (80 ml POC tauge/liter air). Hasil penelitian menunjukan konsentrasi POC tauge tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan panjang akar, tetapi berpengaruh terhadap bobot basah tanaman kailan. Konsentrasi POC 60 ml/liter memberikan hasil pertumbuhan terbaik yaitu tinggi tanaman 27,5 cm; jumlah daun 12,75 helai; panjang akar 11.25 cm; bobot basah 110,13 gr. Kata kunci : Pupuk Organik Cair, Tauge, Tanaman Kailan, Hasil, Sistem Vertikultur


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 88-100
Author(s):  
Moh. Amir Biqi ◽  
Bachtar Bakrie ◽  
Maria Aditya Wahyuningrum

Proses mendapatkan karkas itik terdapat kesulitan pada pembersihan bulu halusnya. Pelaku usaha pemotongan itik menambah prosesnya dengan lilin siongka atau pemanggangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan kualitas fisik dan mikrobiologis karkas itik dengan perlakukan pembersihan bulu halus berbeda. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (2x2). Perlakukanya yaitu dengan cara pembersihan dan jenis itik yang digunakan dengan delapan ulangan meliputi: Lilin siongka+itik lokal (P1L1), Lilin siongka+itik hibrida (P1L2), Pemanggangan+itik lokal (P2L1) dan Pemanggangan+itik hibrida (P2L2). Parameter yang diamati adalah persentase karkas, persentase mutu karkas, tingkat kesukaan karkas dan cemaran mikrobiologi. Hasil analisis statistik persentase karkas lebih tinggi (P<0,05) pada pembersihan dengan lilin siongka (61,27%) dibandingkan pembersihan dengan pemanggangan P2L1 (57,09%). Persentase mutu faktor keutuhan paling tinggi pada P1L1 (75 %) sedangkan faktor kebersihan paling tinggi P2L2 (88%). Tingkat kesukaan warna karkas tidak berbeda nyata (P>0,05), aroma karkas pemanggangan lebih disukai (P<0,05). Cemaran Eschericia coli tertinggi 110x101 MPN/g (P2L1) dimana pada penilaian mutu kebersihan mendapatkan nilai terendah. Semua perlakukan menunjukkan hasil negatif salmonella.  Kata kunci : Itik, karkas, lilin siongka, pemanggangan


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 122-132
Author(s):  
Andreas Thata Jatra ◽  
Luluk Syahr Banu ◽  
Siti M. Sholihah
Keyword(s):  

Sawi samhong merupakan sayuran yang mempunyai nilai ekonomis dan bergizi tinggi dibandingkan dengan beberapa jenis vareitas sawi lainnya. Salah satu upaya peningkatan produktivitas budidaya sawi samhong adalah dengan pemupukan. Penggunaan kompos kulit bawang merah sebagai pupuk organik pada budidaya tanaman sawi samhong, berperan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia tanah dan biologi tanah, meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil panen, dan aman untuk dikonsumsi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh dosis kompos kulit bawang merah terhadap pertumbuhan sawi samhong dan mengetahui dosis kompos kulit bawang merah yang menghasilkan pertumbuhan terbaik pada sawi samhong. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Kota Jakarta Barat, pada bulan Juli sampai Agustus 2021. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan satu faktor (dosis kompos kulit bawang merah), yang terdiri atas empat perlakuan yaitu : D0 (0 gram/polibag), D1 (500 gram/polibag), D2 (1.000 gram/polibag) dan D3 (1.500 gram/polibag) diulang 6 kali. Variabel penelitian meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, panjang daun dan bobot basah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis kompos kulit bawang merah berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, panjang daun dan bobot basah. Perlakuan dosis kompos kulit bawang merah 1.500 gram/polibag memberikan hasil terbesar pada tinggi tanaman (27,20 cm), jumlah daun (13,70 helai), lebar daun (13,70 cm), panjang daun (24,20 cm), dan bobt basah (101,67 gr). Kata kunci: pupuk organik, kompos, limbah kulit bawang merah, sawi samhong


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 101-112
Author(s):  
Suhenda Suhenda ◽  
Reni Nurjasmi ◽  
Ayu Vandira Candra Kusuma
Keyword(s):  

Pakcoy merupakan salah satu jenis tanaman sayuran daun yang memiliki nilai ekonomi tinggi, bergizi, dan disukai banyak orang. Salah satu sistem budidaya tanaman pakcoy yang dapat digunakan adalah sistem sumbu. Sistem ini merupakan teknologi hidroponik yang paling sederhana dan murah. Tujuan penelitian adalah  mengetahui pengaruh penggunaan konsentrasi pupuk organik cair urin domba terhadap tanaman pakcoy serta konsentrasi yang memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy yang terbaik. Penelitian dilaksanakan di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Karangbahagia Kabupaten Bekasi menggunakan Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Semua perlakuan diberikan larutan AB Mix 50% dan penggunaan pupuk organik cair urin domba 0 ml/liter air, 5 ml/liter air, 10 ml/liter air, 15 ml/liter air, dan 20 ml/liter air.  Parameter penelitian adalah tinggi tanaman, jumlah daun per tanaman, berat segar tanaman, dan berat segar tajuk tanaman. Data dianalisis menggunakan uji F, apabila signifikan dilanjutkan dengan uji  DMRT 5 %. Berdasarkan hasil penelitian, konsentrasi pupuk organik cair urin domba berpengaruh nyata terhadap tanaman pakcoy pada sistem sumbu. Pada 28 Hari Setelah Tanam (HST) konsentrasi urin domba 20 ml/liter air menghasilkan tinggi tanaman dan jumlah daun tertinggi, masing-masing 26,13 cm dan 17,25 helai berbeda nyata dengan perlakuan tanpa urin domba namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan urin domba lainnya. Konsentrasi urin domba 20 ml/liter air menghasilkan bobot basah tanaman tertinggi yaitu 120,11 gram dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya kecuali dengan perlakuan konsentrasi urin domba 10 ml/liter air serta bobot tajuk tanaman tertinggi yaitu 26,13 gram dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Kata Kunci: Pupuk Organik Cair, Urin Domba, Pakcoy, Sistem Sumbu


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document