brassica oleraceae
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

170
(FIVE YEARS 49)

H-INDEX

16
(FIVE YEARS 1)

2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 188-198
Author(s):  
Nawawi Nawawi ◽  
Siti M. Sholihah ◽  
Luluk Syahr Banu
Keyword(s):  

Tanaman Kailan (Brassica oleraceae var. acephala) merupakan jenis sayuran Famili kubis-kubisan (Brassicaceae) yang berasal dari negeri China. Kailan termasuk sayuran semusim dan berumur pendek sekitar 40 hari sampai 50 hari setelah bibit ditanam. Umumnya budidaya tanaman kailan menggunaan pupuk an organik namun penggunaan pupuk an organik juga memiliki kekurangan, yaitu bersifat sintetis (kimia) dan harga nutrisi AB mix yang cukup mahal dan dapat menyebabkan kepadatan pada tanah itu sendiri oleh karena perlu adanya alternatif upaya budidaya tanaman sayuran secara organik salah satunya dengan memanfaatkan tauge yang sudah tidak layak untuk dikonsumsi menjadi pupuk organik cair (POC) tauge. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian POC tauge terhadap pertumbuhan Tanaman Kailan serta konsentrasi POC Tauge yang memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman Kailan terbaik. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan sehingga berjumlah 20 satuan percobaan, perlakuan terdiri dari 5 level yaitu P0 (0 ml POC tauge/liter air) tanpa pemberian POC Tauge, P1 (20 ml POC tauge/liter air), P2 (40 ml POC tauge/liter air, P3 (60 ml POC tauge/liter air), dan P4 (80 ml POC tauge/liter air). Hasil penelitian menunjukan konsentrasi POC tauge tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan panjang akar, tetapi berpengaruh terhadap bobot basah tanaman kailan. Konsentrasi POC 60 ml/liter memberikan hasil pertumbuhan terbaik yaitu tinggi tanaman 27,5 cm; jumlah daun 12,75 helai; panjang akar 11.25 cm; bobot basah 110,13 gr. Kata kunci : Pupuk Organik Cair, Tauge, Tanaman Kailan, Hasil, Sistem Vertikultur


2021 ◽  
Vol 22 (3) ◽  
pp. 221-236
Author(s):  
Rosalia Nidyasari Wuwur ◽  
Yuliana Reni Swasti ◽  
Franciscus Sinung Pranata

Antosianin merupakan pigmen warna pada tumbuhan yang memiliki aktivitas antioksidan. Antosianin dapat ditemukan pada tumbuhan yang berwarna biru atau merah seperti kubis merah. Upaya untuk meningkatkan antioksidan pada bahan pangan salah satunya dengan cara menambahkan bubuk ekstrak antosianin dari tanaman ke dalam bahan pangan sebagai pewarna alami. Produk makanan yang dapat diberi tambahan pewarna salah satunya adalah kue. Cheesecake yang diberi tambahan bubuk ekstrak kubis merah diharapkan dapat disukai karena memiliki penampilan yang menarik dan memiliki manfaat sebagai antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan bubuk ekstrak kubis merah terhadap kualitas kimia, fisik, mikrobiologi dan organoleptik cheesecake serta mengetahui konsentrasi terbaik penambahan bubuk ekstrak kubis merah. Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan variasi bubuk ekstrak kubis merah 0% (kontrol), 5% (A), 10% (B), dan 15% (C). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cheesecake dengan variasi penambahan bubuk ekstrak kubis merah mempunyai kadar air 42,38-49,06%, kadar abu 0,64-0,84%, kadar protein 4,57-4,81%, kadar lemak 27,17-31,85%, kadar karbohidrat 13,98-24,90%, total fenolik 0,76-1,16 mg GAE/g DW, aktivitas antioksidan 27,27-55,58%, total asam tertitrasi (TAT) 0,01-0,02%, dan uji mikrobiologi yang terdiri dari uji Salmonella dan angka lempeng total yang sudah memenuhi standar yang ditetapkan oleh USDA (United State Department of Agriculture) dan BSN (Badan Standardisasi Nasional). Hasil organoleptik menunjukkan bahwa cheesecake A (5%) merupakan produk yang paling disukai oleh panelis


2021 ◽  
Vol 20 (5) ◽  
pp. 25-32
Author(s):  
Aleksandra Govedarica-Lučić ◽  
Sanid Pašić ◽  
Mirjana Jovović ◽  
Alma Rahimić

In this study was researched the influence of the pyrophyllite as a nutrient, bio-stabilizer, soil conditioner, as the adsorbent in different combinations and correlated standard quantitative relations with mineral fertilizers (NPK 15 : 15 : 15), on the yield and nutritional value of Bravo cabbage (Brassica oleraceae var. capitata). Within the examined factor of fertilization treatment, the following variances were represented: a1 – 800 kg ha–1 NPK 15 : 15 : 15 (control plot), a2 – 800 kg ha–1 NPK 15 : 15 : 15 + 2200 kg ha–1 pyrophyllite, a3 – 800 kg ha–1 NPK 15 : 15 : 15 + 1700 kg ha–1 of pyrophyllite, a4 – 800 kg ha–1 NPK 15 : 15 : 15 + 1200 kg ha–1 of pyrophyllite, a5 – 800 kg ha–1 NPK 15 : 15 : 15 + 700 kg ha–1 of pyrophyllite. The purpose of this research was to determine the extent to which the components of the yield and nutritional quality of cabbage depend on the different applied doses of pyrophyllite. The results indicate the fact that the treatments with the application of higher participation of pyrophyllite had a positive effect on the weight and quality of the cabbage head in relation to the control variance.


Author(s):  
Wahyudi Narullova

Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak konsentrasi POC POMI dengan dosis kompos tricho jagung pada pertumbuhan kailan (Brassica oleraceae. L). Penelitian dilaksanakan di dalam Screen House Auto Agronom Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau (UIR), Kota Pekanbaru. Penelitian ini adalah percobaan faktorial 4x4 dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor, yaitu faktor P (POC POMI) yang terdiri dari empat taraf perlakuan dan faktor T (Kompos Tricho Jagung) juga dengan empat taraf perlakuan dengan tiga kali ulagan. Sehingga terdapat 48 plot, dalam satu plot terdapat 8 tanaman sedangkan sampel diambil 4 tanaman secara acak pada masing – masing plot. Secara keseluruhan jumlah tanaman kailan yang digunakan sebanyak 384 batang. inggi tanaman (cm), jumlah daun (helai) dan volume akar (cm3) merupakan parameter utama dalam penelitian ini. Interaksi konsentrasi POC POMI serta dosis kompos tricho jagung menunjukkan pengaruh pada tinggi tanaman dengan perlakuan terbaik konsentrasi POC POMI 15 ml/polybag serta kompos tricho jagung dosis 150 g / polybag. Perlakuan tunggal POC POMI berpengaruh nyata terhadap seluruh parameter pengamatan dengan perlakuan terbaik konsentrasi POC POMI 15 ml/polybag. Sedangkan pemberian kompos tricho jagung secara tunggal juga pengaruh nyata terhadap seluruh parameter pengamatan. Perlakuan terbaik dengan dosis kompos tricho jagung 150 g / polybag.


2021 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 481
Author(s):  
Diko Sri Agung ◽  
Yohannes Cahya Ginting ◽  
Rugayah Rugayah ◽  
Lilis Hermida

Pupuk urea konvensional yang mudah hilang dan tercuci di tanah dapat diatasi dengan memodifikasi bentuk fisika dan kimia pupuk urea konvensional menjadi pupuk urea lepas lambat (Slow Release Urea= SRU). Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh pemberian beberapa jenis pupuk sumber nitrogen lepas lambat terhadap pertumbuhan dan hasil kubis bunga. (2) mengetahui jenis pupuk sumber N (nitrogen) lepas lambat yang paling baik pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil kubis bunga. Penelitian ini dilakukan di Bukit Kemiling Permai, Kota Bandar Lampung pada bulan Maret sampai dengan Juni 2019. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Lima perlakuan dalam penelitian ini adalah P0 (Kontrol), P1 (Urea), P2 (SRU Bentonit), P3 (SRU Baggase Bottom Ash (BBA)), dan P4 (SRU Mesopori) yang diulang sebanyak empat kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh berbagai jenis pupuk sumber nitrogen lepas lambat pada tanaman kubis bunga tidak berbeda dengan urea konvensional dan tanpa pemupukan. Secara umum, pupuk urea lepas lambat lebih unggul dibandingkan dengan pupuk urea konvensional dalam hal lebar tajuk tanaman, panjang daun, lebar daun, waktu panen, bobot curd, dan diameter curd,  namun pebedaannya tidak signifikan. Pemberian perlakuan pupuk SRU (slow release urea) jenis Messopori cenderung menghasilkan bobot kering daun yang lebih berat dibandingkan dengan pupuk SRU (slow release urea) jenis BBA dengan selisih 1,84 g (19,81%).


2021 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 473
Author(s):  
Aisyah Nur Fadila ◽  
Rugayah Rugayah ◽  
Setyo Widagdo ◽  
Kus Hendarto

Ketersediaan unsur hara sangat diperlukan dalam budidaya tanaman kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra), khususnya N yang dapat diperoleh dengan pemberian pupuk NPK.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kailan dan mengetahui dosis terbaik pupuk NPK untuk pertumbuhan dan hasil tanaman kailan.Penelitian dilaksanakan pada Oktober─Desember 2018 di rumah kaca Gedung Hortikultura dan Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) dengan 5 perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali.  Perlakuan tersebut adalah dosis pupuk NPK, yaitu kontrol; 1,5 g/tanaman; 3,0 g/tanaman; 4,5 g/tanaman, dan 6,0 g/tanaman.  Hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam, dilanjutkan dengan uji Polinomial Ortogonal pada taraf 5 %.  Hasil Penelitian menunjukkan bahwapemberianpupuk NPK hingga dosis 6,0 g/tanaman secara nyata meningkatkanpertumbuhan dan hasil tanaman kailan pada variabel tinggi tanaman, jumlah daun, lebar tajuk, panjang daun, bobot segar, dan panjang akar.  Namun, perlakuan tersebut tidak menunjukkan adanya pengaruh pada variabel lebar daun, diameter batang, bobot kering tajuk, dan bobot kering akar.  Pemberian pupuk NPK dosis 4,5 g/tanaman dan 6,0 g/tanaman cenderung lebih tinggi dari dosis lainnya,terutama pada variabel jumlah daun, lebar tajuk, bobot segar, dan panjang akar.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 59-63
Author(s):  
Juan Enrico Dalunggi ◽  
Hertasning Yatim ◽  
Mihwan Sataral
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian mikroorganisme lokal (MOL) bonggol pisang terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kubis (Brassica oleraceae L.) penelitian ini dilaksanakan di Desa Kamumu Kecamatan Luwuk Utara Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah, pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2020. Metode yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan faktor perlakuan yaitu bonggol pisang (p) terdiri dari 4 taraf yaitu kontrol (p0), 100 mL/L air (p1), 200 mL/L air (p2), 300 mL/L air (p3) dan 400 mL/L air (p4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Mol (Mikroorganisme Lokal) dengan perlakukan konsentrasi 400 mL/L air berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kubis


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document