Warta Perkaretan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

121
(FIVE YEARS 5)

H-INDEX

2
(FIVE YEARS 1)

Published By Riset Perkebunan Nusantara

2503-5207, 0216-6062

2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 47-60
Author(s):  
Afrizal Vachlepi, M.T

Kebutuhan kayu hutan sebagai bahan baku industri mengalami peningkatan termasuk untuk industri pembuatan pulp dan kertas. Sementara itu, pasokan kayu hutan justru mengalami penurunan akibat semakin terbatasnya areal hutan alam. Oleh karena itu perlu alternatif pengganti bahan baku kayu yang bukan berasal dari hutan alam dan mempunyai nilai ekonomi rendah seperti kayu karet dari peremajaan perkebunan karet. Potensi kayu karet sangat besar akibat dari tingginya jumlah tanaman karet tua yang harus diremajakan terutama di perkebunan rakyat. Pulp adalah bahan berserat hasil pengolahan lignoselulosa dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan kertas, rayon (serat buatan) dan derivat selulosa lainnya. Pulp merupakan produk antara dalam industri pembuatan kertas. Bahan baku pembuatan pulp berasal dari bahan berselulosa seperti kayu dan bukan kayu. Kayu karet mempunyai kandungan holoselulosa yang cukup tinggi sekitar 67% dengan ά-selulosa sekitar 40% sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku penghasil pulp. Mutu serat pada kayu karet lebih baik dibandingkan dengan kayu akasia sehingga lebih cocok untuk dijadikan bahan baku pulp dan kertas. Proses pembuatan pulp dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti mekanis, kimia dan semi kimia.Hasil penelitian membuktikan bahwa secara umum kayu karet dapat digunakan sebagai bahan baku alternatif untuk pembuatan pulp dan kertas. Kayu karet dapat diproses sendiri sebagai bahan baku pembuatan pulp atau bisa juga dicampurkan dengan kayudari hutan tanaman industri (HTI) seperti pinus, sengon (Paraserianthes falcataria) dan jabon (Anthocephalus cadamba).


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 11-22 ◽  
Author(s):  
Charlos Togi Stevanus ◽  
Thomas Wijaya ◽  
Andi Nur Cahyo
Keyword(s):  

     Pembasahan kembali merupakan suatu upaya dalam mengurangi emisi CO2 akibat drainase yang berlebihan di lahan gambut. Kanal bloking berbasis komposit karet alam adalah suatu teknologi yang dapat digunakan untuk pembasahan kembali lahan gambut. Pada penelitian ini, perhitungan aliran CO2 yang dilepaskan dari lahan gambut dari implikasi bloking kanal berbasis komposit karet alam menggunakan 3 metode, yaitu metode subsiden, empirik dan CO2/H2O gas analyzer (Licor LI-850). Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama 7 bulan pemasangan, teknologi bloking kanal mampu menurunkan subsiden gambut sebesar 7 cm atau setara reduksi 638,29 ton CO2-eq/ha/tahun. Sementara itu, pengukuran dengan metode empirik menunjukkan perbedaan tinggi muka air tanah di saat musim kemarau di dalam dan luar bloking kanal sebesar 15 cm atau setara dengan 12.506 ton CO2-eq/ha/tahun. Namun hasil perhitungan dengan menggunakan metode subsiden dan empirik sangat besar jika dibandingkan dengan metode CO2/H2O gas analyzer yang hanya berkisar antara 2- 13 ton CO2-eq/ha/tahun pada kedalaman air 40-89 cm.


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 23-34
Author(s):  
Sahuri Sahuri ◽  
Iman Satra Nugraha ◽  
Nurmansyah Nurmansyah

Penanaman padi gogo di gawangan karet sebagai alternatif untuk meningkatkan produktivitas lahan dan pendapatan petani. Penelitian ini bertujuan mendapatkan paket pemupukan NPK padi gogo sebagai tanaman sela karet dan mengetahui pengaruh tumpangsari padi gogo terhadap pertumbuhan karet klon PB 340. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Sembawa dari bulan November 2016 sampai Maret 2017. Penelitian menggunakan rancangan petak terpisah, 3 ulangan. Petak utama adalah kombinasi pupuk P dan K, 4 perlakuan: 1) 0 kg P205/ha + 0 kg K20/ha, 2) 36 kg P205/ha + 0 kg K20/ha, 3) 0 kg P205/ha + 60 kg K20/ha, dan 4) 36 kg P205/ha + 60 kg K20/ha. Anak petak adalah pemberian pupuk N dengan 4 perlakuan: 1) 0, 45, 90, dan 135 kg N/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tumpangsari padi gogo berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas lahan dan pertumbuhan karet. Kombinasi pupuk NPK yang optimal untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil padi gogo sebagai tanaman sela karet adalah (90 kg N/ha + 36 kg P205/ha + 60 kg K20/ha).


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-10
Author(s):  
Jamin Saputra ◽  
Charlos Togi Stevanus

Tandan kosong kelapa sawit merupakan limbah terbesar dibandingkan limbah padat lainnya di perkebunan kelapa sawit. Sekitar 23% dari tandan buah segar menjadi tandan kosong kelapa sawit. Hal tersebut merupakan potensi yang besar untuk bahan baku pembuatan kompos.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan kompos dari tandan kosong kelapa sawit dan kombinasinya dengan pupuk kimia terhadap pertumbuhan dan produksi pada tanaman karet menghasilkan. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Sembawa dari tahun 2014 sampai 2016. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan tanaman karet klon PB 260 dengan tahun tanam 2001. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas 6 perlakuan, 4 ulangan dan setiap ulangan terdiri atas 49 tanaman. Perlakuan yang diuji terdiri atas: (1) Kontrol (tanpa pemupukan), (2) 100% dosis umum pupuk kimia, (3) 2 kg kompos, (4) 1,6 kg kompos + 25% dosis umum pupuk kimia, (5) 1,2 kg kompos + 50% dosis umum pupuk kimia, (6) 0,8 kg kompos + 75% dosis umum pupuk kimia. Pengamatan dilakukan terhadap kandungan hara tanah dan tanaman, pertumbuhan lilit batang, tebal kulit pulihan, dan produksi tanaman selama dua tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kompos 1,2 kg+50 % dosis umum berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan lilit batang dan produksi tanaman karet. Penggunaan kompos dengan dosis 1,2 - 1,6 kg mampu menurunkan penggunaan pupuk kimia sebesar 50 - 75%.


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 35-46
Author(s):  
Iman Satra Nugraha ◽  
Aprizal Alamsyah ◽  
Dwi Shinta Agustina

Pemasaran bokar yang efesien salah satunya adalah melalui pemasaran bokar secara terorganisir dengan sistem lelang maupun kemitraan. Pemasaran sistem lelang dan kemitraan menyebabkan bagian harga yang diterima petani lebih tinggi daripada pemasaran tradisional, sehingga pemasaran terorganisir lebih efisien dibandingkan dengan pemasaran tradisional. Oleh karena itu ini dilakukan bertujuan untuk melihat bagian harga yang diterima oleh petani dengan menggunakan pemasaran bokar terorganisir dan tradisional. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive, sedangkan data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Pengolahan data dilakukan secara kuantitatid dan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakanpetani yang melalui pemasaran bokar terorganisir akan mendapatkan bagian harga yang lebih tinggi dibandingkan pemasaran bokar secara tradisional. Rata-rata bagian harga yang diterima adalah 80% FOB untuk pemasaran bokar terorganisir dan 50% - 58% FOB untuk pemasaran bokar tradisional. Selain itu juga ada beberapa manfaat dengan menggunakan pemasaran bokar terorganisir, yaitu seperti mutu bokar lebih baik, posisi tawar petani meningkat, harga lelang menjadi patokan bagi pedagang perantara, dan petani yang sudah berkelompok akan memudahkan pemerintah dalam melakukan pembinaan mutu bokar maupun penyaluran bantuan petani karet.


2018 ◽  
Vol 37 (2) ◽  
Author(s):  
Sampul Depan WP 37(2),2018

Sampul Depan WP 36(2),2017


2018 ◽  
Vol 37 (2) ◽  
Author(s):  
Sampul Belakang WP 37(2),2018

Sampul Belakang Warta Perkaretan Volume 37, Nomor 2, Tahun 2018


2018 ◽  
Vol 37 (2) ◽  
pp. 75-86
Author(s):  
Jamin Saputra

Pemeliharaan tanaman karet melalui pemupukan merupakan salah satu langkah penting yang harus dilakukan untuk mencapai pertumbuhan dan produksi yang optimal. Akhir-akhir ini ketersediaan pupuk yang terbatas, harga yang terus meningkat, dan harga karet yang rendah menyebabkan kegiatan pemupukan pada perkebunan karet sering tertunda. Selain penundaan kegiatan pemupukan juga terjadi pengurangan dosis dan bahkan meniadakan kegiatan pemupukan. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji hasil-hasil penelitian dalam upaya peningkatan efisiensi pemupukan pada tanaman karet sehingga biaya pemupukan dapat dikurangi. Hasil-hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemupukan dapat dikurangi sampai 75% dari dosis pupuk tunggal apabila menerapkan teknologi pemupukan menggunakan pupuk majemuk dengan tambahan slow release agent yang sering disebut dengan Slow Release Fertilizer (SRF) dan upaya lain dengan menggunakan kombinasi pupuk tunggal dengan pupuk hayati. Selain itu penentuan dosis rekomendasi harus mempertimbangkan sifat tanah sehubungan dengan kapasitas tanah dalam menyediakan unsur hara untuk tanaman, faktor lingkungan yang mempengaruhi efisiensi pemupukan, serta kebutuhan tanaman akan unsur hara sesuai dengan umur, produksi, dan kesehatan tanaman. Pada kondisi pekebun yang mengalami kesulitan melakukan pemupukan akibat harga karet yang rendah maka penundaan pemupukan selama dua tahun belum memberikan efek kerugian finansial bagi pekebun.


2018 ◽  
Vol 37 (2) ◽  
pp. 107-118
Author(s):  
Iman Satra Nugraha ◽  
Aprizal Alamsyah ◽  
Sahuri Sahuri

Gambir (Uncaria gambir Roxb) adalah salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Komoditas ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan petani karet melalui sistem usahatani terpadu yaitu sebagai tanaman sela karet. Tujuan tersebut sangat membantu karena saat ini harga karet masih rendah dan dapat meningkatkan produktivitas secara keseluruhan. Di Sumatera Selatan gambir hanya dapat menghasilkan getah yang tinggi di desa Toman karena spesifik lokasi sehingga petani di desa Toman melakukan integrasi gambir dengan karet untuk meningkatkan pendapatan. Berdasarkan pengamatan di lapangan, pendapatan yang diterima dari usahatani gambir lebih besar 11 % dibandingkan pendapatan dari karet. Pendapatan gambir sebesar Rp 2.792.944,- per ha per bulan sedangkan pendapatan usahatani karet sebesar Rp 2.507.500,- per ha per bulan. Rendahnya pendapatan dari karet disebabkan oleh harga karet yang belum stabil ditingkat dunia sehingga berdampak kepada harga ditingkat petani. Oleh karena itu, upaya untuk menjaga pendapatan petani diperlukan tanaman sela gambir dengan modifikasi jarak tanam karet melalui sistem jarak ganda untuk memperpanjang tanaman sela gambir.


2018 ◽  
Vol 37 (2) ◽  
pp. 119-128
Author(s):  
Henry Prastanto
Keyword(s):  

Ribbed Smoked Sheet (RSS) adalah salah satu produk karet mentah berupa lembaran yang diproses dari lateks kebun dengan disertai pengasapan. Amonia biasa digunakan sebagai pengawet lateks agar tidak terjadi prakoagulasi sebelum dibuat RSS. Amonia mempunyai sifat basa sehingga berdampak pada penggunaan bahan penggumpal asam format dalam jumlah yang lebih banyak. Pengurangan jumlah bahan penggumpal perlu diteliti lagi dengan menggunakan pengawet sekunder yang tidak menaikkan pH yaitu Tetramethyl thiuram disulfide – zinc oxide (TZ). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengurangi penggunaan amonia dengan penambahan pengawet sekunder TZ. Efektifitas penggunaan pengawet sekunder dievaluasi dari keawetan lateks, konsumsi bahan penggumpal dan karakteristik air limbah yang dihasilkan. Percobaan pengawetan lateks dilakukan pada skala laboratorium dengan konsentrasi amonia 0,05% dan memvariasikan dosis TZ 0,01; 0,02; 0,03; 0,04; 0,05% v/v. Sebagai pembanding lateks diawetkan dengan amonia saja dengan konsentrasi 0,1%. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa dosis pengawet ammonia 0,05% dikombinasikan dengan TZ 0,03% adalah dosis yang optimum. Pada konsentrasi tersebut, lateks mengalami prakoagulasi setelah 17 jam. Konsumsi penggumpal asam format berkurang 24,41%. Karakteristik limbah cair pengolahan RSS berpengawet TZ  0,03% + NH3 0,05% adalah : BOD turun 7,9%; COD turun 21,5%; TSS turun 18%; pH 5,2; N-amonia turun 34,5%; N-total turun 12,5%; dan logam Zn naik 120%.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document