Jurnal Teknotan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

83
(FIVE YEARS 35)

H-INDEX

2
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Padjadjaran

2528-6285, 1978-1067

2021 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 53
Author(s):  
Renny Eka Putri ◽  
Wirna Nepis ◽  
Khandra Fahmy
Keyword(s):  
Zea Mays ◽  

Padang pariaman merupakan salah satu sentral budidaya jagung yang berlokasi di Provinsi Sumatera Barat. Pemipilan merupakan salah satu faktor penting dalam pasca panen jagung. Tingkat kehilangan hasil yang cukup tinggi pada proses pemipilan membuat teknologi pemipilan berkembang cukup pesat. Beberapa metode pemipilan yang umumnya diaplikasikan oleh masyarakat diantaranya adalah pemipilan secara tradisional, menggunakan alat pemipil sederhana, serta pemipilan secara mekanis. Selain uji teknis alat, analisa energi juga dibutuhkan dalam mengevaluasi alat dan mesin pertanian. Sumber energi input pemipilan jagung meliputi energi manusia, energi mesin dan energi bahan bakar. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengevaluasi total konsumsi energi pada proses pemipilan jagung dan uji teknis untuk masing-masing metode pemipilan jagung. Hasil penelitian menunjukkan total konsumsi energi pemipilan secara manual lebih besar dibandingkan dengan alat pemipilan sederhana dan mesin dengan total konsumsi energi pemipilan jagung berturut-turut yaitu sebesar 50,66 MJ/ton, 282,33 MJ/ton dan 388,66 MJ/ton pada proses pemipilan jagung secara mekanis, alat pemipil sederhana, dan manual. Rata-rata kapasitas pemipilan mekanis, alat pemipil sederhana dan manual sebesar 966,64 kg/jam, 87,93 kg/jam dan 40,65 kg/jam, dengan rendemen masing-masing 75,41 %; 83,54 %; dan 82,50 %, secara berturut-turut. Data total energi dapat digunakan sebagai acuan dalam mendesain alat pemipil jagung yang lebih modern.


2021 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 59
Author(s):  
Maya Dewi Dyah Maharani ◽  
R. Wisnu Prio Pamungkas

ABSTRAK Data, informasi real time, serta sebaran Petugas Lapangan (PL) pada urusan pilihan pertanian menjadi salah satu masalah dalam urusan pemerintahan.  Hal ini diperlukan Tim Pelaporan yang mengawal data akurat dan jujur melalui statistik pertanian (SP) sebagai bahan baku penyusunan dokumen perencanaan dan evaluasi dalam siklus perumusan strategi. Tujuan penelitian ini adalah memaksimalkan peran PL dalam mengawal data dan informasi SP, melakukan sosialisasi, transformasi dan mengubah cara pandang baik PL Aparatur Sipil Negara (ASN), swasta maupun swadaya tentang pentingnya akurasi data dan informasi yang real time. Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder. Metode perancangan sistem yang digunakan menggunakan metode prototype yaitu: (i) pengumpulan data, (ii) membangun prototype, (iii) evaluasi prototype, (iv) mengkodekan sistem, (v) menguji sistem, (vi) evaluasi sistem, (vii) menggunakan sistem, dan (viii) face validity sistem. Selanjutnya proses System Development Life Cycle (SDLC) diperkuat dengan metode Multidimensional Scaling (MDS), menggunakan software Rap-PL yang merupakan modifikasi dari software RapFish untuk mengetahui indeks keberlanjutan pendekatan revolusioner dalam sebaran PL pertanian. Hasil yang dicapai pada penelitian ini berupa aplikasi monitoring sebaran PL berbasis website dan android pada wilayah kerjanya masing-masing. Pemanfaatan teknologi opensource tak berbayar ini membuat efektifitas, efisiensi, serta meningkatkan kinerja dalam pelaporan PL yang real dan lebih jujur.  Penggunaan aplikasi sebaran PL pertanian sebagai pendekatan revolusioner IoT dinilai berkelanjutan dengan indeks sebesar 87,57 persen. Kondisi tersebut dapat ditingkatkan, apabila atribut leverage yaitu Para PL berkinerja secara kolaborasi dan berfikir sistemik, sehingga fast respon dapat lebih berkualitas serta dapat mendukung keberhasilan program Jawa Barat Digital Service (JDS) Provinsi Jawa Barat.


2021 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 47
Author(s):  
Maya Irmayanti ◽  
S. Rosalinda ◽  
Asri Widyasanti
Keyword(s):  

Handbody lotion merupakan kosmetik yang dapat diaplikasikan pada kulit bagian tangan dan tubuh yang berfungsi untuk mengurangi dehidrasi kulit. Setil alkohol pada handbody lotion memiliki fungsi sebagai pengental, penstabil dan pengemulsi, dimana fungsi setil alkohol ini dapat digantikan oleh karagenan. Ekstrak kelopak rosela dengan kandungan vitamin C dapat melindungi kulit dari radikal bebas. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan konsentrasi terbaik dari penggunaan setil alkohol dan karagenan serta penambahan ekstrak kelopak rosela pada handbody lotion. Metode dari penelitian ini adalah analisis data menggunakan One Way ANOVA dan uji lanjutan duncan serta analisis deskriptif. Tahapan dari penelitian adalah penggunaan setil alkohol (0,5%; 0,7%; dan 1%) dan karagenan (1%; 2%; dan 3%) pada pembuatan handbody lotion serta handbody lotion terbaik ditambah dengan ekstrak kelopak rosela 2,5%. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa formula handbody lotion yang dibuat memenuhi SNI 4399-1966 (penampakan, pH, dan viskositas) dimana perlakuan terbaik yaitu setil alkohol 1% (rendemen 92,8%; homogen; pH 8,0; viskositas 4950,0 cP) dan karagenan 3% (rendemen 92,5%; homogen; pH 7,0; viskositas 9262,5 cP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat fungsional dari setil alkohol dapat digantikan oleh karagenan. Handbody lotion terbaik dengan penggunaan setil alkohol 1% ditambah dengan ekstrak kelopak rosela 2,5% menghasilkan rendemen 92,4%; penampakan homogen;pH 7,0; viskositas 4266,7 cP. Handbody lotion dengan penggunaan karagenan 3% ditambah dengan ekstrak kelopak rosela 2,5% menghasilkan rendemen 92,4%; penampakan homogen; pH 7,0; viskositas 5216,7 cP. Penambahan ekstrak kelopak rosela menghasilkan handbody lotion yang memenuhi standar SNI 4399-1996.


2021 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 41
Author(s):  
Nunung Nurhaijah Hudairiah ◽  
S. Rosalinda ◽  
Asri Widyasanti
Keyword(s):  

Delima merah mengandung antioksidan vitamin C yang berfungsi untuk mencegah oksidasi, penuaan, dan regenerasi sel. Ekstrak delima merah dapat dimanfaatkan sebagai bahan alami dalam handbody lotion. Handbody lotion merupakan kosmetik yang mengandung banyak air berbentuk emulsi tipe minyak dalam air yang diaplikasikan pada kulit bagian tangan dan tubuh. Salah satu bahan penyusun handbody lotion adalah setil alkohol yang berfungsi sebagai pengemulsi, pengental, dan penstabil yang dapat digantikan oleh karagenan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi terbaik dari setil alkohol dan karagenan serta penambahan ekstrak delima merah pada handbody lotion. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental laboratorium dengan analisis statistik One-Way ANOVA dan uji lanjutan Duncan serta analisis data secara deskriptif. Tahapan penelitian terdiri dari pembuatan handbody lotion menggunakan setil alkohol (0,5%; 0,7%; 1,0%) dan karagenan (1,0%; 2,0%; 3,0%) serta penambahan ekstrak delima merah sebesar 0,2% dan 2,5% pada handbody lotion terbaik yang didapatkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa handbody lotion memenuhi SNI 16-4399-1996 (penampakan, pH, viskositas) dimana handbody lotion terbaik dibuat menggunakan setil alkohol 1,0% (rendemen 92,8%; homogen; pH 8,0; viskositas 4950,0 cP) dan karagenan 3,0% (rendemen 92,5%; homogen; pH 8,0; viskositas 9262,5 cP). Handbody lotion dengan setil alkohol 1,0% dan ekstrak delima merah 0,2% memiliki rendemen 92,5%; homogen; pH 7,0; dan viskositas 4550,0 cP. Handbody lotion dengan karagenan 3,0% dan ekstrak delima merah 2,5% memiliki rendemen 92,5%; homogen; pH 7,0; dan viskositas 5233,3 cP. Penambahan ekstrak delima merah menghasilkan handbody lotion yang memenuhi SNI 16-4399-1996.


2021 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 35
Author(s):  
Murad Murad ◽  
Sukmawaty Sukmawaty ◽  
Joko Sumarsono ◽  
Syahroni Hidayat

Pengeringan secara konvensional masih banyak kekurangan, salah satunya sangat tergantung dengan cuaca. Sehingga perlu dilakukan suatu penanganan alternatif yaitu dengan menggunakan alat pengering mekanis menggunakan tambahan panas dan memerlukan energi untuk memanaskan bahan dan menguapkam air yaitu dengan menggunkan alat pengering seperti alat pengering tipe rak. Penelitian ini fokus pada penentuan konstanta laju pengeringan manisan pepaya baik hasil eksperimen ataupun prediksi menggunakan pengering tipe rak yang diberikan blower. Variabel yang digunakan adalah kecepatan aliran udara blower 3.43 m/detik dan 4.55 m/detik. Diperoleh hasil bahwa konstanta laju pengeringan prediksi memiliki nilai determinansi mencapai lebih dari 90% dengan nilai RMSE sangat kecil, masing-masing 0.065 dan 0.125. Penggunaan kecepatan aliran udara tidak terlalu mempengaruhi nilai konstanta laju pengeringan.


2021 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 27
Author(s):  
S. Rosalinda ◽  
Tio Febriananda ◽  
Sarifah Nurjanah

Biji kopi merupakan bijian penghasil minuman. Beberapa peneliti terdahulu menunjukkan bahwa kopi memiliki potensi sebagai zat antioksidan, merangsang kinerja otak dan antikanker. Kopi juga memiliki kekurangan yaitu mengandung kadar kafein yang tinggi, sehingga dapat menyebabkan beberapa efek negatif pada tubuh, seperti meningkatnya denyut jantung. Pengurangan kadar kafein dapat dilakukan dengan cara melakukan dekafeinasi pada biji kopi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan kulit buah pepaya dalam penurunan kadar kafein kopi arabika. Penelitian ini menggunakan konsentrasi kulit papaya yang dihaluskan (0%, 20%, 40%, 60%, dan 80%) dengan lama waktu fermentasi selama 36 jam. Hasil perlakuan dibandingkan dengan data kontrol (kopi standar produksi Poktan Kopi Manglayang) sebagai acuan penelitian. Kopi bubuk yang dihasilkan telah dilakukan analisa kadar kafein, kadar air, kadar abu, dan uji hedonik. Hasil analisa menunjukkan bahwa nilai perlakuan terbaik terdapat pada konsentrasi kulit pepaya 80%. Perlakuan terbaik ini menghasilkan kadar air 3,48% ± 0,01, kadar kafein 1,07% ± 0,06, kadar abu 3,46% ± 0,02, dan uji hedonik dengan nilai analisa warna 4,17; analisa aroma 3,7; analisa rasa 3 dan 3,43 dan analisa aftertaste 3,43. Hasil analisa kadar kafein didapatkan bahwa konsentrasi 0% sebesar 1,40% ± 0,02, konsentrasi 20% sebesar 1,38% ± 0,02, konsentrasi 40% sebesar 1,24% ± 0,04, konsentrasi 60% sebesar 1,13% ± 0,08. Kesimpulan dari penelitian menunjukkan bahwa enzim papain yang terdapat pada kulit buah pepaya mampu menurunkan kadar kafein. Kata kunci: dekafeinasi; kopi arabika; kulit papaya; penurunan kafein


2021 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 21
Author(s):  
Siti Suharyatun ◽  
Warji Warji ◽  
Agus Haryanto ◽  
Khoiril Anam

Pemanfaatan biochar sekam padi merupakan salah satu upaya pengelolaan limbah pertanian untuk memperbaiki karakteristik dan kesuburan tanah. Penelitian penggunaan biochar sekam padi sebagai bahan pembenah tanah sudah banyak dilakukan, tetapi penggunaan biochar sekam padi yang dikombinasikan dengan pupuk organik berbasis mikroba belum banyak dilakukan. Biochar sekam padi dapat menyediakan habitat bagi mikroba tanah, kombinasi biochar sekam padi dengan pupuk organik berbasis mikroba diharapkan dapat memperbaiki karakteristik fisik dan kimia tanah, serta meningkatkan kesuburan tanah sekaligus mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi penggunaan biochar dan pupuk organik berbasis mikroba terhadap pertumbuhan dan hasil produksi sayuran. Penelitian ini menggunakan 4 perlakuan, yaitu (1) tanpa biochar tanpa pupuk, (2) menggunakan pupuk organik berbasis mikroba, (3) menggunakan biochar dan (4) menggunakan biochar dan pupuk organik berbasis mikroba. Parameter yang diamati dalam penelitian adalah pertumbuhan dan produksi tanaman, serta karakteristik fisik dan kima tanah sebagai pendukung. Pengukuran parameter pertumbuhan tanaman dilakukan secara periodik selama pertumbuhan tanaman, produksi tanaman diukur setelah panen. Hasil penelitian menyatakan bahwa pemberian pupuk organik berbasis mikroba atau biochar pada tanah subsoil berpengaruh meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, luas kanopi dan total brangkasan tanaman sawi. Kombinasi pupuk berbasis mikroba dan biochar arang sekam menghasilkan rata-rata tinggi tanaman dan total brangkasan lebih besar dibanding pemberian pupuk organik berbasis mikroba saja atau biochar saja.


2021 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 9
Author(s):  
Nurhafsah Nurhafsah ◽  
Rahmi H. ◽  
Ida Andriani ◽  
Fitriawaty Fitriawaty

Cabai merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional.  Harga cabai dipasaran cukup fluktuatif yang disebabkan oleh rendahnya produktivitas cabai yang dapat disebabkan oleh salah satu faktor seperti kurangnya penerapan teknologi budidaya cabai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh introduksi teknologi (penggunaan mulsa hitam perak, tanaman boorder, dan penggunaan jarak tanam) yang diberikan kepada petani terkait dengan peningkatan produktivitas budidaya cabai yang berdampak pada pendapatan petani. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat pada agroekosistem lahan kering dengan pendekatan penelitian adaptif.   Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa budidaya tanaman cabai dengan introduksi teknologi memberikan dampak yang lebih baik, baik dari tingkat produksi, dan menekan serangan hama dan penyakit berdasarkan pernyataan petani. Hasil analisis kelayakan usaha menunjukkan bahwa B/C ratio dan R/C ratio berdasarkan cara petani dan penerapan introduksi teknologi 1,28 dan 2,28.  Nilai BEP Produksi dan BEP Harga untuk teknologi petani adalah Rp. 900/kg dan Rp. 6.714/kg, BEP (Break Event Point) Produksi dan BEP (Break Event Point) Harga untuk penerapan introduksi teknologi adalah 1.419 Kg dan Rp. 6.713,00. Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi pelaku usaha tani cabai dan pengambilan keputusan dalam penerapan introduksi teknologi dan budidaya cabai diluar musim yang berdampak terhadap peningkatan pendapatan petani. 


2021 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 15
Author(s):  
Yohanes Christian ◽  
Chay Asdak ◽  
Dwi Rustam Kendarto

Kebutuhan hidup pada Kabupaten Bandung Barat akan bertambah seiring dengan tingginya pertumbuhan jumlah penduduk. Oleh karena itu, pembangunan akan bertambah seiringnya meningkatnya jumlah penduduk, sehingga perlu adanya pertimbangan keseimbangan lingkungan agar memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat. Perubahan tataguna lahan menjadi konsekuensi dengan adanya pembangunan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pola perubahan penggunaan lahan dan menganalisis penggunaan lahan wilayah Kabupaten Bandung Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, dengan menggunakan fakta-fakta yang ada dengan menggunakan data hidroklimatologi, tataguna lahan, dan jenis tanah. Software ArcGis 10.3 digunakan untuk mengolah data spasial, melakukan analisis spasial, mencakup pembuatan peta, penentuan luas daerah, overlay peta dan penyajian peta. Selama dalam kurun waktu 7 tahun terdapat banyak perubahan tataguna lahan yang ada pada wilayah Kabupaten Bandung Barat berbentuk hutan, perkebunan, pertanian lahan kering dan basah, serta lahan terbangun. Terdapat beberapa pola perubahan penggunaan lahan yang terjadi. Terdapat 11.000 ha lebih perubahan yang ada pada wilayah Kabupaten Bandung Barat. Penggunaan yang berubah terdapat pada Tanaman Pertanian Lahan kering dan basah, Perkebunan, Hutan, dan lahan terbangun. Perkebunan mengalami perubahan yang cukup banyak, dikarenakan banyaknya profesi dari masyarakat Kabupaten Bandung Barat yang menjadi petani, dan mengsumberkan mata pencarian dari hasil kebun.


2021 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Dwi Rustam Kendarto ◽  
Rusmin Nuryadin

Perencanaan wilayah perairan waduk Cirata terutama berkaitan pengembangan budidaya pertanian dan pengembangan potensi wisata bahari menjadi salah satu upaya peningkatan ekonomi wilayah, namun demikian dalam pengembangan wilayah waduk perlu mempertimbangkan fungsi utama waduk sebagai penyedia listrik. Oleh sebab itu perlu dilakukan analisis kesesuaian lahan untuk budidaya perikanan dalam hal ini adalah kegiatan Keramba Jaring Apung (KJA) dan kegiatan wisata bahari. Pewilayahan kesesuaian lahan dilakukan menggunakan metode pembobotan dan metode pencocokan dengan kesesuaian peruntukan tertentu mempertimbangkan parameter kualitas air sebagai acuan. Hasil analisis menunjukkan bahwa wilayah Waduk Cirata kurang sesuai untuk pengembangan KJA dan wisata bahari dengan tingkat kesesuaian S2 atau sesuai marginal dengan faktor kendala utama adalah kandungan BOD dan N total yang sudah diatas ambang batas. Hasil Analisis pembobotan menunjukkan nilai potensi kesesuaian lahan dalam kondisi agak potensial. Pengembangan KJA dan wisata bahari masih dapat dilakukan pada beberapa tepat, terutama wilayah yang berdekatan dengan muara sungai yang kualitas airnya lebih baik daripada kualitas air di badan air waduk.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document