scholarly journals Formulasi Handbody Lotion (Setil Alkohol dan Karagenan) dengan Penambahan Ekstrak Kelopak Rosela

2021 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 47
Author(s):  
Maya Irmayanti ◽  
S. Rosalinda ◽  
Asri Widyasanti
Keyword(s):  

Handbody lotion merupakan kosmetik yang dapat diaplikasikan pada kulit bagian tangan dan tubuh yang berfungsi untuk mengurangi dehidrasi kulit. Setil alkohol pada handbody lotion memiliki fungsi sebagai pengental, penstabil dan pengemulsi, dimana fungsi setil alkohol ini dapat digantikan oleh karagenan. Ekstrak kelopak rosela dengan kandungan vitamin C dapat melindungi kulit dari radikal bebas. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan konsentrasi terbaik dari penggunaan setil alkohol dan karagenan serta penambahan ekstrak kelopak rosela pada handbody lotion. Metode dari penelitian ini adalah analisis data menggunakan One Way ANOVA dan uji lanjutan duncan serta analisis deskriptif. Tahapan dari penelitian adalah penggunaan setil alkohol (0,5%; 0,7%; dan 1%) dan karagenan (1%; 2%; dan 3%) pada pembuatan handbody lotion serta handbody lotion terbaik ditambah dengan ekstrak kelopak rosela 2,5%. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa formula handbody lotion yang dibuat memenuhi SNI 4399-1966 (penampakan, pH, dan viskositas) dimana perlakuan terbaik yaitu setil alkohol 1% (rendemen 92,8%; homogen; pH 8,0; viskositas 4950,0 cP) dan karagenan 3% (rendemen 92,5%; homogen; pH 7,0; viskositas 9262,5 cP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat fungsional dari setil alkohol dapat digantikan oleh karagenan. Handbody lotion terbaik dengan penggunaan setil alkohol 1% ditambah dengan ekstrak kelopak rosela 2,5% menghasilkan rendemen 92,4%; penampakan homogen;pH 7,0; viskositas 4266,7 cP. Handbody lotion dengan penggunaan karagenan 3% ditambah dengan ekstrak kelopak rosela 2,5% menghasilkan rendemen 92,4%; penampakan homogen; pH 7,0; viskositas 5216,7 cP. Penambahan ekstrak kelopak rosela menghasilkan handbody lotion yang memenuhi standar SNI 4399-1996.

Author(s):  
Arun A ◽  
Disalva X ◽  
Murali M

Objectives: Common cold is a widespread respiratory infection among all age groups. This creates a great nuisance and discomfort making a person feels ill. Common cold can also be treated with home-made remedies. The study gives attention to develop and formulate Mocktail drinks with Vitamin C enriched ingredients to fight against cold.Method: Developed Mocktails are tested for the presence of vitamins, and evaluated with sensory evaluation among 50 panelist members, feedback data collected are analyzed with statistical software SPSS (21.0).Results: The study exhibits that the formulated recipes of Mocktails are identical in aroma analysis with one-way ANOVA test proves, the recipes are significantly different in taste and appearance. The Freidman’s test shows that the Mocktail with pineapple juice (Code C) is more preferred by panelist members.Conclusion: The developed Mocktail recipes are rich in Vitamin C and significantly different in their organoleptic parameters furthermore preferably acceptable. 


2020 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 75-82
Author(s):  
Elika Mareta Rahim ◽  
Reza Fadhilla ◽  
Putri Ronitawati ◽  
Prita Dhyani Swamilaksita ◽  
Harna Harna

Latar Belakang: Serai memiliki kandungan zat besi yang berasal dari nabati. Selama ini kandungan gizi pada produk permen jelly yang beredar di pasaran belum optimal, sehingga dibuatlah produk permen jelly dengan penambahan ekstrak serai dan tomat sebagai fortifikasi pangan. Tujuan: Mengetahui kadar proksimat, Fe, dan vitamin C serta daya terima produk permen jelly. Metode: Penelitian ini adalah eksperimental. Terdapat 4 jenis perlakuan (rasio dalam gram) dengan dua kali pengulangan yaitu, F0 (0 serai : 0 tomat), F1 (75 serai : 25 tomat), F2 (50 serai : 50 tomat), dan F3 (25 serai : 75 tomat) terhadap konsentrasi kandungan ekstrak. Penilaian organoleptik dilakukan menggunakan instrumen Visual Analog Scale (VAS). Analisis statistik perbedaan nilai gizi dan daya terima menggunakan One Way Anova dan Duncan. Hasil: Formulasi permen jelly yang paling disukai yaitu formulasi F1 yang memiliki kadar air 52,29%, kadar abu 0,28%, protein 11,76%, lemak 0,02%, karbohidrat 35,65%, serta total kalori 189,68%, dan kandungan zat besi 0,71% mg dan vitamin C 14,1%. Kesimpulan: Penambahan ekstrak serai dan ekstrak tomat meningkatkan kandungan zat besi dan vitamin C produk permen jelly. Secara organoleptik disukai oleh panelis.


2017 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 64 ◽  
Author(s):  
Suparti Suparti ◽  
Nurul Karimawati

Umbi talas merupakan salah satu umbi yang mengandung karbohidrat sebanyak 23,7%, serat sebanyak 0,7%, vitamin B1 sebanyak 0,05%, vitamin C sebanyak 2%, dan protein sebanyak 1,5%, sehingga mampu mencukupi kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan miselium jamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui pertumbuhan miselium bibit F0 jamur tiram dan  jamur merang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimental, dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri 2 faktor yaitu F1: konsentrasi media umbi talas 80%, 90%, dan 100%, dan F2: jamur tiram dan jamur merang dengan 3 kali pengulangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah One Way ANOVA. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa rata-rata diameter terbesar secara keseluruhan yaitu 6,9 cm  ((M2J1) dengan rentangan pertumbuhan miselium 4,6 cm, sedangkan rata-rata diameter terkecil secara keseluruhan pada media umbi talas konsentrasi 80% untuk pertumbuhan jamur merang (M1J2) dengan diameter 1,5 cm dan  rentangan  pertumbuhan miselium -0,4 cm.  Hasil penelitian menjelaskan bahwa miselium bibit F0 jamur tiram dan jamur merang dapat tumbuh pada media umbi talas 90%, tetapi media umbi talas 90% yang paling baik  pada miselium jamur tiram.


2017 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 136
Author(s):  
Diah Hermayanti ◽  
Fathiyah Syafitri ◽  
Antia Devi Iralawati

Latar Belakang: Rifampisin dan isoniazid merupakan obat yang direkomendasikan dalam pengobatan Tuberkulosis yang memiliki efek samping hepatotoksisitas. Jus belimbing manis diduga mempunyai efek hepatoprotektor karena mengandung flavonoid, tanin, dan vitamin C. Tujuan: Membuktikan efek hepatoprotektor jus belimbing manis terhadap penurunan kadar SGOT, SGPT, dan MDA tikus putih jantan yang diinduksi rifampisin dan isoniazid. Metode: Eksperimental, Post Test Only Control Group Design. Sampel dibagi 5 kelompok perlakuan. Kontrol negatif, kontrol positif diberi rifampisin dan isoniazid masing-masing200 mg/KgBB/hari, dan 3 kelompok perlakuan yang diberi rifampisin, isoniazid, dan jus belimbing manis dengan dosis 4 ml/ hari, 8 ml/hari, 12 ml/hari selama 14 hari. Data dianalisis dengan uji One-Way ANOVA, uji korelasi, dan uji regresi. Hasil Penelitian dan Diskusi: Analisa statistik dilakukan untuk masing-masing variabel dependent SGOT, SGPT, dan MDA. Uji One-Way ANOVA Sig 0,000<p(0,05) menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antar perlakuan. Uji korelasi Sig 0,000< p(0,05) dengan koefisiensebesar -0,827 dan -0,852, dan -0,555 mempunyai korelasi yang sangat kuat, yaitu semakin tinggi dosis jus belimbing manis maka semakin rendah kadar SGOT dan SGPT. Hasil uji regresi menunjukkan jus belimbing manis berpengaruh terhadap penurunan kadar SGOT , SGPT, dan MDA sebesar 68,4%, 72,6%, dan 27,9%. Dosis jus belimbing manis 12 ml/hari merupakan dosis optimaluntuk menurunkan kadar SGOT dan SGPT. Kesimpulan: Jus belimbing manis memiliki efek hepatoprotektor terhadap penurunan kadar SGOT, SGPT, dan MDA tikus putih jantan yang diinduksi rifampisin dan isoniazid.Kata Kunci: Jus belimbing manis (Averrhoa carambola L.), hepatoprotektor, antituberkulosis


2021 ◽  
Vol 33 (3) ◽  
pp. 226
Author(s):  
Amandia Dewi Permana Shita ◽  
Zahara Meilawaty ◽  
Dhesyarmani Putri Rothschildi ◽  
Agustin Wulan Suci Dharmayanti ◽  
Zahreni Hamzah

Introduction: The prevalence of periodontitis has reached 42.8% in Indonesia. One contributing factor is Porphyromonas gingivalis. The ovarian dysfunction caused by ovariectomy procedures may also cause periodontitis. Post ovariectomy conditions resemble menopause, lowering the production of estrogen and progesterone hormones, leaving patients vulnerable to periodontitis. To prevent the side effects of the treatment, herbal ingredients are commonly used. The extract of cassava leaves is known to have pharmacological effects as an antioxidant and, thus, can be applied as a medicine for periodontitis.      Methods: A total of 21 rats were divided into three groups, (1) control: healthy rats; (2) Group P.1: P. gingivalis-induced rats; (3) Group P.2: ovariectomized rats. Groups P.1 and P.2 were further divided into three subgroups that were administered cassava leaves extract at a dosage of 179.2 mg/ kg BW, aquades and vitamin C. Rats were euthanized at day eight after the initial treatment to collect left mandibular first molar. The mandibular sections were immunohistochemically stained to quantify SOD expression using light microscope while the Image J software was used. Fibroblast cells expressing SOD are characterized by brown coloration in the cytoplasm and darker nucleus. Results: In periodontitis conditions, either due to P.gingivalis induction or ovarian dysfunction, fibroblast cells in rats given cassava leaves extract expressed higher SOD than rats given aquades, but still lower than rats given vitamin C. The result of the one way ANOVA test showed p value of 0,00, which means that there is a significant difference in all groups. Conclusion: Cassava leaves extract demonstrated the potential to increase the antioxidant expression in P. gingivalis-induced and ovarian dysfunction rats.


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Anugrah Linda Mutiarani

Objective: To analyze the effect of vitamin C, vitamin E, and chromium (Cr3+) on insulin levels Wistar ratswere induced alloxan.Materials and Methods: This study is an experimental laboratory. Using rats typeWistar strain Rattus novergicus for 6 weeks with a number of 20 head. The independent variables consist of 5treatment groups namely normal diet, normal diet + 1 g/hr chromium, normal diet + 2 mg/day of vitamin C,normal diet + 0.5 mg/day of vitamin E, normal diet + 1 g/hr chromium + 2 mg/day of vitamin C + 0.5mg/day of vitamin E. The dependent variable is the level of insulin. To know the differences of eachtreatment used statistical tests One Way ANOVA, followed by Tukey HSD Post Hoc test withp<0.05.Results: There were significant differences in insulin levels (p<0.05) in the control group, 1, 2, and 4.But in the control group and the group 3 there are no significant differences in insulin levels (p=0.145).Conclusion: Delivery of chromium (treatment 1), vitamin C (treatment 2), and a mixture of chromium,vitamin C, vitamin E (treatment 4) effect on insulin levels, while administration of vitamin E (treatment 3)alone had no effect on insulin levels


2019 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 40-47
Author(s):  
Anita Sukmawati ◽  
Ms. Nur-ainee Laeha ◽  
Suprapto Suprapto

Glycerin is a humectant that is used frequently for cosmetics, especially in soaps. This study was conducted to determine the influence glycerin on the physical properties of glycerin soap including pH, soap hardness, foam stability, and also on the stability of vitamin C in the soap during 8 weeks storage. Vitamin C is formulated in soap with various concentrations of glycerin i.e 5%, 10% and 20%. Evaluation of the soap preparations include a pH test, soap hardness, foam stability test and evaluation on the stability of vitamin C for 8 weeks and the results obtained will be statistically analyzed using SPSS version 16 for windows by the Kruskal-Wallis method on the results test of pH and soap hardness, and using one way ANOVA method for evaluating foam stability. The results showed that glycerol did not significant influence on the pH value of soap with a significance value of P = 0.26 0.05, while increasing the concentration of glycerin in the soap increased products softness. The foam stability testing showed that the difference in the concentration of glycerin on soap had no significant effect on improving the stability of foam. The best foam stability was found in vitamin C soap containing glycerine 10%. Glycerin also affected the stability of vitamin C in the soap. The stability of vitamin C is increased related to the increasing glycerin concentration in soap as demonstrated in formula III, which contained 20% glycerin and had 49.48% reducing in level of vitamin C, while the soap containing glycerine 5 % and 10%, had decreased 77.98% and 60.67% respectively in level of vitamin C during the storage period of 8 weeks.


2021 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 245-250
Author(s):  
Dita Permatasari ◽  
Laili Hidayati ◽  
Issutarti Issutarti

No baked strawberry cheesecake is a cold dessert that melts easily at room temperature. The treatments are needed to be done to reduce water content by doing osmosis dehydration on strawberries, so that no baked strawberry cheesecake does not melt easily at room temperature. Osmosis dehydration treatment on strawberries was carried out at different times (there are 3 hours, 5 hours, and 7 hours). This study was conducted to determine the physical properties (like color, viscosity) and chemical properties (pH and vitamin C). This study is an experimental study that using RAL research design with three different treatment which are the time duration of strawberry osmosis dehydration and two repetitions The data were analyzed using ONE-WAY ANOVA and if there was a significant effect, a further DMRT test was carried out. The results showed that osmotic dehydration in strawberries within 3 hours had the best chemical properties, with the pH of 4.80, vitamin C 54.085 mg / 100g. The highest color brightness (L) was found at 3 hours of strawberry osmosis dehydration with a value of 71.93. The highest reddish color (a +) was found at 7 hours of strawberry osmosis dehydration with a value of 19.147 and the highest yellow color (b +) was at 7 hours of strawberry osmosis dehydration with a value of 26.467. The highest viscosity was found at 7 hours of strawberry osmosis dehydration with a value of 163018.75 cP. No baked strawberry cheesecake merupakan cold dessert yang mudah mencair bila berada si suhu ruang. Perlu dilakukan perlakuan untuk mengurangi kadar air dengan cara dehidrasi osmosis pada buah strawberry agar no baked strawberry cheesecake tidak mudah mencair pada suhu ruang. Perlakuan dehidrasi osmosis pada buah strawberry dilakukan dengan waktu yang berbeda (3 jam, 5 jam, dan 7 jam). Penelitian dilakukan untuk mengetahui sifat fisik (warna, viskositas), dan sifat kimia (pH dan vitamin C). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan yang berbeda yaitu pada waktu dehidrasi osmosis strawberry dan dengan dua kali pengulangan. Data dianalisis menggunakan ONE-WAY ANOVA dan apabila terdapat pengaruh, maka dilakukan uji lanjut DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dehidrasi osmosis pada buah strawberry dengan waktu 3 jam memiliki sifat kimia terbaik yaitu pH 4,80, vitamin C 54,085 mg/100g. kecerahan warna (L) tertinggi terdapat pada waktu dehidrasi osmosis strawberry 3 jam dengan nilai 71,93. Warna kemerahan (a+) tertinggi.terdapat pada waktu dehidrasi osmosis strawberry 7 jam dengan nilai 19,147 dan warna kuning (b+) tertinggi terdapat pada waktu dehidrasi osmosis strawberry 7 jam dengan nilai 26,467.  Viskositas tertinggi terdapat pada waktu dehidrasi osmosis strawberry 7 jam dengan nilai 163018,75 cP.


2018 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 478
Author(s):  
Alles Firmansyah ◽  
Zelly Dia Rofinda ◽  
Erkadius Erkadius

Asap rokok diketahui meningkatkan Reactive Oxygen Species (ROS). ROS dapat merusak pembuluh darah dan mengubah reaktivitas trombosit sehingga mengganggu sistem hemostasis. Vitamin C sebagai antioksidan esensial bagi tubuh terbukti dapat mengurangi kerusakan oksidatif akibat ROS. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan potensi vitamin C dalam menghambat gangguan hemostasis melalui pengamatan waktu perdarahan mencit yang dipapar asap rokok. Penelitian Randomized Pre Test-Post Test Control Group Design ini dilakukan pada 21 ekor mencit jantan yang dibagi menjadi tiga kelompok. Pemberian perlakuan pada hari ke-1 hingga ke-14, yaitu P1 (kontrol negatif), P2 (paparan asap rokok 10 menit perhari), dan P3 (vitamin C 0,4 mg/gBB/hari + paparan asap rokok 10 menit perhari). Pengukuran waktu perdarahan metode tail bleeding pada hari ke-0 dan ke-15. Analisis data menggunakan uji t-paired, one-way Anova, dan post-hoc LSD. Hasil penelitian menunjukkan rerata waktu perdarahan P1 mengalami perubahan yang tidak bermakna dari 60,16 ± 3,27 menjadi 57,61 ± 4,88 detik. P2 mengalami perubahan yang bermakna dari 59,34 ± 6,93 menjadi 38,85 ± 3,43 detik. P3 mengalami perubahan yang bermaknadari 59,36 ± 3,07 menjadi 51.85 ± 3,45 detik. Terdapat perbedaan rerata waktu perdarahan setelah perlakuan yang bermakna signifikan (p = 0,000) antara P2 dengan P3. Penelitian ini berhasil membuktikan potensi vitamin C dalam mencegah pemendekan waktu perdarahan lebih lanjut sebagai indikator gangguan hemostasis akibat paparan asap rokok.


2020 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 7
Author(s):  
Lintang Sawitri Nugraheni ◽  
Rohula Utami ◽  
Siswanti Siswanti

Strawberry merupakan salah satu buah hortikulura yang mudah rusak (perisable), sehingga memiliki umur simpan yang pendek. Kerusakan strawberry disebabkan karena pembusukan akibat pengaruh mekanis maupun mikrobioogi. Penurunan kualitas buah dapat ditandai dengan penurunan susut bobot, kelayuan, penurunan firmness, dan penurunan nilai gizi. Pengawetan strawberry segar sangat diperlukan untuk mempertahankan karakteristik pada strawberry. Salah satu cara mengurangi kerusakan dengan metode pelapisan (coating). Pada penelitian ini dilakukan usaha untuk memperpanjang umur simpan strawberry dengan menggunakan VCO. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik fisik, kimia, mikrobiologi dan metode pengaplikasian VCO yang efektif untuk memperpanjang umur simpan strawberry. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu metode pengaplikasian VCO (kontrol, dipping, dan spraying). Data karakteristik dianalisis secara statistik menggunakan one way ANOVA. Jika data menunjukkan hasl beda nyata antar perlakuan maka dilanjutkan uji DMRT pada α = 0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa VCO dapat mempertahankan susut bobot, warna, firmness, kadar air, TPT, Vitamin C, pH, TAT dan menurunkan total mikroba strawberry selama penyimpanan. Metode pengaplikasian Virgin Coconut Oil (VCO) dipping dan spraying efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba pada strawberry selama 12 hari penyimpanan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document