Jurnal Etika Kedokteran Indonesia
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

50
(FIVE YEARS 25)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By Ilmiah.Id

2598-053x, 2598-179x

2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 47
Author(s):  
Bachtiar Husein ◽  
Prijo Sidipratomo ◽  
Putri Dianita Ika Meilia ◽  
Gilbert Mayer Christianto

Sejak awal tahun 2020, COVID-19 menjadi masalah kesehatan dunia. Di Indonesia, kasusnya pun masih terus bertambah. Seiring dengan bertambahnya jumlah kesakitan dan kematian akibat COVID-19, seluruh komponen masyarakat, khususnya di dunia kedokteran dan kesehatan, bak sedang berperang. Dalam berperang melawan COVID-19, alat pelindung diri (APD) menjadi salah satu senjata yang penting untuk memutus rantai penularan. Terjadinya kelangkaan APD menimbulkan risiko bagi para profesional pemberi asuhan (PPA) dalam memberikan layanan kesehatan. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas aspek etika kedokteran penggunaan APD oleh para PPA, khususnya dalam kaitannya dengan prioritas keselamatan diri agar tetap dapat memberikan layanan kesehatan yang terbaik.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 57
Author(s):  
Anna Rozaliyani ◽  
Hansel Tengara Widjaja ◽  
Pukovisa Prawiroharjo ◽  
Wawang Sukarya

Sejak awal tahun 2020, dunia telah dikejutkan dengan pandemi COVID-19. COVID-19 telah menyebabkan perubahan yang fundamental terhadap segala segi kehidupan, termasuk dalam pendidikan kedokteran. Apabila kita menilik sejarah pendidikan kedokteran di Indonesia, peristiwa wabah juga menjadi tonggak dimulainya pendidikan kedokteran di Indonesia. Di dunia, pandemi flu Spanyol juga telah mengubah pendidikan kedokteran di kala itu. Dengan kemajuan teknologi, pendidikan kedokteran di masa pandemi ini dilaksanakan dalam bentuk pendidikan jarak jauh (PJJ). Meskipun demikian, tidak dipungkiri dampaknya terhadap pemenuhan kompetensi yang semakin sulit. Memperpanjang durasi pendidikan kedokteran tampaknya menjadi solusi yang ideal, namun juga menambahkan beban staf pendidik dan peserta didik. Dalam menentukan pilihan yang akan diambil oleh pembuat kebijakan pendidikan kedokteran perlu dipertimbangkan risk-versus-benefit serta konsekuensinya masing-masing.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 53
Author(s):  
Peter Johannes Manoppo

Nowadays, the paradigm of ‘Listen to the Doctor’ is weakening in health-care-delivery. The higher expectation of health-care-delivery quality expectation, the better patient-best-preference, and the more complicated system in health-care-delivery, have led to the shift of the paradigm to ‘Listen to the Patient’. Ethically, these situations are enhancing the bargaining position of the patient based on the principle of respect for autonomy. The principles of ethics in health-care- delivery are very important as the proper ground to anticipate the possibilities of unethical behavior by the health-care-provider and caregiver. Those evolutions are also enhancing the efforts of improving the quality of medical human resources, up-to-date medical technology, novel medical researches, and efficient cost-benefit ratio, so that the patient’s health, safety, quality-of-life, and patient-best-preference, can be achieved on the highest level. The paradigm of ‘Listen to the Patient’, which is in line with the principle of respect for autonomy, should be implemented to improve health governance and create the best health-care-delivery quality, good quality-of-life, patient safety, and patient-best-preference to any extent.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 67
Author(s):  
Hadjat S Digdowirogo ◽  
Mohammad Baharuddin ◽  
Darmawan Budi Setyanto

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Remaja perlu dijaga kesehatan reproduksinya agar bebas dari gangguan yang dapat memengaruhi kualitas generasi yang dihasilkan. Oleh karena itu, diperlukan edukasi seks yang meliputi aspek pencegahan dan aspek penanganan gangguan yang ada. Dokter yang menerima konsultasi seks remaja harus mampu membangun komunikasi dokter-pasien dan bertindak secara profesional. Upaya aktif untuk menjaga marwah dokter harus dilakukan dengan berbagai cara sesuai keadaan.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 63
Author(s):  
Broto Wasisto ◽  
Nurfanida Librianty ◽  
Fadlika Harinda

Dalam situasi pandemi, tidak dapat dipungkiri bahwa pelaksanaan berbagai hal tentunya tidak dapat terselenggara secara ideal sebagaimana di masa sebelum adanya pandemi. Hal ini juga berlaku dengan kondisi layanan kesehatan. Pandemi COVID-19 menyebabkan berbagai adaptasi dalam aspek pelayanan kesehatan. Hal tersebut perlu dilakukan demi menekan risiko penularan penyakit, memberikan perlindungan bagi tenaga kesehatan dan pekerja di layanan kesehatan lainnya, serta memberikan pelayanan kesehatan bagi orang sakit lainnya secara optimal. Sebagai upaya pelayanan kesehatan holistik, dokter berperan dalam upaya promotif dengan melakukan edukasi kepada masyarakat yang dalam konteks ini adalah edukasi mengenai penundaan kunjungan ke fasilitas layanan kesehatan kecuali pada kondisi-kondisi di mana terdapat potensi gawat darurat dan pelayanan yang tidak dapat ditunda seperti imunisasi anak. Untuk menjaga agar kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat tetap terpenuhi, masyarakat diimbau untuk memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan secara daring atau telekonsultasi dengan dokter sehingga masyarakat tetap bisa memperoleh nasihat dokter secara efektif dan efisien tanpa harus berhadapan dengan risiko penularan penyakit dengan kunjungan ke rumah sakit. Namun, pada kondisi dengan potensi gawat darurat, masyarakat tetap diimbau untuk segera melakukan kunjungan agar kondisi tersebut dapat segera ditangani oleh dokter yang berwenang.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 41
Author(s):  
Rulliana Agustin ◽  
Anna Rozaliyani ◽  
Ghina Faradisa Hatta ◽  
Pukovisa Prawiroharjo

Surveilans kesehatan masyarakat merupakan hal dasar yang perlu dilaksanakan pada kejadian wabah penyakit menular. Akan tetapi, pembukaan rahasia medis yang dikumpulkan pada kondisi wabah (termasuk nama, alamat, diagnosis, riwayat keluarga, dan sebagainya) tanpa persetujuan pasien dapat berisiko bagi individu yang bersangkutan. Penanganan data tersebut perlu dilakukan secara hati-hati karena individu terkait dapat menghadapi stigmatisasi maupun diskriminasi bila informasi terkait dirinya, terutama data dengan hasil tes positif, bocor ke publik. Maka dari itu, pengaturan dan panduan penggunaan pembukaan rahasia medis dalam kondisi wabah penyakit menular memerlukan pendalaman etik yang baik. Terdapat beberapa peraturan dan panduan yang mengatur kerahasiaan pasien dalam kondisi wabah. Regulasi hukum serupa pun juga ditemukan pada negara lainnya, seperti Amerika Serikat dan Inggris.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 21
Author(s):  
Pukovisa Prawiroharjo ◽  
Anna Rozaliyani ◽  
Ghina Faradisa Hatta ◽  
Mohammad Baharuddin

Perawatan pasien yang melibatkan banyak disiplin ilmu dan perjumpaan dokter-pasien yang terpisah-pisah berpotensi menimbulkan perbedaan pendekatan dan rekomendasi antardokter. Kondisi ini dapat menyebabkan kebingungan pasien dan tumpang tindih dalam tatalaksana pasien. Prinsip layanan medis mencakup patient-centered care dan layanan berkesinambungan (continuity of care). Ketimpangan prinsip etik dapat dijumpai dalam layanan medis multidisiplin meliputi prinsip etik beneficence, non-maleficence, autonomy, dan justice. Tulisan ini bertujuan untuk mengingatkan kembali tujuan dasar pelayanan medis multidisiplin, serta potensi ketimpangan dalam praktiknya.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 37
Author(s):  
Rianto Setiabudy ◽  
Broto Wasisto ◽  
Bachtiar Husein

Kerjasama antara dokter atau perhimpunan profesi dengan industri dalam upaya pengiklanan produk tertentu berpeluang cukup besar untuk menyebabkan dokter atau perhimpunan profesi masuk ke dalam kon ik kepentingan. Dalam kondisi demikian, para profesional medis ini harus berupaya maksimal untuk memberikan pesan edukasi kepada masyarakat, mempertahankan independensi, dan menjaga integritas profesi. Dalam kerjasama ini, dokter atau perhimpunan profesi tidak dibenarkan dalam bentuk apa pun ikut atau memberi kesan ikut mempromosikan suatu produk tertentu. Dokter atau perhimpunan profesi dibenarkan membuat iklan edukasi. Sponsor boleh menyatakan dukungannya terhadap pesan edukasi itu dalam tayangan terpisah dengan jedah waktu yang cukup sedemikian sehingga orang tahu bahwa itu pesan yang datang dari sponsor. Dokter dan perhimpunan profesi seyogyanya juga tidak boleh ikut tampil dalam promosi produk yang disamarkan sebagai diskusi kesehatan di televisi atau radio


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 13
Author(s):  
Pukovisa Prawiroharjo ◽  
Putri Dianita Ika Meilia ◽  
Ghina Faradisa Hatta
Keyword(s):  

Sikap dan perilaku pasien terhadap berita buruk, misalnya diagnosis penyakit terminal ataupun kondisi medis buruk lainnya, harus ditangani secara khusus. Di balik kewajiban dokter untuk bersikap jujur dan mengedepankan autonomy pasien, prinsip etik beneficencedan non-maleficence menjadi pertimbangan dalam penahanan sebagian atau seluruh informasi yang dapat melemahkan psikis atau sik pasien. Selain itu, budaya patrilineal dan matrilineal di Indonesia yang masih kental juga mempengaruhi keluarga pasien saat turut serta membuat keputusan atas kondisi medis pasien. Prima facie dalam masalah ini perlu ditinjau dengan mempertimbangkan faktor budaya, kondisi sik dan psikis pasien, serta Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) yang menjadi pilar dari pertimbangan etik kedokteran di Indonesia.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 9
Author(s):  
Pukovisa Prawiroharjo ◽  
Ghina Faradisa Hatta ◽  
Anna Rozaliyani ◽  
Fadlika Harinda ◽  
Prijo Sidipratomo

Ketika perlakuan dokter dalam konteks layanan kesehatan tidak memenuhi ekspektasi pasien/keluarganya, maka komplain akan muncul. Tidak jarang terdapat kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan pertimbangan klinis yang melatarbelakangi perlakuan dokter terhadap pasien. Dalam konteks emergensi, pemusatan perhatian tenaga kesehatan untuk menangani komplain dapat membawa risiko tambahan terhadap pasien yang membutuhkan penanganan gawat darurat. Untuk itu, manajemen rumah sakit perlu untuk membentuk tim khusus penanganan komplain. Dalam menangani komplain, dokter disarankan untuk mendengarkan keluhan terlebih dahulu sebelum memberikan respons, mengingat komplain adalah sarana evaluasi pelayanan yang baik.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document