Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

94
(FIVE YEARS 25)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Puslitbang Tekmira

2527-8789, 1979-6560

2021 ◽  
Vol 17 (3) ◽  
pp. 135-152
Author(s):  
Fathan Bahfie ◽  
◽  
Azwar Manaf ◽  
Widi Astuti ◽  
Fajar Nurjaman ◽  
...  

Bijih nikel laterit merupakan mineral yang mengandung senyawa oksida besi-nikel. Teknologi pengolahan nikel laterit secara umum ada 3 metode yaitu hidrometalurgi, pirometalurgi dan reduksi selektif. Hidrometalurgi merupakan metode yang menggunakan pelindian dan larutan seperti asam untuk mengekstraksi nikel laterit. Metode dengan pelindian asam yang bertekanan adalah metode yang paling optimal untuk mendapatkan nikel dengan grade dan recovery tertinggi. Akan tetapi metode ini memiliki dampak pencemaran lingkungan akibat hasil proses pelindian dan waktu yang lama. Metode yang kedua, yaitu pirometalurgi menggunakan temperatur tinggi sampai 1600°C sehingga membutuhkan banyak energi seperti proses blast furnace. Metode dengan rotary kiln-electric furnace merupakan metode optimal dalam pengembangan nikel laterit. Akan tetapi kekurangannya yaitu tanpa pemisahan pengotor, energi yang besar, serta masih ada permasalahan teknis seperti adanya material yang mengalami melt partial. Metode yang ketiga yaitu reduksi selektif merupakan proses pemisahan dengan menyeleksi terbentuknya besi oksida sehingga mendapatkan kadar nikel yang tinggi tanpa energi yang tinggi. Hal ini disebabkan adanya penambahan aditif untuk menghambat terbentuknya besi dan menurunkan temperatur reduksi. Metode ini sebagai alternatif pengolahan bijih nikel laterit jenis limonit dan saprolit menjadi konsentrat nikel dengan kadar nikel di atas 5 %.


2021 ◽  
Vol 17 (3) ◽  
pp. 153-165
Author(s):  
Ika Monika ◽  
◽  
Datin Umar ◽  
Arie Hardian ◽  
Rina Astriana ◽  
...  

Karbon aktif dan TiO2 mereduksi SO2 melalui proses adsorpsi dan fotokatalitik. Kedua senyawa ini memiliki efektivitas adsorpsi rendah. Untuk meningkatkan aktivitas adsorpsi dilakukan kombinasi teknik adsorben dan fotokatalitik sehingga adsorpsi dapat optimal. Kombinasi dilakukan dengan membuat komposit karbon aktif/TiO2. Batubara dan semi-kokas dicampur dengan perbandingan 7:3 kemudian TiO2 ditambahkan dengan konsentrasi 1, 3, 6, 9 dan 15%. Karbon aktif/ TiO2 dikarbonisasi pada suhu 600 °C selama 1 jam dan diaktivasi pada suhu 900 °C selama 1 dan 2 jam di bawah aliran gas nitrogen. Hasil analisis fourier-transform infrared (FTIR) spectroscopy menunjukkan intensitas serapan gugus fungsi C=O naik sebesar 49,5% pada karbon aktif/TiO2 6% selama 1 jam dan 33,2% pada karbon aktif/TiO2 3% selama 2 jam. Gugus fungsi basa C=O mereduksi gas SO2 yang bersifat asam. Hasil X-ray diffraction (XRD) ditemukan kristal TiO2 anatas dan rutil. Koeksistensi kristal anatas dan rutil lebih efektif daripada anatas dan rutil fase tunggal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karbon aktif/TiO2 meningkatkan aktivitas gugus fungsi permukaan karbon aktif dan membentuk kristal TiO2 anatas dan rutil secara bersama.


2021 ◽  
Vol 17 (3) ◽  
pp. 123-133
Author(s):  
Amelia Monita ◽  
◽  
Noor Aryanto ◽  
Yunus Ashari ◽  
◽  
...  

Karakteristik batubara merupakan salah satu aspek pertimbangan dalam mengembangkan suatu industri pertambangan batubara. Karakteristik batubara seperti peringkat, kualitas dan tipe dikontrol dan dipengaruhi oleh lingkungan tempat diendapkannya batubara tersebut. Dengan mengetahui lingkungan pengendapan batubara, secara tidak langsung dapat diperkirakan pula karakteristik batubara tersebut. Percontoh batubara yang diuji berasal dari lapisan batubara Formasi Muara Enim Cekungan Sumatera Selatan, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat. Penelitian dilakukan menggunakan metode analisis petrografi organik untuk mengetahui komposisi maseral dan mineral penyusunnya serta metode analisis stratigrafi untuk mengetahui fasies batuan penyusun serta memperkuat pemikiran dalam penentuan lingkungan pengendapan batubara daerah penelitian. Interpretasi lingkungan pengendapan batubara dilakukan berdasarkan hubungan nilai tissue preservation index (TPI) dan gelification index (GI) dan hasil perbandingan model fasies yang didapat dengan model lingkungan pengendapan yang telah ada sebelumnya. Kandungan kelompok maseral huminit mendominasi batubara daerah penelitian (>50%) diikuti dengan kelompok maseral liptinit dan inertinit. Berdasarkan analisis petrografi organik batubara, daerah penelitian memiliki rentang nilai TPI 0,88-1,61 dan GI 6,98-37,33, sehingga menunjukkan bahwa batubara daerah penelitian terendapkan di lingkungan pengendapan transitional lower delta plain dengan sublingkungan pengendapannya berupa telmatic dan limno-telmatic pada rawa gambut wet forest swamp dan fen. Lingkungan ini terpengaruh oleh transgresi air laut. Pengaruh tersebut tidak terlalu signifikan dibuktikan dengan rendahnya kandungan mineral pirit (0,20-1,80%). Berdasarkan posisi stratigrafinya, daerah penelitian terendapkan pada lingkungan rawa. Hal ini diketahui karena adanya kontak atas dan bawah yang memperlihatkan kandungan karbonan berangsur terdiri atas batubara menjadi batulempung karbonan kaya kandungan unsur organik berupa unsur karbon. Kandungan unsur karbon ini diperlihatkan dari warna litologi hitam. Dari kandungan unsur organik tersebut, pembentukan batubara berlangsung dalam kondisi tenang, sehingga ditafsirkan diendapkan pada lingkungan rawa delta.


2021 ◽  
Vol 17 (3) ◽  
pp. 179-189
Author(s):  
Ronaldo Irzon ◽  

Indonesia telah menjadi penghasil timah besar dunia sejak awal abad ke-20. Sumberdaya tersebut berasosiasi dengan Sabuk Timah Asia Tenggara yang membentang melalui Sumatra, kepulauan di timur Sumatra, dan bagian barat Kalimantan. Penambangan timah telah banyak menghasilkan devisa negara namun juga dapat merusak lingkungan jika tidak direncanakan dan dikelola dengan baik. Tulisan ini membahas penambangan logam timah di Indonesia pada masa lalu, keadaan terkini, dan peluangnya pada masa mendatang agar menjadi salah satu referensi untuk pembuatan kebijakan strategis bagi pemerintah maupun perusahaan penambangan timah. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode kualitatif deskriptif yaitu pengungkapan peristiwa penambangan timah dengan menjabarkan keadaannya berdasarkan fakta yang ada. Hindia Belanda termasuk ke dalam negara pencetus International Tin Agreement (ITA) hingga pembentukan International Tin Council (ITC) untuk menstabilkan harga timah. Namun demikian, kegagalan ITA ke-6, ledakan hutang ITC, dan penggunaan bahan substitusi diprediksi sebagai penyebab utama kemerosotan harga timah pada pertengahan 1980-an. PT Timah Tbk sebagai penggabungan tiga perusahaan timah bentukan Hindia Belanda dapat terus menjadi tiga besar perusahaan penambangan timah dunia selama satu dekade terakhir dengan strategi pengalihan konsentrasi eksploitasi dari darat ke laut dan proses daur ulang. Besaran pendapatan dari penambangan timah saat ini terutama dipengaruhi oleh jumlah produksi, harga pasar, nilai tukar dolar, dan hubungan bilateral IndonesiaCina. Meskipun harga timah kembali jatuh akibat wabah Covid-19 sejak awal tahun 2020, logam ini diperkirakan masih mejadi komoditas penting pada masa mendatang dengan proyeksi harga yang semakin meningkat. Pengolahan mineral ikutan timah merupakan sumber pendapatan prospektif berikutnya selain juga untuk memperkecil dampak lingkungan akibat kegiatan pertambangan.


2021 ◽  
Vol 17 (3) ◽  
pp. 167-177
Author(s):  
Datin Umar ◽  
◽  
Liston Setiawan ◽  
Keyword(s):  

Batubara peringkat rendah umumnya mempunyai kadar air bawaan yang tinggi. Sebagai bahan baku pembuatan coal water mixture (CWM), batubara tersebut tidak cocok digunakan sebagai bahan baku karena akan menghasilkan CWM dengan kadar air yang tinggi, sehingga nilai kalor menjadi rendah. Untuk mengurangi kadar air, dilakukan proses hydro thermal dewatering (HTD). Dalam penelitian ini digunakan batubara peringkat rendah yang berasal dari daerah Bayung Lencir, Kab. Musi Banyuasin. Untuk mengetahui pengaruh suhu proses HTD terhadap karaktersitik CWM yang dihasilkan, maka proses HTD dilakukan pada suhu 270, 300 dan 330°C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air bawaan batubara turun dari 30,85% menjadi 5,95%, 4,46% dan 3,64% (adb) secara berurutan pada suhu proses 270, 300 dan 330°C. Nilai kalor batubara meningkat dari 4.555 kkal/kg (adb) menjadi 6.331 kkal/kg, 6.539 kkal/kg dan 6.845 kkal/kg (adb) masing-amsing pada suhu proses 270, 300 dan 330°C. CWM yang dibuat dengan menggunakan batubara tanpa melalui proses HTD, kandungan batubara dalam CWM maksimal 43,33% berat. Setelah proses HTD pada suhu 270°C, kandungan CWM maksimal 57,07% berat, pada suhu 300°C 61,28% berat dan pada suhu 330°C 63,61% berat dengan viskositas semu pada shear rate 1/100 detik yang hampir sama, yaitu antara 900-1.100 mPa.s.


2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 87-93
Author(s):  
Siti Aminah ◽  
◽  
Januar Irawan ◽  

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan biopolimer ekstrak kayu terhadap kinerja proses sianidasi. Dilakukan serangkaian percobaan sianidasi tanpa penambahan biopolimer ekstrak kayu Pionera L 800 dan dipelajari pengaruh penambahan biopolimer terhadap perubahan viskositas slurry, konsentrasi oksigen terlarut, dan persen ekstraksi pelindian. Parameter yang divariasikan adalah konsentrasi biopolimer yaitu 0, 200, 400, 600 dan 800 ppm. Penambahan biopolimer sebanyak 400 ppm meningkatkan persen ekstraksi emas pada proses sianidasi sebesar 5,78% (dari 74,4% menjadi 80,18%). Penambahan biopolimer sebanyak 400 ppm menurunkan viskositas slurry sebesar 41,48% dan dapat meningkatkan terjadinya pelarutan tembaga yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan persen ekstraksi tembaga sebesar 23,53%.


2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 95-105
Author(s):  
Akhmad Habibullah ◽  
◽  
Noor Khamidah ◽  
Riza Saputra ◽  
◽  
...  
Keyword(s):  

Air asam tambang (AAT) adalah air berasal dari tambang atau batuan yang mengandung mineral sulfida yang tersingkap dan teroksidasi akibat dari kegiatan penambangan terbuka. Kandungan sulfat dan logam yang tinggi di dalam air asam tambang mengakibatkan kerusakan lingkungan sehingga diperlukan penanganan khusus. Fitoremediasi dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut sehingga sesuai dengan baku mutu lingkungan air asam tambang. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh dosis aplikasi fungi mikoriza arbuskular (FMA) terhadap pertumbuhan dan serapan logam tanaman akumulator Typha angustifolia pada air asam tambang. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan yaitu mo (0 g FMA/ember), m1 (10 g FMA/ember), m2 (12 g FMA/ember), m3 (14 g FMA/ember) dan 4 ulangan, sehingga diperoleh 16 satuan percobaan. Pengamatan yang dilakukan meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan, Fe-akar, Mn-akar, Fe-larut, Mn-larut, pH AAT dan hubungan antar peubah pengamatan. Dosis terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan T. angustifolia adalah perlakuan m3 (14 g FMA/ember), sedangkan terhadap serapan Fe dan Mn, perlakuan m2 (12 g FMA/ember) dengan nilai indeks fitoremediasi (IFR) Mn dan Fe 98,94% dan 57,93% memenuhi standar baku mutu lingkungan.


2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 107-122
Author(s):  
Harta Haryadi ◽  

Dalam pengelolaan sumber daya batubara diperlukan kebijakan dan terobosan baru agar sektor batubara Indonesia memilliki daya saing yang tinggi dalam rangka menghadapi pasar global batubara. Studi ini bertujuan untuk menganalisis kondisi sektor pertambangan batubara Indonesia dalam kancah persaingan global, yang anggotanya sudah mencapai 164 negara pada 2019. Studi ini menggunakan pendekatan analisis Strength, Weakness, Opportunities and Threat (SWOT). Hasil analisis menunjukkan, pertama, diperlukan penguasaan teknologi dan pendayagunaan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional. Kedua, meningkatkan ketersediaan infrastruktur pendukung untuk mengatasi kendala supply energi serta peningkatan kualitas batubara agar berdaya saing tinggi dalam rangka meraih peluang pasar dalam dan luar negeri. Hasil analisis dapat dijadikan masukan bagi pemerintah dalam upaya meningkatkan daya saing sektor batubara dalam menghadapi pasar global dan terpenuhinya kebutuhan batubara untuk industri dalam negeri.


2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 61-75
Author(s):  
Bagaraja Sirait ◽  
◽  
Zulkifli Pulungan ◽  
Eko Pujianto ◽  
◽  
...  
Keyword(s):  

Kestabilan lereng adalah faktor penting pada pekerjaan penambangan kuari karena berkaitan dengan keamanan dan keselamatan pekerja dan peralatan. Kestabilan lereng dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya dimensi lereng, sifat fisik dan mekanik batuan, struktur geologi batuan serta faktor gaya luar yang bekerja pada lereng tersebut. Pada studi ini, kestabilan lereng diprediksi menggunakan analisis kinematika berdasarkan jenis gerakan material lereng, tanpa menganalisis gaya-gaya penyebab material lereng tersebut bergerak, sehingga yang diamati adalah fenomena struktur batuan berupa arah utama bidang diskontinuitas. Tujuannya adalah memprediksi kemungkinan arah dan terjadinya longsoran lereng. Faktor yang diperhitungkan hanya arah bidang diskontinuitas terhadap arah bidang lereng, sudut kemiringan bidang diskontinuitas dan sudut kemiringan bidang lereng. Hasil analisis menunjukkan beberapa lereng berpotensi longsor dengan tipe planar (plane failure) dan baji (wedge failure). Dari 10 lokasi pengukuran yang ditentukan secara acak, diketahui ada 4 lokasi berpotensi longsor planar 4 dan 5 lokasi longsor baji. Dalam hubungannya dengan arah dan kemiringan lereng, potensi tersebut terjadi di 4 lokasi pengukuran, sedangkan di lokasi lainnya diperkirakan aman karena tidak searah dengan bidang lereng. Kekar dan rekahan tidak menunjukkan arah dominan tertentu tetapi terdapat tendensi pada kwadran 2 dan 4.


2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 77-85
Author(s):  
Ibrahim Purawiardi ◽  

Pasir besi titan Yogyakarta mengandung berbagai jenis mineral baik berupa mineral bijih (mengandung Fe dan Ti) maupun mineral non-bijih (tidak mengandung Fe dan Ti). Mineral-mineral tersebut dapat diidentifikasi menggunakan difraksi sinar-x (XRD). Namun, karakterisasi XRD memiliki kesulitan tersendiri dalam analisis mineral karena selalu muncul ambiguitas fasa mineral dalam satu puncak difraksi yang sama. Hal ini dapat menimbulkan ketidakpastian dalam identifikasi mineral pada pasir besi titan. Untuk menghindari hal tersebut, diperlukan suatu metode analisis XRD yang lebih khusus. Tujuan studi ini adalah memperkenalkan metode tersebut yaitu metode analisis pelebaran puncak difraksi Willimason-Hall. Percontoh yang digunakan pada studi ini adalah serbuk pasir besi titan Yogyakarta. Percontoh tersebut dikarakterisasi dengan difraktometer sinar-x (XRD) untuk dianalisis pelebaran puncak difraksinya berdasarkan nilai lebar setengah puncak difraksi (FWHM). Hasil analisis pelebaran puncak ini digunakan untuk menentukan regangan kisi, ukuran kristalit dan probabilitas mineralnya. Dari hasil analisis pelebaran puncak difraksi menunjukkan terdapat empat variasi regangan kisi yaitu 0,0061; 0,0045; 0,0006; dan 0,006 serta tiga variasi ukuran kristalit yaitu 2703, 568, dan 124 nm. Dari keempat variasi regangan kisi dan tiga variasi ukuran kristalit tersebut, didapatkan dua probabilitas mineral bijih (magnetit dan ilmenit) serta tiga probabilitas mineral non-bijih (nefelin, lueneburgit dan albit tingkat tinggi).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document