JURNAL ILMIAH PETERNAKAN TERPADU
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

73
(FIVE YEARS 52)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By Universitas Lampung

2303-1956

2020 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 126
Author(s):  
Anisa Ramadhani ◽  
Rr. Riyanti ◽  
Veronica Wanniatie ◽  
Dian Septinova

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi saripati buah nanas dan pepaya terhadap pH, daya ikat air, dan keempukan daging itik petelur afkir. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2019 – Januari 2020 di Laboratorium Produksi Ternak Jurusan Peternakan dan Laboratorium Instrumen Jurusan Teknologi Hasil Pertanian  Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Materi penelitian menggunakan 20 potong bagian paha itik petelur afkir. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan yaitu tanpa marinasi kombinasi saripati buah nanas dan pepaya (P0), marinasi 25% nanas + 75% pepaya (P1), marinasi 50% nanas + 50% pepaya (P2), dan marinasi 75% nanas + 25% pepaya (P3). Peubah yang diamati adalah nilai pH, daya ikat air (DIA), dan keempukan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis ragam dengan taraf nyata 5%, hasil yang berpengaruh nyata diuji lanjut menggunakan Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil analisis ragam bahwa marinasi daging itik dengan kombinasi saripati buah nanas dan pepaya tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap pH, daya ikat air, dan keempukan daging. Simpulan penelitian ini bahwa penambahan saripati buah nanas dan pepaya tidak berpengaruh terhadap pH, daya ikat air, dan keempukan daging itik petelur afkir. Kata Kunci: Daging itik afkir, Kualitas fisik, Nanas, Pepaya, Saripati


2020 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 133
Author(s):  
Dedy Setiadi ◽  
Rudy Hartanto ◽  
Dian Wahyu Harjanti
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian suplemen tepung temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) terhadap konsumsi PK dan produksi protein susu sapi perah laktasi. Materi yang digunakan adalah 12 ekor sapi perah Friesian Holstein (FH) dengan pengelompokan berdasarkan produksi susu yang ada di KTT Wahyu Agung, Getasan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan 2 perlakuan dan 6 kelompok berdasarkan produksi susu. Perlakuan yang diterapkan yaitu T0 = sebagai kontrol, T1 = suplemen temulawak 1% kebutuhan BK. Parameter yang diamati meliputi jumlah konsumsi protein kasar pakan, kecernaan protein kasar dan produksi protein susu. Data dianalisis menggunakan analisis ragam taraf signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan konsumsi protein kasar T0 sebesar 1,589 kg/ekor/hari, T1 sebesar 1,599 kg/ekor/hari, kecernaan protein kasar T0 sebesar 72,70%, T1 sebesar 75,68% dan produksi protein susu T0 sebesar 0,210 kg/ekor/hari, T1 sebesar 0,205 kg/ekor/hari. Hal tersebut menunjukkan pemberian suplemen tepung temulawak 1% kebutuhan BK tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi protein kasar, kecernaan protein kasar dan produksi protein susu. Kesimpulan penelitian adalah penambahan suplemen temulawak sebanyak 1% kebutuhan BK belum mampu meningkatkan konsumsi protein kasar, kecernaan protein kasar dan produksi protein susu sapi perah laktasi. Kata kunci: Kecernaan, Konsumsi, Protein kasar, Protein susu, Temulawak


2020 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 120
Author(s):  
Cahya Setya Utama ◽  
Sugiharto Sugiharto ◽  
Rizki Aprilia Putri

Tujuan penelitian yaitu mengkaji kualitas mikrobiologi limbah kubis fermentasi yang ditambah vitamin dan mineral dilihat dari kandungan total bakteri, bakteri Gram positif dan negatif. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari perbedaan penambahan vitamin dan mineral sebanyak 0% (T0), 2,5% (T1), 5% (T2), 7,5% (T3); 10% (T4). Parameter penelitian adalah total bakteri, bakteri Gram positif dan negatif. Pengolahan data pada parameter total bakteri menggunakan metode deskriptif sedangkan parameter bakteri Gram positif dan negatif diolah menggunakan ANOVA non parametrik dan jika ada pengaruh yang nyata dilanjutkan uji Duncan. Hasil penelitian didapatkan jumlah bakteri meningkat dengan bertambahnya mineral dan penambahan vitamin, sedangkan bakteri Gram positif dan negatif tidak berbeda (P<0,05) antar perlakuan. Kesimpulannya, penambahan mineral dan vitamin meningkatkan jumlah bakteri pada limbah kubis fermentasi, tanpa mempengaruhi bakteri Gram positif dan negatif. Kata kunci: Bakteri, Fermentasi, Limbah kubis, Mineral, Vitamin


2020 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 102
Author(s):  
Zulfan Zulfan ◽  
Muhammad Daud ◽  
Unchu Maiwanda

Biaya ransum komersil yang tinggi disebabkan harga beberapa bahan pakan terutama tepung ikan yang digunakan untuk menyusun ransum tersebut juga tinggi. Tepung ikan sebenarnya dapat diolah sendiri dengan menggunakan bahan baku lokal murah yang berasal dari hasil sampingan pemotongan ikan seperti ikan leubim (Canthidermis maculata). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat keuntungan pemeliharaan ayam broiler yang diberi ransum komersil yang sebagian disubstitusi dengan tepung limbah ikan leubim tanpa difermentasi dan difermentasi ditambah dengan jagung dan top mix sebagai substitusi sebagian ransum komersil. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapangan Peternakan (LLP), Program Studi Peternakan, Universitas Syiah Kuala selama 35 hari. Penelitian menggunakan 100 ekor DOC ayam broiler strain MB 202. Ransum perlakuan adalah ransum komersil yang disubstitusi dengan tepung limbah ikan leubim tanpa difermentasi dan difermentasi masing-masing dengan level 6 dan 12% ditambah dengan jagung kuning masing-masing 6,3% dan 13% serta top mix 0,5%. Hasil penelitian memperlihatkan substitusi ransum komersil dengan tepung limbah ikan leubim baik tanpa difermentasi maupun difermentasi sampai 12% ditambah jagung kuning sampai 13% serta top mix 0,5% menurunkan biaya dan meningkatkan keuntungan sebesar 41,10‒64,90% dalam pemeliharaan ayam broiler dengan keuntungan paling tinggi dicapai pada penggunaan 12% tepung limbah ikan leubim difermentasi. Kata Kunci: Analisis keuntungan, Broiler, Canthidermis maculata, Fermentasi.


2020 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 111
Author(s):  
Tria Deviana Putri ◽  
Tongku Nizwan Siregar ◽  
Cut Nila Thasmi ◽  
Juli Melia ◽  
Mulyadi Adam
Keyword(s):  

Inseminasi buatan dikenal oleh peternak sebagai teknologi reproduksi ternak yang efektif. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan inseminasi buatan pada sapi di Kabupaten Asahan yang dipelihara secara intensif. Metode penelitian ini adalah metode survey, menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara membagikan kuesioner dan wawancara langsung ke peternak sebagai tambahan informasi, sedangkan data sekunder didapat dari inseminator terkait tentang hasil inseminasi buatan di Kabupaten Asahan. Kuesioner yang digunakan mencakup pertanyaan tentang karakteristik sapi seperti: status kebuntingan sapi (konfirmasi dari petugas inseminator), jenis sapi, umur sapi, skor kondisi tubuh sapi, jumlah inseminasi buatan sampai bunting, tanda-tanda berahi, waktu pelaksanaan inseminasi buatan, bulan pelaksanaan inseminasi buatan, lama birahi pascapartus, jenis straw, jumlah dosis inseminasi, jarak waktu pelaporan berahi sampai dengan IB dilaksanakan, pakan sapi, ternak dikandangkan serta profil peternak dengan 75 responden peternak dari lima kecamatan. Data dianalisis menggunakan stepwise regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 114 ekor ternak sapi betina yang dilakukan IB, sebanyak 76,3% mengalami kebuntingan dan 23,7% tidak mengalami kebuntingan. Variabel independen yang mempunyai korelasi paling kuat adalah umur sapi (sig. 0,006), jarak waktu pelaporan sampai IB (sig. 0,001), serta pakan ternak sapi (sig. 0,004). Kesimpulan penelitian bahwa faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan inseminasi buatan pada sapi di Kabupaten Asahan adalah umur sapi, jarak waktu pelaporan sampai inseminasi buatan dilaksanakan, dan pakan.  Kata kunci: Faktor keberhasilan, Inseminasi buatan, Jenis pakan, Umur sapi


2020 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 96
Author(s):  
Dian Septinova ◽  
Farida Fathul ◽  
Purnama Edy Santosa ◽  
Madi Hartono

Daging itik mengandung cukup banyak kolesterol. Bungkil kelapa sawit, onggok dan dedak merupakan bahan pakan lokal yang banyak digunakan oleh peternak itik tradisional. Pengolahan pakan dengan cara fermentasi diharapkan dapat mengurangi kadar kolesterol itik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggantian ransum komersil dengan campuran bungkil kelapa sawit, onggok, dan dedak yang difermentasi dengan EM-4 terhadap profil lemak darah itik lokal jantan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan dan empat ulangan. Setiap ulangan terdiri dari dua ekor itik. Perlakuannya adalah  ransum komersil 100% (P0),  ransum komersil 95% + campuran bahan pakan fermentasi 5% (P1), ransum komersil 90% + campuran bahan pakan fermentasi 10% (P2), ransum komersil 85% + campuran bahan pakan fermentasi 15% (P3), dan ransum komersil 80% + campuran bahan pakan fermentasi 20% (P4).  Data dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (One Way Anova) dan apabila berpengaruh nyata dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penambahan campuran bungkil kelapa sawit, onggok, dan dedak terfermentasi sampai dengan level 20% dalam ransum komersil tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap kadar kolesterol, HDL, LDL dan trigliserida darah itik Mojosari jantan.  Kesimpulan penelitian ini bahwa pemberian campuran bahan pakan fermentasi dapat digunakan sampai dengan 20% dalam ransum tanpa memberikan efek negatif terhadap lemak darah itik..Kata Kunci: EM-4, HDL, Kolesterol, LDL, Trigliserida.


2020 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 91
Author(s):  
Didik Nur Edi
Keyword(s):  

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan tepung daun jati sebagai alternatif pengganti antibiotik sintetis terhadap profitabilitas ayam petelur. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah 240 ekor ayam petelur strain Isa Brown berumur 30 minggu. Ayam petelur tersebut dikelompokkan secara acak ke dalam 6 perlakuan dengan 4 ulangan (masing-masing ulangan menggunakan 10 ekor ayam petelur). Perlakuan yang digunakan terdiri dari perlakuan kontrol: tanpa aditif pakan, AV: 0,05% antibiotik virginiamycin, dan penambahan tepung daun jati pada level 0,4%, 0,8%, 1,2%, dan 1,6%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap total konsumsi ransum, biaya ransum, dan total biaya, akan tetapi memberikan pengaruh nyata (P≤0,05) terhadap total massa telur, pendapatan penjualan telur, keuntungan, dan R/C ratio. Penambahan tepung daun jati pada level 1,2% dan 1,6% dapat meningkatkan (P≤0,05) total massa telur, pendapatan penjualan telur, keuntungan, dan R/C ratio jika dibandingkan dengan perlakuan control, tetapi perlakuan tersebut tidak berpengaruh nyata (P>0,05) jika dibandingkan dengan perlakuan AV. Kesimpulan peneltiian bahwa tepung daun jati dapat digunakan sebagai aditif pakan untuk meningkatkan profitabilitas ayam petelur dan penggunaan tepung daun jati pada level 1,2% efektif untuk menggantikan antibiotik sintetis. Kata kunci: Aditif pakan, Antibiotik, Fitobiotik, R/C ratio, Tectona grandis L.


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 60
Author(s):  
Dewi Febrina ◽  
Rizky Pratama ◽  
Rahmi Febriyanti
Keyword(s):  

Pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai pakan terkendala karena tingginya kandungan lignin. Jenis pengolahan dan lama pemeraman yang berbeda diharapkan dapat menurunkan kandungan fraksi seratnya terutama kandungan lignin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fraksi serat pelepah kelapa sawit  dengan jenis pengolahan dan lama pemeraman berbeda. Penelitian mengunakan Rancangan Acak Lengkap dengan pola faktorial dengan 2 faktor masing-masing dengan 3 ulangan sehingga terdapat 27 unit perlakuan. Faktor A adalah jenis pengolahan: A1 pengolahan secara kimia (penambahan urea 5%); A2 pengolahan secara biologi (penambahan eksreta 10%); A3 pengolahan secara kimia + biologi (penambahan 5% urea + 10% eksreta). Faktor B adalah lama pemeraman: B1 pemeraman 7 hari; B2 pemeraman 14 hari; B3 pemeraman 21 hari. Data dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (Analysis of Variance/ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan jenis pengolahan, lama pemeraman dan interaksi antara jenis pengolahan dengan lama pemeraman menurunkan kandungan selulosa dan hemiselulosa dan lignin serta meningkatkan kandungan NDF dan ADF. Perlakun terbaik adalah kombinasi pengolahan secara kimia + biologi (penambahan urea 5% dan eksreta 10%) dengan  lama pemeraman 21 hari karena menghasilkan kandungan ADL terendah yaitu 18,94%. Kata kunci : Eksreta, Fraksi serat, Pemeraman, Pelepah kelapa sawit, Urea.


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 72
Author(s):  
Petrisa P. Damanik ◽  
Eko Wiyanto ◽  
Depison Depison

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kuantitatif kambing Samosir jantan dan betina di Kabupaten Samosir Kecamatan Nainggolan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi. Teknik pengambilan sampel  secara purpossive sampling yaitu umur 6-12 bulan, tidak dalam keadaan bunting, dengan jumlah sampel sebanyak 60 ekor yang terdiri dari 30 ekor jantan dan 30 ekor betina. Data yang dihimpun adalah karakteristik kuantitatif meliputi: bobot badan, pertambahan bobot badan, panjang badan, tinggi pundak, lingkar dada, dalam  dada, lebar dada, tinggi pinggul, lingkar kanon dan lingkar scrotum kambing samosir di Kabupaten Samosir. Data yang telah dikumpulkan dianalisis menggunakan uji beda rata-rata (uji-T). Vektor nilai rata-rata ukuran-ukuran tubuh Kambing Samosir dianalisis menggunakan uji statistik T2-Hotelling, selanjutnya analisis komponen utama digunakan untuk mengidentifikasi penciri bentuk dan ukuran tubuh pada ternak kambing. Pengolahan data dibantu dengan menggunakan perangkat lunak statistik Minitab 18. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot badan dan pertambahan bobot badan kambing Samosir jantan lebih baik dibandingkan kambing Samosir betina. Faktor penentu ukuran tubuh adalah panjang badan sedangkan faktor penentu bentuk tubuh adalah lebar dada. Kata kunci : Karakteristik kuantitatif, Analisis komponen utama, Kambing Samosir


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 66
Author(s):  
Aulia Rahman ◽  
Sunarso Sunarso ◽  
B.I.M. Tampoebolon ◽  
L.K. Nuswantara

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh aras starter pada fermentasi sabut kelapa terhadap Kecernaan Bahan Kering (KcBK), Kecernaan Bahan Organik (KcBO) dan Volatile Fatty Acids (VFA) dengan metode in vitro. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Percobaan terdiri dari 4 perlakuan aras starter yaitu T0 (fermentasi sabut kelapa + 0% starter), T1 (fermentasi sabut kelapa + 2% starter), T2 (fermentasi sabut kelapa + 4% starter), dan T3 (fermentasi sabut kelapa + 6% starter) dengan 5 ulangan tiap perlakuan dan lama fermentasi 10 hari. Hasil penelitian menunjukkan sabut kelapa yang difermentasi dengan aras starter sampai 6% dapat meningkatkan (P<0,05) KcBK dan KcBO tetapi berpengaruh tidak nyata pada VFA. Rata-rata nilai KcBK dan KcBO pada perlakuan T0, T1, T2 dan T3 berturut-turut adalah KcBK 28,08%; 30,71%; 34,27%; 35,78% dan KcBO 28,73%; 31,81%; 35,21%; 36,88%. Rata-rata nilai produksi VFA pada perlakuan T0, T1, T2 dan T3 berturut-turut adalah 130 mM, 125 mM, 118 mM dan 120 mM. Simpulan penelitian adalah pemberian aras starter mampu meningkatkan KcBK dan KcBO dan produksi VFA memiliki kecenderungan menurun serta pemberian aras starter optimal pada level 4%. Kata kunci : Fermentasi, In vitro, Kecernaan, Sabut kelapa, Volatile fatty acid.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document