Jurnal Mineral Energi dan Lingkungan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

49
(FIVE YEARS 32)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

2549-564x, 2549-7197

2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Wrego Seno Giamboro ◽  
Puji Pratiknyo ◽  
Ardian Novianto ◽  
Lisna Tri Utami

ABSTRAKWetland merupakan tanah lunak tersaturasi air yang berada di dekat permukaan yang menjadi permasalahan dalam pembangunan di sekitar daerah penelitian di Desa Gilangharjo, Kab. Bantul, DIY. Oleh karena itu dilakukan pengukuran metode geolistrik untuk mengetahui persebaran kedalaman wetland di sekitar daerah penelitian sebagai bahan kajian pendukung dalam program pembangunan desa. Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran metode geolistrik sounding sebanyak lima titik sounding, kemudian data lapangan diproses menggunakan pemodelan inversi 1 Dimensi (1D) untuk mendapatkan kurva model 1D resistivitas batuan. Berdasarkan kurva model 1D resistivitas batuan didapatkan nilai resistivitas wetland berkisar antara 5.66 - 29.6 ohm.m dan kedalaman wetland berkisar antara 0.592 - 2.25 meter yang meningkat ke arah tenggara. kata kunci : Wet soils, resistivitas, geolistrik sounding ABSTRACTWetlands is a soft water saturated rocks in near surface which becomes a problems of developement in surrounding area of Gilangharjo Village, Bantul District, DIY. Therefore, the research with using geoelectrical methods has been conducted to delineating spreading of wetlands depth in surrounding research areas as a supporting data for village developing programs. In this research is conducted sounding geoelectrical methods measurements as much five sounding points, then  the field data is processes with using 1D inversion modelling to get 1D resistivity models curve of rocks. Based on 1D resistivity models curve of rocks is obtained wetlands resistivity value is between 5.66 - 29.6 ohm.m and the depth of wetlands is between 0.592 - 2.25 meters which increase to southwest.         keywords : Wet soils, resistivity, sounding geoelectric.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 9
Author(s):  
Lica Nurmasita ◽  
Rr. Dina Asrifah ◽  
Dian Hudawan Santoso

INTISARIDesa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu wilayah yang diprediksi sebagai daerah tingkat ancaman kekeringan tinggi menurut Peta Ancaman Kekeringan Kabupaten Kulon Progo. Pemenuhan kebutuhan air bersih warga berasal dari Mataair Tuk Wadang, Kali Lo, Kali Gandu, Kali Bajing dan Bulusari. Mataair di Desa Pagerharjo perlu dilakukan konservasi agar pemanfaatannya lebih efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi mataair agar dapat ditentukan teknik konservasi untuk mempertahankan ketersediaan airnya.Penelitian berada di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo yang dilakukan pada bulan Februari hingga November 2019. Metode yang digunakan antara lain metode matematis, metode laboratorium, metode wawancara dan metode analisis statistik. Metode laboratorium yang mengacu pada Peraturan Gubernur DIY No. 20 Tahun 2008 untuk mengetahui kualitas air.Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa debit mataair dapat memenuhi kebutuhan penduduk hingga 10 tahun kedepan. Kualitas mataair cukup baik pada beberapa parameter namun melebihi baku mutu untuk parameter COD pada Mataair Kali Lo dan Bulusari serta parameter total koliform pada Mataair Tuk Wadang, Kali Lo, Kali Gandu dan Bulusari. Kualitas air menurun seiring pertumbuhan penduduk tetapi dapat diatasi dengan arahan konservasi. Arahan konservasi dengan pembuatan teras individu dan penanaman rumput gajah paitan, pembuatan bangunan penangkap mataair, bak penampung dengan kapasitas 2 m3 dan 5 m3, pendekatan sosial dan pendekatan pemerintah. Kata Kunci: Konservasi Mataair; Mataair; Potensi Mataair


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 18
Author(s):  
Sutarto Hartosuwarno ◽  
Joko Soesilo ◽  
Bambang Tri Wibowo ◽  
Hafiz Hamdalah ◽  
Abdul Majid ◽  
...  

Pegunungan Jiwo, Bayat merupakan salah satu dari tiga wilayah di Jawa yang memperlihatkan adanya singkapan batuan-batuan metamorf yang berumur Pra-Tersier. Di atas batuan-batuan metamorf tersebut diendapkan tidak selaras batuan-batuan sedimen Tersier yang termasuk kedalam Formasi Wungkal-Gamping. Batuan-batuan metamorf maupun sedimen pada beberapa tempat diterobos oleh batuan-batuan beku diantaranya adalah gabro, diabas, basalt, dan diorite. Keberadaan batuan-batuan beku tersebut menjadi menarik karena sedikit terpisah dari jalur magmatic Pegunungan Selatan Jawa Timur. Batuan-batuan beku hasil kegiatan magmatisme tesebut di atas, hadir sebagai batuan beku plutonik (gabro, gabro mikro atau diabas, diorit), dan batuan beku vulkanik (basalt), yang hadir baik  sebai intrusi (retas) maupun lava. Sebagian besar batuan beku tersebut di permukaan dalam keadan lapuk, dan hanya sebagian kecil singkapan yang memperlihatkan keadaan yang fres atau segar, diantaranya pada beberapa inti batuan beku yang mengalamai pelapukan mengulit bawang (spheroidal weathering). Kenampakan mikroskopik, gabro dan gabro mikro umumnya memperlihatkan tekstur equigranular, kumulus, ofitik, subofitik, dan diabasik disusun oleh mineral-mineral primer plagioklas (±52-66%), Olivin (±0-14%), piroksen (±4-18%), mineral opak, baik kemungkinan primer maupun sekunder (±2-12%). Sebagian besar  gabro mengalami ubahan hidrotermal lemah-sedang, yang dicirikan oleh terubahnya beberapa mineral primer menjadi mineral-mineral klorit, silica, epidot, karbonat, serpentin,dan aktinolit. Basalt secara mikroskopik, memperlihatkan tekstur inequigranular, porfiritik-porfiroafanitik, disusun oleh mineral-mineral primer plagioklas, olivin, piroksen, mineral opak, baik kemungkinan primer maupun sekunder  dengan mineral sekunder seperti klorit dan  karbonat . Batuan-batuan beku di Pegunungan Jiwo tersebut, diperkirakan merupakan hasil magmatisme yang berumur Eosen Akhir-Miosen Awal (39,82±1,49 Ma sampai  13.852±5.45 juta tahun)  dan merupakan bagian dari busur kepulauan Sunda-Banda. Magmatisme tersebut disebabkan oleh adanya subduksi kearah utara lempeng Hindia-Australia di bawah bagian tenggara lempeng Eurasia yang dikenal sebagai Sundaland.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 46
Author(s):  
Sari Bahagiarti Kusumayudha ◽  
Heru Sigit Purwanto

Gunung Pawinihan, sebuah kerucut gunungapi purba, berada di tapal batas antara Kecamatan Karangkobar dan Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Secara astronomis, puncak gunung tersebut terletak pada titik potong antara garis 109o41’35” Bujur Timur dan garis 7o18’51” Lintang Selatan. Dalam pembagian fisiografi Jawa Tengah, gunung ini termasuk di Zona Pegunngan Serayu Utara. Batuan alas Gunung Pawinihan adalah Formasi Merawu, terdiri dari napal, serpih, batulempung berselingan dengan batupasir gampingan, berumur Miosen Tengah (N12 – N13). Sementara itu penyusun tubuh Gunung Pawinihan adalah endapan vulkanik yang secara regional merupakan anggota dari Formasi Jembangan, tersusun atas lava dan breksi piroklastik dengan komposisi andesit piroksen serta andesit olivin, berumur Plestosen. Pada tubuh Gunung Pawihinan dijumpai sesar-sesar normal berjenjang dengan jurus Timurlaut-Baratdaya. Bagian-bagian tubuh serta lereng-lereng gunung inipun acap runtuh sebagai manivestasi gaya berat massa yang berada pada bidang miring. Gerak-gerak gravitasional tersebut berupa longsoran dan lengseran tubuh Gunung Pawinihan dengan arah umum ke Tenggara menuju lembah Kali Urang - Kali Merawu, anak Sungai Serayu di Selatan daerah penelitian. Peristiwa longsor besar terakhir terjadi pada tanggal 4 Januari 2006, menimbulkan kerugian dan menewaskan sekitar 100 orang penduduk di desa Sijeruk.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 71
Author(s):  
Johan Danu Prasetya ◽  
Dian Hudawan ◽  
Nabila Farhaini

Indonesia adalah satu negara yang mengandalkan pendapatan negara dari sektor pariwisata. Salah satu lokasi yang sekarang mulai banyak didatangi wisatawan local maupun wisatawan mancanegara adalah Kepulauan Karimunjawa. Kenaikan jumlah wisatawan di Karimunjawa juga akan berdampak terhadap kondisi terumbu karang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi tutupan karang terhadap daya dukung wisata bahari di Perairan Kepulauan Karimunjawa. Data tutupan substrat diambil pada dua kedalaman yaitu dangkal (3-6 m) dan dalam (9-12 m), untuk masing-masing lokasi menggunakan metode Underwater Photo Transect  (UPT). Data jumlah wisatawan baik snorkling maupun diving didapat dengan metode wawancara terhadap stakeholder terkait. Hasil penelitian menunjukkan kondisi terumbu karang ke-empat lokasi penelitian masuk dalam kategori sedang (25-49,5 %) hingga baik (50-74,5 %). Jumlah pengunjung rata-rata harian tertinggi terdapat di Perairan Pulau Menjangan Kecil yaitu 194 wisata snorkling dan 216 wisata diving. Sedangkan jumlah wisatawan terendah ada di Perairan Pulau Cemara Kecil yaitu 88 wisatawan per hari yang terdiri dari 36 wisata snorkling dan 52 wisata diving. Berdasarkan hasil yang didapat, dapat disimpulkan bahwa kondisi tutupan karang keras tetap berada pada kategori sedang-baik meskipun persentasenya ada yang mengalami penurunan maupun peningkatan. Jumlah wisatawan snorkling maupun diving yang berkunjung tidak melebihi kapasitas daya dukung lingkungan kecuali wisatawan snorkling di Perairan Cemara Kecil.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 57
Author(s):  
Mufi Bustomi Anam ◽  
Sari Bahagiarti Kusumayudha ◽  
Andi Renata Ade Yudono

ABSTRAKAir merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Dusun Duwet, Desa Purwodadi termasuk kawasan bentang alam karst yang memiliki tingkat kelangkaan air tinggi. Pada daerah tersebut terdapat tiga mata air yang mengalir sepanjang tahun, namun pada musim kemarau debit mata air mengalami penurunan kuantitas. Tujuan penelitian ini yaitu menyusun cara pengelolaan mata air pada daerah karst untuk digunakan sebagai sumber air domestik. Metode penelitian yang digunakan yaitu survei dan pemetaan lapangan, matematis dengan menghitung debit mata air dan volume bak penampung, evaluasi, dan wawancara. Karakteristik mata air yang dikaji meliputi sebaran dan tipe mata air berdasarkan debit. Potensi mata air diketahui dari kuantitas dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga mata air termasuk tipe perlapisan/kontak dengan sifat pengaliran menahun (perenial springs). Berdasarkan kelas debit mata air Kaliwonosari dan Kaliduren termasuk kelas sedang, sedangkan Luweng Nglibeng termasuk kelas tinggi. Secara umum kualitas air pada ketiga mata air baik untuk digunakan keperluan domestik sehari-hari. Pengelolaan mata air dilakukan secara teknik dengan pembuatan teras bangku dan sarana Perlindungan Mata Air (PMA) dengan pendekatan berbasis masyarakat dan pemerintah. Kata kunci: mata air, karst, karakteristik, potensi, konservasi


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 78
Author(s):  
Agus Prabowo ◽  
Gusti Muhammad Lucky Junursyah ◽  
Wahyu Hidayat

Magnetotelurik atau dikenal dengan MT merupakan metode geofisika pasif yang mengukur variasi medan elektromagnetik alami bumi untuk menyelediki struktur bawah permukaan bumi pada kedalaman 10 meter sampai 10 kilometer berdasarkan sifat resistivitas bawah permukaan. Kualitas data merupakan suatu kunci untuk mendapatkan hasil interpretasi yang baik. Permasalahan utama dari data magnetotelurik adalah pengaruh noise reguler yang dapat mempengaruhi signal ratio. Noise koheren umumnya dijumpai di daerah pengukuran yang dekat dengan sumber noise seperti instalasi listrik rumah tangga atau Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Untuk mengatasinya perlu dilakukan kajian analisis data berdasarkan parameter koherensi. Penelitian ini memanfaatkan data pengukuran di daerah padat penduduk di Kota Bandung Jawa Barat dengan jumlah 25 titik pengukuran. Untuk meningkatkan S/N ratio (Signal to Noise ratio) dilakukan beberapa treatment data yaitu dengan menggunakan robust, time series, dan edit XPR. Hasil dari pengolahan tersebut terbukti dapat menaikan nilai koherensi pada setiap titik pengukuran dengan rata-rata nilai koherensi dari 65.32% menjadi rata-rata nilai 83.85% atau mengalami kenaikan sebesar 18.54%. Penelitian ini membuktikan bahwa metode MT dapat dilakukan pada daerah perkotaan yang biasanya mempunyai banyak noise.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 32
Author(s):  
Al Hussein Flowers Rizqi ◽  
Waskita Bambang Murti Yudhana

Kejadian amblesan di Kecamatan Ponjong masih sering terjadi terutama pada musim penghujan. Daerah penelitian terletak pada Karst Gunung Sewu, tepatnya di Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kondisi geologi dan bawah permukaan. Identifikasi keberadaan rongga pada batuan ditentukan berdasarkan nilai resistivitas berdasarkan gambaran bawah permukaan. Dari gambaran bawah permukaan juga dapat diidentifikasi jenis amblesan dan genesanya. Metode penelitian menggunakan pemetaan geologi dan bawah permukaan menggunakan geolistrik Schlumberger.Kondisi bawah permukaan pada lokasi penelitian berdasarkan hasil kajian geolistrik dapat diinterpretasikan adanya zona-zona rongga (cavity zones) yang diduga sebagai pemicu amblesan di permukaan. Pada daerah penelitian di Desa Bedoyo dan sekitarnya memiliki 2 (dua) jenis tipe amblesan berdasarkan genesanya yaitu: tipe dropout sinkholedan suffosion sinkhole. Pada amblesan dengan tipe suffosion sinkholedipengaruhi oleh adanya struktur geologi berupa sesar naik. Hasil dari pemodelan geologi dan amblesan di daerah penelitian didapatkan hasil berupa zona rawan amblesan yang terbagi menjadi 3 zona yaitu zona rawan, sedang, dan aman. Zona rawan amblesan mencakup Desa Sigorejo, Gombong, Pucanganom dan Desa Bedoyo, zona Sedang mencakup pada Desa Sumbergiri dan Desa Karangasem, sedangkan untuk wilayah zona rendah mencakup daerah di Dusun Asem Lulang.Kata Kunci: amblesan (sinkhole), rongga, Ponjong, geolistrik


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 32
Author(s):  
Yebi Yuriandala

Pantai Glagah adalah salah satu pantai di Kulonprogo yang tidak hanya menyediakan destinasi alam yang indah, pengunjung juga dapat menikmati makanan hasil olahan laut dan minuman kelapa muda yang disajikan di puluhan warung kuliner. Dengan adanya aktifitas pariwisata tersebut, akan menimbulkan permasalahan sampah karena terakumulasinya sampah organik berupa sampah sisa makanan dan kelapa dari warung kuliner ditambah dengan belum adanya sistem pengelolaan sampah yang memadai di kawasan Pantai Glagah. Sampah organik ini jika tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Penelitian ini bertujuan melakukan pemanfaatan sampah organik terutama sampah kelapa yang akan dimanfaatkan menjadi briket, serta  sampah tulang ikan dan udang menjadi pelet pakan ikan. Pengolahan kelapa menjadi briket menggunakan metode pirolis dengan memvariasikan suhu pirolisis dan kadar perekat. Berdasarkan hasil analisis di dapat hasil nilai kalor tertinggi terdapat pada briket dengan suhu pirolisis 350°C dan konsentrasi perekat 10% sebanyak 6383,95Kal/gram. Dari keseluruhan variasi briket, kadar volatile dari keempat variasi briket melebihi standar yang ditetapkan oleh SNI 01-6235-2000 tentang briket arang kayu. Untuk pengolahan limbah tulang ikan dan udang menjadi pelet pakan ikan menggunakan perhitungan variasi formulasi dengan metode Pearson Square. Pengujian kimia menggunakan analisis proksimat dengan 3 variasi pelet. Hasil analisis kemudian disesuaikan dengan standar baku mutu pakan ikan yaitu SNI-01-4087-2006 (pakan ikan lele), SNI-01-7242-2006 (pakan ikan nila), dan SNI-7473:2009 (pakan ikan gurami). Berdasarkan hasil analisis, Pelet A memiliki kualitas paling baik diantara ketiga variasi, dengan jumlah kadar air 16,48%, kadar abu 31,66%, kadar protein 14,68%, kadar lemak 3,63%, dan serat kasar 18,61%.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 25
Author(s):  
Aminah Mimin ◽  
Eko Teguh Paripurno ◽  
Puji Lestari

ABSTRAKTahun 2018 Kabupaten Sumbawa mengalami gempa dengan kekuatan 6,9 SR yang mengakibatkan 15 kecamatan yang terkena dampak bencana gempa bumi, tercatat sebanyak 7253 unit rumah rusak, dengan rincian rusak berat 4932, rusak sedang 1395, rusak ringan 1205, kemudian 38 orang cidera, dan 4 orang meninggal. Saat terjadi bencana kegiatan penanganan darurat yang dilakukan selain evakuasi masyarakat serta pertolongan darurat juga dilakukan penyediaan logistik. Oleh karena itu, berdasarkan peraturan yang berlaku, BPBD sebagai penanggungjawab dalam menanggulangi bencana perlu melakukan mengelola logistik guna terpenuhinya kebutuhan korban  gempa.  Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengelolaan logistik yang dilakukan di BPBD Kabupaten Sumbawa. Metode yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif karena ingin menggambarkan secara jelas kegiatan pengelolaan logistik dalam menjalankan Peraturan pengelolaan logistik sesuai yang telah ditetapkan.. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa BPBD dalam mengelola logistik belum menerapkan prinsip tepat jumlah, tepat waktu, dan tepat pelaporan sesuai dengan peraturan BNPB Nomor 4 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Logistik dan Peralatan.                                                                                      Kata kunci : BPBD Kabupaten Sumbawa, Gempa Bumi, Pengelolaan Logistik


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document