JURNAL KELAUTAN DAN PERIKANAN TERAPAN (JKPT)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

32
(FIVE YEARS 0)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Agency For Marine And Fisheries Research And Development

1410-7694, 1410-7694

2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Ofan Bosman

2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 59
Author(s):  
Edward Edward

Ikan merupakan sumber  protein, mineral, vitamin dan asam lemak omega-3-tidak jenuh (poly unsaturated), yang dianggap bermanfaat bagi kesehatan. Tujuan penelitian in  adalah untuk mengetahui  tingkat akumulasi logam berat timbal (Pb), cadmium (Cd), seng (Zn) dan nikel (Ni) pada beberapa jenis ikan yang berbeda di Teluk Kao, Halmahera. Penelitian ini dilakuan pada bulan November 2015. Contoh ikan  yang dianalisis adalah ikan suo (Sphyraena jello),  tatameri (Gazza minuta), gaca  (Lutjanus argentimaculatus), totodi  (Synodus foetens)    bubara (Caranx sp), ngafi  (Stolephorus indicus) dan biji nangka (Upeneus vittatus). Kadar Pb, Cd, Zn dan Ni ditentukan dengan alat Spektrofotometer Serapan Atom (AAS). Hasilnya menunjukkan kadar  Pb, Cd, Zn dan Ni masih sesuai dengan nilai ambang batas aman yang ditetapkan oleh Standard Nasional Indonesia (SNI) 2009. Untuk mengoptimalkan perlindungan terhadap kesehatan manusia, perlu dilakukan pemantauan kadar Pb, Cd, Zn dan Ni dalam daging ikan yang hidup di Teluk Kao, mengingat Teluk Kao merupakan satu-satunya perairan yang menerima masukan limbah yang berasal dari kegiatan masyarakat dan penambangan emas. Strategi manajemen risiko harus fokus pada pengurangan paparan potensial yang berasal dari konsumsi ikan.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Ofan Bosman

2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 101
Author(s):  
Helman Nur Yusuf ◽  
Tegoeh Noegroho ◽  
Ali Suman
Keyword(s):  

Lobster batu (Panulirus penicillatus) merupakan komoditas perikanan yang penting dan telah diekspolitasi sejak paska tsunami di perairan Simeulue. Peningkatan pemanfaatan lobster telah menyebabkan tekanan terhadap populasi lobster; untuk itu perlunya data aspek biologi seperti pertumbuhan sebagai landasan dalam penentuan pengelolaan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Desember 2015 di perairan Simeulue untuk menduga laju pertumbuhan lobster batu di perairan Simeulue. Hasil penelitian diperoleh rata-rata pertama kali tertangkap (Lc) = 64 mmCL untuk lobster batu betina dan 65 mm CL untuk lobster batu jantan. Laju pertumbuhan (K), panjang karapas asimtotik (CL∞) dan umur lobster batu betina pada panjang ke-0 (t0) sebesar 0,51 per tahun, 159,2 mm CL dan -0,049921 tahun, sedangkan lobster batu jantan sebesar 0,41 pertahun, 145,8 mm CL dan -0,040776 tahun. Laju mortalitas alami (M), laju kematian akibat penangkapan (F), laju kematian total (Z) dan tingkat eksploitasi (E) lobster batu betina sebesar 0,91 per tahun, 0,73 per tahun, 1,64 pertahun dan 0,55 pertahun. Sedangkan lobster batu jantan sebesar 0,81 pertahun, 0,76 per tahun, 1,57 pertahun dan ekploitasi sebesar 0,51 pertahun atau pemanfaatan sumberdaya lobster batu telah optimum. Untuk itu perlu adanya pembatasan upaya penangkapan lobster batu di Simeulue dengan menerapkan close season pada puncak musim pemijahan yaitu pada Mei dan Juni.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 73
Author(s):  
Basuki Rachmad ◽  
Emalia Sihombing ◽  
Nunung Sabariyah
Keyword(s):  

ABSTRAK            Ikan batak (Neolissochilus thienemanni) merupakan ikan endemik Sumatera Utara khususnya Danau Toba, Hulu Sungai Asahan, dan telah masuk dalam kategori terancam punah (vulnerable) berdasarkan IUCN Red List dan sudah sangat sulit untuk ditemukan di habitat alaminya. Ikan ini termasuk famili Cyprinidae yang merupakan ikan omnivora dan hidup di sungai beraliran deras. Tujuan penelitian untuk mengetahui aspek biologi, aspek perikanan, kualitas perairan serta upaya pengelolaan ikan batak. Lokasi penelitian adalah tiga kabupaten di Provinsi Sumatera Utara pada bulan Agustus hingga Oktober 2018. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sensus. Hasil pengamatan ditemukan 38 ekor ikan batak (25 ekor jantan; 13 ekor betina) dengan ukuran panjang berkisar 16 s.d 41.9 cm dan berat berkisar 73 s.d 392 gram. Pertumbuhannya bersifat allometrik negatif. Sex ratio menunjukkan tidak ada perbedaan nyata antara jantan dan betina (1 : 0,52).  Di dominansi adalah TKG III dengan jumlah 16 ekor (11 ekor jantan ; 5 ekor betina). Nilai Lc = jantan 26,00 cm; betina = 25,04 cm, dan Lm = jantan 25,89 cm; betina 23,29 cm. Hubungan antara Lc dan Lm menunjukkan bahwa ikan yang tertangkap sudah matang gonad terlebih dahulu. Kebiasaan makan ikan didominasi oleh biji-bijian 37%, plankton 25%, siput 22% dan serangga 16%. Berdasarkan hasil penelitian, belum adanya pengelolaan yang berkelanjutan mengenai ikan batak, baik dari pemerintah maupun masyarakat lokal. Jika dalam waktu panjang penangkapan ikan endemik terus meningkat, maka akan mengakibatkan hilangnya populasi sementara ikan batak dan perubahan rantai makanan.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 93
Author(s):  
Sri Budiani Samsu Harapan ◽  
Retno Ayu Mawarti ◽  
Mugi Mulyono

Rumput laut merupakan salah satu komoditas perikanan penting di Indonesia. Salah satu jenis rumput laut yang dibudidayakan oleh masyarakat adalah Eucheuma cottonii atau yang biasa disebut Kappaphycus alvarezii. Permasalahan yang dihadapi pembudidaya adalah pemilihan bibit rumput laut yang berkualitas. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan keuntungan budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii dengan menggunakan bibit hasil kultur jaringan dan non kultur jaringan dengan berat awal tanam sebesar 50 gram. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, meliputi penimbangan berat dan pengukuran kualitas air (suhu, kecerahan, kedalaman, pH, salinitas, DO). Hasil kajian menunjukkan pertumbuhan bibit rumput laut yang menggunakan bibit hasil kultur jaringan mempunyai pertumbuhan yang lebih baik (berat rata-rata akhir 655,31 gram, pertumbuhan mutlak 605,3 gram dan LPH 6,32%) untuk bibit kultur jaringan, sedangkan bibit non kultur jaringan (berat rata-rata 385,39 gram, pertumbuhan mutlak 335,39 gram, dan LPH 4,98%). Berdasarkan perhitungan analisa finansial sederhana,keuntungan yang didapatkan dari penjualan rumput laut yang menggunakan bibit hasil kultur jaringan Rp. 689.200 sedangkan bibit non kultur jaringan sebesaran Rp 221.200 artinya bibit kultur jaringan lebih menguntungkan.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 113
Author(s):  
Asy Syafa Yumna ◽  
Djumbuh Rukmono ◽  
Amyda Suryati Panjaitan ◽  
Mugi Mulyono
Keyword(s):  

Ikan lele merupakan sumber protein hewani yang bernilai ekonomis dan kebutuhannya  terus meningkat setiap tahun. Keunggulan teknologi bioflok yang mampu menggenjot produktivitas ikan menjadi lebih tinggi dengan penggunaan lahan yang tidak terlalu luas. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi teknis budidaya ikan lele sistem bioflok, implementasi intervensi untuk meningkatkan produktivitas budidaya ikan lele sistem bioflok, mengevaluasi performa kinerja budidaya ikan lele sistem bioflok setelah implementasi intervensi, menganalisis finansial budidaya ikan lele sistem bioflok. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata performansi kinerja budidaya dan produktivitas mengalami peningkatan, sedangkan, rasio konversi pakan mengalami kenaikan. Intervensi berdasarkan prioritas usulan pemecahan masalah yakni penambahan kuantitas blower dan titik aerasi, pembuatan water level, sampling mingguan dan membeli benih bersertifikat. Implementasi yang dilakukan mampu meningkatkan dari produktivitas sebesar Rp526.687 menjadi sebesar Rp1.242.187 dengan tingkat kelangsungan hidup sebesar 71%. Berdasarkan hasil analisis finansial layak untuk dilanjutkan dengan R/C Ratio sebesar 1,06.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 85
Author(s):  
Ishaaq Saputra ◽  
Muklasin Muklasin ◽  
Forcep Rio Indaryanto ◽  
Sinung Rahardjo

Sungai Cibanten merupakan salah satu sungai yang memiliki peranan penting di Provinsi Banten. Sungai ini memiliki hulu yang berlokasi di Situ Cibanten, Ciomas, Kabupaten Serang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keberadaan, keanekaragaman dan keseragaman ikan di Sungai Cibanten. Pada penelitian ini, diperoleh ikan sebanyak 135 ekor ikan. Berdasarkan hasil identifikasi spesies yang dilakukan, ikan – ikan tersebut berasal dari lima family ikan yaitu Cyprinidae, Loricariidae, Palaemonidae, Zenarchopteridae dan Penaeidae. Selain itu, diperoleh sejumlah tujuh spesies ikan termasuk satu ikan asing yaitu ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys pardalis). Hasil analisa menunjukkan bahwa indek keanekaragaman, keseragaman dan dominasi pada seluruh titik sampling masih dalam kondisi normal. Namun demikian, dengan ditemukannya ikan sapu-sapu (P. pardalis) pada sistem Sungai Cibanten mungkin akan memiliki dampak negatif terhadap ekologi sungai. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk mengevaluasi lebih lanjut keberadaan ikan sapu-sapu dan ikan asing lainnya yang memiliki potensi bahaya terhadap ekologi Sungai Cibanten.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Ofan Bosman

2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 33
Author(s):  
I Ketut Daging ◽  
M. Subroto Alirejo ◽  
I Putu Wirta Antara ◽  
Emil F. Dwiyatmo ◽  
Tri Wahyu

Kebutuhan akan listrik untuk kalangan industri, perkantoran, perumahan, termasuk untuk kapal-kapal perikanan meningkat dengan pesat. Peningkatan kebutuhan listrik ini tidak diiringi dengan penambahan pasokan listrik. Energi surya dapat dijadikan alternatif penghasil  energi listrik. Sel surya dapat mengkonversi langsung radiasi sinar matahari menjadi energi listrik (proses photovoltaic). Energi listrik yang dihasilkan dari sel surya dapat dimanfaatkan pada malam hari, dengan cara menyimpan energi listriknya ke baterai yang dikontrol oleh regulator pada siang hari. Pemanfaatan energi listrik dalam di atas kapal dilakukan dengan menghubungkan inverter dari arus DC ke AC pada keluaran regulator. Hasil pengujian modul surya (photovoltaic) diperoleh daya terbesar yang dihasilkan dari jam 08:00-16:00 adalah pada jam 12:00 dengan daya yang dihasilkan sampai 45,76 watt. Pengukuran tegangan dan arus setiap jam dari rentang jam 08:00 – 16:00, diperoleh daya rata-ratanya sebesar 32,389 Watt. Keluaran daya rata-rata selama 5 hari mencapai 32,386 Watt.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document