Equilibrium Jurnal Penelitian Pendidikan dan Ekonomi
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

40
(FIVE YEARS 0)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By University Of Kuningan

2614-5839, 0216-5287

Author(s):  
Cucu Suhartini ◽  
Yati Sriyani

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan motivasi berwirausaha terhadap intensi kewirausahaan siswa kelas Xll SMK Pertiwi Cilimus. Setelah itu, menganalisis pengaruh dari masing-masing variabel independen (pengetahuan kewirausahaan dan motivasi berwirausaha) terhadap variabel dependen (intensi kewirausahaan). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif dengan ukuran sampel berjumlah 93 orang. Instrumen yang digunakan adalah tes objektif pilihan ganda untuk pengetahuan kewirausahaan dan kuesioner untuk motivasi berwirausaha dan intensi kewirausahaan. Anaslisis data menggunakan analisis regresi linear berganda.Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pengetahuan kewirausahaan dan motivasi berwirausaha secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap intensi kewirausahaan pada siswa kelas XII SMK Pertiwi Cilimus. Berdasarkan hasil penghitungan KD diketahui bahwa bahwa nilai R Square sebesar O.297. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan kewirausahaan dan motivasi berwirausaha berpengaruh 29,7% terhadap lntensi Kewirausahaan dan sisanya 7O,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan motivasi berwirausaha terhadap intensi kewirausahaan, baik secara bersama-sama maupun secara parsial. Sedangkan saran dari penelitian ini adalah Motivasi berwirausaha masih perlu ditingkatkan dalam hal tingkat persetujuan memilih menjadi wirausahawan dibandingkan PNS. Perlu kajian lebih mendalam tentang bagaimana membuat pembelajaran kewirausahaan di sekolah lebih menarik dan inovatif sehingga mampu meningkatkan pengetahuan kewirausahaan dan motivasi berwirausaha siswa. Selain itu, intensi kewirausahaan perlu juga ditingkatkan.Kata Kunci: Pengetahuan Kewirausahaan, Motivasi Berwirausaha, Intensi Kewirausahaan.


Author(s):  
Novi Satria Pradja ◽  
Nina Tresnawati

ABSTRACTThis Study examined of students� achievement of economic at senior higt school in Darma, during instruction with low achievement. So that teacher has to do remedial to help students� achievement of economic.The purpose of this study is to know that : 1) The influence of learning motivation and the students� discipline toward the students� achievement at senior higt school in Darma. 2)� The influence of learning motivation toward the students� achievement at senior higt school in Darma. 3) The influence of learning discipline toward the students� achievement at senior higt school in Darma.This study is descriptive correlation, with survey method gave for 112 respondent.�The result of this research showed that learning motivation and the students� discipline influential positively as much as (71.5%) and significant toward the students� achievement. Learning motivation influential positively as much as (18.3%) and significant toward the students� achievement. Whit, the students� discipline influential positively as much as (71.9%) and significant toward the students� achievement.The result of this study showed that : Students must study hard in order to get a high score. The teacher should explain that each subject is very important for the future, as well as economic subjects is very beneficial for students. Students must learn every day better every exam or no exam. Students must do the work / homework given by the teacher well.Keyword: Learning Motivation, Students� Discipline Students� Achievement.


Author(s):  
Iyan Setiawan ◽  
Wirasmo Prawirasuyasa
Keyword(s):  

Abstrak �Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan perilaku belajar mahasiswa melalui budaya organisasi dan komitmen professional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komitmen professional dosen dan budaya organisasi terhadap perilaku belajar mahasiswa.Hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif antara komitmen profesional dan budaya organisasi terhadap perilaku belajar mahasiswa.Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dan verifikatif dengan metode survey. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Kuningan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik probability sampling dengan rumus slovin. Sampel yang diambil adalah sebanyak 70 orang dari total keseluruhan 172 orang mahasiswa.Teknis analisis data yang digunakan analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:Komitmen professional berpengaruh positif terhadap perilaku belajar mahasiswa. Adapun besarnya pengaruh komitmen professional terhadap perilaku belajar mahasiswa adalah 26,0 %.Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap perilaku belajar mahasiswa. Adapun besarnya pengaruh komitmen profesional terhadap perilaku belajar mahasiswa adalah 28,6%.�Secara simultan variabel komitmen professional dosen dan budaya organisasi terhadap perilaku belajar mahasiswa sebesar 23,3 %.


Author(s):  
Atin Nuryatin

ABSTRACTMasalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kematangan karir mahasiswa. Kematangan karir yang rendah dapat berakibat pada salah memilih pekerjaan atau bekerja tidak sesuai dengan bidang keahliannya. Dewasa ini banyak ditemukan sarjana yang berprofesi tidak sesuai dengan latar belakangpendidikannya. Predictor utama dari internal individu yang dapat menyebabkan kematangan karir diantaranya adalah locus of control dan self efficacy.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) kematangan karir, locus of control, dan self efficacy mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Kuningan tahun akademik 2015/2016, (2) pengaruh locus of control terhadap kematangan karir mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Kuningan tahun akademik 2015/2016, (3) pengaruh self efficacy terhadap kematangan karir mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Kuningan tahun akademik 2015/2016, dan (4) pengaruh locus of control, dan self efficacy terhadap kematangan karir mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Kuningan tahun akademik 2015/2016.Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, di mana variabel bebas yaitu self efficacy (X1) dan locus of control (X2). Sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah kematangan karir (Y). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa kelas reguler Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Kuningan yang berjumlah 334 orang dengan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 182 orang. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan dalampenelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.Hasil penelitiannya adalah : (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara self efficacy dan locus of control tehadap kematangan karir, (2) terdapat pengaruh positif antara self efficacy terhadap kematangan karir, dan (3) terdapat pengaruh positif antara locus of control terhadap kematangan karir. Dalam penelitian ini, pengetahuan individu mengenai tugas-tugas perkembangan karir yang penting masih tergolong rendah. Oleh karena itu, diharapkan mahasiswa untuk turut serta mengikuti pelatihan-pelatihan terkait dengan karir yang akan ia pilih.�Kata Kunci : Self Efficacy, Locus of Control, dan Kematangan Karir


Author(s):  
Ngatimin Ds ◽  
Nurzaman Nurzaman

ABSTRAKMasalah dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa kelas VII MTs Negeri Jalaksanabelum menunjukkan hasil yang maksimal, hal ini dapat terlihat dari nilai rata-rata ulangan harian semester genap pada mata pelajaran IPS masih ada siswa yang nilainyadibawah KKM yaitu 75. Keadaan tersebut menunjukkan prestasi belajar siswa rendah.Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Sharedapat meningkatkan prestasi belajar siswa lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran ceramah.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuiapakah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Sharedapat meningkatkan prestasi belajar siswa lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran ceramah.Hipotesis dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Sharedapat meningkatkan prestasi belajar siswa lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran ceramah. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilakukan terhadap siswa kelas VII MTs Negeri Jalaksana dengan mengambil dua kelas yakni kelas B terdiri dari 38 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas F terdiri dari 42 siswa sebagai kelas kontrol.Instrumen penelitian ini menggunakan tes tertulis berbentuk soal pilihan ganda.Selanjutnya dilakukan analisis instrumen dengan perhitungan tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas soal.Setelah itu, dilakukan analisis data terhadap hasil pretes dan posttes antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen yang dapat dilihat dari ujit diperoleh thitung (2,72) > ttabel (1,66) dengan demikianmodel pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Sharedapat meningkatkan prestasi belajar siswa lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran ceramah pada konsep Perusahaan dan Badan Usaha di Kelas VII MTs Negeri Jalaksana.�Kata Kunci : Think Pair Share, Prestasi Belajar


Author(s):  
Iin Sunarti ◽  
Susanti Susanti

AbstrakHasil belajar merupakan hasil yang dicapai setelah dilakukan aktifitas belajar maupun setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar juga dapat menyebabkan perubahan yang mengakibatkan peserta didik berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Hasil belajar lebih menekankan kepada tiga ranah domain, yaitu domain kognitif, domain afektif dan domain psikomotor.Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya.� Salah satu kompetensi guru yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah kompetensi Propesional guru.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala likert, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kadugede tahun 2014-2015 berjumlah 168 orang, dengan sampel sebanyak 118 orang. teknik pengumpulan data� dengan angket atau kuisioner dan Studi dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kompetensi Profesional Guru berpengaruh positif terhadap motivasi belajar sebesar 0,578atau sebesar 0,5782= 0,334 atau 33,4%, Kompetensi Profesional Guru berpengaruh positif terhadap Hasil Belajar siswa sebesar 0,085, Motivasi Belajar berpengaruh positif terhadap Hasil Belajar Siswa sebesar 0,226, sedangkan pengaruh Kompetensi Profesional Guru terhadap Motivasi Belajar dan Implikasinya terhadap Hasil Belajar Siswa diketahui besarnya Koefisien Determinasi� R2YX1X2 = 0,080atau sama dengan 8%.Dari hasil penelitian menunjukkan hasil yang belum maksimal, oleh karena itu penulis menyarankan : Perlu adanya peningkatan pada kompetensi profesional guru. Hal ini dapat terwujud apabila semua indikator kompetensi profesional guru dilaksanakan dengan baik.Perlu adanya upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus mampu menyesuaikan materi yang diajarkan dengan sarana atau media pembelajaran,


Author(s):  
Agie Hanggara

PENDAHULUANNegara-negara Asia Tenggara adalah negara-negara multietnis, multiagama, dan negara baru. Sebagian besar negara-negara ini mendefinisikan bangsa ke dalam terminologi �budaya pribumi�. Namun di kalangan bangsa-bangsa ini ada pula yang mendefinisikan bangsa ke dalam pengertian ras dan etnik, atau semata-mata berdasarkan terminologi budaya. Dalam kasus Indonesia, pemerintah ingin membentuk sebuah masyarakat multietnis menjadi bangsa yang memiliki rasa kepemilikan bersama. Satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa. Sasaran kebijakkan pemerintah Indonesia adalah mengasimilasikan dan menyerap etnis Tionghoa ke dalam penduduk pribumi Indonesia.Leo Suryadinata menyatakan, ketika jumlah orang Tionghoa masih sedikit pada abad ke 18, mudah bagi populasi Asia Tenggara termasuk Indonesia, untuk menyerap mereka. Tapi sejak paruh abad ke 19, setelah gelombang besar populasi Tionghoa masuk ke Asia Tenggara, asimilasi menjadi lebih sulit. Bahkan sampai saat ini pun, sebagian besar etnis Tionghoa yang tetap kental karakteristik ke-Cina-annya adalah para imigran yang datang belakangan. Para imigran Cina ini disebut Zhongguo Qiaomin (warga Cina yang tinggal di luar negeri) atau Huaqiao (warga Cina yang bermukim di negara asing) oleh pemerintah Cina. Kukuhnya ataupun merosotnya identitas orang-orang Tionghoa, khususnya identitas politik yang kuat dengan negeri Cina, adalah akibat dari dua faktor yaitu ; (1) kebijakkan Cina terhadap golongan minoritas di perantauan ini dan (2) pengaruh situasi lokal Asia Tenggara.Kebangkitan kembali Cina telah membuat sebagian etnis Tionghoa menjadi lebih sadar akan warisan budaya mereka. Generasi pertama etnis Tionghoa Asia Tenggara yang tidak kehilangan warisan budaya Cina mereka, sebenarnya merasa secara kultural berorientasi terhadap Cina yang kembali bangkit. Bagi sebagian besar orang Tionghoa Asia Tenggara yang lahir dan dibesarkan di wilayah tersebut, daya tarik kebangkitan kembali Cina, tidaklah terlalu besar. Mereka mungkin bangga dengan warisan budaya mereka dan mungkin mencari asal usul mereka di kampung halaman nenek moyang mereka. Tetapi, identifikasi budaya mereka dengan Cina akan menipis karena kenyataan bahwa mereka tinggal di wilayah di mana nasionalisme pribumi sangat kuat. Mereka harus terus menyesuaikan diri dengan lingkungan regional. Kemungkinan, mereka lebih berorientasi terhadap negara yang mereka diami, asal saja negara tersebut tidak memberlakukan kebijakkan diskriminasi yang mencolok terhadap etnis Tionghoa.Munculnya nasionalisme Indonesia berkaitan erat dengan adanya kolonialisme Belanda di Indonesia. Usaha untuk menolak kolonialisme inilah yang merupakan manifestasi dari penderitaan dan tekanan-tekanan yang disebut nasionalisme. Melalui keinginan bersama yang didasarkan oleh persamaan kepentingan itu akhirnya menciptakan nasionalisme Indonesia. Nasionalisme mengacu pada paham yang mementingkan perbaikan dan kesejahteraan nasion atau bangsanya. Kelompok-kelompok suku atau etnik-etnik yang bersifat lokal dikoordinasikan secara kolektif untuk menuju keinginan bersama dan klimaksnya adalah pembentukan nasion Indonesia.Dalam penulisan sejarah Indonesia, peranan orang Tionghoa dalam berbagai hal hampir tidak pernah disebutkan secara panjang lebar meskipun banyak bukti sejarah yang menunjukkan sumbangan etnis Tionghoa bagi perkembangan Indonesia, misalnya dalam bidang agama, kesusasteraan, bahasa, kesenian, olah raga, bangunan, teknologi makanan dan dalam bidang kedokteran bahkan gambaran umum mengenai etnis Tionghoa di Indonesia yang ada selama ini adalah stigma bahwa golongan Tionghoa merupakan �binatang ekonomi� (economic animal) yang bersifat oportunis, tidak memiliki loyalitas politik, tidak nasionalis, dan hanya memikirkan kepentingan diri sendiri. Kalaupun masyarakat etnis Tionghoa disinggung dalam penulisan sejarah biasanya banyak berkaitan dengan peranannya di bidang ekonomi sebagai penguasa jalur ekonomi perantara yang banyak merugikan masyarakat pribumi dari kota sampai pelosok desa. (Yuanzhi, 2005).Berdasarkan kajian tersebut, dalam hal ini penulis akan mencoba mengungkapkan �Bagaimana Nasionalisme Etnis Tionghoa di Indonesia baik periode sebelum kemerdekaan maupun setelah kemerdekaan termasuk masalah dan prospeknya�.


Author(s):  
Novi Satria Pradja

AbstrakPerubahan merupakan hal yang niscaya dalam kehidupan manusia. Demikian pula orientasi pendidikan yang semula bertumpu pada asumsi ilmu untuk ilmu mengalami perubahan menjadi ilmu untuk kemanfaatan hajat hidup orang banyak. Demikian pula secara kelembagaan, lembaga pendidikan ditagih oleh stakeholders tentang kiprah nyata mencerdaskan generasi bangsa dalam wujud melahirkan lulusan yang berkualitas secara akademis maupun yang anggun kepribadiannya. Salah satu butir evaluasi diri dan isian borang akreditasi ialah mengenai keberadaan lulusan setelah meninggalkan bangku kuliah. Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Kuningan telah meluluskan kurang lebih 800 orang yang terbagi dalam 3 angkatan yaitu angkatan tahun akademik 2012/2013 sampai 2014/2015. Namun keberadaan alumni setelah lulus belum dapat dipantau secara maksimal , baik mengenai masa tunggu lulusan sampai mendapatkan pekerjaan, kepuasaan stakeholders atas kinerja alumni, pengembangan wawasan kependidikan alumni, keterampilan keguruan alumni, maupun kepuasan alumni atas layanan pendidikan yang diberikan Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Kuningan selama mereka mengikuti pendidikan. Program Studi FKIP sebaiknya melakukan studi banding ke perguruan tinggi lain agar diperoleh masukan dan informasi dalam rangka peningkatan kualitas program studi. Selain itu juga perlu dilakukan pengamatan dan seminar dengan mengundang� para �ahli �kurikulum �sehingga �mata �kuliah �yang� diberikan �pada mahasiswa merupakan mata kuliah yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan di lapangan. Oleh karena itu perlu perbaikan kurikulum dengan porsi pembelajaran praktik lebih banyak ketimbang pembelajaran teori


Author(s):  
Yeyen Suryani ◽  
Wirasmo Prawirasuyasa ◽  
Lilis Rismaya

Abstrak�Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan berpikir kreatif mahasiswa pada mata kuliah Manajemen SDM di Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Kuningan. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif tersebut dikarenakan masih banyak mahasiswa yang belum mampu membangun kemampuan berpikir kreatifnya. Ini dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir pelajaran. Dimana, jawaban atas pertanyaan tersebut masih bersifat teks book. Sehingga jawaban yang terlontar masih belum menunjukan keaslian dari pemikiran mereka sendiri Mereka belum mampu membangun aktivitas mental divergen dalam menjawab persoalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perbedaan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa pada pengukuran akhir (post-test), dan mendeskripsikan perbedaan peningkatan (gain) kemampuan berpikir kreatif mahasiswa antara kelas eksperimen yang menggunakan model GI dan kelas kontrol yang menggunakan model PBL.Metode yang digunakan adalah metode eksperimen semu. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat IV kelas A (eksperimen) sebanyak 33 mahasiswa dan kelas B (kontrol) sebanyak 26 mahasiswa. Adapun metode pengolahan data menggunakan uji t melalui Independent Samples T-Test.Berdasarkan pengolahan data pre test menunjukkan tidak terdapat perbedaan pada pengukuran awal mahasiswa. Adapun hasil posttest menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa pada pengukuran akhir. Kemudian analisis data gain menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan (gain) kemampuan berpikir kreatif mahasiswa antara kelas eksperimen yang menggunakan model GI dengan kelas kontrol yang menggunakan model PBL.


2018 ◽  
Vol 14 (02) ◽  
pp. 88
Author(s):  
Yeyen Suryani ◽  
Cucu Suhartini

AbstrakMasalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan berpikir kreatif mahasiswa pada mata kuliah pengantar ilmu ekonomitingkat II di program studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas kuningan. Kemampuan berfikir kreatif mahasiswa masih rendah karena jarang sekali mahasiswa menjawab pertanyaan dengan pemikiran yang kreatif.Kebanyakan mahasiswa mengisi jawaban hanya terpaku pada materi di buku saja yang telah mereka hafalkan di rumah. Pembelajaran yang baik itu bukan hafalan tetapi pemahaman, pemahaman itu lebih menekankan pada proses mengerti bagaimana materi tersebut dipelajari.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tidak terdapat perbedaan motivasi belajar baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol pada pengukuran awal, untuk mendeskripsikan perbedaan kemampuan berpikir kreatif pada pengukuran awal dengan pengukuran akhir pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL), untuk mendeskripsikan perbedaan kemampuan berfikir kreatif pada pengukuran awal dengan pengukuran akhir pada kelas kontrol yang menggunakan model discovery learning, untuk mendeskripsikan perbedaan kemampuan berfikir kreatif dalam pengukuran akhir antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) dengan kelas kontrol yang menggunakan modeldiscovery learning.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan padapretestantara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum pembelajaran. Sedangkan setelah pembelajaran terdapat perbedaan hasil posttest pada kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Adapun peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat dari nilai gain kelas eksperimen sebesar 0,50 dan kelas kontrol sebesar 0,21. Hal tersebut berarti terdapat gain (pretest dan posttest) pembelajaran pada kemampuan berpikir kreatif mahasiswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari bukti diatas, dapat disimpulkan bahwa modelProblem Based Learning(PBL) dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bagi dosen untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa.Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Motivasi Belajar, Berfikir Kreatif


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document