Jurnal Perikanan Unram
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

50
(FIVE YEARS 31)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Mataram

2622-1934, 2302-6049

2020 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 84-91
Author(s):  
Muhammad Nursihan ◽  
Ayu Adhita Damayanti ◽  
Dewi Putri Lestari
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketinggian air media pemeliharaan terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan gabus (Channa striata). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan, yakniP1 (Ketinggian air 3 cm), P2 (Ketinggian air 5 cm), P3 (Ketinggian air 7 cm), P4 (Ketinggian air 9 cm), P5 (Ketinggian air 11 cm) dan setiap perlakuan memiliki 3 ulangan sehingga total percobaan sebanyak 15 unit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang nyata (p < 0,05) terhadap kelangsungan hidup, pertumbuhan mutlak dan pertumbuhan spesifik, sehingga dilakukan uji lanjut untuk mengetahui perlakuan terbaik dalam menghasilkan kelangsungan hidup, pertumbuhan mutlak dan pertumbuhan spesifik benih ikan gabus, diketahui bahwa P1 (Ketinggian air 3 cm) merupakan perlakuan dengan kelangsungan hidup terbaik sebesar 91,7% bagi benih ikan gabus. Sedangkan P2 (Ketinggian 5 cm) merupakan perlakuan terbaik dalam menghasilkan pertumbuhan mutlak dan spesifik.


2020 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 55-69
Author(s):  
Novita ◽  
Dewi Nur’aeni Setyowati ◽  
Baiq Hilda Astriana

   Ikan kakap putih (Lates calcarifer Bloch) merupakan salah satu jenis ikan konsumsi yang cukup populer di Indonesia.. Salah satu kendala yang dihadapi dalam usaha budidaya ikan kakap putih yaitu adanya serangan penyakit. Salah satu penyakit yang menyerang ikan air laut adalah bakteri Vibrio harveyi. Lidah buaya mengandung beberapa bahan therapeutic penting. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas penambahan ekstrak lidah buaya (Aloe vera) dalam pakan terhadap penambahan total sel darah merah, sel darah putih, kadar hemoglobin, diferensial leukosit dan tingkat kelangsungan hidup ikan kakap putih dan untuk mengetahui dosis ekstak lidah buaya (Aloe vera) yang paling baik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 perlakuan dan 3 kali ulangan sehingga memperoleh 18 unit percobaan. Perlakuan P0: 0  ml ekstrak /500 g  pakan,  P1: 10 ml ekstrak /500 g pakan, P2: 20 ml ekstrak /500 g pakan, P3: 40 ml ekstrak /500 g pakan, P4: 60 ml ekstrak /500 g pakan, P5: 100 ml ekstrak /500 g pakan.Data hasil pengamatan sel darah putih, sel darah merah, diferensial leukosit serta tingkat kelangsungan hidup diuji menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan jika berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Tukey pada taraf nyata 5%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua perlakuan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata (p<0.05) terhadap jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, leukosit, sel limfosit, sel neutrofil, tetapi memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap jumlah leukosit, jumlah monosit dan tingkat kealngsungan hidup ikan kakap putih.


2020 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 70-76
Author(s):  
Sri Rahmadani ◽  
Dewi Nur’aeni Setyowati ◽  
Dewi Putri Lestari
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan mas (Cyprinus carpio) yang diberi pakan tepung daun singkong fermentasi menggunakan Rhizopus sp. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan an 3 kali ulangan sehingga diperoleh 15 unit percobaan, yakni P0 (tanpa penambahan tepung daun singkong fermentasi), P1 (penambahan tepung daun singkong fermentasi 10%), P2 (penambahan tepung daun singkong fermentasi 15%), P3 (penambahan tepung daun singkong fermentasi 20%), P4 (penambahan tepung daun singkong fermentasi 25%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan mutlak,  laju pertumbuhan harian, Rasio Konversi Pakan (FCR), dan Kelangsungan Hidup ikan mas. Diketahui bahwa P1 (penambahan tepung daun singkong fermentasi 10%) merupakan perlakuan terbaik pada semua parameter uji. Sedangkan untuk kelangsungan hidup P3 (penambahan tepung daun singkong fermentasi 20%) dan P4 (penambahan tepung daun singkong fermentasi 25%) merupakan perlakuan terbaik untuk kelangsungan hidup yaitu 100%.


2020 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 20-28
Author(s):  
Nanda febrinawati Nurhadi ◽  
Berta Putri ◽  
Siti Hudaidah
Keyword(s):  

Mikroalga Chaetoceros amami merupakan mikroalga yang digunakan sebagai pakan hidup udang vaname (Litopenaeus vannamei) karena memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Kultur mikroalga membutuhkan faktor-faktor pendukung untuk membantu proses pertumbuhannya. Faktor-faktor tersebut antara lain suhu, intensitas cahaya, CO2 dan nutrien. Permasalahan yang sering timbul pada kultur mikroalga diantaranya adalah populasi alga yang pertumbuhannya tidak stabil bahkan cenderung mengalami kematian. Hal ini disebabkan faktor-faktor pendukung kurang optimal seperti kurangnya nutrien pada media pertumbuhannya. Limbah terlarut budidaya udang vaname mengandung 77% nitrogen dan 85% fosfor yang dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan mikroalga Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan limbah budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) sebagai media kultur Chaetoceros amami. Penelitian ini dilakukan di Mikroalga PT. Central Proteinaprima Lampung Selatan Kalianda. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap yang terdiri dari empat perlakuan dan tiga kali ulangan, Perlakuan A (kontol) menggunakan pupul walne, Perlakuan B menggunakan 25 % limbah udang vaname dan Perlakuan C menggunakan 50% limbah udang vaname. Hasil uji Duncan (p > 0,05) menunjukkan bahwa fase puncak selama kultur Chaetoceros amami pada media air budidaya udang vaname tidak berbeda nyata. Kesimpulan penelitian ini yaitu Limbah budidaya udang vaname sebanyak (50/50) dapat menggantikan pupuk sintetik (Walne) sebagai media kultur Chaetoceros amami.  


2020 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 50-54
Author(s):  
Epro Barades ◽  
Dwi Puji Hartono ◽  
Pindo Witoko ◽  
Rahmadi Aziz
Keyword(s):  

Keberhasilan maskulinisasi pada ikan nila menunjukkan bahwa penggunaan hormon 17α-metiltestosteron (MT) lebih efektif dibandingkan suhu. Akan tetapi penggunaan hormon dengan cara pemberian melalui pakan belum menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan perendaman larva. Padahal secara aplikasi melalui pemberian pakan lebih mudah dilakukan. Oleh karena itu, pada penelitian kali ini akan dilakukan pemberian hormon melalui pakan dengan waktu percobaan pemberian pakan melebihi waktu kritis tertinggi, yaitu selama 30 dan 50 hari. D'Cotta et al. (2007) dan Ijiri et al. (2008) menyatakan bahwa waktu kritis untuk dilakukannya perubahan jenis kelamin pada ikan tilapia adalah 9-15 hari setelah pembuahan / day post fertilization / dpf. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan periode waktu pemberian hormon 17α Metiltestosteron yang optimal melalui pakan untuk menghasilkan ikan nila monosex  jantan.Perlakuan menggunakan hormon 17α-metiltestoteron dengan dosis 60 mg /kg dengan perlakuan lama pemberian pakan 0, 30 dan 50 hari. Pengaruh lama waktu pemberian pakan mengandung hormon di uji menggunakan uji anova pada selang kepercayaan 95%. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penggunaan 17α-metiltestoteron dalam sex reversal dengan dosis 60 mg/kg pakan dengan lamawaktu pemberian 0, 30 dan 50 hari menunjukkan adanya perbedaan jumlah kelamin ikan nila jantan yang dihasilkan. Akan tetapi tidak terlihat adanya perbedaan nyata pada nisbah kelamin jantan pada perlakukan 30 dan 50 hari pemebrian pakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian pakan hormon 17α-metiltestoteron melalui pakan selama 30- 50 hari setelah penetasan dapat meningkatkan nisbah kelamin jantan pada ikan nila lebih dari 80%.


2020 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 77-83
Author(s):  
Khairunnisa Khairunnisa ◽  
Saptono Waspodo ◽  
Bagus Dwi Hari Setyono
Keyword(s):  

Warna merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap harga jual ikan hias akan tetapi warna ikan hias pada umumnya menjadi pudar pada saat dipelihara di dalam akuarium. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan Karotenoid ikan mas koki (Carassius auratus) setelah diberi pakan tambahan berupa tepung labu kuning, tepung wortel serta tepung spirulina. Penelitian ini dilaksanakan pada 30 Mei hingga 29 Juni 2019. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan masing-masing 15 ekor ikan tiap unit, dan terdapat empat dosis perlakuan. P0 (pakan tanpa penambahan pakan lain), P1 (pakan dengan 15% tepung labu kuning), P2 (pakan dengan 5% tepung wortel), P3 (pakan dengan 1,2% tepung spirulina). Nilai TCF tertinggi yaitu pada P2 (penambahan tepung wortel 5%) dengan nilai 6,4 dan terendah pada P0 (tanpa penambahan tepung) dengan nilai 3,7. Kandungan Karotenoid tertinggi yaitu pada P2 (penambahan tepung wortel 5%) dengan dengan nilai 11,19 µmol/g sedangkan kandungan terendah yaitu pada P0 (tanpa penambahan tepung) dengan nilai 4,65 µmol/g. Perlakuan tersebut tidak memberikan pengaruh nyata pada pertumbuhan berat dan panjang ikan mas koki.


2020 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 1-7
Author(s):  
Marsoedi Marsoedi ◽  
Guntur Guntur ◽  
Laily Fitriani Mulyani

Teripang merupakan kelompok hewan invertebrata dari filum Echinodermata kelas Holothurioidea. Teripang termasuk komponen penting dalam rantai makanan karena peranannya sebagai pemakan endapan (deposit feeder) dan pemakan materi tersuspensi (suspension feeder). Oleh karena itu diperlukan informasi yang memadai yang bisa dipakai untuk pengelolaan teripang secara berkelanjutan. Salah satu metode yang digunakan adalah dengan menggunakan sistem informasi geografis (SIG). Metode ini dapat digunakan untuk memudahkan dalam mengetahui lokasi penyebarannya, sehingga pengembangan dalam kegiatan budidaya teripang pasir (Holothuria scabra) dapat tercapai dengan optimal. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kesesuaian kawasan budidaya teripang menggunakan Aplikasi SIG yang disajikan dalam bentuk peta kesesuaian kawasan budidaya teripang pasir (H. scabra) di Perairan Lombok Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2016 – 27 November 2016 di Gili Asahan, Gili Layar dan Gili Gede Kecamatan Sekotong Barat Kabupaten Sekotong Barat Pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei, berupa data primer dan sekunder yang berkaitan langsung dengan hidup teripang. Berdasarkan parameter kimia hasil penelitian di Perairan Lombok Barat adalah: pH 6,82 – 7,50, salinitas 32 – 34 ppt dan DO 6,19 – 6,52 mg/L, lokasi kesesuaian lahan untuk kategori sangat sesuai terdapat di Gili Gede, kategori sesuai di Gili Asahan dan kategori tidak sesuai di Gili Layar.


2020 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 8-19
Author(s):  
Ali Syadillah ◽  
Sitti Hilyana ◽  
Muhammad Marzuki
Keyword(s):  

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan Lactobacillus sp., terhadap pertumbuhan berat, panjang, SR (Survival Rate) dan FCR (Feed Convertion Ratio) udang vaname (Litopenaeus vanamei). Penelitian ini dilakukan menggunakan 4 (empat) perlakuan dan 3 (tiga) ulangan dengan perlakuan P1 = (7%), P2 = (9%), P3 = (11%) dan P4 = (13%). Lokasi penelitian di Desa Kidang dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Pertanian, pada tanggal 30 April-13 Mei tahun 2019. Pemeliharaan udang selama 45 hari kemudian diukur parameter atau pengaruh perlakuan hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bacteri Lactobacillus sp. sebagai berikut : pertumbuhan berat terendah yaitu pada P1 = 6,3667±0,17g/ekor sedangkan tertinggi pada P4 = 7,6±0,23g/ekor, pertumbuhan panjang terendah yaitu pada P1 = 4,4067±0,41cm/ekor sedangkan  P4 = 5,4067±0,12cm/ekor, SR (SurvivalRate) terendah terdapat pada P1 = 76,6% sedangkan tertinggi pada P3 = 83,0% dan FCR (Feed Comvertion Rate) terendah terdapat pada P3 = 2,6067±0,15 sedangkan tertinggi terdapat pada P1 = 2,6067±0,15.


2020 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 29-40
Author(s):  
Diaz Asa Gusmi ◽  
Nanda Diniarti ◽  
Alis Mukhlis
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi nira aren (Arenga pinnata)  terhadap sintasan dan pertumbuhan larva ikan bandeng (Chanos chanos Forskal) dan mendapatkan konsentrasi nira terbaik untuk sintasan dan pertumbuhan larva ikan bandeng. Penelitian menggunakan metode eksperimen yang dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri atas empat perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali ulangan. Perlakuan yang diuji yaitu penambahan nira ke dalam media pemeliharaan larva dengan konsentrasi 2,4 ml/l, konsentrasi 4,8 ml/l, konsentrasi 7,2 ml/l dan tanpa penambahan nira (0 ml/l) sebagai kontrol. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Budidaya Laut Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat selama 30 hari mulai dari tanggal 31 Agustus 2019 – 24 September 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan nira ke dalam media pemeliharaan larva ikan bandeng memberikan pengaruh yang nyata pada sintasan dan pertumbuhan larva ikan bandeng (Fhit> Ftab 5%). Sintasan larva, laju pertumbuhan spesifik harian bobot tubuh dan pertumbuhan mutlak panjang total larva tertinggi diperoleh pada perlakuan konsentrasi nira 7,2 ml/l dengan nilai masing-masing parameter yaitu 67,85%, 15,25% per hari dan 9,05 mm selama 18 hari pemeliharaan. Ketiga parameter pada perlakuan konsentrasi ini tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan perlakuan konsentrasi nira 4,8 ml/l dan 2,4 ml/l namun berbeda nyata dengan perlakuan kontrol (0 ml/l). Disarankan untuk menerapkan penambahan nira dalam media pemeliharaan larva ikan bandeng dengan konsentrasi maksimum 7,2 ml/l. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang peningkatan konsentrasi nira di atas 7,2 ml/l pada media pemeliharaan larva ikan bandeng untuk mendapatkan konsentrasi yang optimum bagi sintasan dan pertumbuhan larva ikan bandeng.


2020 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 41-49
Author(s):  
Hadijah ◽  
Muhammad Junaidi ◽  
Dewi Putri Lestari
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pemberian tepung S. platensis pada pakan untuk meningkatkan kualitas warna ikan badut. Metode penelitian yang digunakan adalah metod eeksperimental menggunakan RancanganAcak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 kali ulangan, yakni P0 (kontrol), P1 (tepung S. platensis 1%), P2 (tepung S. platensis 3%), P3 (tepung S. platensis 5%), dan P4 (tepung S. platensis 7%). Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak pengaruh yang nyata terhadap tingkat kecerahan warna dan tingkat kelangsungan hidup, namun memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan berat mutlak, pertumbuhan panjang mutlak, laju pertumbuhan berat spesifik, dan laju pertumbuhan panjang spesifik. Diketahui bahwa P2 merupakan perlakuan terbaik pada tingkat kecerahan warna (181,6%), pertumbuhan berat mutlak 0,26 g dan perlakuan terbaik pada laju pertumbuhan berat spesifik 1,44 g. Perlakuan P4 merupakan perlakuan terbaik pada pertumbuhan panjang mutlak 0,73 cm. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa penambahan tepung Spirulina platensis pada pakan dengan dosis 3% merupakan dosis yang tepat untuk meningkatkan kecerahan warna ikan badut.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document