Jurnal Agrium
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

110
(FIVE YEARS 34)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Lppm Universitas Malikussaleh

2655-1837, 1829-9288

Jurnal Agrium ◽  
2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
Author(s):  
Nini Mila Rahni ◽  
La Ode Afa ◽  
Zulfikar Zulfikar ◽  
Waode Siti Anima Hisein ◽  
Eka Febrianti

Tanaman okra telah lama dibudidayakan, namun di Indonesia produksinya masih rendah.  Hal ini terkait dengan aspek fisik tanah dan iklim serta aspek sosial.  Berdasarkan aspek fisik, sebagian besar budidaya Okra diusahakan pada lahan-lahan marginal dengan tingkat kesuburan yang rendah dengan kondisi iklim yang kering.  Secara sosial, tanaman ini belum dibudadayakan secara luas akibat masih terbatasnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat dan penggunaannya.  Pada penelitian ini menggunakan pupuk organik cair berbasis limbah pasar yang dapat memperbaiki beberapa sifat tanah serta ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons tanaman okra terhadap aplikasi pupuk pupuk organik cair. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Maret–Juni 2019 di Laboratorium Lapangan Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan pupuk organic cair sebagai perlakuan dengan 5 taraf dosis yaitu kontrol, 50 ml L-1, 100 ml L-1, 150 ml L-1 dan 200 ml L-1 air. Data dianalisis sesuai dengan rancangan yang digunakan dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) 5%.  Hasil penelitian menununjukkan bahwa aplikasi pupuk organik cair mempengaruhi semua variabel pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang), komponen hasil (jumlah buah dan bobot buah per tanaman) dan hasil  (jumlah buah dan bobot buah per petak).  Aplikasi pupuk organik cair  dengan taraf dosis 100 ml L-1 air memberikan pengaruh terbaik pada pertumbuhan, komponen hasil dan hasil tanaman okra.Kata kunci  : Okra, pupuk organik cair, pertumbuhan,  hasil


Jurnal Agrium ◽  
2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
Author(s):  
Ismadi Ismadi ◽  
Kholilah Kholilah ◽  
Laila Nazirah ◽  
Nilahayati Nilahayati ◽  
Maisura Maisura

Kentang merupakan salah satu tanaman hortikultura yang disukai masyarakat karena mengandung karbohidrat dan nilai gizi yang tinggi. Penelitian ini dilakukan di Desa Ujung Gele Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah dengan ketinggian 1300 mdpl mulai Juli hingga November 2020. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik morfologi varietas Granola dan kentang merah yang dibudidayakan sesuai dengan pedoman teknis budidaya kentang oleh Balai Penelitian Teknologi Pertanian Jawa Barat tahun 2015. Karakteristik yang diamati mengikuti metode the International Union method for The Protection of New Varieties of Plants (UPOV, 2004) yang terdiri dari 32 karakteristik. Pengamatan meliputi tunas, batang, daun, bunga, buah, umur panen, umbi dan potensi hasil pada waktu yang berbeda. Tunas diamati sebelum tanam, batang, daun, bunga, dan buah diamati selama pertumbuhan dan terakhir umbi diamati setelah panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap varietas memiliki karakteristik morfologi yang berbeda dengan varietas lainnya. Varietas Granola memiliki umbi kuning dan bunga violet biru, sedangkan varietas kentang merah memiliki umbi merah dan bunga violet merah. Perhitungan potensi hasil menunjukkan bahwa varietas Granola dan kentang merah memiliki hasil yang tinggi yaitu 25.874 ton/ha (Granola) dan 28.671 ton/ha (kentang merah).Kata Kunci: tunas, batang, daun, bunga, umbi


Jurnal Agrium ◽  
2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
Author(s):  
Risnawati Risnawati ◽  
Dartius Dartius ◽  
Mentari Oniva Mulya ◽  
Bobi Setiawan
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kulit pisang kepok dan pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Balai Benih Induk jalan Karya Jaya No. 22 f Kecamatan Medan Johor dengan ketinggian tempat + 27 mdpl. Analisis data menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor, faktor pertama ekstrak kulit pisang kepok dengan 4 taraf yaitu P0: tanpa perlakuan (Kontrol), P1: 60 ml/polybag, K2: 120 ml/polybag, K3: 180 ml/polybag dan faktor kedua pemberian pupuk kandang ayam dengan 4 taraf yaitu K0: tanpa perlakuan (Kontrol), K1: 60 g/polybag, K2: 120 g/polybag, S3: 180 g/polybag. Jika F hitung lebih besar dari F tabel 5% maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) pada taraf nyata 5%. Ekstrak kulit pisang kepok dan kombinasi ekstrak kulit pisang dengan pupuk kandang ayam tidak memberikan pengaruh yang nyata. Tanaman bawang merah respon terhadap pemberian pupuk kandang ayam dan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah umbi per plot, bobot kering umbi per plot dan produksi tanaman sampel.Kata kunci ; bawang merah, ekstrak kulit pisang, hasil, pertumbuhan, pupuk kandang ayam.


Jurnal Agrium ◽  
2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
Author(s):  
Laode Afa ◽  
Suaib Suaib ◽  
Ilan Uge ◽  
Arsy Aysyah Anas ◽  
Maisura Maisura
Keyword(s):  

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mempelajari keeratan hubungan hasil dan komponen-komponen hasil padi ladang lokal Sulawesi Tenggara yang dibudidayakan dengan sistem budidaya gogo dan budidaya sawah. Penelitian telah dilaksanakan pada lahan yang terletak di Kelurahan Kambu Kota Kendari dan di Laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo. Penelitian ini berlangsung dari bulan Mei sampai Oktober 2017. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang terdiri atas 6 perlakuan kultivar yaitu Wapantoga, Bou, Momea, Konkep, Uwa dan Ndowatu dalam dua sistem budidaya yaitu sistem budidaya gogo dan sistem budidaya sawah. Setiap perlakuan kultivar diulang 3 kali sebagai kelompok sehingga terdapat 36 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang malai, total gabah per malai, bobot gabah isi dan bobot gabah per rumpun merupakan kriteria yang dapat digunakan untuk meningkatkan produksi padi ladang baik yang ditanam pada kondisi lahan kering (sistem budidaya gogo) maupun lahan sawah (sistem budidaya sawah). Empat komponen tersebut memiliki korelasi positif terhadap hasil produksi padi ladang lokal Sulawesi Tenggara.Kata Kunci; korelasi, kultivar padi lokal, ladang, sawah


Jurnal Agrium ◽  
2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
Author(s):  
Rina Maharany ◽  
Ingrid Ovie Yosephine, S

Perkebunan sawit telah menjadi perkebunan terbesar di Indonesia, salah satunya terdapat di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara menyatakan bahwa luas areal perkebunan kelapa sawit tahun 2016 adalah 417.809 ha dengan produksi TBS mencapai 5.775.631,82 ton, dan akan dihasilkan limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebesar 23.250 ton/hari pada PKS berkapasitas 50 ton/jam. Material organik baik berupa limbah padat kelapa sawit sangat banyak tersedia dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Bahan-bahan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan biodegradable polybag yang  dapat digunakan sebagai media tanam untuk bibit tanaman semusim maupun tahunan. Penggunaan biodegradable polybag ini merupakan sebuah solusi dalam mengatasi  permasalahan lingkungan seperti akumulasi polybag plastik setelah pembibitan dan menghambat pertumbuhan tanaman akibat pelepasan polybag yang salah. Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi polybag organik yang telah dikembangkan sebelumnya dengan bahan utama limbah TKKS dan pelepah kelapa sawit, serta menentukan komposisi terbaik dari bahan baku tersebut dan melakukan pengujian kualitas sesuai dengan standar mutu kompos SNI. Kata kunci; Biodegradable Polybag, TKKS, Pelepah, Sifat Mekanik


Jurnal Agrium ◽  
2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
Author(s):  
Ibnu Yudiansyah ◽  
Cut Mulyani ◽  
Maria Heviyanti

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh intensitas serangan hama  penggerek buah kakao terhadap kehilangan hasil  kakao di Kecamatan Pantee Bidari. Penelitian ini menggunakan metode survei, penentuan sampel dilakukan secara “Purposive” yang dilaksanakan di tiga desa yaitu Desa Buket Bata, Seuneubok Tuha dan Pante Rambong mulai dari bulan Desember 2019 sampai bulan Januari 2020. Pada masing-masing kriteria kebun yang diamati, persentase dan intensitas serangan hama penggerek buah kakao menunjukan tingkatan yang berbeda, hal ini disebabkan oleh rendahnya kelembaban kebun yang memicu tingginya aktivitas hama PBK. Rerata persentase serangan dan intensitas serangan hama penggerek buah kakao tertinggi yaitu pada kebun yang tidak dirawat dengan nilai masing-masing 72,8% dan 61,7,% yang terendah yaitu pada kebun yang mempraktikkan pengendalian hama terpadu dengan nilai masing-masing 25% dan 5,2%. Rerata intensitas serangan pada seluruh kebun yang diamati yaitu 29%. Sedangkan kehilangan hasil akibat meningkatnya intensitas serangan hama penggerek buah kakao mencapai 333,5 Kg/ha/Tahun atau 50,02%. Kata Kunci; Kakao, Penggerek Buah Kakao, Pengendalian Hama Terpadu


Jurnal Agrium ◽  
2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
Author(s):  
Ismadi Ismadi ◽  
Nurul Indri Yani ◽  
Hafifah Hafifah ◽  
Rosnina Rosnina ◽  
M Nazaruddin

Tanaman kentang merupakan salah satu komoditi hortikultura yang berpotensi dikembangkan karena dapat karena memiliki protein, vitamin dan mineral yang tinggi serta mempunyai peran yang penting bagi perekonomian indonesia. Tanaman kentang merupaka tanaman sayuran  berumur pendek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis mulsa dan aplikasi pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kentang. Penelitian ini dilaksanakan di desa Ujung Gele Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah dengan ketinggian tempat 1300 mdpl. Penelitian ini dilaksanakan mulai Juli sampai November 2020. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah jenis mulsa yang terdiri atas tiga taraf yaitu tanpa mulsa (M1), mulsa plastik hitam perak (M2), dan mulsa kulit biji kopi (M3). Fakotr kedua adalah pupuk organik cair yang terdiri atas tiga taraf yaitu kontrol (P0), 4 ml/l air (P1), dan 8 ml/l air (P2). Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah batang, jumlah umbi per sampel, jumlah umbi per plot, berat umbi per sampel, dan berat umbi per plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan jenis mulsa hasil terbaik diperoleh dari penggunaan mulsa plastik hitam perak dan perlakuan terbaik pupuk organik cair adalah pada konsentrasi 8 ml/l air. Tidak didapati interaksi antara perlakuan jenis mulsa dan pupuk organik cair terhadap semua peubah yang diamati. Kata kunci; granola, umbi, batang, daun 


Jurnal Agrium ◽  
2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
Author(s):  
Riza Syofiani ◽  
Syaifuddin Islami

Kebutuhan impor jagung Indonesia rata-rata 9% atau 1,4 juta ton per tahun, sedangkan kenaikan areal tanam hanya 1% per tahun. Sehingga hal tersebut memberikan peluang yang besar bagi para petani dalam  meningkatkan produksi, maka perlu diusahakan peningkatan hasil. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan hasil tanaman jagung adalah dengan penambahan bahan organik. Salah satu tanaman yang berpotensi besar sebagai sumber bahan organik yang dapat dibudidayakan adalah kirinyuh. Komposisi kandungan hara kirinyuh 2,42% N; 0.26% P; 50.40% C; dan 20,82% C/N. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan dosis kompos kirinyuh (Chromolaena odorata) yang tepat terhadap sifat kimia tanah dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 taraf perlakuan dan 5 ulangan sehingga terdapat 20 satuan percobaan. Adapun dosis tiap-tiap perlakuan yang diberikan sebagai berikut: K0 = tanpa perlakuan (kontrol), K1 = Kompos kirinyuh 10 t/ha, K2 = Kompos kirinyuh 15 t/ha, K3 = Kompos kirinyuh 20 t/ha. Hasil pengamatan dianalisis dengan mengunakan uji F. Apabila F hitung > F tabel 5% maka dilanjutkan dengan Duncans New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf nyata 5%. Pemberian kompos kirinyuh dengan dosis 20 t/ha (K3) dapat meningkatkan sifat kimia tanah (pH, Al-dd, P-tersedia, N-total, K-dd) dan memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan tanam (panjang tongkol jagung, dan bobot 100 biji). Kata kunci: kirinyuh, kimia tanah, jagung


Jurnal Agrium ◽  
2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
Author(s):  
Aliffia Restu Dinika ◽  
Nurcahyo Widyodaru Saputro ◽  
Kuswarini Sulandjari ◽  
Hayatul Rahmi

Krisan (Chrysanthemum indicum L.) adalah salah satu jenis tanaman hias yang banyak diminati di Indonesia. Perbanyakan tanaman krisan bisa dilakukan dengan cara kultur jaringan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi kinetin dan NAA (Naphthalene Acetic Acid) yang memberikan pertumbuhan organogenesis pada kalus tanaman krisan (Chrysanthemum indicum L.). Media dasar yang digunakan adalah Murashige dan Skoog. Penelitian ini terdiri dari 16 perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pertumbuhan tunas yang berjumlah 3 tunas pada 3 perlakuan, serta pertumbuhan akar pada 1 perlakuan. Konsentrasi Kinetin dan NAA (Naphthalene Acetic Acid) yang berhasil memberikan pertumbuhan tunas adalah konsentrasi Kinetin 0 mg/l + NAA 1 mg/l (perlakuan K1N3), konsentrasi Kinetin 2 mg/l + NAA 0,5 mg/l (perlakuan K2N2), dan konsentrasi Kinetin 3 mg/l + NAA 0,5 mg/l (perlakuan K4N2). Untuk konsentrasi Kinetin dan NAA (Naphthalene Acetic Acid) yang berhasil memberikan pertumbuhan akar adalah konsentrasi Kinetin 3 mg/l + NAA 0,5 mg/l (perlakuan K4N2). Kata kunci : Organogenesis, Kinetin, NAA, Kalus


Jurnal Agrium ◽  
2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
Author(s):  
Usnawiyah Usnawiyah ◽  
Khaidir Khaidir ◽  
Muhammad Yusuf N ◽  
Elvira Sari Dewi

Indonesia diperkirakan memiliki sekitar 440.330 ha lahan yang terkategorikan sebagai lahan salin. Salah satu contoh dapat dilihat di kawasan pesisir Aceh yang kondisi ini diperparah setelah terjadinya tsunami 16 tahun silam. Lahan yang tertimbun lumpur tsunami menunjukkan kadar garam (Na) di lahan sawah yang terendam air laut mencapai 1.000 ppm. Sorgum sebagai tanaman C4 relatif mudah beradaptasi dengan daerah panas atau kering bahkan lahan dengan kandungan salinitas tinggi sekalipun. Penelitian ini bertujuan untuk memberdayakan lahan salin untuk budidaya sorgum sebagai upaya deversifikasi dan swasembada pangan diera kenormalan baru dan mengkaji ketahanan beberapa varietas sorgum terhadap salinitas di daerah berpotensi kering tinggi. Penelitian ini dilakukan di Desa Blang Nibong Kecamatan Samudera Kabupaten Aceh Utara,  Provinsi Aceh menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktorial yang terdiri atas sawah tadah hujan salin dekat pantai (berjarak lebih kurang 100) dan jarak 300 meter dari pantai. Dua varietas yang diuji yaitu Numbu dan Samurai 2 menunjukkan respon berbeda pada parameter pertumbuhan dan hasil. Numbu dapat disimpulkan memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap lahan dengan salinitas tinggi dibandingkan dengan Samurai 2. Kata Kunci: sorgum, salin, tadah hujan, marjinal, pangan alternatif


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document