YARSI Medical Journal
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

61
(FIVE YEARS 40)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By Lembaga Penelitian Universitas Yarsi

2460-9382, 0854-1159

2020 ◽  
Vol 28 (2) ◽  
pp. 014-020
Author(s):  
Elsis Mareta Erdiyenti ◽  
Fenty Anggrainy ◽  
Russilawati Russilawati ◽  
Oea Khairsyaf

Metamfetamin adalah obat yang sering disalahgunakan karena efek stimulan dan euforia. Penggunaan inhalasi metamfetamin dapat menyebabkan kerusakan pada sistem pernapasan karena sebagian besar pengguna metamfetamin menghirup zat tersebut, sehingga paru secara langsung terpapar zat toksik. Pneumothoraks adalah akumulasi udara dalam rongga pleura, merupakan komplikasi yang jarang terjadi pada penyalahgunaan methamfetamin. Mekanisme terjadinya pneumothoraks adalah adanya barotrauma dan peningkatan tekanan intraalveolar akibat inhalasi amphetamin. Mekanisme lain adalah akibat toksik dan mediator inflamasi dari zat yang diinhalasi. Kasus ini melaporkan pneumothoraks spontan akibat inhalasi metamfetamin, menekankan kewaspadaan tentang komplikasi pneumothoraks akibat penggunaan metamfetamin.


2020 ◽  
Vol 28 (2) ◽  
pp. 051-063
Author(s):  
Yandra Darusman ◽  
Oea Khairsyaf ◽  
Russilawati Russilawati
Keyword(s):  

Aspirasi benda asing pada saluran napas bawah adalah kegawatdaruratan yang menyebabkan kematian. Terdapat lebih kurang 3000 kematian seetiap tahunnya akibat aspirasi benda asing di Amerika Serikat. Terdapat 14 kasus aspirasi benda asing di RSUP Persahabatan yang dilakukan tindakan bronkoskopi pada tahun 2000-2005. Penyebab tersering adalah aspirasi jarum pentul 36,7%, kacang 21,21% dan gigi palsu 9,09%. Komplikasi yang terjadi karena aspirasi benda asing diantaranya pneumonia, efusi pleura, ateletaksi, abses dan hemoptisis. Seorang laki-laki 16 tahun datang dengan keluhan utama batuk produktif disertai dengan darah sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Tidak ada keluhan respirasi lain dan keluhan sistemik. Riwayat tertelan paku mading 3 bulan yang lalu, tapi tidak pernah memeriksakan diri ke dokter. Tanda-tanda vital normal. Fremitus melemah dan suara ronki di paru kanan bawah. Rontgen toraks AP-Lateral menunjukkan gambaran ateletaksis di lobus medius dan inferior paru kanan, terdapat corpus alienum di hilus kanan. CT scan toraks menunjukkan gambaran ateletaksis dan cospus alienum.  Pasien didagnosis dengan ateletaksis ec corpus alienum dengan diagnosis banding abses paru. Corpus alienum dikeluarkan dengan tindakan bronkoskopi serat lentur. Tampak gambaran bronkoskopi pada rontgen toraks post bronkoskopi. Pasien diterapi dengan antibiotic dan obat anti perdarahan. Dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa komplikasi kronik aspirasi benda asing pada saluran napas bawah diantraanya ateletaksis, abses paru dan bronkiektasi. Usia muda mempengaruhi prognosis baik, karena gejala sisa tidak ditemukan pada kasus ini.


2020 ◽  
Vol 28 (2) ◽  
pp. 032-040
Author(s):  
Mega Senja ◽  
Irvan Medison ◽  
Russilawati Russilawati

Penyakit infeksi sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia, salah satu nya adalah infeksi jamur atau mikosis paru. Jenis mikosis paru yang sering dilaporkan adalah Aspergillosis. Diketahui lebih lanjut bahwa Aspergilloma sering ditemui pada pasien-pasien paska tuberkulosis paru. Sebagian besar studi melaporkan kavitas paru pada aspergilloma disebabkan oleh tuberkulosis. Manifestasi klinis aspergilloma paru beragam, mulai dari kasus tanpa gejala hingga hemoptisis masif yang bisa berakibat fatal. Pada laporan kasus ini, penulis menyajikan data kasus dari seorang laki-laki berusia 42 tahun yang telah didiagnosis sebagai aspergilloma paru.


2020 ◽  
Vol 28 (2) ◽  
pp. 021-031
Author(s):  
Ibnu Arief Dafitri ◽  
Irvan Medison ◽  
Dessy Mizarti

TB paru merupakan penyakit infeksi yang sering dijumpai di Indonesia. TB paru masih menjadi permasalahan kesehatan di dunia, dengan harapan di tahun 2030 kasus TB paru dapat dieradikasi secara tuntas. Bersamaan dengan kasus TB paru yang belum tuntas, infeksi HIV/AIDS masih cukup tinggi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Infeksi HIV/AIDS dapat memperberat kondisi klinis pasien TB paru itu sendiri. Mendiagnosis kasus TB paru pada pasien dengan HIV/AIDS pada prinsipnya tidak berbeda dengan kasus TB paru tanpa konfeksi HIV/AIDS. Pemeriksaan standar pada kasus TB paru berdasarkan pemeriksaan mikrobiologi berupa pemeriksaan sputum BTA dan tes cepat molekular untuk mengetahui adanya kuman yang telah resisten terhadap obat rifampisin. Pemeriksaan radiologi tetap diperlukan untuk membantu diagnosis TB paru, terutama pada pasien–pasien yang sukar mengeluarkan sputumnya. Pemeriksaan radiologi juga bermanfaat untuk melihat luasnya lesi paru yang diakibatkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis dan penyakit oportunistik lain yang menyerang paru penderita dengan konfeksi HIV/AIDS. Pemberian obat Anti Retro Viral (ARV) pada kasus ini sebaiknya dimulai dalam waktu 2 minggu setelah pemberian Obat Anti Tuberkulosis (OAT).


2020 ◽  
Vol 28 (2) ◽  
pp. 001-013
Author(s):  
Eka Irawan ◽  
Irvan Medison ◽  
Fenty Anggraini ◽  
Dessy Mizarti

Sepsis adalah respon inflamasi sistemik terhadap infeksi yang berat. Sepsis merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas terutama pada usia lanjut, imunocompromised, penderita dengan kondisi kritis. Pneumonia merupakan lesi infeksi primer tersering pada pasien sepsis. Sepsis berat dapat terjadi akibat infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan dan dapat pula diperoleh dari komunitas (Community Acquired Pneumonia). Penelitian melaporkan bahwa 5-10% pasien pneumonia yang dirawat di rumah sakit berkembang menjadi empiema dan angka kematian meningkat secara bermakna dibandingkan pasien pneumonia tanpa empiema. Kejadian infeksi lebih sering terjadi pada pasien dengan diabetes akibat munculnya lingkungan hiperglikemik yang meningkatkan virulensi patogen, menyebabkan terjadinya disfungsi kemotaksis dan aktifitas fagositik, serta kerusakan fungsi neutrofil. Infeksi paru pada diabetes melitus ditandai dengan perubahan pada pertahanan imun host, di seluruh tubuh, dan khususnya secara lokal di paru maupun pada fungsi epitel pernapasan dan motilitas silia. Tatalaksana sepsis pada kasus ini dengan terapi cairan yang adekuat, pemberian antibiotik kombinasi dan segera mengevakuasi pus dari rongga pleura dengan pemasangan chest tube, dan tatalaksana komorbid diabetes melitus dengan protokol drip insulin untuk kontrol glukosa serum.


2020 ◽  
Vol 28 (2) ◽  
pp. 041-050
Author(s):  
Ulfahimayati Ulfahimayati ◽  
Irvan Medison ◽  
Dessy Mizarti

Multi Drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) merupakan masalah kesehatan di Dunia saat ini. Indonesia termasuk 27 negara dengan high burden MDR TB di dunia, diperkirakan 6800 kasus baru per tahun, 2,8% merupakan kasus baru dan 16% pernah mendapatkan obat anti tuberculosis (OAT) sebelumnya. MDR TB primer terjadi pada pasien yang sebelumnya tidak pernah mendapat pengobatan OAT. Diabetes mellitus merupakan faktor predisposisi dan komorbid yang dapat mempercepat terjadinya penyakit TB dan mempersulit pengobatannya. Tujuan laporan kasus ini untuk melaporkan kasus MDR TB primer pada pasien dengan DM type 2. Kasus pasien laki-laki 58 tahuh dengan gejala batuk produktif dengan sputum kekuningan sejak 2 bulan, keringat malam dan penurunan berat badan. Hasil tes cepat molekuler menunjukkan MTB detected medium dan rifampicin resistant detected. Rontgen toraks infiltrate dan cavitas di apex paru. Pasien denga DM type-2 tidak terkontrol selama 12 tahun dengan HbA1c 10,5 %. Kami menyimpulkan bahwa DM merupakan salah satu konkommitant faktor predisposisi dan komorbid MDR TB primer. Pada pasien dengan DM perlu dilakukan skrining TB dan sebaliknya pasien TB juga perlu dilakukan skrining DM. Terapi MDR TB dengan DM sesuai dengan paduan standar nasional terapi MDR TB dan  menjaga kadar gula darah tetap terkontrol.


2020 ◽  
Vol 27 (3) ◽  
pp. 132-143
Author(s):  
Shintia Christina ◽  
Chandra Kartika Setyaningsih ◽  
Puspa Pelita Sukma Hermawan

2020 ◽  
Vol 27 (3) ◽  
pp. 090-094
Author(s):  
Dita Hasni ◽  
Muhammad Ridho ◽  
Mutiara Anissa

2020 ◽  
Vol 27 (3) ◽  
pp. 121-131
Author(s):  
Ignatius Ivan ◽  
Maureen Miracle Stella ◽  
Mariani Santosa
Keyword(s):  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document