Megasains
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

18
(FIVE YEARS 18)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By GAW Bukit Kototabang - Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika

2086-5589, 2723-2239

Megasains ◽  
2021 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 40-47
Author(s):  
Yesi Sianturi
Keyword(s):  

Radiasi matahari merupakan salah satu besaran paling penting dalam penelitian di bidang klimatologi, karena berperan sebagai penggerak dalam sebagian besar proses dinamis di atmosfer. Pengukuran beberapa parameter radiasi matahari di Stasiun Klimatologi Muaro Jambi dilakukan menggunakan satu set instrumen automatic solar radiation station (ASRS) sejak tahun 2017. Dalam tulisan ini, metode pengukuran, kontrol kualitas data, dan hasil analisa variabilitas dari tiga jenis radiasi matahari – radiasi langsung, radiasi baur, dan radiasi global – dalam periode 2018 – 2019, telah dijabarkan. Hasil kontrol kualitas data menunjukkan bahwa secara umum ketiga parameter radiasi tersebut memiliki rentang nilai yang baik. Selama tahun 2018 – 2019, ketiga parameter radiasi tersebut mencapai puncak pada pukul 13.00 LT dan nilai rata rata akumulasi radiasi global dalam sehari mencapai 4.4 ± 1.0 kWh/m2 day-1. Puncak insolasi di Stasiun Klimatologi Muaro Jambi terjadi pada bulan Maret dan September, yang bertepatan dengan waktu terjadinya equinox. Kuatnya pertumbuhan awan di wilayah Jambi mempengaruhi pola radiasi yang mencapai permukaan bumi.


Megasains ◽  
2021 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 1-7
Author(s):  
I Putu Dedy Pratama
Keyword(s):  

Dalam penjalarannya sinyal seismik yang terekam oleh alat merupakan konvolusi dari sumber, penjalaran, efek lokal, dan yang menjadi pengaruh terbesar adalah respon instrumen.Oleh karena itu, sangat penting untuk menghilangkan respon instrumen pada rekaman seismogram untuk mendapatkan getaran tanah yang sesungguhnya. Penulis menggunakan rekaman gempabumi Lombok pada 31 Maret 2016 pukul 09:34:43 UTC magnitude 4,7 koordinat 8.480 LS dan 116.020 BT dengan kedalaman 10 km yang terekam oleh seismometer Broadband Trilium-120P dan Short-period DS-04A yang terpasang co-located di Stasiun Geofisika Denpasar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai korelasi kedua sinyal dari alat yang berbeda sehingga dapat menginterpretasikan getaran tanah sesungguhnya.Untuk memperoleh nilai getaran tanah yang sesungguhnya diperlukan informasi poles dan zeros guna mendapatkan nilai dari fungsi transfer yang selanjutnya didekonvolusi dengan sinyal seismogram. Hasil penghilangan pengaruh respon instrumen menunjukan kemiripan antara sinyal Broadband dan Short-period secara kualitatif dan peningkatan nilai normalisasi korelasi sinyal secara kuantitatif.Perubahan spektrum frekuensi pada sinyal setelah dekonvolusi menunjukan hasil kemiripan antara sinyal setelah koreksi instrumen dibandingkan dengan sebelum koreksi instrumen.


Megasains ◽  
2021 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 8-16
Author(s):  
Fanni Aditya

Tingkat kenyamanan merupakan interaksi antara manusia dengan lingkungan yang berkaitan dengan cuaca dan iklim. Tingkat kenyamanan ini cukup mempengaruhi kegiatan manusia baik di dalam maupun di luar ruangan. Kenaikan suhu yang diakibatkan oleh pemanasan global menyebabkan potensi perubahan tingkat kenyamanan yang dirasakan oleh manusia. Kalimantan Barat yang berada di wilayah khatulistiwa umumnya memperoleh radiasi matahari yang intensif sehingga suhu udara rata-ratanya relatif tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tren perubahan suhu dan perubahan tingkat kenyamanan termis akibat perubahan iklim dengan menggunakan humidex di wilayah Kalimantan Barat. Data yang digunakan adalah data suhu dan kelembaban rata-rata bulanan selama 30 tahun di enam stasiun, yaitu Stasiun Klimatologi Mempawah, Stasiun Meteorologi Supadio, Stasiun Meteorologi Sambas, Stasiun Meteorologi Melawi, Stasiun Meteorologi Sintang, dan Stasiun Meteorologi Ketapang. Hasil perhitungan humidex di wilayah Kalimantan Barat menunjukkan rata-rata humidex bulanan berkisar  antara 37.5°C hingga 39.2°C. Nilai ini menunjukkan bahwa kondisi tidak nyaman akibat panas sangat umum dirasakan di Kalimantan Barat. Suhu di Kalimantan Barat mengalami peningkatan selama periode 1990-2019. Peningkatan ini mengindikasikan telah terjadi perubahan iklim di Kalimantan Barat. Humidex juga mengalami tren peningkatan pada periode 1990-2019. Namun, tren peningkatan tersebut masih pada rentang kategori “perasaan tidak nyaman akibat panas” (35⁰C - 39⁰C).


Megasains ◽  
2021 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 34-39
Author(s):  
Fryska Mazayyah J. Abay

Hujan ekstrem yang melanda wilayah Jakarta sejak tanggal 31 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020 menyebabkan sejumlah wilayah di Jakarta terendam banjir. Berdasarkan pengukuran curah hujan harian yang diukur pada tanggal 1 Januari 2020, curah hujan tertinggi terukur sebesar 377 mm di Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdana Kusuma. Analisis dari kejadian ini menggunakan Teknik RGB (Red Green Blue) pada citra satelit Himawari-8. Terdapat beberapa skema RGB yang mendukung penelitian ini yaitu, skema 24-Hours Microphysics, Day Microphysics, Night Microphysics, Air Mass dan Day Convective Storms. Hasil analisis time series suhu puncak awan menunjukkan pertumbuhan awan penyebab hujan ekstrem dimulai pada pukul 08.00 JLT dan hujan mulai melanda wilayah Jakarta sekitar pukul 09.15 JLT. Dari skema RGB diketahui terdapat massa udara hangat di wilayah Jakarta yang merupakan pemicu pertumbuhan awan Cumulonimbus. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui dinamika atmosfer dan sebaran awan konvektif saat terjadi banjir di Jakarta tanggal 31 Desember 2019 – 1 Januari 2020


Megasains ◽  
2021 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 17-25
Author(s):  
Nurul Hudayat
Keyword(s):  

Stasiun Geofisika Kepahiang merupakan unit perwakilan BMKG yang berada di wilayah Kabupaten Kepahiang Bengkulu. Dalam menjalankan tugasnya diperlukan aplikasi pengolahan data meteorologi dan geofisika yang cepat, efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan aplikasi pengolahan data meteorologi dan geofisika. Pengolahan ini terkait dengan parameter statistik data meteorologi dan geofisika yang ditampilkan dalam grafik. Aplikasi ini dapat menghasilkan keluaran berupa 13 grafik dan 2 peta. Grafik yang dihasilkan adalah grafik suhu rata-rata, suhu maksimum dan minimum, kelembaban, curah hujan, durasi penyinaran matahari, gempa yang tercatat, gempa bumi berdasarkan magnitudo (diagram batang dan lingkaran), gempa berdasarkan kedalaman (diagram batang dan lingkaran), gempa dirasakan, gempa berbasis sumber, RMS gempa, peta seismisitas dan peta seismisitas serta penampang melintangnya. Waktu pemrosesan sekitar 3 - 5 menit. Waktu proses dengan aplikasi ini lebih cepat jika dibandingkan dengan software Microsoft Excel dan software ArcGis.


Megasains ◽  
2021 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 26-33
Author(s):  
Darmadi Darmadi
Keyword(s):  

Emisi polutan udara yang bersumber dari kebakaran hutan dan lahan serta dari transportasi di wilayah perkotaan menjadi perhatian baik bagi pemangku kepentingan dan masyarakat. Salah satu jenis polutan udara yang sering menjadi indikator utama adalah particulate matter 10 micron (PM10). Sedikitnya titik lokasi pengukuran konsentrasi PM10 menyebabkan ketersediaan data dan informasi polutan udara ini terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian terhadap penggunaan data dari model ECMWF sebagai prediksi untuk konsentrasi PM10 di dua lokasi, yaitu di Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang dan Kota Padang. Metode penelitian yang digunakan mengacu pada analisis data secara kuantitatif menggunakan metode korelasi dan statistik deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi PM10 dengan menggunakan data ECMWF terhadap data observasi di kota Padang menunjukkan nilai selisih 25% (H-1), 20% (H-2), dan 17% (H-3), dan nilai prediksi terbaik adalah untuk data ECMWF pada H-3. Sementara itu nilai prediksi konsentrasi PM10 dengan menggunakan data ECMWF terhadap data observasi di Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang menunjukan nilai 12% (H-1), 23% (H-2), dan 24% (H-3). Hasil nilai prediksi terbaik konsentrasi PM10 di Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang adalah untuk data ECMWF pada H-1. Secara umum, konsentrasi PM10 dan hasil observasi menunjukkan profil yang sama, meskipun hasil dari ECMWF memberikan nilai konsentrasi yang berbeda di dua lokasi penelitian. Kata kunci: PM10, ECMWF, Bukit Kototabang, Kota Padang.


Megasains ◽  
2020 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 28-35
Author(s):  
I Wayan Andi Yuda
Keyword(s):  
El Niño ◽  
El Nino ◽  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan fenomena El Nino 2015/16 dan 1997/98 dari segi indeks dan dampak keduanya terhadap curah hujan di Provinsi Bali - Indonesia. Metode analisis yang digunakan berupa metode Korelasi Pearson dan statistik deskriptif terhadap data Indeks Nino 3.4 yang dikonversi menjadi Oceanic Nino Index (ONI) dan data curah hujan bulanan di 22 titik penakar hujan Provinsi Bali. Hasil penelitian menunjukan El Nino 2015/16 (indeks tertinggi 2.37) sedikit lebih kuat daripada El Nino 1997/98 (indeks tertinggi 2.33). Berdasarkan siklus hidupnya, El Nino 2015/16 lebih lama bertahan dibandingkan dengan El Nino 1997/98. Hubungan antara El Nino dengan curah hujan Bali diketahui lebih kuat pada periode September-Oktober-Nopember (SON) dibandingkan dengan periode Desember–Januari–Februari (DJF). Kemudian setelah dilakukan perbandingan antara kedua kejadian El Nino Kuat tersebut, ternyata dampak penurunan curah hujan di Provinsi Bali saat El Nino Kuat 2015/16 (-6% s/d -46%) tidak separah dampak penurunan curah hujan saat fenomena El Nino Kuat 1997/98 (-18% s/d -72%)


Megasains ◽  
2020 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 36-41
Author(s):  
SOFIAN WIDIYANTO ◽  
WENAS GANDA KURNIA

Sebagai salah satu Provinsi yang menjadi pusat perekonomian di Kawasan Indonesia Timur, Sulawesi Utara menjadi tujuan bagi para perantau.  Tumbuh pesatnya perkembangan pembangunan diberbagai sektor mengakibatkan semakin berkurangnya ruang terbuka hijau dan juga dapat menyebabkan terjadinya masalah sosial dan masalah lingkungan sehingga dapat menyebabkan ketidaknyamanan suatu wilayah.  Tujuan dari penyusunan indeks kenyamanan ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat kenyamanan di Kota Manado sebagai pusat perekonomian Sulawesi Utara dan kabupaten/kota penyangganya menggunakan metode Temperature Humidity Index (THI). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data suhu udara dan kelembaban udara harian tahun 2008–2017 dari Stasiun BMKG di Sulawesi Utara. Indeks THI umumnya hanya sebagian populasi (28.15%) perkotaan merasakan Nyaman dan pada kategori Sebagian Nyaman dengan rata-rata sebesar 59.97%. dan kategori Tidak Nyaman terjadi sebesar 11.87%. Tingkat kenyamanan yang paling rendah dirasakan oleh penduduk Kota Bitung sedangkan perasaan nyaman di ruangan terbuka dirasakan oleh penduduk Kabupaten Minahasa. Kecenderungan peningkatan indeks THI terjadi hampir di semua kota kecuali Kota Bitung dengan laju terbesar dialami oleh kota Manado


Megasains ◽  
2020 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 13-19
Author(s):  
Muhammad Tahmid

Curah hujan dengan intensitas yang tinggi atau ekstrem mempunyai banyak dampak pada berbagai sektor. Salah satu dampak yang disebabkan oleh curah hujan tersebut adalah ancaman potensi banjir yang bisa mengganggu kehidupan masyarakat hingga menimbulkan korban jiwa. Penelitian ini menggunakan data curah hujan harian maksimum tahunan dari stasiun BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) dan pos hujan yang berada di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran potensi kejadian curah hujan maksimum tahunan yang terjadi pada setiap periode ulang 10, 20, 30, 40, dan 50 tahun di Kota Manado yang diharapkan bisa digunakan untuk referensi kajian awal penanggulangan bencana alam yang terjadi akibat intensitas curah hujan yang tinggi. Hasil dari pengolahan curah hujan harian maksimum tahunan dengan metode iwai kadoya menunjukkan bahwa pada umumnya nilai curah hujan di Kota Manado menunjukkan kenaikan pada setiap periode ulang 10, 20, 30, 40, dan 50 tahun dengan rentang nilai curah hujan 240 mm/hari hingga 520 mm/hari.Curah hujan terendah terjadi pada periode ulang 10 tahunan dengan kisaran 240 mm/hari pada wilayah Kota Manado bagian Tengah, sedangkan curah hujan tertinggi terjadi pada periode ulang 50 tahunan dengan kisaran 520 mm/hari pada wilayah Kota Manado bagian Selatan


Megasains ◽  
2020 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 1-12
Author(s):  
Zauyik nana ruslana Ayik

Dengan melakukan analisa citra landsat 8 yaitu Citra Satelit Landsat 8 OLI/TIRS yaitu berupa citra yang diperoleh dari USGS (United State Geological Survey) dengan pengolahan pertama dengan software ENVI untuk meningkatkan ketajaman dan kejelasan citra satelit, kemudian dilakukan pengolahan dengan ArcGIS 10.4 untuk menghasilkan peta NDVI dengan dua klasifikasi yaitu  klasifikasi kerapatan dan vegetasi serta titik kejadian puting beliung di wilayah Kabupaten Klaten sesuai hasil pengolahan citra satelit Landsat 8 menjadi peta NDVI didapat bahwa di hampir seluruh wilayah Kabupaten Klaten lebih sedikit vegetasi dengan kerapatan tinggi, yang lebih banyak adalah lahan terbuka seperti sawah/ladang dan pemukiman penduduk. Kejadian puting beliung di wilayah Kabupaten Klaten berdasarkan data tahun 2018–2019 terjadi pada bulan Desember–April. Dengan semakin sedikitnya vegetasi yang kerapatannya tinggi dan semakin meningkatnya pemukiman penduduk dan lahan terbuka, maka potensi puting beliung akan semakin meningkat selain karena faktor lain seperti suhu udara, tekanan udara dan awan kumulonimbus. Manfaat yang diperoleh adalah dapat sebagai pertimbangan dalam membangun dan penataan infrastruktur yang lebih hijau dan berkesinambungan, serta sebagai mitigasi dan adaptasi terhadap wilayah yang paling rawan terdampak puting beliung di Kabupaten Klaten


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document