Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

64
(FIVE YEARS 40)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By State University Of Malang (UM)

2655-2469

2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 55
Author(s):  
Nurul Ratnawati ◽  
I Nyoman Ruja ◽  
Neni Wahyuningtyas ◽  
Khofifatu Rohmah Adi

Desa Kemloko merupakan daerah dengan kekayaan alam dan budaya yang melimpah. Potensi inilah yang kemudian dieksplor dan dijadikan sebagai aset pengembangan Desa Wisata Kemloko. Potensi-potensi tersebut kemudian diklasifikasikan menjadi beberapa program wisata Desa Kemloko yang ditawarkan pada masyarakat umum. Dan saat ini Desa Kemloko sedang gencar-gencarnya mengembangkan desa wisata tersebut. Oleh sebab itu dukungan komoditi oleh-oleh khas atau cinderamata yang mampu memikat wisatawan sangat diperlukan. Salah satu karya seni khas yang telah ada di Desa Kemloko dan berpotensi untuk dijadikan oleh-oleh adalah kain batik reyog bulkiyo. Kain batik reyog bulkiyo ini telah mendapatkan hak paten yang diajukan oleh Pokdarwis Desa Kemoloko. Namun, jika dilihat dari desainnya, motif batik reyog bulkiyo masih tradisional, warna-warna yang kurang bervariasi sehingga kesannya monoton, cepat membosankan, kuno, dan tua. Ironis, ketika masyarakat memiliki potensi lokal yang bernilai ekonomis tetapi tidak dikembangkan. Berdasar permsalahan di atas, fokus kegiatan pengabdian ini adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang seputar batik, teknik membatik, dan bagaimana pengembangan motif batik kepada kelompok sasaran yaitu pokdarwis. Metode pelaksanaan untuk merealisasikan pemecahan masalah dalam pengabdian masyarakat ini dilakukan tiga tahapan yaitu: 1) tahap persiapan meliputi penyusunan jadwal, peserta, tempat, bahan-bahan; 2) tahap pelaksanaan meliputi pelatihan dan pendampingan membatik; dan 3) tahap tindak lanjut meliputi perencanaan batik dan pengembangan produk unggulan. Hasil dari kegiatan ini berupa inovasi kain batik reyog bulkiyo baru dengan motif-motif baru. Kain batik pertama terdiri dari kombinasi 3 motif yaitu penari reyog bulkiyo, slompret, dan sinar rembulan. Sedangkan kain batik kedua terdiri dari dua motif yaitu motif penari reyog bulkiyo dan barong.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 88
Author(s):  
Athok Lutfi Al Hakim ◽  
Lucia Rita Indrawati

Kegiatan pelatihan ini merupakan salah satu upaya pemerintah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta melalui BPO DIY untuk memfasilitasi para pemuda untuk menjadi wirausahawan muda yang baik dan lebih kompetitif.  Dalam pelatihan kewirausahaan ini menekankan pada pelatihan e-commerce dan ekonomi kreatif berbabasis budaya. Pelathan ini bertujuan untuk mengasah potensi dan kreatif pemuda dalam berwirausaha sehingga dapat menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi baik di regional maupun nasional.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 49
Author(s):  
Yuswanti Ariani Wirahayu ◽  
Nailul Insani

Peluang usaha kecil yang sedang dikembangkan  pembangunan pertanian dalam kerangka sistem agribisnis merupakan suatu rangkaian dan keterkaitan dari sub agribisnis hulu, sub agribisnis usaha tani (pertanian) dan sub agribisnis hilir. Terkait dengan peluang usaha agribisnis,  khususnya sub agribisnis hilir, Kabupaten Blitar memiliki produk pertanian primer yang besar. Disamping produk pertanian primer yang telah terdata, beberapa komoditas pertanian primer yang belum terdata antara lain jenis ubi seperti mbote (bahasa Jawa) tumbuh hampir di setiap pekarangan warga, aneka jenis buah seperti pisang, nangka, salak, rambutan dan sebagainya. Hal tersebut perlu dicarikan terobosan  inovasi agar produksi pertanian primer tidak hanya dijual dalam bentuk bahan mentah. Untuk itu diperlukan simulai pengolahan sehingga dapat mengisi kekosongan ruang usaha  antara produksi pertanian primer ( bahan mentah)  yang dihasilkan pertanian dengan pemasaran. Sementara itu angka pengangguran di Kabupaten Blitar masih cukup tinggi. Secara umum tingginya angka pengangguran disebabkan oleh: a) jumlah pencari kerja lebih besar dibandingkan dengan kesempatan kerja yang tersedia; b) kesenjangan kompetensi yang dibutuhkan dengan kompetensi pencari kerja; c) lulusan sekolah yang terlambat mandiri karena lemahnya kemampuan kewirausahaan; d) terbatasnya peluang kerja; dan e) terbatasnya kemampuan warga  mengolah sumberdaya alam menjadi produk bernilai atau terbatasnya kemampuan mengubah potensi strategis menjadi potensi riil.Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan : (1) Memberikan bekal kewirausahaan kepada kelompok sasaran, (2) Memberikan bekal ketrampilan kepada kelompok sasaran, (3) Melatih ketrampilan berwirausaha melalui praktek produksi, dan (4) Menciptakan wirausaha baru melalui pelatihan pengolahan aneka keripik. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) Identifikasi potensi, (2) Kegiatan ini dilakukan secara partisipatif bersama antara tim dan kelompok sasaran bertujuan untuk menemu kenali seluruh potensi yang dimiliki daerah sasaran (3) Identifikasi peluang usaha berdasarkan hasil identifikasi potensi, (4) Menentukan peluang yang potensinya paling besar dan berkelanjutan, (5) Menentukan kebutuhan pelatihan, (6) Menyusun jadwal pelatihan, (7) Penyelenggaraan pelatihan, (8) Praktek/simulasi produksi.Hasil Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini berupa: Terbekalinya 30 pemuda penganggur di Kecamatan Wonodadi dengan ketrampilan usaha, keberanian untuk memulai usaha berdasar potensi lokal yang dimiliki, kemampuan melakukan praktek produksi. Hasil ini didasarkan pada data bahwa 100% (30 peserta) seluruhnya mengikuti simulasi produksi secara sungguh-sungguh, dan dari 30 peserta Pelatihan memerlukan pendampingan untuk mengembangkan wirausaha baru 


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 79
Author(s):  
Margaretha Dharmayanti Harmanto ◽  
Yashinta Farahsani

Dusun Brongkol, Kelurahan Argodadi, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul terletak kurang lebih 12 KM dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dusun tersebut terletak di daerah pegunungan Desa Argodadi, Sedayu, Bantul. Tujuan dari program pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatan kegiatan ekonomi kreatif terutama bagi kelompok pemuda di Dusun Brongkol dengan pelatihan sablon, terutama di masa pandemic Covid-19 ini. Permasalahan utama dari dusun Brongkol adalah perlunya peningkatan kegiatan ekonomi kreatif untuk para pemuda-pemudi, agar dapat mengembangkan kegiatan organisasi yang lebih bermanfaat secara ekonomi. Ada tiga hal pokok terkait permasalahan tersebut, yaitu inisiasi ekonomi kreatif, perlunya pelatihan-pelatihan, dan desain edukatif. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah: pertama pelatihan sablon dengan media kaos/ kain, kedua pelatihan bahasa Inggris untuk alternatif pemakaian Bahasa Inggris (broken English) untuk desain kaos. Pelatihan ini dipilih karena mitra pengabdian adalah para generasi muda yang mempunyai ide and kreatifitas yang tinggi. Diharapkan dengan pelatihan ini akan menjadi wadah bagi mereka untuk mengembangkan ide mereka yang membuahkan hasil ekonomi yang bermanfaat bagi mereka secara khusus dan masyarakat desa secara umum, sekaligus sebagai sarana edukasi.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 92
Author(s):  
Dwi Putri Ayu ◽  
Evie Rahmadhani Putri ◽  
Prisma Rohmanniatul Izza ◽  
Zerina Nurkhamamah

AbstrakPermasalahan sosial yang terjadi di Dusun Pepen, Desa Mojosari, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang adalah penumpukan limbah serabut kelapa. Solusi untuk mengatasi permasalahan sosial yang terjadi yaitu melakukan sosialisasi dan pelatihan pengolahan limbah serabut kelapa menjadi barang yang bermanfaat dan memiliki nilai jual. Serabut kelapa adalah salah satu limbah organik yang dapat terurai dengan mudah melalui proses yang alami. Serabut kelapa merupakan serat alam dapat diolah menjadi berbagai jenis barang yang memiliki nilai guna dan nilai jual. Salah satunya dapat diolah menjadi media tanam berupa cocopeat dan cocofiber. Cocopeat dan cocofiber merupakan media tanam yang murah, ramah lingkungan, dan memiliki banyak manfaat. Manfaat dari cocopeat dan cocofiber yaitu dapat digunakan sebagai media tanam yang tahan terhadap jamur, tahan lama, mampu menyimpan banyak air, dan dapat menyuburkan tanah. Metode pelaksanaan proses pengolahan limbah serabut kelapa yang dilakukan terdiri dari: (1) pengamatan lapangan atau observasi; (2) pengumpulan sampel data berupa limbah serabut kelapa; (3) pengambilan data berupa persiapan dan pelaksanaan kegiatan; dan (4) evaluasi. Pengumpulan data diambil dari data primer dan data sekunder, kemudian data dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Pengolahan limbah serabut kelapa menjadi media tanam cocopeat dan cocofiber dilakukan dengan harapan dapat menyelesaikan permasalahan sosial yang ada di Dusun Pepen, menambah wawasan masyarakat mengenai media tanam cocopeat dan cocofiber, membuka peluang usaha rumahan yang baru di masa pandemi covid-19, serta lingkungan menjadi lebih bersih dan sehat. Luaran dari program ini berupa produk cocopeat dan cocofiber yang siap pakai dan sudah dikemas rapi, untuk kemudian dapat digunakan sendiri atau diperjualbelikan di pasaran.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 62
Author(s):  
Melly Ridaryanthi ◽  
Bambang Joko Priyono

Banyak badan usaha baik itu usaha besar, menengah maupun kecil yang memanfaatkan internet sebagai sarana untuk menjalankan usahanya. Penggunaan email dipilih sebagai salah satu medium komunikasi dalam konteks bisnis maupun pemasaran. Email dapat digunakan untuk berkomunikasi antara pemilik usaha dengan konsumen atau calon konsumen, atau bahkan sesama pemilik usaha untuk berkomunikasi terkait bidang usahanya. Komunikasi menggunakan email ini dapat digunakan dalam konteks komunikasi bisnis dalam interaksi antarpribadi maupun dalam kelompok. Email dapat mengakomodir kebutuhan pengiriman dokumen, gambar, maupun video yang diperlukan dalam menjalani bisnis maupun pemasaran. Seperti komunikasi dalam konteks antarpribadi maupun kelompok, diperhatikan tata cara dan etika komunikasi yangdilakukan melalui pengunaan email. Komunikasi yang dilakukan secara langsung akan terikat dengan budaya dan aturan, termasuk juga etika. Begitu pula ketka komunikasi yang dilakukan dimediasi menggunakan media, dalam hal ini adalah email. Memahami email dan penggunaan fitur-fitur yang dimilikinya sebagai satu alat komunikasi perlu dipelajari sebelum seseorang menggunakannya. Selain itu, etika dalam berkomunikasi ketika menggunakan email juga menjadi satu hal penting yang perlu diperhatikan.  Remaja sebagai pengguna aktif media elektronik dan digital dilihat perlu mendapatkan bekal literasi penggunaan email sesuai dengan etika yang berlaku. Berdasarkan dasar pemikiran tersebut, maka literasi etika komunikasi dalam menggunakan email untuk menunjang efektivitas komunikasi dalam bisnis perlu diberikan kepada siswa sekolah menengah sebagai bekal literasi dan kemahiran berkomunikasi mereka dalam dunia profesional. Literasi media digital terkait etika komunikasi menggunakan email untuk menunjang efektivitas komunikasi bisnis akan diberikan kepada siswa SMKN 1 Kota Tangerang khususnya siswa dengan peminatan Bisnis Daring dan Pemasaran sebagai bekal ketrampilan berkomunikasi mereka.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 69
Author(s):  
Amirullah Amirullah ◽  
Masri Ridwan

Trend Pariwisata saat ini adalah eksplorasi potensi lokal yang unik. Jenis dan model yang diarahkan berupa pengalaman autentik dengan pembelajaran partisifatif melalui budaya, seni dan kuliner. “Karampuang” sebagai cerminan sosial dari budaya masyarakat Kabupaten Sinjai memadukan pengaruh agama Islam yang khas serata selaras dengan lingkungan. Orang Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku Melayu Deutero. Selain itu, terapkan sistem proto-demokrasi sejak pra-Hindu dengan kepadatan adat untuk menentukan hal-hal penting dan legal. Kawasan adat Karampuangmelalui penelitian ini digunakan sebagai daya tarik wisata sehingga dapat mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan. Strategi yang dilakukan adalah dengan internalisasi nilai-nilai “Karampuang” melalui mata kuliah Ragam Budaya Lokal di Politeknik Pariwisata Makassar. Metode yang digunakan deskriptif kualitatif, dengan melakukan survei dan Focused Group Diskusi (FGD) untuk mendokumentasikan, merekam, memvisualisasikan dan menyebar untuk mengungkap sebagai keunikan. Diharapkan penelitian ini mewujudkan mewujudkan yang berkelanjutan, kearifan lokal yang diterjemahkan ke dalam suplemen sebagai bahan ajar sehingga mendukung pariwisata berkelanjutan yang mengusung kearifan lokal.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 36
Author(s):  
Febriana Novitasari ◽  
Ahmad Suhadak ◽  
Ayu Anggraini ◽  
Agung Wiradimadja

Kota Blitar memiliki rekam jejak tradisi budaya yang beranekaragam. Grebeg Pancasila merupakan sebuah tradisi budaya Kota Blitar untuk memperingati hari lahirnya Pancasila. Tradisi ini hadir atas gagasan dari para seniman serta para budayawan di Kota Blitar, yang khawatir dikarenakan setiap tanggal 1 Juni tidak diperingati sebagai hari lahir Pancasila. Tradisi Grebeg Pancasila memiliki nilai filosofis yang sangat penting untuk dikaji. Nilai filosofis yang terkandung dalam tradisi ini perlu untuk dipahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini mencoba untuk mengkaji tradisi Grebeg Pancasila di Kota Blitar dengan metode studi literatur yang disajikan secara kualitatif. Dengan melakukan pengkajian tradisi Grebeg Pancasila secara mendalam akan dapat menemukan makna tersitat yang terkandung dalam prosesi Grebeg Pancasila. Dengan mengetahui filosofi yang dimiliki tradhisi Grebeg Pancasila mampu memberikan wadah literasi kebangsaan kepada masyarakat Indonesia.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 30
Author(s):  
Nanda Harda Pratama Meiji ◽  
Ridwan Tajul Fahmi ◽  
Joan Hesti Gita Purwasih ◽  
Ahmad Arif Widianto

Pengabdian ini dilakukan di Desa Sumberejo yang terletak di ujung selatan Jember. Dua pantai indah berpasir hitam yang diapit 3 bukit menjadi daya Tarik utama Desa Sumberejo. Memiliki daerah persawahan yang luas dan hasil laut yang besar menjadi penambah potensi desa tersebut. Namun potensi yang ada belum dirasakan secara maksimal oleh masyarakat Desa Sumberejo. Tidak tereskposnya keindahan pantai dan bukit membuat pengunjung yang datang hanya dari kawasan Jember sendiri. Diperlukan penyelesaian masalah berupa pemanfaatan media promosi dan branding desa. Pengabdian masyarakat ini berfokus pada pengembangan potensi yang dimiliki Desa Sumberejo melalui video profil desa dan pelatihan masyarakat pada pembuatan video profil desa. Media video dipilih karena mudah dipublikasikan di berbagai macam platform dan mudah menarik minat masyakat. Media video saat ini tengah mengalami tren yang besar di masyarakat, oleh sebab itu video dipilih menjadi media yang tepat untuk mengenalkan potensi yang dimiliki Desa Sumberejo pada khalayak umum. Keterlibatan masyarakat dalam setiap prosesnya sangat diperhatikan dan dimaksimalkan agar masyarakat tidak teraleniasi dengan perkembangan teknologi media yang hendak digunakan. Tidak hanya membuat, dalam pengabdian ini pemuda desa juga diberikan pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan video. Hal ini dilakukan agar kedepannya mereka mampu membuat video yang menarik untuk mengembangkan potensi desanya.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Reza Hudiyanto ◽  
Ismail Lutfi

Cultural remain of the Hindu Buddhist period in Java from the 8th to 15th centuries AD representing cultural diversity in Indonesia. The existence of monuments is often being ignored by the local population for their minimal economic contribution. Practically, it caused a lot of damage to cultural heritage both caused by humans and nature. Therefore, the publishing of the Cultural Heritage Law and the management of cultural resources were carried out in villages located in the area closest to the Penanggungan Cultural Heritage Area. This activity was conducted by compelling most relevant information, drafting in easier grasping text, and selecting obtained feedback from the target group. Published material covers the history of the Penanggungan Temple Area, technical assistance and examples of cultural resource management in Trowulan. From this activity, it can be resumed that the public only have very tiny information about the opportunity offered by managing this the legacy of the Ancient Hindu State Majapahit. Both of these activities need to be followed byassistance and the formation of a main group. This main groups were driving force which has equipped with knowledge of social empowerment, a lot of material with regard to tourism on specific themes, environmental preservation and implementation of the mandate of the Law on Cultural Heritage. By knowing the important of temple, statue and monument in Penanggungan, it has proved increased their sense of preserving cultural heritage.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document