Urecol Journal. Part C: Health Sciences
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

5
(FIVE YEARS 5)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Konsorsium LPPM Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

2797-1791

2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 22-28
Author(s):  
Esri Rusminingsih ◽  
Marwanti Marwanti ◽  
Endang Sawitri ◽  
Apriliana Dwi Cahyani

Jatuh merupakan kejadian yang sering dijumpai pada lansia dan resiko jatuh meningkat dengan seiring bertambahnya umur. Lansia akan mengalami kemunduran fisik pada sistem muskoloskeletal yang menyebabkan penurunan keseimbangan, sehingga rentan mengalami jatuh. Gangguan keseimbangan penyebab utama terjadi resiko jatuh pada lansia karena gangguan visual, vestibular dan somatosensory. Resiko jatuh pada lansia dapat menyebabkan komplikasi patah tulang bahkan kematian.  Latihan keseimbangan lansia dapat digunakan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hidup pada lansia di komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan keseimbangan (forward stepping) terhadap tingkat resiko jatuh pada lansia. Desain penelitian menggunakan pre eksperimen dengan rancangan One-Group Pretest-Posttest Design. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling dengan jumlah 16 responden dengan kriteria Usia diatas 65 tahun, mobilitas mandiri dan tidak mengalami gangguan pendengaran dan penglihatan. Intervensi yang diberikan berupa latihan keseimbangan forward stepping 3 kali seminggu selama 4 minggu dengan durasi 15 menit. Pengukuran risiko jatuh menggunakan Time Up and Go Test (TUGT). Hasil penelitian menunjukkan rerata usia lansia 72,38 ± 3,46 tahun, dengan  jumlah lansia perempuan lebih banyak 12 (75%) daripada laki-laki. Risiko jatuh sebelum diberikan latihan lansia termasuk dalam kategori ringan dengan rata-rata nilai TUGT adalah 17,06 detik dan sesudah latihan terjadi penurunan menjadi rata-rata 13,24 detik. Uji Wilcoxon Test menunjukkan adanya pengaruh antara latihan keseimbangan (forward stepping) terhadap resiko jatuh pada lansia dengan dengan p-value = 0,000 < 0,05. Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latihan keseimbangan (foward stepping) dapat menurunkan risiko jatuh pada lanjut usia.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 29-36
Author(s):  
Wahyuni Wahyuni ◽  
Muhammad Afif Robiatul Azis

Latar Belakang: Low back pain (LBP) merupakan keadaan nyeri punggung bawah. Nyeri yang timbul pada low back pain bukan merupakan suatu penyakit ataupun diagnosis, melainkan istilah untuk nyeri yang dirasakan di area anatomi yang terkena dengan berbagai variasi lamanya terjadi nyeri. Pada beberapa kejadian nyeri awal dapat berlanjut selama periode 3 bulan dan akhirnya berkembang menjadi chronic low back pain (CLBP). Tujuan: Studi ini adalah untuk mengetahui pengaruh penurunan nyeri setelah diberikan core stabilization exercise (CSE) terhadap chronic low back pain berdasarkan literature yang ada dan mengetahui jenis latihan core stabilization exercise pada chronic low back pain berdasarkan literature yang ada. Metode: Penelitian ini adalah menggunakan studi critical review. Hasil: Dari hasil studi ini ditemukan 8 dari 148 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi. Pada studi ini 8 artikel yang digunakan sebagai landasan studi yang dilanjutkan untuk tahap appraisal. Hasil dari appraisal terdapat 6 artikel memiliki nilai Quartile 1 (Q1) dan 2 artikel yang memiliki nilai Quartile 2 (Q2). Lalu penilaian PEDro scale didaptkan 7 artikel yang memiliki bias rendah > 5 dan 1 artikel memiliki bias yang tinggi ?5. Kesimpulan: Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan pada pengaruh core stabilization exercise terhadap penurunan  nyeri pada chronic low back pain berdasarkan studi pada literature yang ada dapat disimpulkan bahwa core stabilization exercise berpengaruh dalam penurunan nyeri pada chronic low back pain.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 15-21
Author(s):  
Ika Silvitasari ◽  
Wahyuni Wahyuni ◽  
Herawati Herawati
Keyword(s):  

Berdasarkan RISKESDAS tahun 2018 dilaporkan bahwa prevalensi jumlah penyakit tidak menular (PTM) masih sangat tinggi, prevalensi penyakit diabetes mellitus di DI Yogyakarta mencapai 2,4% yaitu peringkat dua setelah DKI Jakarta. Prevalensi penyakit PTM lain seperti hipertensi di DI Yogyakarta mencapai 10,68%, kolesterol banyak diderita oleh kelompok usia 55-64 tahun dan asam urat di Indonesia menurut diagnosis medis mencapai 11,9%. Penderita PTM dapat diketahui kondisi kesehatannya melalui screening kesehatan rutin. Screening ini dapat dilakukan untuk pencegahan dan pengendalian PTM. Target dan luaran dari kegiatan ini adalah masyarakat diwilayah kelurahan Panjangrejo dengan luaran berupa hasil pemeriksaan tekanan darah, gula darah, asam urat dan kolesterol. Metode implementasi yang digunakan dengan melakukan penyuluhan kesehatan terkait PTM dengan media LCD dan liflet, serta melakukan pemeriksaan tekanan darah, gula darah, asam urat dan kolesterol. Hasil dari pelaksanaan kegiatan didapatkan terdapat peningkatan pengetahuan masyrakat terkait PTM setelah dialakukan penyuluhan kesehatan, Hasil screening didapatkan 11 orang mengalami hipertensi ringan, 19 orang hiperuresemia, dan 6 orang hiperglikemia dan 9 orang dengan kadar koleterol tinggi. Screening kesehatan sangat dibutuhkan bagi warga untuk mengetahui kondisi kesehatannya dan sebaiknya kegiatan ini dilakukan rutin bekerjasama dengan layanan kesehatan seperti Puskesmas setempat.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-6
Author(s):  
Dwi Bagus Pambudi ◽  
Nuniek Nizmah Fajriyah ◽  
Retno Aulia Maharisti
Keyword(s):  

Adas telah dibudidayakan di Indonesia sebagai tanaman bumbu dan tanaman obat. Adas dapat menghasilkan minyak adas, yang merupakan hasil penyulingan dari serbuk buah adas yang kering dan masak, sedangkan daun adas lebih banyak dimasak untuk dijadikan sayur. Salah satu enzim yang berperan penting dalam pemecahan oligosakarida dan disakarida menjadi monosakarida sehingga siap untuk diabsorbsi adalah enzim ?-amilase. Penghambatan terhadap enzim ?-amilase dapat menunda dan memperlama waktu cerna karbohidrat, menyebabkan penurunan laju absorbsi glukosa dan mencegah peningkatan kadar plasma glukosa postpandrial. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ekstrak etanol daun adas (Foeniculum vulgare Mill.) memiliki aktivitas penghambatan enzim ?-amylase menggunakan Elisa Reader. Metode penelitian eksperimental diterapkan untuk menguji ekstrak etanol senyawa metabolit sekunder dari daun adas terhadap penghambatan aktivitas enzim ?-amilase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai IC50 pada ekstrak daun adas sebesar 7,87 ?g/mL sedangkan IC50 akarbose sebagai pembanding sebesar 14,80 ?g/mL. Sebagai kesimpulan, bahwa ekstrak etanol daun adas dapat digunakan dalam menurunkan kadar gula dalam darah.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 7-14
Author(s):  
Setiyo Budi Santoso ◽  
Heni Lutfiyati ◽  
Ulfahishofi Hanifah Afifi ◽  
Shellyta Ratnafuri
Keyword(s):  

Artikel ini menyajikan profil kualitas hidup pasien HIV yang telah menjalani terapi secara terkontrol. Secara spesifik, peneliti mengulas kebutuhan khusus subyek penelitian terhadap dukungan psikologis dan lingkungan. Penelitian berlangsung di Rumah Sakit Umum Daerah KRT Setjonegoro Wonosobo dengan melibatkan 68 subyek penelitian. Seluruh subyek penelitian merupakan pasien HIV yang sedang menjalani terapi antiretroviral (rawat jalan) secara terkontrol dengan durasi lebih dari 6 bulan, dan berusia lebih dari 15 tahun. Investigasi profil kualitas hidup menggunakan kuesioner WHOQOL-HIV Bref versi Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien HIV yang menjalani terapi secara terkontrol memiliki nilai kualitas hidup yang lebih baik dari pasien HIV umum. Terapi antiretroviral telah membantu mereka memiliki kualitas fisik, tingkat kemandirian, sisi spiritual dan kemampuan sosial dalam menjalani hidup. Meski begitu, mereka memerlukan intervensi psikologis dan dukungan lingkungan agar memiliki kualitas diri yang merata. Tenaga kesehatan yang terlibat dalam pengelolaan pasien HIV, perlu memberikan intervensi profesional untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam berkonsentrasi, serta memastikan mereka senantiasa nyaman dengan kondisi fisiknya. Lebih dari itu, perlu gotong royong pula oleh relasi (keluarga, teman, komunitas) dan tenaga kesehatan dalam menjamin pasien HIV tidak mengalami kesulitan finansial, mampu menikmati waktu secara rileks, dan merasa aman sebagai bagian dari lingkungan sebagaimana masyarakat secara umum.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document