Apostolos: Journal of Theology and Christian Education
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

5
(FIVE YEARS 5)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Institut Agama Kristen Negeri Kupang

2777-0761, 2777-077x

2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 50-63
Author(s):  
Elieser R. Marampa'
Keyword(s):  

Abstrak: Praktik Poligami merupakan hal yang biasa dikenal dalam kalangan umum masyarakat seperti kalangan agama Kristen, Islam, Hindu, dan Budha maupun diantara agama-agama lain, poligami merupakan masalah keluarga yang sangat signifikan. Ditinjau dari iman Kristen poligami adalah salah satu masalah yang sangat bertentangan dengan pernikahan sejati. Pernikahan adalah sebuah lembaga keluarga yang diciptakan Tuhan sejak semula, yaitu sebelum manusia jatuh di dalam dosa dimulai pada keluarga pertama yaitu Adam dan Hawa. Jelaslah bahwa dalam ajaran Kristen, poligami merupakan perilaku yang dilarang di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di dalam keluarga. Poligami adalah memiliki istri lebih dari satu. Sementara Alkitab tidak mengajarkan seorang suami memiliki beberapa istri. Allah tidak meghendaki perkawinan lebih dari sati istri (Kejadian 2:24) menyatakan bahwa laki-laki akan bersatu dengan istrinya sehingga keduanya menjadi satu daging. Dalam memperoleh data penulis menggunakan kajian penelitian kepustakaan yaitu menelusuri berbagai literature secara mendalam dan mengalisis data tersebut secara deskriptif untuk megetahui keadaan yang sebenarnya.   Kata Kunci: Poligami, Iman Kristen, Pengajaran Guru PAK


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-12
Author(s):  
Yakub Hendrawan Perangin Angin ◽  
Tri Astuti Yeniretnowati

Peran ayah dalam mendidik anak saat ini dan masa mendatang yang dikenal dengan anak generasi Z dan A (Alpha) sangatlah penting mengingat anak-anak ada dalam era digital, dimana pengaruh informasi dan teknologi serta nilai-nilai yang beda bahkan bertentangan dengan nilai-nilai Alkitab sangatlah besar dampak yang ditimbulkannya. Menggunakan metode kualitatif deskritif dapat disimpulkan bahwa, penelitian ini dimaksudkan agar para ayah kembali memahami peran strategisnya dalam mendidik anak generasi digital baik bagi anak-nak iutu sendiri, bagi keluarga, gereja dan masyarakat dunia. Panggilan utama adalah bagaimana para ayah dapat memberi keteladanan dari pengiringannya kepada Kristus, itulah warisan abadi bagi anak-naknya


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 34-50
Author(s):  
Sostenis Nggebu

ABSTRACT The goal of this article is to criticize the views of the three friends of Job who regarded Job's suffering caused by his crimes. They insisted that Job confess his sins to restore by God. By using the method of literature studied the author tried to answer this problem in biblically theologically. From this study the author found out the fact that God Himself proved the opposite truth. That Satan was a liar because he thought Job would curse towards God if Job was impoverished and made miserable. In other words, Job's suffering was not related to his personal sin or crimes as his trio friends said before. Through his suffering, the truth was revealed that Job was increasingly immersed in a harmonious relationship with God even though he was like a man who was choked through his misery. But in the end God the Creator glorified in Job's life (chapter 42 proves it). And it was revealed that Job's suffering was not related to his sins, but because God would be delighted in his life. Keywords: God, Job, sins, suffering.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 22-33
Author(s):  
Jhon Leonardo Presley Purba

Indonesia is the most plural country in the world. Pluralism in Indonesia also concerns religion. The role of the Church and the Servant of God is very important in dealing with intolerant behavior between religions in the pluralism of the Unitary State of the Republic of Indonesia. This research is a descriptive qualitative research that uses literature research methods and data collection using the literature study method. The purpose of this research is to find out how the role of the Church and the Servant of God in dealing with intolerant behavior and religious hardliners within the framework of the Republic of Indonesia. Using descriptive qualitative methods with a literature study approach, the conclusion of this study is that the Church and the Servant of God have an important role to play and be proactive in maintaining and dealing with intolerant behavior towards Christians in Indonesia by being responsible for educating Christians in Indonesia so that they do not have sectarianism. radical which leads to aggressive and intolerant behavior towards adherents of other religions. The Church and the Servant of God must realize that every citizen has the right that is protected by the state to worship according to the religion and belief of each citizen. If there is an intervention against Christians exercising their religious rights, the Church and the Servant of God must act to defend their rights as citizens according to the laws in force in Indonesia by making various efforts including through inter-religious dialogue approaches, social approaches, political approaches and formal legal approaches according to the law applies in Indonesia. .


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 13-21
Author(s):  
Gregorius Bana ◽  
Welfrid Fini Ruku

Kotak Nazar di GMIT bukan merupakan sesuatu yang asing di kalangan jemaat. Kotak itu ditempatkan di depan bersama dengan persembahan lainnya. Persembahan nazar belum sepenuhnya dipahami oleh GMIT Jemaat Luz Fatukoa. Padahal nazar adalah janji yang diucapkan oleh seseorang kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh yang harus ditepati. Nazar telah menjadi tradisi yang terus menerus diwariskan dari orang tua kepada anak dan seterusnya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pandangan Alkitab tentang Nazar. Peneliti ingin mengetahui pandangan jemaat GMIT Luz Fatukoa mengenai nazar. Relevansi dari pandangan Alkitab dan,pandangan Jemaat tentang nazar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Penyelidikan ini dilakukan melihat fakta yang terjadi di lapangan. Hasil penelitian Jemaat Luz Fatukoa lebih banyak memahami nazar sebagai ucapan syukur dan sedikit jemaat yang memahami nazar sebagai janji kepada Tuhan. Pandangan ini belum sesuai dengan Alkitab karena dalam Alkitab, nazar adalah ucapan yang keluar dari bibir dan harus dilakukan dengan setia. Nazar melibatkan janji manusia dengan Allah yang tidak dapat diingkari.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document