Al Fitrah: Journal Of Early Childhood Islamic Education
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

32
(FIVE YEARS 0)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu

2622-335x, 2599-2287

Author(s):  
Afifah Nufaisah ◽  
Emy Yuliantini ◽  
Darwis Darwis

Gizi Seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Menurut Achadi, dkk (2010) anak-anak belum memahami konsep gizi seimbang, akan tetapi anak-anak masih terpaku pada empat sehat lima sempurna. Tujuan Penelitian untuk diketahui pengaruh edukasi gizi seimbang dengan permainan kartu bergambar dan permainan puzzle terhadap pengetahuan anak di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 kota Bengkulu Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan desain Quasi Eksperiment  dengan rancangan yaitu two group pre-test post-test. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 48 anak. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehknik purposive sampling yang memenuhi kriteria inklusi. Sample dalam penelitian ini berjumlah 48 orang yang dibagi menjadi dua kelompok dengan pemberian edukasi menggunakan permainan kartu bergambar dan puzzle. Berdasarkan hasil uji paired samples t test menunjukkan ada perbedaan pengaruh yang bermakna antara pengetahuan sanak sebelum dan sesudah diberikan permainan kartu bergambar dan puzzle (P Value = .000). Berdasarkan hasil uji independent samples t test terdapat perbedaan pengaruh yang bermakna antara perubahan nilai pengetahuan siswa yang diberikan permainan kartu bergambar dan permainan puzzle (P Value = .002). Pada kedua permainan ini didapatkan permainan kartu bergambar lebih efektif dibandingkan permainan puzzle dengan selisih nilai rata-rata 34,84. Hal ini dikarenakan pada permainan kartu bergambar kognitif anak bertambah dengan cara membaca, mendengarkan dan melihat gambar yang ada dikartu bergambar. Sedangkan pada permainan puzzle anak hanya menyusun potongan-potongan gambar dengan secepat mungkin. Kata Kunci : Gizi Seimbang, Pengetahuan, Edukasi, Kartu bergambar, Puzzle


Author(s):  
Ulan Dwi Desari

Dalam penelitian ini, peneliti membahas pengaruh permainan tradisionalbenteng terhadap kecerdasan kinestetik anak di PAUD Al-Ikhlas Kota Bengkulu. Penelitian ini dilatar belakangi lambatnya kecerdasan kinestetik anak, seperti anak lebih banyak duduk diam di ruang belajar, anak tidak mau bermain bersama temannya , dan ada juga sebagian anak yang masih mengeluh saat diajak berolahraga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh permainan tradisional benteng terhadap kecerdasan kinestetik anak. jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif korelasi. Subjek dalam penelitian ini adalah sebagian anak kelas TK B yang mengalami keterlambatan kecerdasan kinestetik di PAUD Al-Ikhlas yang berjumlah 12 anak, terdiri dari 4 anak perempuan dan 8 anak laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh permainan tradisional benteng terhadap kecerdasan kinestetik anak dengan dibuktikan bahwa thitung > ttabel (4,149 > 2,056).Kata Kunci: Permainan Tradisional Benteng, Kecerdasan Kinestetik. AbstractIn this study, researchers discussed the influence of traditional fortune playing on children's kinesthetic intelligence in Al-Ikhlas in Bengkulu City. This research is motivated by the slow pace of child kinesthetic intelligence, such as children sitting quietly in the study room, children do not want to play with friends, and there are also some children who still complain when invited to exercise. The purpose of this study was to determine the effect of traditional fort games on children's kinesthetic intelligence. the type of research used is quantitative correlation research. The subjects in this study were some kindergarten children who experienced delays in kinesthetic intelligence in Al-Ikhlas PAUD, which amounted to 12 children, consisting of 4 girls and 8 boys. The results showed that there was an effect of the traditional fortress game on children's kinesthetic intelligence with proven that tcount> t table (4.149> 2.056).Keywords: Traditional Games Fortress, Kinesthetic Intelligence.


Author(s):  
Puspita Ria Oktari ◽  
Nurlaili Nurlaili ◽  
Ahmad Syarifin

Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya kesulitan anak dalam berinteraksi sosial. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang memiliki perilaku masih suka menyendiri, tidak bisa mengendalikan tindakakan dan perasaannya, tidak mau berbagi, serta belum mau bekerja sama. Dari berbagai perilaku anak tersebut diketahui ada anak yang masih suka menyendiri, tidak bisa mengendalikan tindakan dan perasaannya dengan wajar saat bermain, ada yang tidak mau berbagi, serta tidak mau bekerjasama. Hal itu sebenarnya tidak perlu terjadi apabila interaksi teman sebaya dapat diterapkan dengan baik agar perilaku sosial anak selalu terpelihara Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana kesulitan anak usia dini dalam berinteraksi sosial di TK Negeri 09 Bengkulu Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana kesulitan anak usia dini dalam berinteraksi sosial di TK Negeri 09 Bengkulu Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian disimpulkan bahwa kegiatan bermain pada anak di TK Negeri 09 Bengkulu Selatan menekankan pada peranannya dalam kemampuan interaksi sosial anak, karena kemampuan ini berperan penting bagi pekembangan anak. Dalam mengikuti pembelajaran ada kesulitan anak dalam berinteraksi sosial diantaranya yaitu kurang peduli dan lebih suka sendirian, sesekali mau berinteraksi dengan teman-temannya namun hanya sebatas teman yang berada disebelahnya, kurang percaya diri dalam berinteraksi dengan teman-temannya dan cenderung kurang berani untuk berbicara langsung. Sedangkan untuk minat tertahan karena mereka kurang berani untuk berinteraksi dan cenderung takut. Faktor yang mempengaruhi kesulitan anak dalam berinteraksi sosial ini yaitu adalah perbedaan umur, kurangnya rasa percaya diri dan keberanian anak serta minat meskipun tidak berperan besar. Kata Kunci: Kesulitan, Anak Usia Dini, Berinteraksi Sosial


Author(s):  
Wika Niati

Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan, permasalahan yang ditemukan dilapangan adalah Bagaimana peran guru paud dalam menstimulasi perkembangan bahasa anak  pada kelompok B di Tk Darma Wanita Kabupaten seluma. Jenis penelitian ini adalah Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, data dalam penelitian tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitung lainnya. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Berdasarkan hasil penelitian  peran guru paud dalam menstimulasi perkembangan bahasa anak  pada kelompok B usia 5-6 tahun di Tk Darma Wanita Kabupaten seluma, guru sudah melakukan stimulasi kepada anak  namun perlu ditingkatkan dengan mengunakan berbagai media yang lebih menarik serta mengunakan metode yang berbeda agar perkembangan bahasa  pada anak semakin meningkat dan anak dapat mengunakan bahasa  dalam berkomunikasi, peran guru paud dalam menstimulasi perkembangan bahasa anak  pada kelompok B usia 5-6 tahun di Tk Darma Wanita Kabupaten Seluma dengan memberikan contoh mengajarkan  stimulasi perkembangan bahasa anak didik agar perkembangan bahasa semakin meningkat dan aspek perkembangan bahasa dapat berkembangan sesuai dengan tahap usia anak. Kata kunci: Peran Guru, Menstimulasi Perkembangan Bahasa Anak


Author(s):  
Sinta Agusmiati

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh permainan puzzle magneticeria terhadap kecerdasan koordinasi gerakan tubuh dan motorik anak di PAUD Karya Galang Selebar Kota Bengkulu. Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental design, yaitu salah satu bentuk desain eksperimen, dengan jumlah subjek 14 orang anak kelas B. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Berdasarkan harga zhitung= 0,28, maka harga ztabel adalah 0,3897. Harga ini ternyata lebih besar dari harga α yang ditetapkan 5% atau 0,05 (0,3897 > 0,05). Hal ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh permainan puzzle magneticeria terhadap kecerdasan koordinasi gerakan tubuh dan motorik anak di PAUD Karya Galang Selebar Kota Bengkulu.Kata Kunci:     Permainan Puzzle Magneticeria, Kecerdasan Koordinasi Gerakan Tubuh dan Motorik Anak.


Author(s):  
Miya Rahmawati

Al-Ghazali merupakan salah satu tokoh Muslim yang pemikirannya sangat luas dan mendalam dalam berbagai hal diantaranya dalam masalah pendidikan. Konsep Pendidikan anak yang diusung oleh Al-Ghazali berpijak pada Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai dasar pendidikan anak. Anak yang lahir menurut al-ghazali suci dan bersih orang tua lah yang akan bertanggung jawab mendidiknya. Terdapat dua pendidikan anak tahapan janin dan tahapan kanak-kanak (thifl). Pokok pemikiran al-ghazali dalam mendidik anak : Pentingnya peran orang tua dan pendidikan akhlak bagi anak usia dini, Seimbangkan antara perintah dengan keteladanan. Gunakan metode pengajaran yang sesuai dengan minat dan bakatnya (kecerdasan jamak) Berikan waktu anak untuk bermain Berikan kegiatan positif di waktu luangnya Reward and Punishment. Pendidikan yang dirumuskan Al-Ghazali mencakup banyak aspek yaitu pendidikan keimanan, pendidikan akhlak, pendidikan 'aqliyah, pendidikan sosial dan pendidikan jasmani. Mengenai metode Al-Ghazali menganjurkan penggunaan metode yang bervariasi yang harus disesuaikan dengan tahap perkembangan akal fikiran anak. Seperti hafalan, pemahaman, pembiasaan, latihan dan lain sebagainya. Kata Kunci : Mendidik Anak Usia Dini, Pemikiran, Al-Ghazali


Author(s):  
Eliya Nopita Sari ◽  
Husnul Bahri ◽  
Fatrima Santri Syafri

Pembentukan karakter pada anak usia dini bukan hanya menjadi tanggung jawab guru, tetapi juga tanggung jawab orangtua dan masyarakat lainnya. Sangat penting memahami perkembangan karakter anak sejak usia dini. Usiadini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat menentukan perkembangan masa selanjutnya Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah Relevansi dongeng dengan pembentukan karakter anak usia dini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Relevansi dongeng dengan pembentukan karakter anak usia dini.Dalam penelitian ini penulis menggunakan (library tesearch), yaitu; penelitian teks/naskah, penelitian materi bahasa dan sastra, dan penelitian-penelitian suatu korpus yang sumbernya dari bahan-bahan pustaka. Dalam menjawab masalah ini, peneliti mengumpulkan data dengan menyusun atau mengklarifikasi, dan menganalisanya, teknik pengumpulan data mengadakan studi penelaan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubunganya dengan masalah yang dipecahkan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dongeng merupakan metude yang sangat bagus untuk pembentukan karakter anak usia dini karena dangan dongeng anak akan lebih capat memahami pesan moral dan karakter apa yang ingin di sampaikan melalui dongeng tersebut . Oleh karena itu pembentukan karakter perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Ada puncara pengembangan karakter yaitu melalui pola pengasuhan dari lingkungan keluarga, sekolah, dan peran ligkungan masyarakat. Kata kunci: Relevansi, Dongeng, pembentukan karakter


Author(s):  
Ayu Wirda Nengsi

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ini memberikan pondasi yang kuat bagi anak agar di kemudian hari anak bisa menjadi sosok manusia berkualitas yang nantinya tampil sebagai generasi penerus bangsa yang siap berkompetisi di era globalisasi. Tujuan penelitian ini, karena mengingat pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam meningkatkan perkembangan aspek-aspek yang dimilki oleh anak, maka hendaknya anak-anak dapat memperoleh pendidikan sejak dini paling tidak dalam rentang usia 3-5 Tahun yang mempersiapkan anak untuk menghadapi pendidikan dijenjang selanjutnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Tetapi berdasarkan survey yang telah dilakukan bahwa hal tersebut masih kurang menjadi perhatian, anak usia 3-5 Tahun masih 34% belum mendapatkan/melaksanakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Berdasarkan hasil survey tersebut yang membuktikan bahwa APK anak usia dini yang terdaftar sebagai siswa PAUD di Indonesia masih sangat minim, kesadaran akan pentingnya PAUD terhadap perkembangan anak usia dini belum sepenuhnya tumbuh, penyelenggaran program PAUD belum terrealisasikan secara sepenuhnya.Kata kunci: Anak Usia Dini, Problematika PAUD


Author(s):  
Septi Fitriana

Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia umumnya dan dalam kegiatan berkomunikasi khususnya. Bromley menyatakan kemampuan berbicara merupakan suatu ungkapan dalam bentuk kata-kata. Ada yang bersifat reseptif (dimengerti dan diterima) maupun ekspresif (dinyatakan). Anak Berbicara termasuk dalam kemampuan bahasa ekspresif.  Pengembangan bicara anak yang dimaksud adalah usaha meningkatkan kemampuan anak untuk berkomunikasi secara lisan sesuai dengan situasi yang dimasukinya. Pengembangan kemampuan bicara anak pada dasarnya merupakan program kemampuan berpikir logis, sistematis, dan analitis dengan menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengungkapkan gagasannya. Faktor yang mempengaruhi tergangunya bahasa ekspresif SP dikarenakan foktor internal yaitu genetik yaitu karena ibunya memiliki ganguan berbahasa dimana sang ibu juga memiliki  permaslahan yaitu agak cadel dalam berbicara, kemudian faktor eksternal yaitu faktor lingkungan dimana SP tidak memiliki teman sebaya saat berumur 1-4 tahun, menjadikan SP kurang dalam berkomunikasi. Kata kunci: Bahasa Ekspresif


Author(s):  
Maulidya Ulfah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan sosial anak di RA Al-Amin Cirebon, mengetahui peningkatan kemampuan sosial dengan permainan gelas bocor. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 20 anak. Data yang diperoleh dari penelitian pra siklus, siklus I, siklus II. Hasil penelitian ini memaparkan bahwa peningkatan kemampuan sosial anak melalui permainan gelas bocor pada kelompok A di RA Al-Amin Cirebon pada  sebelum diberi tindakan atau Pra Siklus presentasenya adalah 40 %,  pada Siklus I presentasenya adalah 55 %, sedangkan pada siklus II presentasenya adalah 80%, Jadi dapat disimpulkan bahwa presentase antara Pra Siklus ke Siklus I  yaitu 15 %, sehingga selisih antara  presentase Siklus I ke Siklus II yaitu 25 %. Kata kunci: kemampuan sosial, permainan gelas bocor


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document