General Economic Order Quantity Model for Lot Sizing with Quality Loss and Process Analysis

Author(s):  
Z. Tang ◽  
P. Valenti ◽  
M. Bertoncini
Heuristic ◽  
2018 ◽  
Vol 15 (02) ◽  
Author(s):  
Dian Setiya Widodo

Persediaan menjadi sangat penting untuk melancarkan aktivitas proses produksi. Artikel ini bertujuan untuk menentukan lot sizing optimal dengan meminimalkan biaya persediaan. Untuk mendapatkan lot sizing optimal dengan membandingkan model lot sizing menggunakan Lot For Lot, Economic Order Quantity, Period Order Quantity  dan Algorithm Wagner Within berbasis Material Requirement Planning untuk mendapatkan biaya persediaan minimal. Dari hasil perhitungan dengan membandingkan model-model lot sizing Lot For Lot, Economic Order Quantity, Period Order Quantity dan Algorithm Wagner Within, ditunjukkan bahwa Algorithm Wagner Within memberikan  total  biaya persediaan  lebih minimal dengan  biaya perediaannya  sebesar  Rp. 927,600. dibandingkan teknik lot sizing lainnya.Kata kunci: Biaya Persediaan, Lot sizing, MRP


Author(s):  
Syahreen Nurmutia

Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Sandal Spon Polos Menggunakan Metode Material Requirement Planning (MRP) Di Identic Footwear untuk membantu perusahaan dalam melakukan perencanaan kebutuhan bahan baku secara efektif dan efisien. Hasil dari perhitungan metode peramalan tersebut yang terpilih adalah metode peramalan Exponential Smoothing karena memiliki tingkat keakurasian yang tinggi. dengan Jadwal Induk Produksi diketahui kebutuhan untuk eva spon 12 mm sebanyak 32 lembar, teli webbing 1253 m, dan label merek 1566 sebanyak pieces. Perencanaan untuk kebutuhan bahan baku dengan metode MRP menggunakan dengan teknik lot sizing, dimana teknik-teknik lot sizing yang digunakan adalah teknik Economic Order Quantity (EOQ), Periode Order Quantity (POQ), dan Lot For Lot (LFL). Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan penulis, teknik Periode Order Quantity (POQ) menghasilkan total biaya persediaan yang paling kecil dengan total biaya persediaann eva spon 12 mm Rp. 451.539, tali webbing Rp. 288.315, dan label merek Rp. 187.519.


ARIKA ◽  
2019 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 1-16
Author(s):  
N. E. Maitimu ◽  
Anton Tonapa

Permintaan akan tenaga listrik yang semakin meningkat membutuhkan persediaan bahan bakar dan material fast moving yang cukup sebagai bahan baku utama dalam penyediaan tenaga listrik. MRP suatu teknik atau prosedur logis untuk menterjemahkan Jadwal Induk Produksi (JIP) dari barang jadi atau end item menjadi kebutuhan bersih untuk beberapa komponen yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan JIP. PT PLN (Persero) Pusat Listrik Masohi dalam melakukan permintaan bahan bakar untuk pembangkit listrik dilakukan secara bulanan dan dilakukan pemantauan secara online perhari dimana diperlukan ketepatan pelaporan dan penyediaan bahan bakar untuk penyediaan tenaga listrik yang dinamis. Kebutuhan bahan baku untuk produksi tenaga listrik PT PLN (Persero) Pusat Listrik Masohi telah menggunakan pendekatan metode Economic Order Quantity (EOQ) dalam proses pengadaan material bahan baku. Penelitian ini mendapatkan hasil penggunaaan Metode lot sizing Lot-For-Lot, Economic Order Quantity, Part Period Balancing yang optimal untuk digunakan pada Pusat Listrik Masohi adalah Part Period Balancing. Dengan menggunakan metode Part Period Balancing, perusahaan dapat   mengurangi   biaya   persediaan   sebesar   Rp 1,739,053,883,- , atau sebesar 2,88 % dari total biaya dari metode perusahaan.


Author(s):  
Suparno Suparno

CV. restu Ibu merupakan salah satu industri furniture di Kabupaten Gresik yang mengolah kayu jati menjadi aneka meubel. Meubel yang diproduksi adalah pintu, meja, kursi, almari dan kusen. Sistem pengendalian bahan baku yang tidak terstruktur menjadi permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan. Metode yang digunakan perusahaan saat ini dalam pengelolaan bahan baku hanya menggunakan perhitungan konvensional tanpa melakukan suatu peramalan atau perencanaan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan metode Lot Sizing yang efektif diterapkan perusahaan dalam perencanaan bahan baku untuk mengetahui perbandingan total persediaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Material Requirement Planning (MRP). Metode Material Requirement Planning(MRP) digunakan dengan menggunakan dua metode Lot Sizing yang berbeda yaitu metode Lot For Lot dan Lot Economic Order Quantity. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode peramalan dekomposisi merupakan metode peramalan yang memiliki tingkat kesalahan peramalan terkecil yaitu dengan nilai MSD produk pintu 23.1989,kursi 33.4377, almari 23.0874, meja 23.0874, dan kusen 12.4765.  Perencanaan kebutuhan bahan baku yang dibuat berdasarkan hasil peramalan permintaan produk di CV. Restu Ibu menunjukkan teknik Lot Size terbaik adalah Lot For Lot. Teknik Lot For Lotmenghasilkan biaya persediaan terendah sebesar Rp2,563,992dibandingkan dengan teknik Lot Economic Order Quantity yang menghasilkan biaya sebesar Rp3,169,394.


Author(s):  
Christian Lois ◽  
Janny Rowena ◽  
Hendy Tannady

<p>The object of this study is the inventory system of manufacturing companies with sock products in Tangerang, Banten. Types of socks produced are plain white socks, black socks, and small socks. This study aims to determine the description of the planning and control of raw material inventory and find out how much raw materials to be prepared as well as the total cost of production produced by applying the method of Material Requirement Planning from the production process. In its production activities, the company uses 4 main raw materials making white socks namely Polyester White yarn, Spandex, Nylon, and Rubber. In one day, production produces 3 dozen socks. The raw materials used are 1 cone yarn for 2.5 dozen. So to produce 3 dozen socks a day, it takes 1.2 cone threads. From the analysis, it is known that the booking fee is Rp.28000 per message and the storage fee is Rp.2000 per unit per year. Thus the value of economic needs or Economic Order Quantity generated is 157 units. Thus, for Polyester White yarn material (75%) requires 47.1 cones, Spandex yarn (15%) requires 9,42 cones, nylon yarn (5%) and rubber yarn (5%) equally require 3.14 cone. Set up fee Rp.156586 while the storage fee Rp.157000 so the total cost Rp.313586.</p><p>Keywords: Socks, Material Requirement Planning, Economic Quantity</p>


2020 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
Author(s):  
Chairul Amni

Perencanaan persediaan bahan baku merupakan salah satu peranan yang sangat penting dalam dunia industri untuk meningkatkan permintaan pasar. Sebuah perencanaan produksi akan berjalan dengan baik jika di dukung dengan adanya persediaan bahan baku yang memadai. Persediaan bahan baku juga memberikan kontribusi biaya yang cukup besar sehingga komponen biaya ini juga perlu untuk dikendalikan. Melihat pentingnya fungsi perencanaan produksi dan pengendalian persediaan bahan baku, maka perlu adanya usaha untuk mengelolanya secara efisien untuk mendapatkan hasil yang optimal. Perencanaan bahan baku merupakan hal yang sangat penting dilakukan untuk mendukung proses produksi, sehingga tidak terjadi masalah seperti keterlambatan pengiriman barang kepada konsumen, dan pemborosan biaya bahan baku. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pengendalian bahan baku yang diterapkan serta untuk mengetahui jumlah ekonomis bahan baku pada setiap kali pemesanan yang di analisis dengan menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity). Dari penelitian ini mendapatkan hasil yang menunjukkan bahwa penggunaan metode EOQ dalam pemesanan bahan baku jauh lebih optimal dan efisien dibanding metode yang selama ini diterapkan, terlihat dari selisih total biaya pemesanan bahan baku pada tepung mencapai 1,21% (404.950 rupiah) selisih pada bahan baku gula 0,02% (4.450 rupiah) dan selisih biaya pada pemesanan ragi dan garam sebesar 14,31% yaitu sebesar Rp. 82.500 untuk Ragi dan Rp. 8.250 untuk selisih pemesanan garam. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode EOQ mempuanyai hasil baik dalam melakukan pemesanan bahan baku sehingga bahan baku untuk produksi tidak mengalami penumpukan dan tidak mengalami kekosongan dalam gudang.


2017 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 710-724
Author(s):  
Dewi Rosa Indah ◽  
Elsayus Yulia Risasti

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengendalian persediaan bahan baku pada PT. Tri Agro Palma Tamiang. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan metode Economic Order Quantity, stok pengaman dan titik pesan kembali. Berdsarkan hasil analisis Kuantitas pembelian yang optimum menurut kebijakan perusahaan adalah 248,78 Ton pertahun. Sedangkan berdasarkan metode Economic Order Quantity kuantitas pembelian yang optimum adalah 470,68 ton. Frekuensi pembelian yang optimum menurut kebijakan perusahaan adalah 312 kali, sedangkan dengan menggunakan metode Economic Order Quantity yaitu 165 kali. Total biaya persediaan dengan menggunakan kebijakan perusahaan adalah Rp.5.425.172 setelah menggunakan metode Economic Order Quantity dapat mengefisiensikan besarnya biaya persediaan perusahaan yaitu Rp. 4.482.274. Sementara itu untuk persediaan pengaman dan titik pemesanan kembali menurut kebijakan perusahaan tidak ada, sedangkan menurut perhitungan metode Economic Order Quantity besarnya persediaan pengaman adalah sebanyak 1.106,74 Ton dan titik pemesanan ulang sebesar 1.355,52 Ton.


2019 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Rizki Ahmad Fauzi ◽  
Rudi Hartono

Mengendalikan persediaan dengan tepat bukanlah hal yang mudah. Jumlah persediaan yang terlalu besar akan mengakibatkan timbulnya dana yang dikeluarkan menjadi terlalu besar, selain itu resiko kerusakan bahan baku juga menjadi lebih besar. Namun bila persediaan terlalu sedikit akan mengakibatkan terjadinya kekurangan persediaan yang menghambat proses produksi. Metode pengendalian persediaan yang dibandingkan dalam penelitian ini yakni metode Economic Order Quantity (EOQ). Penelitian ini bertujuan mengetahui pengendalian persediaan bahan baku benang ada PT. Indonesia Wacoal yang efektif dan efisien agar tercapai hasil produksi yang optimal menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ). Metode EOQ adalah metode perhitungan yang mengidentifikasi kuantitas pemesanan atau pembelian optimal dengan tujuan meminimalkan biaya persediaan yang terdiri dari biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Perhitungan data yang digunakan adalah data mulai tahun 2014 hingga Agustus 2016. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa total biaya persediaan bahan baku benang polina polina yang harus dikeluarkan perusahaan lebih besar bila dibandingkan dengan total biaya persediaan yang dihitung menurut metode EOQ. Terjadi penghematan pada tahun 2014 pada benang polina 110 (998) sebesar Rp 3.760.889 tahun 2015 sebesar Rp 2.565.837 dan tahun 2016 sebesar Rp 10.993.200. Pada tahun 2014 pada benang polina 110 (999) sebesar Rp 2.225.378 tahun 2015 sebesar Rp 1.857.287 dan tahun 2016 sebesar Rp 3.928.178. pada tahun 2014 pada benang polina 110 (997) sebesar Rp 3.959.323 tahun 2015 sebesar Rp 4.874.495 dan tahun 2016 sebesar Rp 6.117.023. Kata kunci: Bahan Baku, Economoic Order Quantity, Persediaan


Author(s):  
Ilan Aliasi Zahra

Ketersediaan obat menjadi hal utama pada suatu layanan kesehatan. Fluktuasi pemakaian obat-obatan yang terjadi setiap tahun menjadi kendala bagian gudang obat dalam perencanaan pengadaan di rumah sakit. Peramalan (forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam pembuatan perencanaan bagi setiap organisasi maupun instansi yang membutuhkan. Penting bagi rumah sakit membuat perencanaan persediaan obat untuk mengatasi permasalahan berkaitan dengan ketersediaan alat kesehatan maupun obat-obatan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meramalkan kebutuhan obat dengan menggunakan teknik-teknik forecasting dan perhitungan nilai Economic Order Quantity. Sebuah forecasting atau tekik peramalan diperlukan, untuk memprediksi kebutuhan obat-obatan pada masa mendatang. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu peramalan time series Arima untuk proses pengambilan prediksi dan perhitungan EOQ. Hasil penelitian ini berupa nilai peramalan kebutuhan obat untuk satu periode mendatang ditunjukan dengan nilai eror model peramalan yang paling kecil, yaitu ARIMA (1.0.0) dengan nilai eror sebesar 13%, serta hasil perhitungan Economic Order Quantity untuk kebutuhan obat pada periode mendatang.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document