Nicht invasive Stimulation des Nervus vagus

2018 ◽  
Vol 19 (4) ◽  
pp. 22-22
Author(s):  
Stefan Evers
Keyword(s):  
2004 ◽  
Vol 23 (04) ◽  
pp. 204-209 ◽  
Author(s):  
T. Leniger ◽  
G. Krämer ◽  
A. Hufnagel

ZusammenfassungDie Vagusnerv-Stimulation (VNS) ist eine palliative Behandlungsmethode pharmakoresistenter Epilepsien, mit der bei ca. 30 bis 40% der Patienten eine Reduktion der Anfallsfrequenz um mehr als 50% erreicht werden kann. Die häufigsten Nebenwirkungen dieser im Allgemeinen gut tolerierten Methode sind Heiserkeit, laryngeale Missempfindungen, Husten oder Dyspnoe während der Stimulation. Ihr Einsatz sollte ernsthaft erwogen werden, wenn eine nachgewiesene Pharmakoresistenz besteht und ein resektiver epilepsiechirurgischer Eingriff nicht oder nur mit relativ hohem Risiko möglich ist. Nach der Implantation ist eine medikamentöse Behandlung weiterhin zwingend notwendig. Sie kann zum Teil jedoch vereinfacht werden und somit besser verträglich sein. Die Nachsorge ist teilweise aufwendig, weshalb die VNS an spezialisierten Zentren durchgeführt werden sollte.


2013 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Idawati Nasution ◽  
Nanda Yuliansyah ◽  
Hamny
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan mengetahui struktur anatomi dan letak ganglion simpatis pada kambing lokal (Capra sp.).  Penelitian ini menggunakan empat ekor kambing (dua ekor jantan dan dua ekor betina), rata-rata berumur 2 tahun. Struktur anatomi ganglion dilakukan dengan cara inspeksi dan palpasi setiap ganglion yang diamati. Letak ganglion dideskripsikan berdasarkan letak ganglion terhadap buluh darah atau nervus yang berada di sekitar ganglion. Hasil pengamatan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat ganglion dari syaraf simpatis pada kambing lokal yaitu ganglion cervicale cranial yang terletak di dorsal arteri occipitalis dan di caudo-medial nervus vagus. Ganglion cervico-thoracicum/stellatum berada di cranial ramus communicantes, di caudal arteri dan vena costocervicovertebralis, di lateral trakea dan di ventral nervus vertebralis. Ganglion celiaco-mesentericum/solare terletak di dorsal arteri mesenterica cranialis dan caudal arteri celiaca. Ganglion mesentericum caudale terletak di antara arteri umbilicalis dextra dan sinistra serta di dorsal arteri sacralis mediana.Dsimpulkan bahwa ganglion celiaco-mesentericum/solare memiliki struktur anatomi yang berbeda dibandingkan dengan ketiga ganglion simpatis lainnya pada kambing lokal


2013 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 172
Author(s):  
Jamiludin Jamiludin ◽  
Husain AAA

Latar belakang : Seluruh pasien yang menjalani pembedahan beresiko untuk mengalami mual dan muntah pasca bedah (PONV). Kejadian PONV menjadi gejala yang sangat merugikan terutama setelah prosedur pembedahan ambulatori serta mengganggu proses pemulihan pasca anestesi dan pembedahan sehingga memperpanjang waktu perawatan. Laparoskopi adalah suatu prosedur pembedahan minimal invasif yang disertai insidens PONV cukup tinggi. Penyebab tingginya angka kejadian PONV pada pembedahan laparaskopi disebabkan oleh gas yang digunakan untuk insuflasi dan menyebabkan penekanan pada nervus vagus yang memiliki hubungan dengan pusat muntah di medulla oblongata. Selain itu, penyebab lain seperti teknik anestesi, jenis kelamin, nyeri, perawatan pasca operatif dan data demografik pasien yang berhubungan dengan pengaruh terjadinya emesis. Midazolam sebagai agen anti emetik dan  anxiolitik yang  menurunkan sintesis, pelepasan dan efek pasca sinaptik dopamin serta menhambat reuptake adenosin, sehingga menurunkan input dopamin dan 5-HT3 terhadap CRTZ dan mengurangi input dari thalamus yang mempengaruhi langsung pusat muntah.Tujuan: mengevaluasi pemberian midazolam sebagai agen anti emetik dan  anxiolitikMetode: Empat puluh delapan pasien yang akan menjalani prosedur pembedahan laparaskopi elektif secara acak dibagi menjadi dua kelompok. Setelah diberikan obat premedikasi, kelompok M (n=24) diberikan midazolam 35 μg/kgBB intravena kelompok O (n=24) diberikan ondansetron 4 mg intravena. Selama prosedur anestesi, pemakaian opioid dan lama operasi dicatat. Kemudian kejadian mual muntah pasca bedah diamati dan dicatat selama periode 8 jam pascabedah.Hasil: Kejadian mual muntah setelah prosedur pembedahan laparaskopi pada penelitian ini diukur menggunakan skor PONV dengan interval 30 menit selama di ruang pemulihan dan setiap 1 jam di ruang perawatan selama 8 jam pasca bedah. Pada penilitian ini, terdapat perbedaan yang bermakna diantara kedua kelompok dengan hasil p=0,022 (p<0,05) pada waktu pengamatan P2 (60 menit pasca bedah)    .Kesimpulan: Midazolam 35 μg/kgBB setelah premedikasi pada anestesi umum pada prosedur pembedahan laparaskopi elektif menurunkan kejadian mual muntah pascabedah terutama pada 1 jam pasca bedah.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document