Necrotizing ulcerative stomatitis in human immunodeficiency virus–seropositive individuals: A review of the histopathologic, immunohistochemical, and virologic characteristics of 18 cases

Author(s):  
Anne Cale Jones ◽  
Margaret L. Gulley ◽  
Paul D. Freedman
2020 ◽  
Vol 32 (2) ◽  
pp. 38
Author(s):  
Eliza Kristina Munthe ◽  
Riani Setiadhi

ABSTRAKPendahuluan: Necrotizing ulcerative stomatitis (NUS) merupakan inflamasi akut yang ditandai destruksi, ulserasi serta nekrosis epitel, jaringan ikat dan papila. Umumnya terjadi pada pasien malnutrisi dan Human Immunodeficiency Virus (HIV) seropositif. Lesi awal berupa necrotizing gingivitis kemudian berkembang menjadi necrotizing periodontitis, selanjutnya menjadi NUS. Gambaran klinis kasus NUS kadang serupa dengan Erythema multiforme (EM), sehingga perlu dilakukan pemeriksaan penunjang yang dapat menegakkan diagnosa dengan tepat. Tujuan laporan kasus ini melaporkan cara menegakkan diagnosis NUS yang menyerupai EM secara tepat pada pasien dengan suspek infeksi HIV. Laporan kasus: Pasien laki-laki berusia 49 tahun dirujuk ke departemen Ilmu Penyakit Mulut dengan diagnosis EM disertai suspek terinfeksi HIV. Keluhan utama berupa rasa nyeri disertai sariawan pada lidah dan bibir bagian dalam. Pemeriksaan ekstraoral tidak ada kelainan, pada intraoral ditemukan ulser multipel dilapisi sloughing kekuningan pada mukosa labial, mukosa bukal, dorsal lidah, lateral lidah dan ventral lidah. Gingiva anterior rahang bawah terdapat lesi ulseratif disertai jaringan nekrosis. Pemeriksaan darah menunjukkan penurunan hematokrit, peningkatan leukosit, serta negatif pada pemeriksaan tes HIV. Actinomyces naeslundii ditemukan pada pemeriksaan mikrobiologi. Ditegakkan diagnosis NUS dan terapi yang diberikan amoxicillin 500mg, metronidazol 500mg, chlorhexidine gluconate 0,2% dan asam folat. Lesi oral mengalami perbaikan dalam 2 minggu. Simpulan: Lesi oral mengalami perbaikan secara signifikan setelah kontrol ketiga atau seminggu dari kunjungan pertama, pasien sudah dapat makan tanpa rasa nyeri. Gambaran klinis lesi mukosa oral yang khas, serta pemeriksaan penunjang mikrobiologi berperan dalam menunjang diagnosis NUS. Tes HIV perlu dilakukan untuk mengkonfirmasi status infeksi HIV pada pasien. Dokter gigi sebaiknya mengenali tanda dan gejala NUS, sehingga dapat menegakkan diagnosis dan memberikan terapi adekuat serta mencegah meluasnya kerusakan jaringan.


1987 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 381-395 ◽  
Author(s):  
Beverly Ryan ◽  
Edward Connor ◽  
Anthony Minnefor ◽  
Frank Desposito ◽  
James Oleske

2001 ◽  
Vol 36 (3) ◽  
pp. 225-234
Author(s):  
Ramazan Idilman ◽  
Alessandra Colantoni ◽  
Nicola De Maria ◽  
James M. Harig ◽  
David H. van Thiel

VASA ◽  
2015 ◽  
Vol 44 (5) ◽  
pp. 387-390
Author(s):  
Thomas Kotsis ◽  
Louizos-Alexandros Louizos ◽  
Spyridon Mylonas ◽  
Evangelos Pappas ◽  
Karandrea Despoina ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document